Anda di halaman 1dari 32

Motilitas kolon Absorbsi cairan Keluarkan isi feses dari kolon ke rectum Fungsi defekasi Keluarkan feses secara

ara intermitten dari rectum Tahan isi usus agar tidak keluar saat tidak defekasi

Secara embriologi, saluran pencernaan berasal dari: foregut midgut hindgut.

Kegagalan perkembangan yang lengkap dari septum urorektalis menghasilkan anomali letak tinggi atau supra levator. Sedangkan anomali letak rendah atau infra levator berasal dari defek perkembangan proktoderm dan lipatan genital. Pada anomali letak tinggi, otot levator ani perkembangannya tidak normal. Sedangkan otot sfingter eksternus dan internus dapat tidak ada.

Atresia ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna, 2003)

Anomali kongenital ini terjadi dalam jumlah yang sama pada kedua jenis kelamin sampai 1 dalam 5000 kelahiran Hasil penelitian Boocock dan Donna di Manchester menunjukkan bahwa atresia ani letak rendah lebih banyak ditemukan dibandingkan atresia letak tinggi ( Boocock G, 1987)

Kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah anus kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan Ketidaksempurnaannya migrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7- 10 minggu selama perkembangan janin. Atresia ani yang berkaitan dengan kelainan kongenital saat lahir

Faktor predisposisi terjadinya atresia ani dapat disebabkan oleh kelainankongenital saat lahir seperti: Sindrom vactrel (sindrom dimana terjadi abnormalitas pada vertebral, anal, jantung, trachea, esofagus, ginjal, dan kelenjar limfe). Kelainan sistem pencernaan. Kelainan sistem pekemihan. Kelainan tulang belakang Sumber CDC

Faktor kongenital Masa embrio


Tidak sempurnanya perkembangan kolon

Obstruksi

Anus imperforata

Fistel

Feses tidak keluar Distensi abdomen Sekuestrasi cairan muntah Rektouretralis rektovesika Rektovestibular rektovaginal

Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan, terdapat tiga letak: 1. Tinggi (supralevator) : rektum berakhir di atas M. levator ani (M. puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rektum dengan kulit perineum lebih dari 1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencing atau saluran genital.

2. Intermediate : rektum terletak pada M. levator ani tetapi tidak menembusnya. 3. Rendah : rektum berakhir di bawah M. levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung rektum paling jauh 1 cm.

Golongan I 1.Fistel urin 2.Atresia Rekti 3.Perineum datar 4.Tanpa fistel.

Tindakan

Kolostomi neonatus operasi definitif usia

Udara > 1 cm dari kulit pada invertogram (teknik 4 6 bulan pengambilan foto untuk menilai jarak punting distal rectum terhadap marka anus di kulit peritoneum) Golongan II 1. Fistel perineum Tindakan

2.Membran anal meconeum tract 3.Stenosis ani 4.Bucket handle 5.Tanpa fistel. Udara < 1 cm dari kulit pada Operasi definitif pada neonatus tanpa kolostomi

Golongan I 1. 1. 1. 1. 1. Kloaka Fistel vagina

Tindakan

Kolostomi neonatus operasi definitif usia Fistel vestibulum ano atau rekto vestibuler Atresia rekti Tanpa fistel. Udara > 1 cm dari kulit pada invertogram Golongan II 1. 1. 1. Fistel perineum Stenosis Operasi definitif pada neonatus Tanpa fistel. Udara > 1 cm dari kulit pada invertogram Tindakan 4 6 bulan

1. Perut kembung. 2. Muntah hijau bercampur tinja. 3. Tidak bisa buang air besar.

Invertogram dilakukan untuk menentukan golongan malformasi yang dapat dibuat setelah udara yang ditelan oleh bayi telah mencapai rektum. Ini adalah teknik untuk menilai jarak puntung distal rektum. Sewaktu foto diambil bayi diletakkan terbalik kepala dibawah atau tidur telungkup, dengan sinar horisontal diarahkan ke trokanter mayor.

Radilogi

Pemeriksaan urinalisa untuk mengetahui adanya feses dalam urin. Sonografi pelvic untuk mengenal kantong dan untuk membimbing pemasangan jarum transperineum, yang melalui jarum ini media kontras dapat disuntikkan untuk menentukan posisi anatomi tepat dari kantong ani.

Leape (1987) menyatakan : Bila mekonium didadapatkan pada perineum, vestibulum atau fistel perianal maka kelainan adalah letak rendah. Bila pada pemeriksaan fistel (-) maka kelainan adalah letak tinggi atau rendah. Pemeriksaan foto abdomen setelah 18-24 jam setelah lahir agar usus terisi udara, dengan cara Wangenstein Reis (kedua kaki dipegang posisi badan vertikal dengan kepala dibawah) atau knee chest position (sujud) dengan bertujuan agar udara berkumpul didaerah paling distal. Bila terdapat fistula lakukan fistulografi.

Pena dan Defries pada tahun 1982 memperkenalkan metode operasi dengan pendekatan postero sagital anorektoplasti (PSARP) : membelah m. sfingter eksternus dan m. levator ani untuk memudahkan mobilisasi kantong rektum dan pemotongan fistel Pena atresia ani letak tinggi dan intermediet dilakukan kolostomi terlebih dahulu. Operasi definitif setelah 4 8 minggu.

Kolostomi

Leape (1987) menganjurkan pada : Atresia letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi, setelah 6 12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif (PSARP). Atresia letak rendah dilakukan perineal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternus.

Posterior sagittal anorectoplasty pada fistula rektovestibular

Dengan menggunakan klasifikasi wingspread maka dapat dilakukan evaluasi fungsi klinis dari pasien:
kontrol feses dan kebiasaan buang air besar sensasi rektal dan soiling kontraksi otot yang baik pada colok dubur

Evaluasi Psikologis Fungsi kontinensi juga bergantung pada kerja sama orang tua dengan keadaan mental si penderita

Anda mungkin juga menyukai