Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

TEKNIK PENDINGINAN Dan PEMBEKUAN

oleh : Sri Rahayoe, STP, MP

PENATARAN PENYUSUNAN RPKPS DAN BAHAN AJAR UNIVERSITAS GADJAH MADA JULI 2004

Universitas Gadjah Mada

1. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah Kode/SKS Semester Prasarat Status : Teknik Pendinginan dan Pembekuan : TPE-4437 / 2 SKS :7 :Perpindahan Panas dan Termodinamika : Wajib TPP 2. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH Mata kuliah teknik pendinginan dan pembekuan termasuk mata kuliah lanjut yang diberikan setelah mahasiswa memilih minat studi. Mata kuliah ini merupakan pilihan bagi mahasiswa program studi teknik pertanian (TEP), tetapi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang mengambil minat studi Teknik Produk Pertanian (TPP). Prasarat untuk mengikuti mata kuliah ini adalah sudah mengambil mata kuliah perpindahan panas dan termodinamika. Mata kuiiah teknik pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu mata kuliah yang membahas mengenai teknik preservasi bahan pangan, disamping teknik pengeringan dan teknik pengemasan. Perbedaan mata kuliah ini dengan teknik pengeringan terutama pada penggunaan suhu. Pada teknik pengeringan, terjadi proses perpindahan panas dari medium pemanas ke bahan pangan sehingga sejumlah air di dalam bahan pangan akan keluar hingga dicapai kadar air yang setara dengan kondisi kadar air lingkungannya. Sebaliknya pada teknik pendinginan dan pembekuan, terjadi proses pengambilan panas dari suatu bahan pangan sehingga suhunya akan menjadi Iebih rendah dari sekelilingnya. Bila medium pendingin mengadakan kontak dengan bahan pangan maka terjadilah pemindahan panas (energi) dari bahan pangan tersebut ke medium pendingin tadi sampai keduanya mempunyai suhu yang samaatau hampir sama. Meskipun mata kuliah teknik pendinginan dan teknik pengeringan keduanya merupakan teknik preservasi bahan pangan , namun teknik pendinginan terutama pada pendinginan komoditi pertanian ternyata mempunyai kelebihan dapat mempertahankan komoditi tersebut seperti keadaan awal yang segar. Karena suhu rendah dapat menghambat metabolisme jaringan hidup yang pada umumnya merupakan proses respirasi. Kenaikan laju respirasi pascapanen merupakan fungsi

Universitas Gadjah Mada

suhu dan indikator kerusakan bahan hasil pertanian ditunjukkan oleh kenaikan respirasi. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mata kuliah ini mempunyai prospek bagus mengingat teknik pendinginan dan pembekuan bahan pangan pada saat ini secara komersial telah banyak dijumpai tidak hanya pada skala besar seperti pembekuan udang tetapi juga pada skala kecil seperti yang kita lihat pada toko-toko swalayan dan toko pengecer yang lain. Teknik pendinginan bahan pangan yang tepat dan aplikatif balk untuk skala besar maupun kecil sangat diperlukan agar produk yang dihasilkan dapat dipertahankan seperti keadaan awal dan kerusakan seminimal mungkin. Dilihat dari isi (content) mata kuliah telah sesuai untuk mengisi kompetensi program studi teknik pertanian. Isi mata kuliah ini setara dengan mata kuliah sejenis di beberapa universitas ternama di dunia dan disesuaikan dengan kondisi Indonesia pada umumnya. Dari segi konteks (context) sangat mungkin untuk mengembangkan mats kuliah ini untuk lebih memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap isi mata kuliah, menjelaskan kaitan mata kuliah ini dengan mata kuliah lain, melihat aplikasi teknik pendinginan dan pembekuan bahan pangan pada industri, serta memberi motivasi mahasiswa agar mengembangkan mata kuliah ini lebih lanjut seperti mengembangkan model-model matematika untukperancangan dan analisis bangunan simpan dingin. 3. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengambil mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan akan : 3.1. Mampu menjelaskan definisi, tujuan dan perkembangan pendinginan dan pembekuan pada industri. 3.2. Mampu merangkum prinsip perpindahan panas dan menghubungkan prinsip tersebut pada proses pendinginan dan pembekuan. 3.3. Mampu menjelaskan prinsip termodinamika dalam pendinginan. 3.4. Mampu menerangkan dasar-dasar mesin pendingin. 3.5. Mampu menjelaskan prinsip preservasi bahan hayati dengan pengambilan energi panas. 3.6. Mampu menjelaskan pembekuan dan pengeringan beku. 3.7. Mampu merancang proses pendinginan 3.8. Mampu merancang bangunan penyimpan dingin.

Universitas Gadjah Mada

4. MATERI PEMBELAJARAN 4.1 Pendahuluan a. Sistem perkuliahan dan evaluasi b. Definisi dan tujuan pendinginan dan pembekuan bahan pangan c. Jenis bahan pangan yang dapat disimpan dingin dan dibekukan d. Pendinginan dan respirasi 4.2 Rangkuman perpindahan panas dalam pendinginan dan pembekuan a. Metode perpindahan panas b. Perpindahan panas melewati suatu bangunan pendingin c. Karakteristik penerusan panas dan pelepasan panas dari bahan pangan dalam pendinginan dan pembekuan d. Sumber pangs yang merupakan beban pendinginan 4.3 Termodinamika Pendinginan a. Hukum termodinamika b. Siklus refrigerasi dan kaitannya pada proses termodinamik c. Diagram tekanan Vs entalpi pada sikius refrigerasi, dengan pemberian refrigeran. d. Psykrometrik sifat udara 4.4 Dasar-dasar mesin pendingin a. Metode pendinginan b. Pendinginan mekanis c. Kondenser, evaporator dan kompresor 4.5 Pendinginan bahan hayati a. Sifat termal bahan pangan b. Persyaratan bahan pangan yang akan disimpan dingin c. Kerusakan fisis, khemis dan mikrobiologis akibat pendinginan dan pembekuan d. Model matematik kinetika kerusakan bahan pangan akibat perlakuan suhu dingin 4.6 Pembekuan dan pengeringan beku a. Titik beku bahan pangan b. Proses pembekuan c. Proses pengeringan beku 4.7 Desain proses pendinginan a. Kondisi penyimpanan pada suhu rendah b. Proses pendinginan dengan penyimpanan atmosfer termodifikasi

Universitas Gadjah Mada

c. Proses pendinginan dengan penyimpanan atmosfer terkendalii 4.8 Desain bangunan penyimpan dingin a. Perhitungan beban pendingin b. Rancangbangun bangunan penyimpan dingin 5. OUTCOME PEMBELAJARAN Outcome pembelajaran mata kuliah teknik pendinginan dan pembekuan : 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, tujuan dan perkembangan pendinginan dan pembekuan pada industri, dapat menyebutkan bahan pangan yang dapat disimpan pada suhu rendah dan mampu menjelaskan hubungan pendinginan dan respirasi bahan hasil pertanian. 2. Mahasiswa mampu menerangkan metode perpindahan panas, dapat menjelaskan perpindahan panas melewati suatu bangunan pendingin, mampu menunjukkan karakteristik penerusan dan petepasan panas dari bahan pangan dalam proses pendinginan dan pembekuan dan mampu menguraikan sumber panas dari beban pendingin. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan hukum termodinamika, dapat menjelaskan siklus refrigerasi dan kaitannya dengan proses termodinamika 4. Mahasiswa mampu menjelaskan metode pendinginan, mampu menjelaskan pendinginan mekanis, dan mampu menerangkan dan menunjukkan prinsip kondensor, kompresor, dan evaporator. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat termal bahan pangan, mampu menerangkan sifat bahan pangan yang akan disimpan dingin, menjelaskan dan menunjukkan kerusakan fisis, khemis dan mikrobiologis akibat pendinginan dan pembekuan serta mampu menghitung kerusakan bahan pangan menggunakan model kinetika 6. Mahasiswa mampu menjelaskan titik beku bahan pangan, mampu menguraikan proses pembekuan, dan mampu menghubungkan pembekuan dalam pengenngan beku. 7. Mampu mendesain proses pendinginan antara lain kondisi penyimpanan dingin, mampu mendesain proses pendinginan dengan penyimpanan atmosfer termodifikasi dan terkendali. 8. Mahasiswa mampu menghitung beban pendinginan dan mendesain bangunan penyimpan dingin.

Universitas Gadjah Mada

6. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN 6.1 Minggu ke Topik :1 : Pendahuluan Pembelajaran pada pertemuan I menggunakan metode ceramah dan diskusi. Sebagai pengantar mahasiswa diberi penjelasan mengenai sistem perkuliahan dan evaluasi, sehingga mahasiswa mempunyai gambaran tentang materi dan dapat mempersiapkan did dalam mengikuti mata kuliah ini. Dalam pendahuluan dijelaskan definisi pendinginan dan pembekuan serta tujuannya. Bagaimana aplikasi dalam industri dan prospek teknik preservasi tersebut pada saat ini dan masa yang akan datang. Kendala aplikasi yang dihadapi oleh industri balk pada proses maupun rancangbangun dalam pendinginan dan pembekuan terutama untuk bahan pangan juga dipaparkan. Penjelasan tersebut dimaksudkan untuk merangsang minat mahasiswa mempelajari lebih lanjut masalah pendinginan dan pembekuan bahan pangan, baik dari segi ilmu maupun teknologinya. Disamping itu pada pengantar juga dijelaskan jenis komoditi yang dapat disimpan pada suhu rendah serta hubungan antara pendinginan dan respirasi pada bahan hasil pertanian. Dalam topik ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk memberikan contoh jenis komoditi yang perlu disimpan dingin berikut alasannya serta bagaimana karakteristik komoditi tersebut setelah penyimpanan. Masalah respirasi bahan hasil pertanian telah dipelajari pada mata kuliah fisiologi dan teknologi pascapanen yang diberikan pada semester sebelumnya. Pada topik ini mahasiswa diberi kesempatan untuk menganalisis kaitan pendinginan dan respirasi bahan hasil pertanian beserta contoh-contohnya. 6.2 Minggu ke Topik :2 : Rangkuman perpindahan panas dalam pendinginan dan Pembekuan Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan : Metode ceramah, tanya jawab dan diskusi digunakan pada pembelajaran topik minggu ke-2. Pada topik ini dijelaskan mengenai prinsip perpindahan panas yang diaplikasikan pada pendinginan dan pembekuan. Mahasiswa diberikan penyegaran mengenai apa metode perpindahan panas, dan bagaimana perpindahan panas terjadi

Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :

Universitas Gadjah Mada

apabila melewati suatu bangunan. Karena mahasiswa telah mengambil mata kuliah perpindahan panas, maka dalam topik ini mahasiswa diberi kesempatan menggali Iebih dalam materi yang disampaikan, mengklarifikasi hal-hal yang belum jelas atau menyampaikan pendapat mengenai materi yang diberikan. Materi lain yang dijelaskan adalah bagaimana penerusan dan pelepasan panas pada bahan selama pendinginan serta apa sumber panas sebagai beban pendinginan. Pada kesempatan ini mahasiwa diberi kesempatan untuk bertanya jawab sekaligus memberikan analisa dan menyebutkan sumber papas sebagai beban pendinginan. 6.3 Minggu ke Topik : 3 dan 4 : Termodinamika Pendinginan Pada topik ini, metode pembelajarannya adalah ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Materi hukum termodinamika disampaikan untuk menjelaskan terjadinya proses pendinginan yang didasarkan pada hukum ke 2 yaitu energi dapat ditransfer dari benda yang berenergi tinggi ke yang rendah. Berdasarkan hukum tersebut, dijelaskan siklus refrigerasi yang disajikan dalam bentuk diagram hubungan tekanan dan entalpi. Dalam sistem refrigerasi mekanis digunakan zat pendingin (refrigerant), sehingga berdasarkan sifat termodinamik refrigerant dapat dibuat sikius refrigerasi. Dari diagram tersebuttampak garis yang menghubungkan tekanan-entalpi pada kondisi cair dan uap, dan garis yang menunjukkan perubahan entalpi dan tekanan selama kompresi adiabatik. Uraian ini digunakan untuk menentukan kapasitas dan tenaga yang diperlukan pada sistem refrigerasi. Materi yang diberikan di atas sebagian telah dibahas pada mata kuliah termodinamika, sehingga mahasiswa diberikan stimulant untuk bertanyajawab dan mengemukakan pendapat serta berdiskusi mengenai materi yang pernah didapatnya. Adapun materi grafik psikrometrik juga diberikan pada minggu ke-3 dan 4 karena sifat udara masih berkaitan dengan dasar termodinamika. Penggunaan grafik psikrometrik terutama pada rancangan kebutuhan udara ruang pendingin. Dalam hal ini mahasiswa diberi penjelasan cara pembacaan dan penggunaan grafik psikrometrik.

Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :

Universitas Gadjah Mada

6.4 Minggu ke Topik

: 5 dan 6 : Dasar-dasar Mesin Pendingin

Metode pembeiajaran dan bentuk kegiatan : Pembelajaran pada topik ini menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi mesin pendingin menggunakan media LCD dan tugas kelompok dalam bentuk PR. Materi dasar-dasar pendinginan diawali dengan menjelaskan metode pendinginan dan perkembangannya. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pengetahuannya mengenai contoh metode pendinginan bahan cair dan bahan padat. Pada topik ini dijelaskan bahwa pemilihan metode pendinginan disesuaikan dengan karakteristik bahan pangan. Selanjutnya dijelaskan mengenai pendinginan mekanis menggunakan system kompresi dengan cara penyerapan pangs oleh zat pendingin (diagram tekanan-entalpi untuk cara kompresi telah disinggung pada topik dasar-dasar termodinamika). Komponen penting yang menyusun system refrigerasi dengan kompresi adalah evaporator, compressor, dan kondensor. Penjelasan fungsi ,skema dan cara kerja komponen tersebut disajikan menggunakan alat bantu LCD. Cara tersebut dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bentuk komponen mesin pendingin serta memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya dan berdiskusi. Tugas kelompok adalah membuat state of the art mengenai teknologi pendinginan, sedangkan umpan balik diberikan dua minggu berikutnya. 6.5 Minggu ke Topik 6.6 Minggu ke Topik :7 : ujian sisipan : 8 dan 9 : Pendinginan Bahan Hayati Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanyajawab, diskusi, dan tugas individual dalam bentuk kuis dan pekerjaan rumah. Mated yang dijelaskan adalah sifat termal bahan pangan seperti konduktivitas dan pangs spesifik. Sifat tersebut merupakan karakteristik bahan pangan yang akan menentukan cara pendinginan dan desain proses. Disamping itu informasi

Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :

Universitas Gadjah Mada

mengenai persyaratan bahan pangan yang akan disimpan pada suhu rendah juga dijelaskan mengingat penting dalam desain proses. Kerusakan akibat pendinginan dan pembekuan baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi juga dipaparkan agar dapat diupayakan kerusakan yang seminimal mungkin selama disimpan dalam suhu rendah. Kerusakan secara kualitatif dapat dikuantitatifkan dinyatakan dengan pengembangan model matematika kinetika. Uraian tersebut diharapkan mahasiswa dapat menganalisis kerusakan bahan pangan yang disimpan pada suhu rendah secara kuantitatif sehingga dapat mensimulasi kerusakan seminimal mungkin menggunakan model kinetika. Tugas individual diberikan dalam bentuk kuis menghitung kerusakan bahan pangan yang disimpan pada suhu rendah, sedangkan tugas dalam bentuk pekerjaan rumah berupa simulasi model kinetika dari data yang diberikan. Umpan batik diberikan pada dua minggu berikutnya. 6.7 Minggu ke Topik : 10 dan 11 : Pembekuan dan Pengeringan Beku Pembelajaran pada topik pembekuan dan pengeringan beku

Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan : menggunakan metode ceramah, tanyajawab, dan diskusi. Materi pembekuan diawali dengan menjelaskan titik beku bahan pangan dan proses pembekuan. Sel hidup umumnya mengandung kadar air yang tinggi 60% atau lebih. Untuk bahan pangan yang berkadar air tinggi mempunyai titik beku 25 32F. Di dalam air tersebut terdapat zat organik dan anorganik, termasuk garam, gula dan asam yang terlarut. Senyawa yang lebih kompleks seperti protein terdapat sebagai suspensi koloidal. Selama pembekuan dan pencairan kembali terjadi perubahan yang bersifat fisis, khemis, dan biologis, perubahan tersebut sangatlah kompleks. Proses perubahan yang telah diketahui sangat penting untuk dijadikan pedoman desain agar proses pembekuan dan pencairan kembali tersebut tidak merusakkan kualitas bahan pangan. Dan uraian diatas jelaslah bahwa topic ini diberikan agar mahasiswa mampu menganalisis kebutuhan untuk desain proses pembekuan. Berkaitan dengan teknik preservasi, proses pembekuan juga diperlukan dalam pengenngan beku. Oleh karena itu dalam topik ini juga dijelaskan proses pengeringan beku yang merupakan gabungan proses pembekuan dan pengenngan. Dalam pengeringan beku, bahan pangan yang akan dikeringkan terlebih dulu

Universitas Gadjah Mada

dibekukan agar terjadi kristalisasi air. Jika air sudah berada pada kondisi di bawah titik triple, maka air tersublimasi dan menguap. Proses inilah yang selanjutnya dinamakan pengenngan. Materi tersebut diberikan agar mahasiswa dapat memahami salah satu kegunaan pembekuan dalam proses pengeringan dan selanjutnya bisa membedakan cara pengeringan beku dan pengeringan yang lain. 6.8 Minggu ke Topik : 12 dan 13 : Desain Proses pendinginan Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanyajawab, diskusi, dan tugas kelompok dalam bentuk PR. Seperti yang telah dijelaskan pada pendinginan bahan hayati bahwa kondisi penyimpanan bahan pangan tidak sama antara satu dengan yang lain tergantung kharakteristik bahan tersebut. Berdasarkan informasi tersebut dilakukan desain proses pendinginan, misalnya pisang dan tomat pada suhu rendah akan mengalami chilling injury (kerusakan berupa bercak-bercak hitam). Oleh karena itu perlu diketahui suhu yang tepat untuk penyimpanan dingin pisang dan tomat. Dari ulasan tersebut, materi ini memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menganalisis dan mendesain proses pendinginan berdasarkan informasi dan perhitungan yang ada. Selain itu mahasiswa juga dijelaskan mengenai penyimpanan buah dan sayuran menggunakan atmosfer termodifikasi dan atmosfer terkendali. Proses pendinginan dengan cara tersebut lebih kompleks karena respirasi dari produk yang disimpan sangat diperhatikan demikian pula dengan pengaturan kelembaban udara. Dalam hal ini mahasiswa diberi kesempatan untuk terlibat dalam memecahkan masalah mendesain tempat penyimpanan supaya laju respirasi dapat ditekan. Tugas kelompok dalam bentuk PR adalah membuat desain proses pendinginan menggunakan penyimpanan atmosfer termodifikasi dan atmosfer terkendali. 6.9 Minggu ke Topik : 14 dan 15 : Desain bangunan penyimpan dingin Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan tugas individual dalam bentuk PR.

Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :

Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :

Universitas Gadjah Mada

Pada minggu ke 14 dan 15, diberikan materi perhitungan beban pendinginan, yang mana sumber panas sebagai beban pendinginan telah dibahahas pada minggu ke-2. Selanjutnya dijelaskan bagaimana membuat desain bangunan penyimpan dingin berdasarkan materi yang diberikan dari awal sampai akhir dari mata kuliah ini karena desain bangunan penyimpan dingin merupakan komprehensif dari teori yang diberikan. Oleh karena itu tugas individual yang diberikan adalah membuat desain bangunan penyimpan dingin sehingga mahasiswa dapat menjelaskan, memahami, menghitung dan mengaplikasikan dalam bentuk desain. 6.10 Minggu ke Topik : 16 : Ujian akhir semester 7. EVALUASI Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap seluruh proses belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai peningkatan terus menerus (continuous improvement). Evaluasi pembelajaran dilakukan secara internal oleh dosen pengampu dengan memperhatikan masukan dari mahasiswa. Adapun evaluasi terhadap keberadaan mata kuliah dan hubungannya dengan mata kuliah lain dilakukan oleh program studi terhadap seluruh mata kuliah yang ditawarkan di program studi. Evaluasi dilakukan baik terhadap hasil pembelajaran maupun proses pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan teknik ujian, observasi aktivitas mahasiswa di kelas, dan pemantauan penyelesaian tugas. Adapun proses pembelajaran dievaluasi dengan teknik catatan work-done record serta urnpan batik dari mahasiswa di akhir masa kuliah. Penilaian terhadap hasil pembelajaran untuk mata kutiah teknik pendinginan dan pembekuan meliputi : ujian sisipan (bobot 25%), tugas, PR, dan kuis (bobot 25%), aktivitas kelas (bobot 10%), dan ujian akhir (bobot 40%). Nilai tertingi dalam setiap komponen akan dikonversi ke nilai maksimum, sehingga nilai maksimum total = 100, nilai yang lain akan dikonversikan dengan dikalikan dengan faktor konversi (Faktor konversi = nilai point / nilai tertinggi). Nilai akhir akan diberikan sesuai dengan aturan kisaran sebagai berikut : 100,00 A 93,00 ; 92,99 B 80,00 ; 79,99 C 56,00 ; 55,99 D 42,00 ; 41,99 E 0. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi semua

Universitas Gadjah Mada

item penilaian di atas diberi nilai TL yang berlaku dalam satu bulan setetah diumumkan, bila tidak ada perubahan secara otomatis akan menjadi E. Apabila dari hasil evaluasi ditemukan hambatan atau kekurangan maka dapat dilakukan perbaikan atau perubahan. Perubahan dilakukan terhadap perencanaan pembelajaran (course design), materi kuliah (course content), metode pengajaran (teaching method), maupun bahan kuliah (teaching material). Perbaikan atau perubahan mungkin dilaksanakan pada semester yang bersangkutan atau diterapkan pada semester yang akan dating. Apabila perbaikan harus dilakukan pada skala yang lebih luas maka usulan perbaikan dirumuskan dan disampaikan pada evaluasi kurikulum yang diadakan oleh program studi.

Universitas Gadjah Mada

8. DAFTAR PUSTAKA Adnan, M, 1982. Pendinginan dan Pembekuan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gisi UGM. Yogyakarta Brosnan,T and Da-wen Sun. 2000. Precooling techniques and applications for horticultural products a revieW' . International Journal of Refrigeration 24 (2001) 154 170. Delgado, A.E, and Da-Wen Sun. 2001. Heat and mass transfer models for predicting freezing processes a review. Journal of Food Engineering 47 (2001) 157 174. Domikund ,W.S. 1980. Refrigeration and Air Conditioning. Dhanpat Rai and Sons. New Delhi India. Dossat,R.J. 1981. Principles of Refrigeration 2"d ed SI Version. John Wiley & Sons, Inc. New York. Fenema,O.R. 1975. Principles of Food Science. Part ll Physical Principles of Food Preservation. Marcel Dekker Inc. New York. Heldman,D.R., Paul Singh, R. 1980. Food Process Engineering Co. Westport, CT. Holman, J.P, dan It- E. Jasjfi. 1984. Perpindahan Kalor (Heat Transfer). Penerbit Erlangga. Jakarta. Toledo, R.T. 1999. Fundamentals of Food Process Engineering Publisher,Inc. Gaithersburg, Maryland. Trott,A.R. 1989. Refrigeration and Air Conditioning. Butterworths, London.
2nd 2nd

ed. AVI Publisher

ed. Aspen

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai