Revisi
Revisi
Oleh:
Sri Rahayu Ningsih, S.Ked
I1A0060
Pembimbing:
dr. Meriah Sembiring, Sp.A
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... iv
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 3
I. Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik ........................................... 3
II. Ventricular Septal Defect (VSD) ...................................................... 6
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS................................................................................. 12
II.
ANAMNESIS.............................................................................. 12
III.
PEMERIKSAAN FISIK.............................................................. 16
IV.
V.
RESUME..................................................................................... 24
VI.
DIAGNOSIS................................................................................ 25
VII.
PENATALAKSANAAN............................................................. 26
VIII.
USULAN PEMERIKSAAN........................................................ 26
IX.
PROGNOSIS............................................................................... 27
PEMBAHASAN .............................................................................................. 28
PENUTUP......................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ventricular Septal Defect (VSD)........................................................ 6
Gambar 2. Gambaran Radiologis Ventricular Septal Defect (VSD)................... 10
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
termasuk pertumbuhan. Keadaan ini dapat disebabkan oleh peningkatan beban kerja
jantung dan gangguan pada miokardium. Peningkatan beban kerja jantung ini seringkali berhubungan dengan penyakit jantung bawaan (congenital heart disease) seperti
terdapatnya
Ventrikel Septal Defect (VSD), Atrial Septal Defect (ASD), atau Patent
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada
struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi
akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase
awal perkembangan janin. Ada 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik (tidak
biru) dan sianotik (biru) yang masing-masing memberikan gejala dan memerlukan
penatalaksanaan yang berbeda. Angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 810 bayi
dari 1000 kelahiran hidup dan 30 % diantaranya telah memberikan gejala pada
minggu-minggu pertama kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak
ditangani dengan baik, 50% kematiannya akan terjadi pada bulan pertama
kehidupan. Di negara maju hampir semua jenis PJB telah dideteksi dalam masa
bayi bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang
banyak yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa
jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi. Pada beberapa
jenis PJB tertentu sangat diperlukan pengenalan dan diagnosis dini agar segera
dapat diberikan pengobatan serta tindakan bedah yang diperlukan. (1,2,4)
Gejala Klinis
Pada VSD yang kecil umumnya
pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sehingga adanya PJB ini sering
ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan rutin, yaitu terdengarnya bising
pansistolik di parasternal sela iga 3 4 kiri. Bila lubangnya sedang maka keluhan
akan timbul saat tahanan vaskuler paru menurun, yaitu sekitar usia 23 bulan.
Gejalanya antara lain penurunan toleransi aktivitas fisik yang pada bayi akan
terlihat sebagai tidak mampu mengisap susu dengan kuat dan banyak,
pertambahan berat badan yang lambat, cenderung terserang infeksi paru berulang
dan mungkin timbul gagal jantung yang biasanya masih dapat diatasi secara
medikamentosa. Dengan bertambahnya usia dan berat badan, maka lubang
menjadi relatif kecil sehingga keluhan akan berkurang dan kondisi secara umum
membaik walaupun pertumbuhan masih lebih lambat dibandingkan dengan anak
yang normal. VSD tipe perimembranus dan muskuler akan mengecil dan bahkan
menutup spontan pada usia dibawah 810 tahun. Pada VSD yang besar, gejala
akan timbul lebih awal dan lebih berat. Kesulitan mengisap susu, sesak nafas dan
kardiomegali sering sudah terlihat pada minggu ke 23 kehidupan yang akan
bertambah berat secara progresif bila tidak cepat diatasi. Gagal jantung timbul
pada usia sekitar 812 minggu dan biasanya infeksi paru yang menjadi
pencetusnya yang ditandai dengan sesak nafas, takikardi, keringat banyak dan
hepatomegali. Bila kondisi bertambah berat dapat timbul gagal nafas yang
membutuhkan bantuan pernafasan mekanik. Pada beberapa keadaan kadang
terlihat kondisinya membaik setelah usia 6 bulan, mungkin karena pirau dari kiri
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II
agak keras. Intensitas bising derajat III - VI.
b. VSD besar
Inspeksi:
Pertumbuhan badan jelas terhambat, pucat dan banyak berkeringat. Gejala
yang menonjol ialah nafas pendek dan terdapat retraksi suprasternal, sela
intercostal dan regio epigastrium.
Palpasi:
Pulsasi jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding
dada.
Auskultasi:
Bunyi jantung I mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti click
sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal
arteri pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung II mengeras terutama pada
sela iga II kiri.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya adalah rontgen
thoraks yang akan memberikan hasil kondisi dan anatomi jantung yang normal
(apabila VSD kecil) sampai dengan kardiomegali
vaskular paru. Pada VSD kecil gambaran rontgen thoraks menunjukkan besar
jantung normal denganau tanpa corakan pembuluh darah berlebih. Pada VSD
sedang dan besar akan menunjukkan:
1. Hipertrofi biventricular dengan variasi dari ringan sampai sedang.
2. Pembesaran atrium kiri (Left Atrial Hypertrophy).
3. Pembesaran batang a.pulmonalis sehingga tonjolan pulmonal prominen.
4. Corakan pembuluh darah paru yang meningkat.
Pemeriksaan penunjang lainnya adalah elektrokardiografi (EKG) atau alat
rekam jantung serta ekokardiografi dengan doppler.
Penatalaksanaan
Bayi dengan VSD perlu dievaluasi secara periodik sebulan sekali selama
setahun mengingat besarnya aliran pirau dapat berubah akibat resistensi paru yang
menurun. Bila terjadi gagal jantung kongestif harus diberikan obat-obat anti gagal
jantung yaitu digitalis, diuretika dan vasodilator. Bila medikamentosa gagal dan
tetap terlihat gagal tumbuh kembang atau gagal jantung maka sebaiknya
dilakukan tindakan operasi penutupan VSD secepatnya sebelum terjadi penyakit
obstruktif vaskuler paru. Indikasi operasi penutupan VSD adalah bila rasio aliran
10
darah yang ke paru dan sistemik lebih dari 1,5. Operasi paliatif Pulmonary Artery
Banding (PAB) dengan tujuan mengurangi aliran ke paru hanya dilakukan pada
bayi dengan VSD multipel atau dengan berat badan yang belum mengijinkan
untuk tindakan operasi jantung terbuka. (7)
Pada VSD kecil biasanya ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup
secara spontan. Diperlukan operasi biasanya bertujuan untuk mencegah
endokarditis infektif. Pada VSD sedang jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung,
dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat
mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan
normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya
> 10 kg. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen
biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya
menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat
selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu
penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6
bulan. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen operasi paliatif atau
operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena a.pulmonalis mengalami
arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat
sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui
defek (8,9).
11
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
1. Identitas penderita :
Nama Penderita
: An. RH
Jenis kelamin
: Laki-laki
: Tn. S
Pendidikan
: SMP
Pekerjaaan
: Wiraswasta
Alamat
Ibu : Nama
: Ny. S
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Alamat
II. ANAMNESA
Kiriman dari
: Poliklinik Anak
Dengan diagnosa
: Gagal Jantung
Aloanamnesa dengan
: Ibu
Tanggal/jam
12
13
Riwayat Natal :
Spontan/tidak spontan
: Spontan
Nilai APGAR
: 2900 gr
: Ibu lupa
Lingkar kepala
: Ibu lupa
Penolong
: Bidan
Tempat
: Rumah Bidan
Riwayat neonatal
5. Riwayat perkembangan :
Tiarap
: 4 bulan
Merangkak
: 6 bulan
Duduk
: 8 bulan
Berdiri
: 10 bulan
Berjalan
: 18 bulan
Saat ini
14
6. Riwayat imunisasi :
Nama
BCG
Polio
Hepatitis B
DPT
Campak
Dasar
Ulangan
7. Makanan
8. Riwayat keluarga :
Ikhtisar keturunan :
Ibu
Ayah
15
Susunan keluarga
No
Nama
Umur
L/P
Penjelasan
Tn S
32 thn
Sehat
Ny. S
23 thn
Sehat
An. RH
3 thn
Sakit
9. Riwayat Sosial-Lingkungan
Anak tinggal di rumah kontrakan bersama kedua orang tuanya. Ukuran
rumah 3 x 5m2 terbuat dari kayu. Rumah hanya bersekat antara ruang
tamu, kamar, dan dapur. Terdapat 2 buah jendela, penerangan PLN cukup,
MCK dan memasak menggunakan air ledeng. Namun, minum air yang
tidak dimasak sudah menjadi kebiasaan. Kamar mandi dan WC terletak di
belakang rumah berupa batang. Sampah dibuang di tempat sampah yang
kemudian dibuang ke TPA.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran
: Komposmentis
GCS
: 4-5-6
2. Pengukuran :
Tanda vital : Tensi
Nadi
: 100 / 70 mmHg
: 134 x/menit, kualitas : irreguler, equalitas
bervariasi
Suhu
: 37,3o C
Respirasi: 40 x/menit
16
Berat badan
: 10 kg
Panjang/tinggi badan
: 81 cm
: 12,5 cm
Lingkar kepala
: 46,5 cm
3. Kulit :
Warna
: Sawo matang
Sianosis
: Tidak ada
Hemangiom
: Tidak ada
Turgor
: Cepat kembali
Kelembapan : Hiperhidrosis
Pucat
: Tidak ada
Lain lain
4. Kepala : Bentuk
UUB
: Menutup
UUK
: Menutup
Rambut: Warna
Mata :
: Mesosefali
: Hitam
Tebal/Tipis
: Tipis
Distribusi
: Distribusi merata
Alopesia
: Tidak ada
Palpebra
: Edema (+/+)
Konjungtiva
: anemis (-/-)
Sklera
: ikterik (-/-)
17
: Cukup
Pupil : Diameter
: 3 mm/3 mm
Simetris
: isokor
: Jernih
: Simetris normal
Sekret
: Minimal
Serumen
: Tidak ada
Nyeri
: Tidak ada
Hidung : Bentuk
: Simetris normal
: Tidak ada
Sekret
: Tidak ada
Mulut : Bentuk
: simetris normal
Bibir
Gusi
Gigi-geligi
Lidah : Bentuk
Warna
Faring : Hiperemi
Edem
18
Tonsil : Warna
: Merah pucat
Pembesaran
: Tidak ada
Abses
: Tidak ada
: tidak terlihat
: tidak meningkat
: Tidak ada
- Kaku Kuduk
: Tidak ada
- Massa
: Tidak ada
- Tortikolis
: Tidak ada
6. Toraks :
a. Dinding dada/Paru
Inspeksi :
Bentuk
: simetris
Retraksi
: (+/+), subcostal
Dispnea
: tidak ada
Pernafasan : Torako-abdominal
Palpasi :
Fremitus fokal
Perkusi
Auskultasi :
: Simetris
: Sonor/Sonor
: Sn. Vesikuler
: Tidak ada
b. Jantung :
19
Inspeksi :
Iktus
: tidak tampak
Palpasi :
Apeks
: tidak teraba
Thrill
: tidak ada
Perkusi :
Batas atas
Frekuensi
Auskultasi :
: (+)
Derajat
: 2/6
Lokasi
Punct max
: apeks
Penyebaran
7. Abdomen
Inspeksi :
Bentuk
: Cembung
Palpasi
Hati
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Ginjal
: tidak teraba
Massa
: tidak ada
Abdomen
: Timpani
Asites
: Tidak ada
20
Auskultasi
8. Ekstremitas
Atas
Bawah
Neurologis
:
Lengan
Gerakan
Tonus
Trofi
Klonus
Reflek fisiologis
Reflek patologis
Sensibilitas
Tanda meningeal
Tungkai
Kanan
Normal
Eutoni
Eutrofi
Tidak ada
BPR(+)
Kiri
Normal
Eutoni
Eutrofi
Tidak ada
BPR(+)
Kanan
Normal
Eutoni
Eutrofi
Tidak ada
KPR (+)
Kiri
Normal
Eutoni
Eutrofi
Tidak ada
KPR (+)
TPR(+)
TPR(+)
Hoffman(-)
Hoffman(-)
APR (+)
Babb (-)
APR (+)
Babb (-)
Tromner(-)
Tromner(-)
Chadd (-)
Chadd (-)
Normal
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Opp (-)
Normal
Tidak ada
Opp (-)
Normal
Tidak ada
9. Susunan Saraf
10. Genitalia
11. Anus
21
Sinus Tajam
22
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
10.7
14.700
4.67
32
202.000
15.0
11,0-15,0
4.0 10.5
4.50 6.00
35 45
150 350
11.5 14.7
g/dl
Ribu/ul
Juta/ul
Vol%
Ribu/ul
%
67.5
22.9
34.0
80.0 97.0
27.0 32.0
32.0 38.0
Fl
Pg
%
36.2
50.0 70.0
54.0
9.8
5.30
7.90
1.40
25.0 40.0
4.00 11.0
2.50 7.00
1.25 4.00
-
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
138
< 200
mg/dl
131
82
16 40
8 45
U/I
U/I
24
0.7
10 45
0.4 1.4
mg/dl
mg/dl
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
11.0
11.800
4.75
35
284.000
16.2
11,0-15,0
4.0 10.5
4.50 6.00
35 45
150 350
11.5 14.7
g/dl
Ribu/ul
Juta/ul
Vol%
Ribu/ul
%
MCV,MCH,MCHC
MCV
MCH
MCHC
Hitung Jenis
Neutrofil %
Limfosit %
MID %
Neutrofil #
Limfosit #
MID #
Gula Darah
Gula Darah Sewaktu(BSS)
HATI
SGOT
SGPT
GINJAL
Ureum
Creatinin
23
MCV,MCH,MCHC
MCV
MCH
MCHC
Hitung Jenis
Basofil %
Eosinofil %
Neutrofil %
Limfosit %
Monosit %
Basofil #
Eosinofil #
Neutrofil #
Limfosit #
Monosit #
73.9
23.2
31.3
80.0 97.0
27.0 32.0
32.0 38.0
Fl
Pg
%
0.5
0.0 1.0
1.5
54.0
35.1
8.9
0.06
1.0 3.0
50.0 70.0
25.0 40.0
3.0 9.0
< 0.1
%
%
%
%
ribu/ul
0.18
6.36
4.14
1.05
<0.3
2.5 7.0
1.25 4.00
0.30 1.00
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
10.1
11.800
4.68
30
246.000
15.3
11,0-15,0
4.0 10.5
4.50 6.00
35 45
150 350
11.5 14.7
g/dl
Ribu/ul
Juta/ul
Vol%
Ribu/ul
%
64.5
21.6
33.4
80.0 97.0
27.0 32.0
32.0 38.0
Fl
Pg
%
42.2
50.0 70.0
48.1
9.7
4.60
5.20
1.10
25.0 40.0
4.00 11.0
2.50 7.00
1.25 4.00
-
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
24
Ureum
Creatinin
Total Protein
16
0.4
7.5
10 45
0.4 1.4
mg/dl
mg/dl
V. RESUME
Nama
: An. RH
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 3 tahun 5 bulan
Berat badan
: 10 kg
Keluhan Utama
: Bengkak
Uraian
: Sejak usia 1 minggu batuk (+), muntah (+), febris (+), cepat
lelah (+), dan banyak berkeringat (+). Usia 9 bulan anak ada sesak (+), sianosis
hingga tidak sadarkan diri. Tahun lalu anak juga ada bengkak pada daerah wajah,
tangan, dan kaki. Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit anak ada bengkak
pada wajah dan kaki, nafsu makan menurun, rewel, nyeri saat BAK, dan nyeri
sendi.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
Tensi
: 100/70 mmHg
Denyut nadi
: 134 kali/menit
Pernafasan
: 40 kali/menit
Suhu
: 37,3o C
Kulit
Kepala
: mesosefali
Mata
Telinga
Mulut
Thoraks/paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
ekstremitas bawah.
Susunan saraf
Genitalia
Anus
VI. DIAGNOSA
1. Diagnosa banding : - Gagal Jantung ec PJB Asianotik
- Gagal Jantung ec Penyakit Jantung Rematik
- Gagal Jantung ec Kardiomiopati
2. Diagnosa kerja
3. Status Gizi
WHO NCHS
-
BB/U
26
TB/U
CDC 2000
BB sesungguhnya x 100 % = 4,6 x 100 % = 92 %
BB ideal
5
VII. PENATALAKSANAAN
- O2 nasal 2 Lpm
- IVFD D5 NS 6 tpm mikro + 3 cc KCl
- Inj. Ampicilin 3 x 300 mg
- Inj. Gentamicin 1 x 30 mg
- Inj. Furosemid 2 x 5 mg
- PO. Captopril 3 x 2.5 mg
- PO. Digoksin 2 x 0,05 mg
- Tirah Baring (posisi setengah duduk)
- Diet rendah garam (0,5 gr/hari)
VIII. USUL PEMERIKSAAN
1.
2.
3.
Echocardiografi
IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: dubia ad malam
Quo ad funtionam
: dubia ad malam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Dilaporkan seorang anak laki laki berumur 3 tahun 5 bulan dengan
berat 10 kg dan panjang badan 81 cm yang dirawat di ruang anak RSUD Ulin
Banjarmasin dari tanggal 19 Mei 2010 hingga 8 Juni 2010 dengan diagnosa Gagal
Jantung et causa Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Asianotik tipe Ventrikular
Septal Defek (VSD)
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan bengkak pada palpebrae 1
minggu sebelum masuk Rumah Sakit. Anak juga mengeluh ada batuk, sesak, dan
mudah kelelahan bila beraktivitas disertai dengan keluhan nyeri pada sendi lutut
kedua kakinya. Selain itu, anak juga menjadi rewel dan tidak mau makan. Sampai
sekarang anak sudah 5 kali di rawat inap di Rumah Sakit dengan keluhan yang
sama dan didiagnosa oleh dokter menderita penyakit jantung bawaan. Pada pasien
ini tidak ditemukan adanya gejala sianosis sehingga kita dapat menyingkirkan
diagnosis diagnosis penyakit jantung bawaan sianotik.
Dari gejala klinis seperti sesak nafas, mudah lelah, edema palpebrae, dan
peradangan saluran pernafasan yang ditandai dengan adanya batuk berdahak maka
dapat diduga bahwa pasien mengidap kelainan jantung bawaan non sianotik
(VSD, ASD, PDA). (1,2)
Penderita VSD dengan aliran pirau yang besar, gejala akan timbul lebih
awal dan lebih berat. Kesulitan mengisap susu, sesak nafas dan kardiomegali
sering sudah terlihat pada minggu ke 23 kehidupan yang akan bertambah berat
secara progresif bila tidak cepat diatasi. Hal ini sesuai dengan anamnesa dimana
28
pasien ini sejak umur 1 minggu sudah mengalami keluhan yang serupa dimana
anak selalu muntah dan sesak nafas bila menyusu disertai dengan batuk yang
progresif. Gagal jantung biasanya timbul pada usia sekitar 812 minggu dan
biasanya infeksi paru yang menjadi pencetusnya yang ditandai dengan sesak
nafas, takikardi, keringat banyak dan hepatomegali. Bila kondisi bertambah berat
dapat timbul gagal nafas yang membutuhkan bantuan pernafasan mekanik. Gejala
gejala klinis di atas sesuai dengan keadaan pasien dimana setelah keluhan
pertama di usia 1 minggu anak menjadi sering batuk berulang disertai demam dan
keringat yang banyak sehingga dapat disimpulkan bahwa pirau yang terdapat pada
pasien termasuk dalam jenis pirau yang besar. Begitu pula dengan asal mula
terjadinya adalah pada saat usia pasien 7 hari (1 minggu) dimana gejala gejala
yang terjadi pada umur tersebut sudah bersifat progresif. (2,3,10)
Pada beberapa keadaan kadang terlihat kondisinya membaik setelah usia 6
bulan, mungkin karena pirau dari kiri ke kanan berkurang akibat lubang mengecil
spontan, timbul hipertrofi infundibuler ventrikel kanan atau sudah terjadi
hipertensi paru. Pada VSD yang besar dengan pirau dari kiri ke kanan yang besar
ini akan timbul hipertensi paru yang kemudian diikuti dengan peningkatan
tahanan vaskuler paru dan penyakit obstruktif vaskuler paru. Selanjutnya
penderita mungkin menjadi sianosis akibat aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri,
bunyi jantung dua komponen pulmonal keras dan bising jantung melemah atau
menghilang karena aliran pirau yang berkurang. Kondisi ini disebut sindroma
Eisenmengerisasi (11,12). Hal ini dapat menjelaskan mengapa pada pasien ini saat
anak berusia 9 bulan sempat mengalami sesak disertai sianosis sesaat yang dapat
29
diakibatkan oleh peningkatan tahanan vaskuler paru dan adanya aliran pirau
terbalik dari kanan ke kiri. Pada saat itu anak mengalami sianosis hingga tidak
sadarkan diri dan harus dirawat di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) .
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kardiomegali pada perkusi dan
terdapat bising serta irama Gallop pada auskultasi. Pada pemeriksaan fisik VSD
semestinya akan didapatkan wide fixed splitting bunyi jantung II (walaupun tidak
selalu ada), bising sistolik tipe injeksi pada daerah pulmonal, bising mid diastolik
pada daerah tricuspid. Tanda tanda ini sesuai dengan keadaan pada pasien
dimana didapatkan bising pada auskultasi dan adanya kardiomegali pada perkusi
jantung yang diperkuat lagi dengan hasil foto thoraks. Irama Gallop merupakan
suatu gejala khas pada penderita gagal jantung (13).
Pada gambaran foto thoraks didapatkan adanya kesan kardiomegali akibat
Hipertrofi Ventrikel Kiri, Hipertrofi Ventrikel Kanan dan Hipertrofi Atrium Kiri,
selain itu didapatkan pula corakan bronkovaskular yang bertambah, dan pinggang
jantung menghilang.
Gambaran umum yang sering dikaitkan dengan VSD, adalah sebagai
berikut: gambaran jantung sedikit membesar ke kiri, pembesaran ventrikel kiri
dan atrium kiri, A. Pulmonalis melebar dengan konus pulmonalis yang menonjol.
Secara singkat gambaran radiologis dari VSD dapat dibagi menjadi : (12,14)
1. Kebocoran yang sangat kecil.
(Maladi
de Rogerbiasanya
bagian
muskular
septum).
Jantung
tidak
30
31
terhadap
faktor
pencetus.
Termasuk
dalam
pengobatan
32
33
BAB V
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus gagal jantung pada anak laki-laki berumur
3 tahun 5 bulan dengan berat badan 10 kg yang dirawat di ruang anak RSUD Ulin
Banjarmasin. Diagnosis ditegakkan berdasarkan alloanamnesis yang dilakukan
pada orang tua pasien dan hasil pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
yang didapatkan pada anak. Selama perawatan pasien mendapatkan terapi O2 2
liter/menit, IVFD D5 NS + 3 cc KCl 6 tpm, Injeksi Ampicilin 3 x 300 mg,
Gentamisin 1 x 30 mg, Furosemid 2 x 5 mg, terapi per oral yang didapatkan
antara lain Digoxin 2 x 0,05 mg, Captopril 3 x 2,5 mg, Ambroxol 3 x 1 cth,
Spironolaktone 3 x 2 mg,dan Cefixime syrup 2 x 1/3 cth yang diberikan setelah
pemberian injeksi Ampisilin-Gentamisin dihentikan. Setelah perawatan selama 21
hari anak pulang atas izin dokter karena gejala telah membaik.
34
35