Berikut ini tugas PR Kinetika Kimia Kimia Fisika PSTB. Perhatikan ketikan warna merah pada setiap contoh soal adalah merupakan tugas anda. Silahkan baca secara cermat berdasarkan runutan setiap contoh soal, kerjakan minimal 7 soal. Soal harap ditulis kembali dan dikumpulkan dalam bentuk Print-out atau tulisan tangan Dikumpulkan paling lambat tgl. 27 Nopember 2013 Terima kasih, semoga sukses proses belajar anda. amin P. Setiadi
I.
Definisi Laju Reaksi Laju reaksi adalah laju berkurangnya reaktan dan bertambahnya produk selama berlangsungnya reaksi. Selama reaksi reaktan akan dikonsumsi untuk membentuk produk.
II.
Hukum Laju dan Konstanta Laju Hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi reaktannya.
Konstanta laju, k, adalah suatu koefisien sebagai penentu laju reaksi yang tidak bergantung pada konsentrasi tetapi bergantung pada temperatur.
III.
Orde Reaksi Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi komponen itu dalam hukum laju. Untuk suatu reaksi elementer, orde reaksi merupakan koefisien dalam stoikiometri reaksi, Namun untuk reaksi-reaksi non elementer, orde reaksi belum tentu koefisien reaksinya, tetapi bergantung pada mekanisme terjadinya reaksi. Orde keseluruhan reaksi merupakan penjumlahan dari orde semua komponennya. Orde reaksi
Nopember 2013 Page 1
IV.
a. Metode isolasi Untuk menentukan reaksi yang melibatkan lebih dari satu reaktan, kita dapat menentukan laju dengan mengukur ketergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi masing masing reaktan,satu per satu. Kita buat semua konsentrasi sama kecuali satu reaktan dan kita catat laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi tersebut. Jadi dari ketergantungan yang teramati ini kita mengetahui orde dalam reaktan tersebut. Prosedur yang sama juga berlaku untuk reaktan berikutnya,dan seterusnya.
b. Metode grafik Bentuk persamaan integrasi dapat diatur dalam bentuk persamaan garis lurus y = mx + c. Contohnya :
Order 0 1 2 3 . n
Equation x = kt
Untuk mengetahui orde reaksi, disisi lain ketika membuat plot terhadap waktu, seharusnya membentuk garis lurus. Dengan demikian sebuah plot (1/a-x) versus waktu adalah berupa garis lurus, artinya reaksi terjadi pada orde kedua.Metode ini simple dan akurat dan diterapkan secara umum untuk pencarian orde reaksi. Metode ini juga sangat bermanfaat, karena tetapan konstan untuk reaksi dapat dievaluasi dengan slope garis lurus dan jika konsentrasi awal reaktan tidak diketahui, dapat dijelaskan dengan pertolongan intercept.
Nopember 2013 Page 2
c. Metode waktu paruh Waktu paruh sangat bergantung pada konsentrasi awal dalam sebuah reaksi.Secara umum dapat disimpulkan bahwa :
(4.c.3) Jika dan adalah konsentrasi awal reaktan dalam dua percobaan reaksi yang sama dan (t1/2)1 dan (t1/2)2berhubungan dengan waktu paruh, kemudian
dan Atau
(4.c.4)
(4.c.5) Persamaan (4.c.5) dapat dinyatakan dalam bentuk logaritma di dua sisi, sehingga persamaan menjadi
(4.c.6) Orde mungkin dihitung dengan bantuan persamaan diatas. Sebuah plot logaritme rasio waktu paruh versus rasio konsentrasi awal akan menjadi linear melewati tempat asal dengan sebuah slope sampai (n-1) dan orde reaksi dapat didapatkan dari slopenya. d. Metode diferensial Metode ini disebut juga metode differential Vant Hoffs
Nopember 2013 Page 3
(4.d.9) Atau
(4.d.10) Reaksi berjalan dengan konsentrasi awal reaktan yang berbeda.Plot konsentrasi versus waktu untuk kedua percobaan diperoleh. Dlope ( -dc/dt) pada sebuah interval waktru yang diberikan diukur dalam kedua hal dan menggunakan nilai , n, dijelaskan dengan bantuan persamaan diatas,
Persamaan diferensial laju juga dapat digunakan secara alternative seperti: (4.d.11)
(4.d.12) Dengan demikian , sebuah plot log (laju) versus log ( concentration ) akan menjadi garis lurus dengan intercept log k dan slope n. ini adalah salah satu prosedur yang memberikan orde reaksi secara langsung. Bagaimanapun, jika plot log ( rate ) versus plot log ( konsentrasi ) tidak linear.
e. Metode integrasi Metode ini Integrasi mencocokkan persamaan laju reaksi dengan data hasil percobaan. Dengan metode integral ini:
Nopember 2013 Page 4
ii.
(4.e.15) (4.e.16)
Fungsi konsentrasi proporsional dengan waktu dan diplot sehingga menghasilkan garis lurus dengan slope k untuk persamaan kecepatan reaksi yang diuji.
V.
Hukum Laju Terintegrasi a. Reaksi orde ke-nol Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.
Nopember 2013
Page 5
Nilai konstanta z bisa kita tetapkan dengan membuat kondisi dimana x=0 dan t=0, sehingga nilai z itu sendiri menjadi 0. Selanjutnya persamaan laju menjadi : x = kt atau k = (5.a.20)
b. Reaksi orde pertama Reaksi Orde Pertama Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju reaksi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan meningkat besarnya sebanyak 1 atau 2 kali semula juga. Secara grafik, reaksi orde satu dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar
Hukum laju orde pertama untuk konsumsi reaktan A adalah : (5.b.21) Persamaan ini ditata ulang menjadi :
Nopember 2013
Page 6
(5.b.22) Yang dapat diintegrasikan secara langsung . Karena awalnya (pada t=0) konsentrasi A adalah [A]o maka pada waktu t, konsentrasinya adalah [A], kita menuliskan :
(5.b.24)
Fase G Br2(l) g
q/oC 25 25 700
Persamaan (e.3) menunjukkan bahwa dalam reaksi orde pertama, konsentrasi reaktan berkurang secara eksponensial terhadap waktu, dengan laju yang ditentukan oleh k. c. Reaksi orde kedua Jika hukum laju adalah adalah : ( 5.c.25) Maka integrasi yang diperlukan adalah : (5.c.26)
VI.
Waktu Paruh
turun menjadi setengah dari konsentrasi awalnya.Waktu paruh bergantung pada konsentrasi awal zat, secara khas untuk reaksi dengan orde yang berlainan. a. Orde 0 Waktu paruh pada orde 0 dapat dihitung dengan bantuan persamaan (..), ambil t=t1/2 dan x=a/2 sehingga
t1/2=
awal pada reaktan. b. Orde 1
(6.a.29)
Dengan demikian waktu paruh orde 0 secara langsung proporsional dengan konsentrasi
(6.b.30)
Sehingga
(6.b.31)
Hal utama yang harus diperhatikan mengenai hasil ini adalah untuk reaksi orde pertama, waktu paruh reaktan tidak bergantung pada konsentrasi awal. Jadi, jika konsentrasi A pada suatu tahap sembarang reaksi adalah [A, maka setelah selang waktu konsentrasinya akan menurun menjadi A. c. Orde 2 ,
Nopember 2013
Page 8
Pada orde ini, waktu paruh sangat bergantung pada konsentrasi awal, makin besar konsentrasi awal tersebut maka makin sedikit waktu yang dibutuhkan agar konsentrasinya turun menjadi separuh nilai awalnya. Waktu untuk pengurangan dari [A] 0menjadi 1/4 [A]0, dua kali lebih lama, daripada waktu untuk pengurangan dari [A]0menjadi 1/2 [A]0.
VII.
a. Konsentrasi Larutan dengan konsentrasi yang tinggi atau pekat mengandung partikel yang lebih rapat jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul akan sering terjadi dan reaksi berlangsung dengan cepat.
b. Temperatur Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS: (7.b.33) dimana: k : tetapan laju reaksi A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi E : energi pengaktifan R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK T : suhu reaksi (oK)
Nopember 2013 Page 9
c. Luas Permukaan Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada permukaan zat. Jadi semakinsemakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga laju reaksi akan lebih cepat.
d. Katalis Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi namun tidak mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.Katalis mempercepat reaksi dengan menurunkan energy aktivasi (Ea). Katalisis adalah peristiwa peningkatan laju reaksi sebagai akibat penambahan suatu katalis.Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata lain,penggunaan katalis tidak akan mengubah energy entalphi reaksi
Nopember 2013
Page 10
Jenis Jenis Katalis adalah : 1. Katalis homogen Katalis yang fasenya sama dengan campuran reaksinya. Contoh: asam yang ditambahkan pada larutan berair 2. Katalis heterogen 3. Katalis yang fasenya berbeda dengan campuran reaksinya. Contoh: katalis padat untuk reaksi fase gas 4. Otokatalis Produknya merupakan katalis. Dalam reaksi A P
dengan hukum laju v = k[A][P], laju reaksi bertambah dengan terbentuknya produk. 4. Biokatalis ( enzim ) Reaksi dengan enzim sebagai katalis merupakan contoh reaksi dengan pembentukan zat antara (intermediate). Mekanisme Michaelis-Menten dari kerja enzim:
ka
E+ S
K Ka K
( ES )P + E
VIII.
Persamaan Arhenius
Nopember 2013 Page 11
y =
+b
Jadi plot ln k terhadap 1/T menghasilkan garis lurus yang kemiringannya m sama dengan Ea/R dan titik potong b dengan sumbu y adalah ln A. Persamaan yang menghubungkan konstanta laju k1dan k2pada suhu T1 dan T2 dapat diguakan untuk menghitung energy aktivasi atau untuk menentukan konstanta laju pada suhu lain jika energy aktivasinya diketahui. Untuk menurunkan persamaan seperti itu kita mulai dengan persamaan ( 8.4): (8.38) (8.39) Dengan mengurangkan ln k2 dan ln k1dihasilkan (8.40) (8.41)
Nopember 2013 Page 12
Nopember 2013
Page 13
Contoh Soal 1:
Konstanta reaksi orde pertama, k, untuk ikatan C-N pada molekul N,N-dimetilnicotiamide diukur pada temperatur berbeda dengan menggunakan NMR (Nuclear Magnetic Resonance). Diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut: T 0C k sec -1 10,0 2,08 15,7 4,57 21,5 8,24 27,5 15,8 33,2 28,4 38,5 46,1 45,7 93,5
Solusi:
Energi aktivasi dapat dihitung dengan memperhatikan hubungan antara sensitivitas konstanta reaksi terhadap perubahan temperatur.Energi aktivasi yang tinggi disebabkan oleh konstanta laju reaksi yang meningkat dengan cepat akibat peningkatan temperatur. Hubungan antara energi aktivasi, konstanta laju reaksi dan temperatur ini dinyatakan dalam suatu persamaan yang disebut dengan persamaan Arrhenius.
Konstanta Laju Faktor pre-eksponensial Energi aktivasi Tetapan gas (=8.314) Temperatur absolut
Persamaan Arrhenius dapat diubah ke dalam bentuk persamaan garis lurus, kemudian berdasarkan persamaan garis lurus tersebut dapat diplot suatu kurva dengan ln kTsebagai sumbu y dan (1/T) sebagai sumbu x-nya. Gradien dari kurva tersebut merupakan (-E/R), sedangkan intersepnya merupakan ln k0.
kT 2,08
Nopember 2013
T 283
ln kT 0,732
Tugas soal no.1 : Tulislah persamaan Arrheniuss menjadi lebih lengkap. Ulangi soal no.1 dengan memplot dalam diagram x-y dimana sumbu y adalah data harga k hasil perhitungan dan sumbu x adalah harga k hasil percobaan. Berilah komentar anda hasil plot tersebut?
Nopember 2013
Page 15
Temperatur: 59,72 0C Konsentrasi Awal KI: 0,1531 kmol/m3 Konsentrasi Awal C2H4Br: 0,02864 kmol/m3 Waktu, ksec 29,7 40,5 47,7 55,8 62,1 72,9 83,7 Fraksi Dibromida yang bereaksi 0,2863 0,3630 0,4099 0,4572 0,4890 0,5396 0,5795
Solusi:
Dalam stoikiometri, reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dengan mengasumsikan bahwa reaksi merupakan reaksi orde kedua dalam sistem batch bervolume konstan, persamaan hukum laju adalah sebagai berikut:
A CA0 CA (CA0-CA)
B CB0 CB (CB0-CB)
Nopember 2013
Page 16
Mengintegrasi persamaan untuk t=0 dan XA=0 hingga t=t dan XA=XA,
Dimana B=
Nopember 2013
Page 17
Untuk memperoleh nilai k(CB0-3CA0), kita membentuk persamaan garis lurus dengan
Waktu, ksec x
Fraksi Dibromida yang bereaksi (XA) 0 0,2863 0,3630 0,4099 0,4572 0,4890 0,5396 0,5795
3 XA
1- XA
0 0,8589
1 0,7137
Nopember 2013
Page 18
0058
Tugas soal no 2 : Konsentrasi Awal KI (CBo) tetap 0,1531 kmol/m3, sedangkan rasio CBo/CAo adalah diubah-ubah misal menjadi 10, 15, 20, dst. Ulangi soal no. 2, buatlah plot dengan beberapa harga rasio dalam diagram x-y dimana y adalah
dan sumbu x adalah waktu reaksi berlangsung ( t). Dan hasilnya berilah komentar tentang mungkinkah harga k berubah-ubah perubahan rasio tersebut? Terangkan kenapa? Tunjukkan persamaan laju secara lengkap
Contoh Soal 3:
Tabel berikut ini memberikan data laju awal [-d(B2H6)/dt] untuk reaksi fase gas antara diborane dan aseton pada suhu 114 0C:
Tekanan Awal
Tekanan Awal
Solusi:
Sebenarnya untuk contoh soal seperti ini dapat digunakan metode isolasi dan metode laju awal, dimana salah satu pereaksi konsentrasinya dijaga tetap sementara konsentrasi pereaksi lainnya diubah-ubah untuk menghitung orde reaksi terhadap pereaksi yang konsntrasinya diubah-ubah tersebut. Untuk melakukan percobaan ini, laju awala harus segera diukur,sebab setelah reaksi berlangsung, laju reaksi besarnya akan berubah-ubah. Metode ini cukup mudah untuk dilakukan tetapi meberikan hasil yang kurang akurat. Untuk itulah, diperlukan metode lain yang lebih akurat untuk menentukan konstanta laju reaksi dan orde reaksi.
Metode untuk mengatasi kekurangan dari metode isolasi adalah dengan membentuk persamaan linear dengan tiga variabel yang tidak diketahui yaitu Y, X1, dan X2.
Percobaan
Tekanan Awal B2H6(torr) 6.0 8.0 10.0 12.0 16.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nopember 2013
Tekanan Awal Me2CO (torr) 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 10.0 20.0 40.0 60.0 100.0
Laju Awal x 103 (torr/sec) 0.50 0.63 0.83 1.00 1.28 0.33 0.80 1.50 2.21 3.33
ln(laju) Y
ln pB2H6
ln pMe2CO
6,21 6,45 6,72 6,91 7,15 5,80 6,68 7,31 7,70 8,11
1,79 2,08 2,30 2,48 2,77 2,30 2,30 2,30 2,30 2,30
3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,30 3,00 3,69 4,09 4,61
Page 20
Tugas soal no 3 : Tulislah persamaan laju reaksinya secara lengkap. Ulangi soal no. 3 dengan memplot dalam diagram x-y dimana sumbu y adalah laju reaksi hasil perhitungan dan sumbu x adalah laju reaksi hasil percobaan. Berilah komentar anda hasil plot tersebut? Adakah perbedaan yang mencolok antara hasil perhitungan dengan hasil percobaan.
Contoh Soal 4:
Untuk reaksi disosiasi termal satu arah paradehalidepada suhu 259 0C dan volume konstan, dihasilkan data sebagai berikut: Time, hrs P total, mmHg 0 100 1 175 2 220 3 250 4 270 300
Solusi:
Nopember 2013 Page 21
Diasumsikan reaksi merupakan reaksi orde pertama dan berlangsung dalam sistem Batch bervolume konstan. Dengan demikian, persamaan laju dapat dinyatakan sebagai berikut:
A nA0 nA (nA0-nA)
B nB0 nB (nB0-nB)
Jumlah mol total setiap waktunya adalah sebagai berikut, dengan asumsi jumlah mol B mulamula adalah 0:
Dimana,
Nopember 2013 Page 22
Dari data yang diperoleh dari pengamatan dan perhitungan, diplot suatu kurva dengan waktu sebagai sumbu x dan ln (PA/PA0) sebagai sumbu y-nya, sementara itu, gradien dari kurva tersebut merupakan konstanta laju reaksi. Plot kurva tersebut berupa garis lurus, sehingga asumsi awal bahwa reaksi merupakan reaksi orde pertama telah terbukti, selanjutnya kita hanya perlu menentukan nilai konstanta laju reaksi.
Tugas soal no 4 : Tulislah persamaan laju reaksinya secara lengkap. Ulangi soal no. 4 dengan mengasumsikan reaksi berlangsung merupakan reaksi orde kedua dan berlangsung dalam sistem Batch bervolume konstan.
Nopember 2013 Page 23
Contoh Soal 5:
Reaksi berikut ini dipelajari pada suhu 200 0C. Jika konsentrasi NOCL pada awalnya hanya terdiri atas NOCl berubah seiring berjalannya waktu seusai dengan yang tertera pada tabel, hitung orde reaksi dan konstanta laju reaksi.
0 0,02
200 0,016
300 0,0145
500 0,012
Solusi:
Jika diasumsikan bahwa reaksi merupakan reaksi orde kedua, maka hukum laju adalah:
Nopember 2013
Page 24
Contoh Soal 6:
Reaksi dekomposisi pada fase gas:
Dioperasikan dalam reaktor bervolume konstan. Percobaan 1 hingga 5 dilakukan pada suhu 100 0C sedangkan percobaan 6 dilakukan pada suhu 110 0C. Percobaan 1 2 3 4 5 6 CA0(gmol/L) 0,025 0,0133 0,01 0,05 0,075 0,025 t (min) 4,10 7,70 9,80 1,96 1,30 2,00
a) Tentukan orde reaksi dan konstanta laju. b) Tentukan energi aktivasi dan faktor tumbukan untuk reaksi ini.
Solusi:
Waktu paruh untuk reaksi orde ke-n adalah sebagai berikut:
Nopember 2013
Page 25
Percobaan 1 2 3 4 5 6
Nopember 2013
Page 26
Tugas soal no 6 : Tulislah persamaan laju reaksinya secara lengkap dari hasil perhitungan tersebut. Pelajari soal no. 6 ini, hitunglah tinggal seberapa bagian konsentrasinya pada saat reaksi berjalan tepat mencapai 10 menit. Nopember 2013 Page 27
Solusi:
Reaksi ini diasumsikan sebagai reaksi orde kedua yang dinyatakan dalam persamaan berikut:
A CA0 CA (CA0-CA)
B CB0 CB (CB0-CB)
Nopember 2013
Page 28
Mengkonstruksi ulang persamaan dan mengintegrasikan persamaan dengan batas antara t = 0, XB=0 dan t=t, XB=XB, maka:
Tabel berikut ini menunjukkan konstanta laju reaksi yang dihitung dalam berbagai variasi waktu: Waktu, t (ksec) CB/CB0
10,80 24,48 46,08 54,72 69,48 88,56 109,44 126,72 133,74 140,76
0,945 0,912 0,846 0,809 0,779 0,730 0,678 0,638 0,619 0,590
0,058 0,096 0,182 0,236 0,284 0,370 0,475 0,567 0,616 0,695
0,122 0,054 0,029 0,024 0,019 0,015 0,012 0,010 0,010 0,005
0,0071 0,0052 0,0053 0,0057 0,0054 0,0056 0,0057 0,0057 0,0062 0,0034
Dengan merata-ratakan konstanta laju, kita memperoleh k= 0,0055 m3/(mol.sec). Tugas soal no 7 : Tulislah persamaan laju reaksinya secara lengkap dari hasil perhitungan tersebut. Ulangi soal no. 7 ini dengan mengasumsikan bahwa reaksi berlangsung mengikuti reaksi orde pertama. Berilah komentar hasil perhitungan anda.
Contoh Soal 8:
Reaksi dekomposisi gas dengan stoikiometri 2A 2B + C mengikuti reaksi orde kedua dengan persamaan
Nopember 2013
Page 29
dimana : k0 (m3/mol.s) = faktor tumbukkan E (J/mol) = energi aktivasi R = konstanta gas 1) Asumsikan reaksi dioperasikan dalam reaktor batch bervolume dan bertemperatur konstan, dimulai dengan reaktan murni dengan konsentrasi C A0. Tuliskan persamaan kesetimbangan diferensial untuk A dan mengintegrasikannya untuk menghasilkan persamaan untuk CA (t) dalam CA0 dan k. 2) Jika P0 (atm) adalah tekanan awal reaktor. Buktikan t merupakan gas ideal.
3) Dekomposisi N2O menjadi nitrogen dan oksigen dilakukan dalam 5.0 liter reaktor batch pada temperatur konstan pada 1015 K diawali dengan N2O murni pada beberapa tekanan awal. Tekanan reaktor P(t) dikontrol dan waktu paruh dicatat dalam tabel. Gunakan hasil tersebut untuk membuktikan bahwa reaksi dekomposisi N2O merupakan reaksi orde kedua dan tentukan nilai k pada temperatur 1015 K. P0 (atm) 0,135 0,286 0,416 0,685 1060 500 344 209 t (sec) 4) Eksperimen yang sama dioperasikan pada beberapa temperatur lain dengan tekanan awal yang sama yaitu 1 atm. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel berikut. Tentukan k0 dan E sebagai parameter persamaan Arrhenius untuk reaksi ini. T (K) t (sec) 900 5464 950 1004 1000 219 1050 55
Solusi:
1) Karena reaksi dioperasikan pada sistem batch bervolume konstan, laju reaksi dapat diformulasikan sebagai berikut: (1) dimana .. (2) Mengintegrasikan persamaan (1) dengan batas-batas t=0, CA=CA0 hingga t=t, CA=CA memberikan hasil sebagai berikut:
Nopember 2013 Page 30
2) Waktu paruh untuk reaksi orde ke-n dapat dirumuskan sebagai berikut:
Reaksi merupakan reaksi orde ke-2, sehingga bila disubtitusikan n=2 diperoleh hasil sebagai berikut:
Dimana
3) Reaksi dekomposisi N2O menjadi nitrogen dan oksigen dinyatakan sebagai berikut:
t (sec)
1060 500 344 299
p0/RT X 10-3
1,620825 3,433748 4,99453 8,200176
ln t 1/2
6,966024 6,214608 5,840642 5,342334
ln p0/RT X 10-3
0,482935 1,233653 1,608346 2,104156
Nopember 2013
Page 32
Tugas soal no 8 : Tulislah persamaan laju reaksinya secara lengkap dari hasil perhitungan tersebut. Ulangi soal no. 8 ini dengan mengasumsikan bahwa gas mengikuti hukum gas ideal, jika P0 (atm) adalah tekanan awal reaktor. Buktikan bahwa t = RT / k p0.
Contoh Soal 9:
Reaktan A didekomposisi dalam reaktor Batch
Konsentrasi A dalam reaktor diukur dalam berbagai variasi waktu dengan data pengamatan sebagai berikut (kolom 1 dan kolom 2) :
Time t, s 0 20 40 60 120 180 300 Konsentrasi CA, mol/liter 10=CA0 8 6 5 3 2 1 ln (CA0/CA) 0 0,223143551 0,510825624 0,693147181 1,203972804 1,609437912 2,302585093 1/CA 0,1 0,125 0,166667 0,2 0,333333 0,5 1
Tentukan persamaan laju reaksinya agar sesuai dgn data yang ada!
Jika diasumsikan reaksi merupakan reaksi orde pertama , maka seharusnya kurva diatas merupakan garis lurus (linier). Jadi, reaksi bukan merupakan reaksi orde pertama.
Nopember 2013
Page 33
Jika diasumsikan reaksi merupakan reaksi orde kedua, maka seharusnya kurva diatas merupakan garis lurus (linier). Jadi, reaksi bukan merupakan reaksi orde kedua. Mengasumsikan reaksi sebagai reaksi orde ke-n
tp, s 18,5 23 35
Tugas soal no 9 : Ulangi soal no. 9 ini dan tentukanlah harga k dan order reaksinya yang sesuai dengan data-data yang ada. Apakah kinetika reaksi berorder satu atau order dua sudah sesuai? Berilah komentar dan bagaimanakah seharusnya langkahlangkah perhitungan agar didapat persamaan laju reaksinya dengan harga k dan order reaksinya yang sesuai.
Nopember 2013 Page 34
Gunakan hasil ini untuk membuktikan hukum yang diajukan dan tentukan laju konstan k. Tuliskan juga nilai dan unit dari k.
Solusi
1. Dengan mengasumsikan bahwa reaksinya merupakan reaksi orde pertama dalam reactor batch isotermal pada volum konstan, persamaan laju untuk reaksi menjadi (1) Dimana jumlah mol nA adalah (2) Dimana CA = konsentrasi spesi A V = volum reaktor batch Dengan mensubstitusi persamaan (1) ke persamaan (2), menghasilkan
(3) Selama V konstan. Dengan mengubah persamaan (3) dan mengintegrasikan limit-limitnya pada t = 0, CA = CAO dan t = t, CA = CA menghasilkan
Nopember 2013 Page 35
Dan
Sehingga,
2. Persamaan (16) untuk dekomposisi fase gas pada sulfur klorida, dapat direpresentasikan oleh (17) Melinearkan persamaan (17) menghasilkan (18) Tabel 3-18 menunjukan konsentrasi SO2Cl2, CA sebagai fungsi waktu, t. Plot dari ln CA terhadap waktu t memberikan garis lurus dengan kemiringan (-B) sama dengan laju konstan k1. Konstanta pada persamaan Tabel 3-18 Time (min)
4.0 20.2 40.0 60.0 120.0 180.0
adalah:
CA, mol/l
0.0158 0.0152 0.0144 0.0136 0.0166 0.0099
ln CA, mol/l
-4.1477 -4.1865 -4.2405 -4.2977 -4.4568 -4.6152
A = 0.015999 B = -0.26711 x 10-2 Correlation Coefficient = 0.99991 Konstanta laju k1 = -B = 0.00267 sec-1. Tugas soal no 10 : Contoh yg menarik untuk diulangi soal no.10 ini. Tentukanlah harga k dan order reaksinya yang sesuai dengan data-data yang ada. Apakah reaksi order satu sudah sesuai?? Berilah komentar dan tulislah persamaan laju reaksinya secara lengkap dari hasil perhitungan tersebut dengan harga k dan order reaksinya. Buatlah plot antara harga CA hasil percobaan (sumbu x) dengan CA hasil perhitungan (sumbu y), apakah cukup lineair ?
Nopember 2013
Page 36
= tekanan parsial dari nitrogen = tekanan parsial dari ammonia = laju reaksi dari nitrogen, mol nitrogen yang berkurang per satuan waktu per satuan massa dari katalis
Nopember 2013 Page 37
(9)
(10)
(11) Dari persamaan (10), konsentrasi dari permukaan intermediate paling berlimpah adalah
(12) Konsentrasi dari ammonia yang teradsorbsi dari persamaan (11) adalah (13) Konsentrasi dari hydrogen yang teradsorbsi dari persamaan (9) (14) Dengan mensubstitusi persamaan (13) dan (14) ke dalam persamaan (12) menghasilkan
(15)
(16) Dimana .
Nopember 2013
Page 38
(18) Dengan mensubstitusi persamaan (18) ke dalam laju persamaan (6), menghasilkan
(19) Tugas soal no 11 : Contoh yg menarik untuk diulangi soal no.11 ini. Uraikan apa yang dimaksud dengan penentu laju reaksi? Pada prinsipnya, step reaksi yang manakah sebagai penentu berlangsungnya reaksi secara keseluruhan.
Contoh Soal 12: Sesuaikan persamaan laju orde ke-n terhadap data konsentrasi vs waktu.
Data ditabulasikan pada kolom 1 dan 2 berikut ini
Kolom 4 log10(-dCA/dt)
-0.875 -0.987 -1.182
Kolom 5 log10 CA
1.000 0.903 0.778
Nopember 2013
Page 39
Gambar kurva untuk merepresentasikan data tersebut. Pada saat CA = 10, 8, 6, 5, 3, 2, 1, gambar tangent dari kurva tersebut, dan beri evaluasi (lihat kolom 3). Selanjutnya, untuk menyesuaikan persamaan laju orde ke-n terhadap data atau terhadap persamaan
Dan plot seperti dalam gambar. Garis terbaik yang linier memberikan slope dan intercept dan mendapatkan harga n dan k . Jadi persamaan laju menjadi:
Nopember 2013
Page 40
Nopember 2013
Page 41