Adalah segala corak perilaku manusia yang terhimpun dlm dirinya dan yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik yang datang dari lingkungannya maupun dari dalam dirinya sendiri corak perilaku merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu ybs.
CIRI KEPRIBADIAN Adalah pola yang menetap dari persepsi, cara mengadakan hubungan, cara pikir tentang lingkungannya, dan dirinya sendiri serta yang dinyatakan secara luas dalam konteks kehidupan sosial dan hubungan pribadi dari seseorang
Gangguan Kepribadian
Pendahuluan:
Sering dijumpai dan berlangsung kronis.
Prevalensi 1020% dari populasi umum. Medapat label: menjengkelkan, bergantung/ parasit. Prognosis secara umum jelek. Kira-kira 50% dr seluruh penderita psikiatri menderita Gg. Kepribadian dan komorbid dengan aksis I. Menjadi faktor predisposisi bagi Gg. Psikiatri lainnya (mis, penyalahgunaan zat, suicide, gg. afektif, gg. pengendalian impuls, dan gg. cemas).
Umumnya menolak bantuan psikiatri Menyangkal kalau ada masalah, tidak seperti gangguan2 psikiatri yang lainnya
Gejala-gejalanya: - disharmoni sikap dan perilaku - pola perilaku abnormal (berlangsung lama) pola perilaku abnormalnya bersifat pervasif dan maladaptif. - muncul pada masa kanak atau remaja berlanjut sampai dewasa - menyebabkan penderitaan pribadi( personal distress) - biasanya terkait dg masalah masalah pekerjaan dan kinerja sosial (tidak selalu) - tidak interes dengan terapi dan tidak berniat sembuh
Definisi:
Pengalaman dan perilaku subyektif yang berlangsung lama, menyimpang dari standard kultur yang ada, kaku dan pervasif, onset remaja atau dewasa muda stabil sepanjang waktu cenderung menjadi tidak bahagia , deteriorasi dan secara subyektif mengalami distres.
Subtype:
Cluster A(odd & eccentric) : schizotypal, schizoid, dan paranoid Cluster B(dramatic,emotional,and erratic) : narcissistic, borderline, antisocial, dan histrionik Cluster C(anxious and fearful) : obsessive-compulsive, dependent, dan menghindar
- Kebanyakan menunjukkan kecenderungan tidak hanya menderita satu macam gangguan kepribadian saja - Bila lebih maka klinisi harus mendiagnosis satu persatu. - Gangguan Kepribadian ditulis pada aksis II.
Etiology
1.
Faktor Genetik
Angka kejadian npd kembar monozygot beberapa kali >kembar dizygot. Gg. Kepribadian Cluster A: - lebih sering didapatkan pada keluarga biologis pasien Skizofrenia. Gg. Kepribadian Cluster B: - Gg.Kepribadian Antisosial dikaitkan dgn penyalahgunaan alkohol. - Gg.kepribadian ambang dikaitkan dgn depresi - Gg. Kepribadian histronik berhubungan erat dengan Gg. somatisasi. Tiap gangguan sering menunjukkan gejala overlaping. Gg. Kepribadian Cluster C: - Gg. Kepribadian Menghindar menunjukkan tingkat kecemasan tinggi. - Gg. kepribadian Obsesif-kompulsihf lebih sering terdapat pd kembar monozygotic menunjukkan gejala depresi.
2. Faktor Biologik
HORMON: Impulsive traits sering menunjukkan kadar testosteron,17 -estradiol dan estron yang tinggi
Nerotransmiter
Electrophysiology
Terdapat perubahan electroencephalogram (EEG) pada beberapa pasien dengan Gg.Kepribadian , terutama tipe antisosial dan borderline berupa aktivitas gelombang lambat.
3.Faktor Psikoanalitik
Mekanisme Pembelaan ego Dalam penanganan pasien Gangguan Kepribadian, perlu memperhatikan mekanisme pembelaan ego yang mendasarinya. Setiap pasien dengan gangguan kepribadian mempergunakan mekanisme pembelaan ego tertentu. Sehingga penanganan mekanisme pembelaan ego yang dipakai oleh penderita mendapat perhatian khusus.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Fantasy (skizoid) Dissociation (histrionik) Isolation (obsesif-kompulsif) Projection(paranoid) Splitting Passive Aggression Acting Out Projective Identification
Macam-macam Gg Kepribadian:
1. Gg. Kepribadian Paranoid Secara umum ditandai dengan merasa curiga dan tidak percaya pada orang lain yang berlangsung lama. Menolak bertanggung jawab pada perasaannya sendiri dan menunjuk tanggung jawab itu pada orang lain. Sering bersikap bermusuhan, iritabel, dan marahmarah.
Epidemiology Prevalensi Gangguan Kepribadian Paranoid 0.5 - 2.5% dari populasi umum. Jarang datang berobat , biasanya dibawa berobat oleh pasangannya atau petugas Sering merasa undistressed. Keluarga pasien skizofrenia menunjukkan insiden tinggi menderita Gg.Kepribadian Paranoid. Lebih sering laki-laki dibandingkan wanita. Prevalensi tinggi pada kelompok minoritas, imigran dibandingkan dengan populasi umum.
Pemeriksaan Pada pemeriksaan psikiatri, pasien dg Gg. Kepribadian ini mungkin secara formal sopan Usaha membatalkan bantuan psikiatrik. Ketegangan pada otot, tidak bisa relax Mengamati sekitarnya dengan teliti mencari petunjuk agar sesuatunya jelas. Serius, tidak punya rasa humor. Isi pikiran: proyeksi, prejudis, kadang-kadang ideas of reference.
Gambaran klinis Khas sangat pencuriga dan tdk percaya orang lain kecenderungan berat merendahkan orang lain, dengki, mengancam, memeras menipu. Sudah mulai sejak awal menginjak dewasa. Sering menunjukkan perasaan iri atau cemburu yang patologik, tanpa alasan yang jelas Selalu meragukan kesetiaan pasangannya.
Mekanisme pembelaan ego proyeksi Ideas of reference. Kaku dan tampak tidak mempunyai emosi. Bangga dirinya rasional dan obyektiv. Kehilangan kehangatan. Pada situasi sosial tampak seperti pebisnis yang efisien tetapi sering konflik dengan orang lain dan merasa ketakutan.
e. Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang kesetiaan seksual dari pasangannya; f. Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu menunjuk ke diri sendiri (self-referential attitude); g. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substantif dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada umumnya. Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
2. Gangguan Kepribadian Skizoid Menarik diri lingkungan sosial sepanjang hidupnya. Merasa tidak nyaman berinteraksi dg masyarakat Introvet, constricted affect, eksentrik, isolasi atau kesepian. Epidemiology Prevalensi 7,5% dari populasi umum. Sex ratio pria dengan wanita 2:1. Pekerjaan yang diminati pekerjaan sendirian, melibatkan sedikit orang /tanpa kontak dengan orang lain, banyak memilih bekerja malam hari, sehingga tidak berhubungan dengan orang lain.
Pemeriksaan
Pemeriksaan psikiatri awal menunjukkan menyepelekan sakitnya Jarang mentoleransi kontak mata Ingin secepatnya menghentikan wawancara. Afek konstrikted, inapropriet, sensitif, ada rasa khawatir. Percakapan langsung pada sasaran, dengan jawaban-jawaban pendek dan menghindari percakapan spontan. Isi pikirannya menunjukkan tidak ada keintiman dengan seseorang yg belum dikenal secara baik atau dgn mereka yang tidak bertemu dalam waktu yang cukup lama. Sensoriumnya intact, memorinya berfungsi dengan baik, interpretasinya abstrak.
Gambaran Klinik
Pasien dengan gangguan ini tampak dingin and jauh Menunjukkan ketidak terlibatannya dengan kejadian sehari2 dan tidak ada perhatian dg orang lain. Pendiam, menjaga jarak, dan tidak bisa bersosialisasi. Tdk punya interes, noncompetitive, pekerjaan yang menyendiri. Kehidupan seksualnya penuh fantasi. Pria biasanya tidak menikah karena tidak sanggup intim dengan orang lain Wanita menerima perkawinan secara pasif dari pria yang agresif ingin menikahinya.
Sepanjang hidupnya menunjukkan ketidak mampuan mengekspresikan marah secara langsung. Mengalihkan energi afektifnya ke nonhumans interests mis. matematik, astronomi, dan sangat lengket dengan binatang. Perjalanan penyakit dan prognosa 10 % Gg. Kepribadian skizoid committed suicide. Kepribadian premorbid pasien skizofrenia. Beberapa tetap stabil selama hidupnya dengan kepribadian skizotipal.
f. Hampir selalu memilih aktifitas yang dilakukan sendiri; g. Preokupasi dengan fantasi dan instropeksi yang berlebihan; h. Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu; i. Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku; Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
3. Gg Kepribadian antisosial/dissocial
Tidak bisa mengikuti norma-norma sosial. Meskipun ditandai oleh perilaku antisosial dan kriminal berkelanjutan, tidak sama dng kriminalitas. Epidemiology Prevalensi 3% pada pria dan 1% pada wanita. Kebanyakan pada daerah urban yang miskin. Pria > wanita. Onset sebelum usia 15 tahun. Populasi di penjara 75%. Ada pola keluarga, 5x lebih tinggi pada first-degree relatives dari pada kontrol.
Pemeriksaan
Pasien dg Gg. Kepribadian antisosial bisa tampak bodoh meskipun berhadapan dg klinisi paling berpengalaman.
Dalam interview, bisa berubah dan dapat dipercaya, tetapi semua berpura-pura ( seperti topeng menutupi gangguan jiwanya) Ketegangan yg tersembunyi, bermusuhan, irritabel, marah. Dalam stress interview, pasien terpaksa dikonfrontasikan dengan inkonsistensi ceritanya, mungkin hal ini perlu dilakukan untuk menunjukkan patologinya. Diagnosa kerja disertakan pemeriksaan nerologik, sering menunjukkan EEG dan soft neurological signs abnormal, adanya minimal brain damage pada masa kanak-kanak.
Gambaran klinik
Pasien sering tampak normal, menarik dan suka mengambil hati. Berbohong, membolos lari dari rumah, mencuri, berkelahi, ketergantungan zat , dan aktifitas ilegal adalah tipikal pengalamannya sejak kecil. Sering terkesan dengan klinisi lawan jenis ,seductive, manipulatif dan banyak tuntutan Menunjukkan tidak ada kecemasan, dan depresi, tidak sesuai dengan kenyataan dirinya, ancaman bunuh diri dan preokupasi pada gejala somatik sering muncul.
Tidak bercerita kebenaran dan tidak dapat dipercaya untuk diberikan tanggung jawab atau yang erat kaitannya dengan standard moral. Bersetubuh dengan siapa saja
Tindak kekerasan pada pasangan (spousal abuse), child abuse, dan berkendaraan sambil mabuk lazim dalam kehidupannya.
Prognosisnya bervariasi, beberapa menyebutkan gejala berkurang setelah usia bertambah tua.
Banyak mengeluh menderita Gg. Somatisasi dan berbagai keluhan fisik, Gg. Depresi, ketergantungan alkohol, ketergantungan zat lainnya sering terjadi.
d. Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan e. Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman, khususnya dari hukuman f. Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat. Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di
Epidemiology
Prevalensi kira-kira 2-3%., wanita >pria. Beberapa studi menunjukkan ada hubungan dengan Gg. Somatisasi dan Gg. penyalahgunaan alkohol.
Pemeriksaan
Umumnya kooperatif, bersemangat memberikan riwayat penyakit. Gestures dan dramatic punctuation Acapkali membuat slips of the tongue, berbahasa colorful. Affectifnya wajar, tapi ketika didesak menjelaskan perasaan tertentu (mis. marah, kesedihan dan keinginan seksual) merespon dengan surprise, dengan kejengkelan atau penolakan.
Gambaran klinis
Menunjukkan perilaku menarik perhatian yg kuat. Cenderung membesar-besarkan perasaan dan pikirannya, dan membuat segala sesuatunya lebih penting dari yang sebenarnya. Mempertunjukkan temper tantrums, menangis, dan menderita bila mereka tidak menjadi pusat perhatian atau tidak menerima pujian atau persetujuan. Perilaku seduktif lazim pada kedua jenis kelamin. Fantasi seksual terhadap seseorang yang terlibat dengan dirinya sering terjadi, tetapi pasien tdk konsisten dlm memverbalisasikan fantasinya dan kadang-kadang malu atau genit.
Mempunyai disfungsi seksual, wanita mungkin anorgasmic, dan pria mungkin impotent. Mereka mungkin beraksi seolah sebagai dorongan seksual untuk meyakinkan dirinya atraktif terhadap lawan jenisnya. Mekanisme pembelaan ego yang utama represi dan disosiasi. Perjalanan penyakit dan Prognosis Berjalan dengan usia biasanya gejala berkurang, tetapi beberapa gejala bisa menjadi nyata. Mencari sensasi, dan sering mendapat masalah dengan hukum, ketergantungandan berperilaku kacau.
Epidemiology
Prevalensinya tidak diketahui, pria >wanita, sering pada anak tertua. Lebih sering muncul pada first-degree biological relatives dibandingkan dengan populasi umum. Latarbelakang yang khas adalah disiplin yang keras. Menurut Freud, dikaitkan dengan kesulitan pd perkembangan psikoseksual fase anal, ummnya sekitar usia 2 tahun.
Pemeriksaan
Pada wawancara menunjukkan, formal, dan kaku. Afeknya tidak tumpul atau datar, tetapi konstrited, kehilangan spontanitas dan mood biasanya serius. Jawaban pertanyaannya biasanya rinci (detail). Mekanisme pembelan ego yang dipakai biasanya rasionalisasi, isolasi, intelektualisasi, reaksi formasi dan undoing.
Gambaran Klinis Preokupasi pada aturan, regulasi, ketertiban, kerapian, kebersihan, details dan pencapaian kesempurnaan. Peraturan diikuti dengan kaku tidak bisa ditoleransi. Akibatnya mereka kehilangan fleksibilitas dan intolerant.
Formal, seriurs sering kehilangan rasa humor. Mengasingkan diri, tidak mampu berkompromi, dan menuntut orang lain mengikuti kemauannya. Takut berbuat salah, ragu-ragu, merenung dulu untuk mebuat keputusan. Mempunyai sedikit teman meskipun stabil dalam perkawinan dan pekerjaan yang baik.
e. Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial; f. Kaku dan keras kepala; g. Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu, atau keengganan yang tak beralasan untuk mengizinkan orang lain mengerjakan sesuatu; h. Mencampur-adukkan pikiran atau dorongan yang memaksa dan yang enggan. Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
Pemeriksaan
Aspek yang paling menonjol pada pasien ini adalah perasaan khawatir untuk wawancara. Kekhawatiran dan ketegangan berkurang sejalan dengan persepsinya bahwa pewawancara menyukainya. Mereka tampak rentan terhadap komentar dalam wawancara, menghargai klarifikasi atau interpretasi sebagai kritik.
Gambaran klinik
Hypersensitivity terhadap penolakan oleh orang lain merupakan gambaran klinik sentral gangguan ini. Ciri kepribadian utamanya adalah pemalu. Bila berbicara dengan orang lain, mengekspresikan ketidak pastian, menunjukkan tidak ada kepercayaan diri. Karena mereka sangat mewaspadai penolakan, takut berbicara didepan publik atau mengajukan permintaan kepada orang lain. Sering misinterpretasi terhadap komentar orang lain sebagai menghina atau tidak wajar. Penolakan terhadap beberapa permintaan mengakibatkan mereka menarik diri dari orang lain dan merasa sakit hati.
Beberapa menikah, punya anak, dikelilingi oleh anggota keluarga. Bila sistem yang mensuportnya gagal maka menjadi depresi, cemas dan marah.
Pasien dengan gangguan ini menunjukkan adanya riwayat sosial fobia atau akan mengalami sosial fobia dalam perjalanan penyakitnya.
7. Gg Kepribadian Dependen
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan penting untuk dirinya; b. Meletakkan kebutuhan diri sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia bergantung, dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka;
c. Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana tempat ia bergantung;
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidak-mampuan mengurus diri sendiri; e. Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya, dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri; f. Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain. Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
TERIMAKASIH