Kematangan seksual anak laki-laki lebih lambat dari anak perempuan, sehingga masa kanak-kanak yang dialami lebih lama.
KEMAJUAN BERBICARA
Dengan meluasnya cakrawala social anak-anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat didalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik, dorongan untuk memperbaiki kemampuannya berbicara, dan yang lebih penting anak mengetahui bahwa inti komunikasi adalah bahwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan oranglain. Bantuan untuk memperbaiki pembicaraan pada akhir masa kanak-kanak berasal dari 4 sumber. Pertama orangtua dari kelompok social ekonomi menengah ke atas merasa bahwa berbicara sangat penting sehingga mereka memacu anak-anak mereka untuk berbicara lebih baik. Kedua radio dan televisi memberikan contoh yang baik bagi pembicaraan anak-anak yang lebih besar sebagaimana halnya bagi anak-anak selama tahun-tahun prasekolah. Ketiga setelah anak belajar membaca, ia mngenambah kosakata dan terbiasa dengan bentuk kalimat yang benar. Dan keempat setelah anak mulai sekolah, kata-kata yang salah ucap dan arti-arti yang salah biasanya cepat diperbaiki oleh guru. Bidang-bidang yang mengalami kemajuan: 1. Penambahan kosakata Kosakata khusus pada akhir masa kanak-kanak: a. Kosa kata etiket e. kosa kata uang b. Kosa kata warna f. kosa kata waktu c. Kosa kata bilangan g. kosa kata rahasia d. Kosa kata popular dan kata-kata makian
2. Pengucapan 3. Pembentukan kalimat 4. Kemajuan dalam pengertian 5. Isi pembicaraan 6. Banyak bicara
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak sama dengan pada awal masa kanak-kanak. Perbadaannya terletak pada jenis situasi yang membangkitkan emosi dan bentuk ungkapannya. Periode meningginya emosi Pada akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat. Karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak menjadi sulit dihadapi. Meningkatnya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan fisik atau lingkungan. Keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius. Namun pada umumnya akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relative tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber.
diantaranya ada empat dampak yang ditimbulkan: a. Menjadi anggota geng sering kali menimbulkan pertentanngan dengan orang tua dan penolakan terhadap standar orangtua b. Pemusnahan antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin meluas c. Kecenderungan anak yang lebih tua untuk mengembangkan prasangka terhadap anak yang berbeda d. Cara anak memperlakukan anak-anak yang bukan anggota geng
3. Teman pada masa akhir kanak-kanak Banyak factor yang menentukan pemilihan teman. Biasanya yang dipilih adalah yang dianggap serupa dengan dirinya dan memenuhi kebutuhan. Karena daya tarik fisik mempengaruhi kesan pertama, anak cenderung memilih mereka yang berpenampilan menarik menjadi teman bermain dan sebagai teman baik. Keakraban disekolah atau dilingkungan tetangga adalah penting penting Karena untuk memilih teman-teman lingkungan anak-anak terbatas pada daerah relative sempit. Dan yang biasa dipilih adalah teman sejenis daripada lawan jenis. Sifat-sifat kepribadian penting dalam memilih teman, apakah sebagai teman bermain ataupun sebagai teman baik. Anak yang lebih besar memberi nilai tinggi pada kegembiraan, keramahan, kerjasama, kebaikan hati, kejujuran, kemurahan hati, bahkan keramahan dan sportivitas, pada teman bermain maupun teman baik. Menjelang masa kanak-kanak berakhir, anak lebih menyukai teman dan latar belakang social ekonomi, ras dan agama yang sama, khususnya sebagai teman baik.
4. Status sosiometris Sebelum masa kanak-kanak berakhir, sebagian besar anak-anak tidak hanya menyadari status sosiometris mereka, yaitu status yang mereka senangi pada kelompok social, tetapi juga status sosiometris dari teman-teman sebaya mereka. Tingkat penerimaan yang digemari anak digemari anak dipengaruhi oleh metode pelatihan anak yang digunakan oleh orangtua. Keterampilan dan kompetensi social juga mempengaruhi status sosiometris anak. Sekali status sosiometris didalam kelompok telah terbentuk, ,maka hal ini cenderung tetap. 5. Pemimpin pada akhir masa kanak-kanak Anak yang dipilih oleh teman-temannya untuk berperan sebagai pemimpin pada akhir masa kanak-kanak, mendekati ideal di kelompok. Ia tidak hanya disukai oleh sebagian besar anggota kelompok, tetapi juga memiliki cirri-ciri yang mudah dikagumi.
Selama akhir kanak-kanak baik anak laki-laki maupun perempuan sangat sadar akan kesesuain jenis permainan dengan kelompok seksnya. Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan bermain yang di anggap tidak sesuai untuk kelompok seksnya, tanpa memperhatikan kesenangan pribadi. Anak cerdas, terutama bila bertambah besar, lebih banyak bermain sendiri, daripada bermain yang bersifat social dan hanya sedikit mengikuti kegiatan yang melibatkan permainan fisik yang berat daripada anak yang tidak terlampau cerdas. Jenis lingkungan dimana anak hidup juga menentukan ada tidaknya kesempatan untuk bermain. Terlepas dari perbedaan ini, bagi sebagian besar anak bermain menjadi kurang aktif dengan berjalannya masa kanak-kanak, dan hiburab-hiburan seperti televisi, radio, film, dan bacaan semakin bertambah popular. Perubahan ini sebagian disebabakan bertambahnya pekerjaan rumah dan sebagian lagi disebabkan bertambah bertambah banyaknya tugas-tugas di rumah. 1. Bermain konstruktif Membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk permainan yang popular diantara anak laki-laki, sedangakan anak perempuan lebih menyukai jenis konstruktif yang lebih halus seperti menjahit, menggambar, melukis, membentuk tanah liat dan membuat perhiasan. 2. Menjelajah Seperti anak yang lebih muda, anak yang lebih besar senang memuaskan keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan menjelajahinya. Tetapi berbeda dengan anak yang lebih muda, anak yang lebih besar tidak puas dengan menjelajah mainan dan benda-benda disekitar lingkungannya. Anak-anak ingin menjelajah lebih jauh dari lingkungan rumah dan lingkungan tetangga dan menjelajah daerah-daerah baru. 3. Mengumpulkan Mengumpulkan sebagai suatu bentuk bermain, meningkat dengan berjalannya masa kanakkanak, karena kegiatan mengumpulkan berfungsi sebagai sumber iri hati dan gengsi diantara teman-teman dan juga memberikan kesenangan bagi kolektor. 4. Permainan dan olahraga Anak yang lebih besar tidak puas lagi memainkan jenis permainan yang sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan anak yang lebih besar, seperti bola basket, sepak bola, baseball dan hockey. Pada anak berusia sepuluh tahun, permainannya terutama bersifat persaingan, dengan pokok perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata mata pada kegembiraan. 5. Hiburan Beberapa hiburan yang digemari pada akhir masa kanak-kanak diantaranya membaca, buku komik, film, radio dan televisi, melamun dan berkhayal.
Disiplin berperan penting dalam perkembangan kode moral. Meskipun anak memerlukan disiplin, tetapi disiplin merupakan masalah yang serius bagi anak yang lebih besar. Penggunaab secara berlanjutan teknik-teknik disiplin yang ternyata efektif ketika anak masih kecil, cenderung menyebabkan kebencian pada anak yang lebih besar. Jika disiplin dibutuhkan dalam perkembangan anak.
ESENSI DISIPLIN BAGI ANAK-ANAK YANG LEBIH BESAR BANTUAN DALAM MENDASARKAN KODE MORAL Dalam kasus anak yang lebih besr, pengajaran mengenai benar dan salah seharusnya menekankan alas an mengapa pola perilaku tertentu diterima dan mengapa pola lain tidak diterima, dan seharusnya diarahkan untuk menolong anak memperluas konsep yang lebih luas, lebih abstrak. GANJARAN Ganjaran, seperti pujian atau perlakuan secara khusus karena berhasil mengatasi situasi sulit, dengan baik, mempunyai nilai pendidikan yang kuat jika pujian dan perlakuan khusus menunjukkan pada anak bahwa ia bertindak benar dan juga jika mendorong anak untuk mengulang perilaku yang baik. Bagaimanapun juga, jikalau pujian dan perlakuan khusus harus menjadi efektif ganjaran harus sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak. HUKUMAN Seperti ganjaran, hukuman harus sesuai dengan perkembangan dan harus dilakukan secara adil, kalau tidak, dapat menimbulkan kebencian anak. Hukuman juga harus mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan social di masa berikutnya. KONSISTENSI Disiplin yang baik selalau konsisten. Apa yang benar hari ini, esok juga benar dan lusapun juga benar. Perbuatan yang salah harus mendapatkan hukuman yang sama bila perbuatan itu setiap kali diulang, dan perbuatan yang benar juga harus mendapat ganjaran yang sama.
PERKEMBANGAN SUARA HATI Jenis disiplin biasanya juga memainkan peran yang penting dalam perkembangan suara hati. Istilah suara hati berarti suatu reaksi khawatir yang terkondisi terhadap situasi dan tindakan tertentu yang telah dilakukan dengan jalan menghubungkan perbuatan tertentu dengan hukuman. Suara hati merupakan polisi yang diinternalisasikan, yang mendorong anak untuk melakukan yang benar dan menghindari hukuman. ( Eysenck,H.J.The development of moral values in children.VII.The contribution of learning theory. British Journal of Educational Psychology, 1960, 30, 11-21) Rasa bersalah merupakan penilain diri negative yang terjadi bila individu mengakui bahwa perilakunya bertentangan nilai moral tertentu yang wajib diikuti. Dan rasa malu adalah reaksi emosioanl yang tidak menyenangkan dari individu terhadap penilaian negative orang lain, baik yang merupakan dugaan maupun ang benar-benar yang terjadi, yang mengakibatkan individu mencela diri sendiri berhadapan dengan kelompok. PELANGGARAN HUKUM PADA MASA AKHIR KANAK-KANAK
Seperti halnya dengan anak yang lebih kecil, beberapa pelanggaran ringan oleh anak yang lebih besar disebabkan oleh ketidaktahuan akan apa yang diharapkan dari padanya atau karena salah mengerti peraturan. Namun sebagian besar pelanggaran hokum merupakan akibat dari ikut sertanya anakdalam perbuatan geng yang salah. Untuk mempertahankan kedudukannya di dalam kelompok, anak sadar bahwa ia harus berbuat sesuai dengan yang dilakukan gengnya tanpa mempertimbangkan pandangannya terhada perilaku tesebut. Pelanggaran pada akhir masa kanak-kanak bergantung pada peraturan-peraturan yang dilanggar. Karena peraturan di rumah berbeda dengan peraturan di sekolah. Beberapa pelanggaran akhir masa kanak-kanak yang paling sering dilaporkan tercantum dalam table dibawah ini. PELANGGARAN YANG UMUM PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK Di rumah Berkelahi dengan saudara-saudara Merusak milik saudaranya Bersikap kasar kepada saudara yang dewasa Malas melakukan kegiata rutin Melalaikan tanggung jawab Berbohong tidak berterus terang Mencuri milik saudaranya Sengaja menumpahkan sesuatu Di sekolah Mencuri Menipu Berbohong Menggunakan kata-kata yang kasar dan kotor Merusak milik sekolah Membolos Mengganggu anak-anak lain dengan mengejek, menggerak dan menciptakan gangguan Membaca komik atau mengunyah permen karet selama pelajaran berlangsung Berbisik-bisik, melucu, atau berbuat gaduh di kelas Berkelahi dengan teman sekelas Minum obat-obatna terlarang, terutama marijuana di pekarangan sekolah
Dengan tambahnya usia anak, ia cenderung lebih banyak melanggar peraturan-peraturan di rumah maupun di sekolah dibandingkan perilaku saat ia lebih muda. Terjadinya pelanggaran di rumah disebabkan karena anak ingin menegakkan kemandiriannya dan sebagian lagi karena anak sering menganggap pertauran tidak adil, terutama apabila berbeda dengan peraturanperaturan rumah yang diharapkan dipatuhi oleh semua anggita keluarga dan hukuman yang diterima dianggap tidak adil. Meningkatnya pelanggarn di sekolah dapat disebabkan oleh kenyataan bahwa anak yang lebih besar tidak lagi menyenangi sekolah seperti ketika masih kecil. Misalnya anak tidak lagi menyukai guru seperti ketika masih duduk di kelas yang lebih rendah, anak menganggapnbeberapa mata elajaran membosankan sehingga ia berhenti belajar dan tidak
memusatkan perhatian pada mata pelajaran tersebut. Apapun penyebabnya, pelanggaran seringkali merupaka akibat dari kebosanan. ( McKinney, J. D. Teacher perceptions of the classroom behavior of reflective and impulsive children. Psychology in the Schools, 1975, 12, 348-352) Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, pelanggaran menjadi semakin berkurang (Dinkmeyer, D., and D. Dinkmeyer,Jr. Logical consequences: A key to the reduction of disciplinary problem. Phi Delta Kappan, 1976, 57, 664-666). Menurunnya pelanggaran mungkin karena adanya kematangan, baik fisik maupun psikologis, tetapi lebih sering karena kurangnya tenaga yang merupakan ciri pertumbuhan yang pesat yang mengiringi bagian awal dari masa puber. Di rumah, di sekolah, dan di lingkungan tetangga, anak laki-laki lebih sering melanggar pertauran daripada anak perempuan. Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal: 1. Anak laki-laki diberi kebebasan lebih banyak daripada anak perempuan dan tidak sering dihukum atas pelanggaran yang ia lakukan karena adanya anggapan bahwa anak laik-laki memang begitu. 2. Anak laki-laki merasa bahwa ia harus menentang peraturan untuk menunjukkan kejantanannya dan dengan demikian memperoleh dukungan teman-teman. MINAT-MINAT YANG UMUM PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK Penampilan Anak yang lebih besar akan diminati oleh orang lain hanya kalau ia begitu berbeda dari temanteman sebayanya sehingga ia merasa menarik perhatian. Pakaian Anak menaaruh minat pada pakaian baru, tetapi harus sama dengan apa yang dipakai temantemannya. Ia juga menyukai warna-warna pakaian yang tertentu. Nama dan Julukan Nama awal diminati hanya kalau berbeda dengan nama teman-temannya atau kalau ia merasa menarik perhatian orang dengan namanya. Karena nama keluarga dan nama tengah jarang digunakan, anak hanya menaruh minat bila nama menggolongkannya dengan kelompok rasa tau agama yang dikenai prasangka. Kalau nama meyadari bahwa nama julukan yang diberikan teman-teman mencerminkan penilaian teman-teman, ia tidak menyukai nama julukan yang berupa cemoohan. Tubuh Manusia Karena tidak dapat mengamati fungsfungsi tubuh secara langsung, anak berusah memuaskan keinginatahuannya tentang apa yang terjadi didalam tubuh dengan bertanya, membaca buku atau melihat gambar-gambar. Kesehatan Minat terhadap kesehatan tubuh hanya kalau anak sakit . Seks Anak ingin mengetahui lebih dalam mengenai reproduksi dan proses kelahiran. Sekolah Mulanya anak merasa sengan jika pergi ke sekolah. Pada akhir kelas dua banyak yang merasa bosan, mengembangkan sikap menentang dan kritis terhadap tugas-tugas akademis, meskipun anak masih menyukai kegiatan nonakademis.
Pekerjaan Masa Depan Awal minat tentang pekerjaan masa depan berkisar pada pekerjaan-pekerjaan yang dianggap sangat mempesonakan, mengasyikkan, dan yang bergengsi atau yang melibatkan kegiatakegiatan atau seragam yang baginya terasa penting. Symbol Status Bila anak melihat dan merasakan pentingnya status sosio ekonomi, maka mereka akan menaruh minat besar terhadap symbol-simbol nyata status sosio ekonomi keluarganya, seperti mobil atau rumah besar. Otonomi Berapa besar minat akan otonomi anak terutama bergantung pada berapa besar otonomi yang dimiliki teman-temannya. Biasanya anak puas bila terdapat persamaan atau sedikit lebih banyak daripada teman-temannya. EFEK MINAT Minat yang dikembangkan sangat mempengaruhi perilaku tidak saja selama periode masa kanak-kanak tetapi juga sesudahnya. Banyak orangtua dan guru sering mengabaikan tentang minat anak ataupun murid. Sebagian besar mereka merasa bahwa minat anak-anak hanyalah suatu tingakah saja, yang akan segera berlalu. Akibatnya, anak cenderung memandang rendah dan menganggap bahwa anak akan mengakhiri minatnya dengan bertambahnya usia dan bertambah luasnya pengalaman. Bagaimana minat, yang dibentuk pada akhir masa kanak-kanak, dapat mempengaruhi anak? Pertama, minat mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-cita. Kedua, minat dapat dan memang berfungsi sebagai tenaga pendorong yang kuat. Ketiga, prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang. Keempat, minat yang terbentuk dalam masa kanak-kanak sering kali menjadi minat seumur hidup, karena minat menimbulkan kepuasan. Anak cenderung mengulang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan minatnyadan dengan demikian menjadi suatu kebiasaan yang dapat menetap sepanjang hidup.
Efek Penggolongan Peran Seks Penggolongan peran seks berpengaruh pada perilaku dan penilaian diri anak-anak. Dalam penampilan, pakaian, bahkan gerak-gerik, anak berusaha menciptakan kesan akan kesesuaian dengan peran seks. Pada saat duduk di kelas dua, anak sudah sadar akan penampilan yang dianggap sesuai dengan peran seks. Sebelum kelas satu berakhir, kebanyakan anak belajar mempunyai cita-cita yang sesuai dddengan seksnya dalam geng. Misalnya, anak laki-laki diharapkan mencita-citakan pendidikan dan pekerjaan yang lebih tinggi daripada anak perempuan. Seperti ditunjukkan Bacon dan Larner, Anak perempuan mengembangkan peran stereotip pekerjaan yang kuat pada usia muda. Karena anak perempuan belajar untuk bercita-cita lebih rendah daripada kemampuannya, tidaklah mengherankanbila presentasinya sering kali berada di bawah kemampuannya.
Pertentangan seks, seperti telah dijelaskan sebelumnya, merupakan hasil dari penggolongan peran seks. Kalau anak laki-laki didorong untuk memandang dirinya lebih dari anak perempuan, maka akan timbul sikap yang merendahkan wanita. Dalam perkembangan minat, anak-anak diharapkan hanya untuk mengembangkan minat-minat yang dianggap sesuai dengan peran seksnya. Harapan tersebut diungkapkan dengan mendorong mereka menghadapi bidang-bidang yang sesuai dengan kelompok seks mereka. Penggolongan peran seks paling penting dalam penilaian diri. Anak menilai diri sendiri sesuai dengan pandangan orang-orang yang penting dalam hidupnya. PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM HUBUNGAN KELUARGA PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK Kemerosotan dalam hubungan keluarga yang dimulai pada bagian akhir masa bayi dan terus berlangsung melalui awal masa kanak-kanak, semakin mengganggu perkembangan anak dengan berjalannya akhir masa kanak-kanak. Banyak kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga menjelang berakhirnya masa kanak-kanak. Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari kondisi-kondisi sebelumnya dan beberapa lagi merupakan kondisi-kondisi baru yang timbul dari berbagi stuasi yang khas dari periode rentang kehidupan ini. Tentu saja ada saat damai dan harmonis di dalam rumah. Dan ada juga saat dimana anak yang lebih besar benar-benar menunjukkan kasih saying dan minat kepada adiknya. Demikian pula, ada saat dimana terjadi hubungan yang baik antara anak dan orangtua dan sanak saudara, dan tampaknya anak menyukai pertemuan-pertemuan dalam keluarga.namun anak lebih senang behubungan ddengan teman-temannya sendiri. Efek dari Hubungan Keluarga Pengaru yang mendalam dari hubungan anak dengan keluarga jelas terlihat dalam berbagai bidang kehidupan. Yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut : Pertama, pekerjaan di sekolah dan sikap anak terhadap sekolah sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan anggota keluarga. Hubungan keluarga yang sehat dan bahagia menimbulkan dorongan untuk berprestasi, sedangkan hubungan yang tidak sehat dan tidak bahagia menimbulkan ketegangan emosional yang biasanya memberi efek yang buruk pada kemampuan berkonsentrasi dan kemampuan untuk belajar. Kedua, hubungan keluarga mempengaruhi penyesuaian diri secara social diluar rumah. Bila hubungan keluarga menyenangkan, penyesuain social anak di luar rumah lebih baik daripada hubungan keluarga yang tegang. Ketiga, peran yang dimainkan dirumah menentukan pola peran di luar rumah mempengaruhi peran anak. Keempat, jenis metode pelatihan anak yang digunakan dirumah mempengaruhi peran anak. Kelima, pelatihan dirumah mempengaruhi penggolongan peran seks. PERUBAHAN-PERUBAHAN KEPRIBADIAN Dengan meluasnya cakrawala social pada saat anak masuk sekolah, factor=-faktor baru mulai mempengaruhi kepribadiannya. Akibatnya, anak harus seringkali memperbaiki konsep diri. Perubahan tidah hanya terjadi pada konsep diri, tetapi juga pada sifat-sifat orang lain yang dinilai dan dikagumi dan juga sifat-sifat pada diri anak sendiri.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri Banyak factor yang mempengaruhi konsep diri pada awal masa kanak-anak masih tetap mempengaruhi meskipun anak berkembangan menjadi lebih besar. Pada saat anak dari kelompok minoritas masuk sekolah, anak menjadi lebih sadar mengenai prasangka yang ditujukan terhadap kelompoknya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Lambat laun keadaan ini mengakibatkan perasaan rendah diri yang dapat diungkapkan dalam penyesuaian social yang buruk dan perilaku antisocial, keduanya dapat mewarnai pandangan hidup anak. Sejumlah factor baru mempengaruhi konsep diri pada saat anak masuk sekolah dan ketika pola hidupnya berubah. Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada akhir masa kanak-kanak : Kondisi fisik Kesehatan yang buruk dan cacat-cacat fisik menghalangi anak untuk bermain dengan temanteman dan menyebabkan anak merasa rendah diri dan terbelakang. Bentuk tubuh Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kecil menurut usianya tidak mampu mengikuti temantemannya sehingga mengakibatkan perasaan rendah diri. Nama dan Julukan Nama yang menggambarkan cemohan atau yang menggambarkan status kelompok minoritas, dapat mengakibatkan perasaan rendah diri. Julukan yang diambil dari kelucuan fisik atau sifat kepribadian dapat menimbulkan rendah diri dan dendam. Status Sosial Ekonomi Jika anak merasa bahwa ia memiliki rumah yang lebih baik, atau pakaian yang lebih bagus dari apa yang dimiliki teman-temannya, ia akan merasa lebih tinggi. Sebaliknya, jika anak merasa status social ekonominya lebih rendah dari pada teman-temannya, ia cendeeeerung merasa lebih rendah. Lingkungan Sekolah Penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan yang penuh pengertian. Sedangkan guru yang menerapkan disiplin yang dianggap tidak adil oleh anak atau yang menentang anak akan member pengaruuh yang berbeda. Dukungan Sosial Dukungan atau kurangnya dukungan dari teman-teman mempengaruhi kepribadian anak melalui konsep diri yang terbentuk. Yang paling terpengaruh adalah anak yang sangat popular dan anak yang terkucil. Keberhasilan dan Kegagalan Berhasil menyelesaikan tugas-tugas memberikan rasa percaya diri dan menerima diri ssendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan timbulnya perasaan kurang mampu. Seks Anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang harus dijalankan lebih rendah dari pada peran anak laki-laki, dan kesadaran ini menyebabkan menurunnya penilaian diri. Inteligensi Inteligensi yang sangat berbeda dari yang normal akan memberikan pengaruh buruk kepada kepribadian. Anak yang inteligensinya kurang dari rata-rata merasakan kekurangan dan merasakan adanya sikap menolak dari kelompok. Akibatnya anak menjadi malu, tertutup, dan acuh tak acuh, atau anak menjadi agresif terhadap teman-teman yang menolak dirinya. Anak dengan tingkat kecerdasan tinggi juga cenderung mempunyai konsep diri yang buruk.
Mencari Identitas Karena anak-anak pada umumnya memasuki periodde akhir masa kanak-kanak dan berminat dalam keanggotaan kelompok, mereka sangat terpukau dengan standar dalam penampilan , berbicara dan berprilaku seperti yang ditetapkan oleh kelompok. Pencarian identitas ini dimulai pada bagian akhir masa kanak-kanak dan mencapai tahap kritis dalam masa remaja. Menurut Erikson , identitas diri berarti perasaan dapat berfungsi sebagaiseorang yang tersendiri tapi yang berhubungan erat dengan orang lain. Untuk memperoleh identitas diri, anak harus mempunyai keyakinan bahwa ia harus dapat bertindak ssendiri.
a.
b.
c.
d. e.
f.
BAHAYA PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, bahaya akhir masa kanak-kanak dapat berbentuk bahaya fisik dan psikologis. Namun, selama akhir masa kanak-kanak, reaksi psikologis dari bahaya fisik sangat penting dan hal ini akan ditekankan. Bahaya Fisik Berikut ini beberapa bahaya fisik yang utama : Penyakit : karena vaksin terhadap sebagian besar penyakit anak-anak sekarang mudah didapat, maka penyakit yang diderita anak-anak terutama adalah salesma, dan gangguan-gangguan pencernaan, yang jarang menimbulkan akibat fisik yang lama. Kegemukan : kegemukan pada anak-anak lebih besar dapat dissebabkan karena kondisi kelenjar., tetapi lebih sering disebabkan kebanyakan makan terutama kebanyakan karbonhidrat. Anak gemuk sulit mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai keterampilan-keterampilan yang penting untuk keberhasilan social. Disamping itu teman-teman sering mengganggu dan mengejek ddengan menyebut gendut atau sebutan-sebutan lain yang membuat anak merasa rendah diri. Bentuk tubuh yang tidak sesuai : anak perempuan yang bentuk tubuhnya kelaki-lakian dan anak laki-laki yang penampilan fisiknya seperti perempuan sering dicemooh oleh teman-teman dan dikasiani oleh orang-orang ddewasa. Kecelakaan : sekalipun kecelakaan tidak meninggalkan bekas-bekas fisik, namun kecelakaan itu dapat meninggalkan bekas psikologis. Kecanggungan : Kalau anak mulai membandingkan-bandingkan diri dengan teman-teman seusia, ia sering mendapatkan kecanggungan dan kekakuan menghalanginya untuk melakukan apa yang dilakukan oleh teman-teman. Akibatnya anak mulai memandang diri kurang dari teman-teman sebaya dan bernasib buruk. Kesederhanaan : Berbeda dengan para remaja atau orang-orang dewasa yang mengembangkan perasaan ketidakmampuan pribadi kalau mengetahui bahwa mereka dianggap tidak menarik, banyak anak-anak yang sederhana relatif kurang memperdulikan penampilan mereka kecuali kalau keadaannya sangat tidak menarik sehingga menimbulkan komentar yang kurang menyenangkan dari teman-teman atau menyebabkan penolakan oleh teman-teman. Tetapi kesederhanaan dapat dan sering merupakan bahaya bila mana orangorang bereaksi kurang baik dan mengemukakan perasaan dalam cara memperlakukan anak yang sederhana.
1. 2.
3. 4.
BAHAYA PSIKOLOGIS Bahaya psikologis akhir masa kanak-kanak terutama mempengaruhi penyesuaian social, yaitu tugas perkembangan utama dalam periode ini. BAHAYA PSIKOLOGIS PADA AKHIR MASA KANAK_KANAK Bahaya dalam Berbicara Ada empat bahaya berbicara yang umum terdapat pada akhir masa kanak-kanak: Kosa kata kurangdari rata-rata menghambat tugas-tugasdi sekolah dan menghambat komunikasidengan orang-orang lain Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan tata bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau pelat akan membuat anak menjadi anak menjadi sangat sadar diri sehingga anak hanya berbicara bilamana perlu. Dilingkungan sekolah terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda. Pembicaraan yang bersifat egosentris yang mengkritik dan merendahkan orang lain dan yang ber sifat membual akan ditentang oleh teman-teman
Bahaya Emosi Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang-orang dewasa, kalau ia masih menunjukan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan seperti amarah yang meledak-ledakdan juga bila emosi yang buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang-orang lain. Bahaya Sosial Terdapat lima jenis anak yang penyesuainnya dipengaruhi oleh bahaya social. 1. Anak yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman-teman akan kurang mempunyai kesempatan untuk belajar bersifat social. 2. Anak yang terkucil yang tidak memiliki persamaan dengan kelompok teman-teman akan menganggap dirinya berbeda dan merasa tidak mempunyai kesempatan untuk diterima oleh teman-teman. 3. Anak yan mobilitas social dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan untuk diterima dalam kelompok yang sudah terbentuk. Anak yang berasal dari kelompok rasa tau kelompok agama yang terkena prasangka
Bahaya Bermain Anak yang kurang memiliki dukungan social akan terasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota kelompok. Anak yang dilarang berkhayal membuang waktu atau dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku.
Bahaya Moral Ada enam bahaya yang umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak : Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak serupa dengan kode orang dewasa. Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap perilaku. Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan. Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak. Menganggap dukungan teman-teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga perilaku itu menjadi kebiasaan. Tidak sabar terhadap perbuatan oranglain yang salah. Bahaya yang Menyangkut Minat Ada dua bahaya yang umum dihubungkan minat masa kanak-kanak, yaitu : 1. Tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-temannya 2. Mengembangkan sikap yang kurang baik tehadap minat yang dapat bernilaibagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah. Bahaya dalam Penggolongan Peran Seks Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks, yaitu : Kegagalan untuk mempelajari organ organ peran seks yang dianggap pantas oleh teman-teman sebaya, dan ketidakmampuan untuk melakukan peran seks yang disetujui 2. Anak laki-laki diharapkan melakukan peran sederajat dan anak perempuan diharapkan melakukan peran-peran tradisional. 1. Bahaya Hubungan Keluarga Perkembangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal yaitu, Melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk serta masalah masalah yang dibawa keluar rumah Bahaya dalam Perkembangan Kepribadian 1. 2. Perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri, Egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak , egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang palsu.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Akhir masa kanak-kanak dapat dan harus merupakan periode yang bahagia dalam rentang kehidupan , meskipun periode ini bukan masa yang sepenuhnya gembira karena anak diharapkan memikul tambahan tanggung jawab di sekolah dan di rumah, keberhasilan dalam melaksanakan tanggung jawab ini terlebih yang dianggap penting oleh orang-orang akan menambah kebahagiaan. Banyak factor yang menimbulkan kebahagiaan anak-anak. Beberapa diantaranya juga merupakan factor yang penting pada masa awal kanak-kanak, tetapi sekarang factor-faktor tersebut berbeda pengaruhnya karena minat dan pola kehidupan anak telah berubah dank arena anak ingin lebih banyak meluangkan waktu dengan teman-teman sebaya.