Anda di halaman 1dari 13

BANTALAN

Bantalan adalah suatu elemen mesin yang digunakan untuk menumpu poros atau beban yang bekerja pada suatu mesin.Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur yaitu gesekan antara poros dengan bantalan dimana poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas.Bantalan luncur mampu menumpu poros pada putaran yang tinggi dengan beban besar, konstruksinya sederhana, dan cepat dipasang dengan mudah. Karena gesekannya besar pada waktu beroperasi, maka bantalan luncur ini panas. Panas dapat timbul oleh gesekan yang besar terutama pada beban besar yang memerlukan pendinginan khusus. Bantalan luncur mempunyai keuntungan dibandingkan gelinding yaitu mampu menumpu poros putaran tinggi dan beban besar, konstruksinya sederhana dan mudah dipasang. Bantalan luncur lebih disukai karena :

Tidak bising dan tenang dalam beroperasi Cocok untuk putaran tinggi Tahan terhadap goncangan dan getaran yang kuat.

Klasifikasi bantalan menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu dengan bantalan, Maka bantalan dapat dibagi atas :

Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder Bantalan aksial, yang berbentuk engsel Bantalan khusus, yang berbentuk khusus misalnya bola

Klasifikasi berdasarkan pelumasan Bantalan tanpa pelumasan terdapat dalam bentuk bantalan plastik, bantalan yang mengandung minyak dan bantalan pelumas zat padat. a. Bantalan plastik Plastik adalah suatu bahan yang mempunyai sifat dapat melumasi sendiri dengan baik, sifatnya tahan korosi yang memungkinkan bahan-bahan ini dapat bekerja dengan baik di dalam air. b. Bantalan yang dilumasi minyak Contoh khas dari bantalan ini adalah besi cor dan logam sinter yang diserapi minyak dipakai besi cor yang beroperasi dengan perlakukan panas yang berulang kali.

c. Bantalan pelumas zat padat Bantalan pelumas ini dipakai untuk keadaan khusus diluar batas pemakaian tertentu. Bahan pelumas dapat dipakai sebagai batas dasar, dimana digunakan pada temperatur tertentu.

Klasifikasi bantalan menurut gesekan bantalan terhadap poros 1. Bantalan luncur, terjadinya gesekan luncur antara poros dengan bantalan karena adanya lapisan pelumas antara kedua permukaan 2. Bantalan gelinding, terjadinya gesekan menggelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, rol jarum. 3. Kelebihan dan kekurangan bantalan luncur dan gelinding. 1. Bantalan luncur a. Kelebihan

Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harga lebih murah.

b. Kekurangan

Gesekan besar pada waktu mulai jalan Memerlukan momen awal yang besar Pelumasannya tidak begitu sederhana Panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan khusus

2. Bantalan gelinding a. Kelebihan


Cocok untuk beban kecil Gesekannya rendah Pelumasannya sederhana

b. Kekurangan

Harganya lebih mahal karena ketelitiannya tinggi

Pada putaran tinggi bantalan ini agak gadu

Petunjuk pelumasan Bantalan yang dilumasi secar betul tidak akan aus, karena pelumas mencegah terjadinya kontaak langsung antara komponen bantalan yang satu dengan yang lain yang terbuat dari logam.Bantalan gelinding dapat dilumasi dengan oli atau gemuk/grease. Bantala rol sferis-aksial biasanya harus dilumasi dengan oli, dan hanya boleh dilumasi dengan gemuk jika angka putarannya rendah. Bantalan yang ber sil atau berperapat logam suadh dilumasi untuk seumur hidup dari pabriknya. Pemilihan jenis pelumas pada dasarnya berdasarkan temperatur dan angka putaran kerja dari bantalan. Gemuk digunakan bila kondisi kerjanya dibawah normal, dan gemuk juga berfungsi untuk melindunngi bantalan dari kotoran yang masuk. Pelumasan dengan oli dianjurkan untuk angka putaran yang tinggi. Pelumas harus selalu disimpandi tempat yang bersih dan tertutup, serta ditempatkan di dalam gudang yang kering. Jenis pelumasan bantalan Pelumasan oli Oli meneral yang tidak mengandung bahan pelarut harus digunakan untuk melumasi bantalan gelinding. Pada temperatur diatas +125C didianjurkan menggunakan oli sintetis, misalnya poyglycol. Bahan-bahan yang ditambahkan untuk mempertinggi kemampuan pelumas hanya bila kondisi kerjanya sangat istimewa. Sebagai pelumas biasanya digunakan oli yang memiliki indeks viskositas dari yang menengah sampai tinggi. Bagaimanapun juga, pada angka putaran yang tinggi boleh digunakan oli berviskositas rendah, agar tempratur bantalan tetap rendah. Kontrol rutin bantalan gelinding Kontrol rutin bantalan gelinding : 1. Mendengarkan Letakkanlah sepatang kayu atu obeng atau benda lain yang sejenis menempel pada rumah bantalan, sedekat mungkin pada lokasi dekat bantalan. Letakkanlah telinga anda pada ujung batang yang lain dan dengarkan. Jika bantalan masih bagus maka akan terdengar suara yang lembut, tapi jika rusak makaa akan terdengar suara berisik. 2. Merasakan (meraba) Kontrol ini suhu bantalan gelinding dilakukan ddengan termometer, atu dengan cara sederhana dengan menempelkan tangan pada rumah bantalan. Jika suhu naik tidak seperti biasanya, maka hal tersebut merupakan indikasi ketidakberesan, seperti: kotoran, kelonggaran, kelebihan beban, keausan, dan gesekan pada bantalan

3. Melihat Periksalah kondisi sil yang yang berada didekat bantalan untuk memastikan cairan panas atau kotoran maupun pengkarat tidak dapat memasuki bantalan. 4. Melumasi Pelumasan dengan gemuk : bersihkan dulu nipel dan rumah bantalan dengan lap, kemudian buka cover rumah bantalan dan bersihkan dari gemuk yang lama hingga bersih, lalu masukkan grease yang baru. Pelumasan dengan minyak (oli) : periksalah kembali ketinggian oli dan isi kembali bila kurang, jika oli harus diganti maka oli lama harus di tap dan dibersihkan dengan oli yang sejenis sebelum diisi kembali. Oli yang terdapat dalam bak pelumas cukup diganti sekali saja dalam setahun asalkan temperatur tidak lebih dari 50C dan tidak terjadi pencemaran oli selama itu.

Bantalan Gelinding ( Bearing ) Bantalan gelinding merupakan salah satu komponen mesin yang kuat/tegar yang akan memberikan umur pakai yang panjang kepada mesin/peralatan yang mempergunakannya, lebih-lebih bilamana bantalan gelinding tersebut dipasang dan dirawat betul. Penanganan secara betul dalam pemasangan maupun pelepasan bantalan bukan merupakan masalah yang sulit, karena hanya diperlukan kebersihan, ketelitian maupun keseksamaan. Penyimpanan bantalan gelindingSebelum dibungkus atau dipak, bantalan gelinding dilapisi dengan bahan anti karat, sehingga bantalan tersebut dapat disimpan dalam bungkus/pak aslinya selama bertahun-tahun. Dianjurkan bahwa penyimpanan bantalan gelinding dilakukan digudang yang kelembapan udaranya tidak lebih dari 60% dan temperaturnya konstan. Bantalan gelinding bertutup (kode tambahannya : -2Z ) tidak boleh disimpan lebih dari 2 tahun, sedangkan bantalan gelindinng- berperapat ( kode tambahannya : 2RS ) tidak boleh lebih dari 3 tahun. Bantalan gelinding semacam itu telah diberi pelumas untuk seumur hidup, namun gemuk/grease yang dimasukkan kedalamnya akan menua (menjadi tua) dan keras (kaku) bila disimpan terlalu lama. Bantalan gelinding yang tidak terbungkus dalam bungkus aslinya harus dijaga kebersihannya, diberi minyak/gemuk dengan baik dan dibungkkus dengan kertas minyak untuk mencegah karat.

Acuan normatif SNI 03-4816-1998, Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan AASHTO M. 251 1997, Standard specification for plain and laminated elastomeric bridge bearing AASHTO R. 11, Indicating which places of figures are to be considered significant in specified limiting values AASHTO T. 67, Standard practices for force-verification of testing machines AASHTO 1992, Standard specifications for highway bridges ANSI B46.1, Surfaces and surfacing ASTM A 36/A. A 36 M, Specification for carbon structural steel. ASTM D 412, Test method for vulcanized rubber and thermoplastic rubbers and thermoplastic elastomers tension ASTM D 395, Rubber property, compression set ASTM D 573, Rubber, deterioration in air oven ASTM D 746, Test method for brittleness temperature of plastics and elastomerics by impact ASTM A 1011M, Specification for steel, sheet and strip ASTM D 2240, Test method for rubber property, durometer hardness ASTM D 4014, Specification for plain and steel-laminated elastomeric bearings for bridges Istilah dan definisi bantalan berlapis (laminasi) bantalan elastomer yang terdiri dari karet dan menggunakan lapisan pelat baja atau lapisan anyaman (fabric) bantalan elastomer suatu elemen jembatan yang terbuat dari karet alam atau karet sintetis (neoprene) yang berfungsi untuk meneruskan beban dari bangunan atas ke bangunan bawah bantalan polos bantalan elastomer yang hanya terdiri dari karet saja duro kelompok nilai kekerasan karet yang diuji dengan alat durometer kompon bahan mentah yang diperoleh dari campuran bahan baku karet ditambah bahanbahan lainnya untuk meningkatkan kekuatan dan keawetan dari karet lot kumpulan dari 100 buah bantalan karet atau kurang yang diproduksi dengan cara terusmenerus dari campuran karet yang sama, dirawat di bawah kondisi yang sama, dan semuanya terdiri dari ukuran dan tipe yang sama.

penuaan (aging) proses mempercepat kerusakan untuk mengetahui ketahanan bahan terhadap pengaruh lingkungan

Persyaratan umum a) Semua bantalan harus dirancang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam standar ini. b) Ukuran bantalan elastomer yang dibuat harus sesuai dengan ukuran yang terdapat pada dokumen rancangan dengan toleransi yang terdapat pada pasal 7 dalam spesifikasi ini. Bantalan harus terbuat dari bahan yang disyaratkan; harus diuji pada tingkat yang dapat diterima; dan harus memenuhi semua persyaratan khusus yang ditentukan. c) Pihak penyedia jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada pengguna jasa 30 hari sebelum memulai produksi bantalan. Pemberitahuan ini harus memuat nomor kontrak, jumlah, jenis kompon dan ukuran bantalan yang diproduksi, nama pembuat, lokasi, dan perwakilan yang akan mengkoordinasi kegiatan produksi, pemeriksaan, pengambilan contoh, dan pengujian dengan pihak pengguna jasa. d) Pengujian sifat-sifat fisik bantalan elastomer dapat berupa pengujian yang merusak terhadap satu atau lebih bantalan elastomer dari suatu lot. Dalam hal ini biaya penyediaan tambahan bantalan elastomer untuk keperluan pengujian ditanggung olehpenyedia jasa. e) Apabila dalam satu rangkaian produksi dihasilkan bantalan untuk lebih dari satu pengguna jasa, maka pihak penyedia jasa harus menyediakan sertifikat yang berbeda untuk masing-masing pengguna jasa. f) Sebagai tambahan persyaratan bahan dalam komponen satuan bantalan, spesifikasi ini menyediakan persyaratan penerimaan untuk bantalan yang telah jadi.

Bahan a) Bahan-bahan campuran karet yang digunakan dalam pembuatan bantalan ini harus berupa polycholoprene asli (neoprene) tahan kristalisasi atau polyisoprene asli (karet

alam) saja sebagai polimer mentah. Bantalan elastomer yang terbuat dari gabungan polycholoprene dan polyisoprene atau bahan lain, yang digabung dalam bentuk kompon, bentuk lapisan penyusun atau bentuk lainnya tidak diperkenankan. Seluruh bahan harus baru dan bukan daur ulang yang diambil dari bantalan yang telah jadi. b) Karet yang telah jadi harus memenuhi persyaratan minimum pada Tabel 1. Sifat kompon karet yang tercantum pada Tabel 1 harus ditentukan berdasarkan pengambilan contoh dari bantalan yang akan digunakan. c) Seluruh pengujian bahan harus dilakukan pada temperatur 23oC 2oC, jika temperatur lain tidak ditetapkan. d) Untuk keperluan penentuan kesesuaian dengan spesifikasi ini, nilai yang diamati atau dihitung, harus dibulatkan ke 100 kPa terdekat untuk kuat tarik, ke 10% terdekat untuk perpanjangan. e) Minimum satu buah bantalan contoh dari setiap lot, harus diuji terhadap kesesuaian dengan Tabel 1. f) Lapisan baja yang digunakan untuk penguat harus dibuat dari baja lembut gulungan sesuai dengan ASTM A 36/A. A 36M, ASTM A 1011 M, atau yang setara, kecuali disyaratkan lain oleh pengguna jasa. Lapisan baja harus memiliki ketebalan yang ditetapkan oleh pengguna jasa atau, apabila tidak ditentukan, harus memiliki ketebalan nominal minimum 1,52 mm. Lubang atau celah pada pelat akibat proses pembuatan tidak diperbolehkan, kecuali dipertimbangkan dalam perancangannya. g) Pelat beban bantalan yang berada di luar harus sesuai dengan persyaratan ASTM A 36/A A 36M, ASTM A 1011M, atau yang setara, kecuali disyaratkan lain dalam dokumen kontrak. Selain dari yang telah tertulis, seluruh lapisan permukaan pelat beban pada bantalan harus diratakan dengan mesin sampai 0,25 mm. Permukaan bagian bawah (pelat pasangan) yang dirancang untuk dudukan pada perletakan tidak boleh melewati kerataan yang lebih dari 1,59 mm. Pelat beban bantalan yang berada di luar harus terlindung dari karat sampai seluruh permukaan yang terlihat dilapis cat di lapangan.

Semua penyebab dan gejala karat harus dibuang dari permukaan bagian yang akan di las sebelum mulai di las. h) Lapisan anyaman (fabric) - Lapisan anyaman harus dijalin dari 100% serat kaca (fibre glass) tipe E dengan anyaman menerus. Banyaknya alur minimum pada masingmasing arah adalah 10 alur per cm. Anyaman tersebut harus memiliki kerisut atau suatu jalinan satin 8 ikatan (harness). Setiap lapisan anyaman harus memiliki kuat putus minimum 140 kN/m lebar untuk setiap arah.
http://wwwtentangmesin.blogspot.com/2011/12/bantalan.html

Balance Massa
Teori Dasar dan Definisi Un-balance pada rotor dikarenakan distribusi massa yang tidak merata, hal ini dapat menyebabkan vibrasi. Vibrasi akibat komponen massa yang un-balance terbaca pada arah radial (tegak lurus dengan sumbu putar) yang mana juga akan membangkitkan gaya sentrifugal pada equipment. Selama komponen massa berputar, gaya juga akan berputar dan akan merambat sepanjang rotor dan vibrasi ini akan ditransfer pada bantalan (bearing) yang menjadi tumpuan rotor dan beberapa titik pada bearing akan mendapatkan gaya lebih tiap putaran. Dengan adanya un-balance massa akan menyebabkan beberapa masalah, yaitu : kerusakan struktur karena fatique (kelelahan), beban lebih pada bearing, menambah tegangan pada rotor, memperbesar power yang dibutuhkan dan mengurangi umur equipment. Definisi Balancing : adalah suatu proses memperbaiki distribusi massa pada rotor yang berputar dengan menambahkan atau mengurangkan massa pada rotor yang bertujuan mengurangi gaya sentrifugal yang bekerja pada bantalan (bearing). Beberapa hal yang dapat menyebabkan equipment un-balance, yaitu:

1. Eccentricity : adalah garis pusat putaran shaft tidak segaris dengan garis pusat rotor. Hal ini merupakan sumber un-balans 2. Kekeroposan (gelembung udara) dan struktur material yang tidak merata. Pada pembuatan part seperti : impeller pompa, pulley penggerak yang dilakukan dengan pengecoran udara yang terjebak akan menyebabkan kekeroposan/struktur yang tidak merata yang dapat menyebabkan unbalans 3. Penambahan key (spie) dan keyways (alur spie). Beberapa rotor dibalancing dengan salah dengan tidak menyertakan beberapa bagian misalnya key (spie), hal ini karena tidak ada standard untuk menambahkan key (spie) dalam proses balancing. Contoh bila pulley dibalans tidak dengan key (spie) dan motor dibalans tidak dengan key (spie) maka apabila dalam pemasangan kedua komponen akan terjadi un-balans pada equipment tersebut. 4. Corrosion dan keausan. Apabila equipment bekerja pada fluida yang korosif dan abrasif lamakelamaan akan terjadi pengikisan pada part yang akan menyebabkan unbalans apabila pengikisannya tidak merata. 5. Deposit yang menempel pada equipment. Equipment yang digunakan untuk penanganan material bias menjadi unbalans jika deposit menempel pada equipment. Akibatnya equipment tesebut akan menjadi unbalans. 6. Distortion

Banyak part yang sudah dibalancing dengan baik selama pembuatan, perubahan bentuk selama operasi akan menyebabkan unbalance hal ini disebabkan tegangan sisa dalam proses pembuatan dan distorsi karena temperatur proses operasi. Tegangan sisa ini dapat dihilangkan dengan treatment tegangan sisa dan apabila hal ini tidak dilakukan akan meningkatkan tegangan sentrifugal pada rotor dan akan menyebabkan perubahan bentuk. Unbalance yang disebabkan ekspansi karena temperatur (perubahan bentuk) dapat dibalancing pada temperatur normal operasinya. 7. Toleransi clearance Toleransi clearance pada beberapa komponen yang berbeda pada rotor apabila diasembling akan menyebabkan unbalans hal ini karena pusat garis putar tidak segaris dengan garis sumbu. Dari semua penyebab unbalance diatas dapat diperbaiki dengan balancing. Balancing merupakan suatu teknik untuk mengetahui berat dan posisi unbalance serta mengkompensasi dan distribusi massa yang menyebabkan unbalans. Untuk lebih jelas bagaimana untuk memperbaiki unbalance dengan benar, kita harus mengerti beberapa istilah dalam balancing yang digunakan dalam ISO Standard 1940. Ada tiga type Un-balance yaitu : 1. Statik (gaya) Un-balance 2. Moment (couple) Un-balance 3. Dynamic Unbalance
http://conditionmonitoringsystem.blogspot.com/2009/05/balancing-machine.html

Lendutan batang
Defleksi dan Hal-hal yang Mempengaruhi Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau batang. Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Unsure-unsur dari mesin haruslah cukup tegar untuk mencegah ketidakbarisan dan mempertahankna ketelitian terhadap pengaruh beban dalam gedung-gedung,balok lantai tidak dapat melentur secara berlebihan untuk meniadakan pengaruh psikologis yang tidak diinginkan para penghuni dan untuk memperkecil atau mencegah dengan bahan-bahan jadi yang rapuh. Begitu pun kekuatan mengenai karateristik deformasi dari bangunan struktur adalah paling penting untuk mempelajari getaran mesin seperti juga bangunan-bangunan stasioner dan penerbangan. Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi yaitu : 1. Kekakuan batang Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada batang akan semakin kecil 2. Besarnya kecil gaya yang diberikan Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain

semakin besar beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi pun semakin kecil 3. Jenis tumpuan yang diberikan Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika karena itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit. 4. Jenis beban yang terjadi pada batang Beban terdistribusi merata dengan beban titik,keduanya memiliki kurva defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dari slope titik. Ini karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja.
http://muchlis88.blogspot.com/2011/03/defleksi-dan-hal-hal-yang-mempengaruhi.html

Anda mungkin juga menyukai