Anda di halaman 1dari 3

A.

Komplikasi Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaaan ini dikenal sebagai hepatitis kronik persisten, dan terjadi pada 5 % 10 % pasien. Akan tetapi meskipun terlambat, pasien-pasien hepatitits kronik persisten akan selalu sembuhkembali. Setelah hepatitits virus akut sembuh, sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif, dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti dan perkembangan sirosis. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun akibat gagal hati atau komplikasi sirosis. Dalam keadaan normal (sehat), sel hati yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh sel-sel sehat yang baru. Pada sirosis, kerusakan sel hati diganti oleh jaringan parut (sikatrik). Semakin parah kerusakan, semakin besar jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat. Pengurangan ini akan berdampak pada penurunan sejumlah fungsi hati sehingga menimbulkan sejumlah gangguan pada fungsi tubuh secara keseluruhan. Serangan virus hepatitis yang terus menerus dapat memperparah sirosis. Hal ini menyebabkan fungsi hati dalam menetralkan racun (detoksifikasi) menurun dan berakibat pada menetapnya toksin dalam aliran darah. Toksin ini dapat mengenai otak dan menyebabkan gangguan mental yang sering disebut ensefalopati. Ensefalopati adalah penurunan kemampuan mental penderita bahkan terkadang mengakibatkan perubahan kepribadian. Selain itu, kemampuan detoksifikasi hati yang menurun juga berefek pada metabolisme obat. Kecepatan hati untuk mengeliminasi obat berkurang. Akibatnya, jumlah obat yang seharusnya dikeluarkan tubuh juga berkurang sehingga obat dengan kadar tinggi bertahan lama di dalam aliran darah. Dengan demikian, untuk mengatasinya perlu dilakukan penyesuaian dalam dosis obat. Penderita harus melaporkan setiap obat yang dikonsumsi dan reaksi obat yang dialami. Salah satu komplikasi sirosis yang serius adalah hipertensi portal. Normalnya, darah dari usus akan dipompa melalui pembuluh darah vena porta yang terdapat di hati. Pada sirosis, aliran darah melambat dan menyebabkan terjadinya bendungan aliran darah di pembuluh darah vena porta dan juga pembuluh darah balik (vena) lainnya di sistem pencernaan. Bendungan ini mengakibatkan pembuluh darah vena melebar dan terjadi apa yang disebut varises di kerongkongan (esofagus) dan lambung. Semakin banyak darah yang terbendung, akan semakin besar tekanan pada dinding vena dan mengakibatkan dinding vena

menjadi tipis. Dinding vena yang tipis mudah pecah dan penderita mengalami perdarahan lambung. Gejala yang tampak pada kejadian ini adalah penderita mengalami muntah darah.

Hepatitis virus kolestasis Varians klinis hepatitis virus akut ditandai oleh kolestatis intra hepatic hebat, dengan ikterus hebat, bilirubin dalam urin, dan tidak didapatkannya urobilinogen didalam urine dan tinja. Pelung sembuh tidak berkurang oleh komplikasi ini.

Hepatitis virus fulminan Perjalanan fulminan yang ditandai oleh kegagalan hati akut yang terkait dengan nekrosis masit dan submasif sel hati, terjadi pada kira-kira 1% kasus hepatitis B dan hepatitis C, dan lebih terjadi pada hepatitis A. Penderita koinfeksi hepatitis B dan virus belta mempunyai insidensi yang lebih besar disbanding yang dengan hepatitis B saja. Angka kematian jenis ini tinggi. Pasien yang bertahan hidup mengalami generasi hati normal dan tidak menderita penyakit hati kronis.

Hepatitis persisten kronis Hepatitis persisten kronis merupakan sindrom klinis yang lebih sering ditemukan, akibat infeksi hepatitis B dan C. biasanya pasien ini mempunyai gejala yang ringan atau hanya sedikit kelainan uji fungsi hati selama 6 bulan atau lebih.(perhatikan : 6 bulan adalah periode yang diputuskan utuk memisahkan kasus hepatitis virus akut yang mempunyai fase penyembuhan lama). Hepatitis kronis persisten adalah penyakit sembuh spontan jinak yang dapat berlangsung beberapa tahun, tetapi tidak berkembang menjadi sirosis.

Pencegahan hepatitis virus Pencegahan terhadap hepatitis virus diperlukan untuk 1. Individu yangdiketahui terpajang makanan atau air yang terkontaminasi virus hepatitis 2. Pegai rs yang terpajan produk darah, yang beresiko tertular hepatit B dan c 4. Pasien yang menerima tranfusi darah dan produk darah yang beresiko virus hepatitis b dan C Globulin gamma hiperumun memberikan perlindungan pasif dan dapt dipakai untuk mencegah serangan klinis hepatitis A setelah pemajanan virus. Pemakaiaan globulin gamma hiperimun (dalam produk darah) ini sendiri menimbulkan resiko penularan hepatitis B dan C. Vaksin hepatitis b DNA rekombinan efektif untuk mencegah infeksi hepatitis b dan telah direkomendasiakn efektif untuk kelompok berresiko tinggi seperti pegawai rumah sakit yang kontak dengan darah dan jaringan pasien. Skrining donor darah terhadfap hepatitis B dan C sebenarnya telah mengeradikasi penulran hepatitis virus melalui tranfusi darah.

Anda mungkin juga menyukai