Anda di halaman 1dari 2

Begitu Anda memutuskan untuk mengambil kredit, langkah berikutnya adalah memilih: Mau kredit dengan agunan, atau

kredit tanpa agunan? Apa sih bedanya? Kredit dengan agunan adalah kredit yang terikat pada aset yang dijadikan agunan atau jaminan atas pelunasan kredit tersebut. Tidak semua barang yang Anda miliki bisa dijadikan agunan. Bank atau instansi kreditur lainnya akan meminta aset yang nilainya minimal sama dengan jumlah kredit yang Anda terima. Bentuknya biasanya berupa kendaraan seperti mobil atau kapal. Juga properti seperti tanah atau rumah. Kredit dengan agunan paling lazim antara lain pinjaman pribadi, KPR (kredit pemilikan rumah), dan kredit kendaraan. Kredit tanpa agunan, sebaliknya, tidak disertai jaminan atas pelunasan kredit tersebut. Dibandingkan kredit dengan agunan, kredit tanpa agunan biasanya dengan batas kredit (plafon) lebih rendah, dalam jangka waktu lebih pendek, dan suku bunga lebih tinggi. Kredit tanpa agunan paling lazim antara lain kartu kredit dan kredit untuk pembelian produk-produk konsumtif, seperti elektronik, furniture, dan lain sebagainya.

Kelebihan dan Kekurangan Kredit dengan Agunan


Anda bisa menerima kredit dengan agunan setelah melewati proses seleksi relatif lebih lama dibandingkan kredit tanpa agunan. Bank butuh waktu untuk menaksir nilai agunan, kemudian memutuskan apakah agunan itu memang layak untuk menjamin kredit yang akan diberikannya. Tapi, kredit dengan agunan menjanjikan suku bunga lebih rendah, jangka waktu lebih panjang, dan batas kredit (plafon) yang bisa mencapai ratusan juta rupiah. Kalau membeli rumah dengan KPR, misalnya, Anda tidak harus melunasinya dalam waktu 1 tahun. Bisa juga Anda memilih KPR Rp 500 juta dengan jangka waktu 15 tahun. Beberapa bank juga menawarkan pilihan untuk melunasi kredit dengan agunan itu lebih cepat dari kesepakatan. Toh, menurut nilai waktu uang, makin cepat mereka memperoleh uang itu, makin menguntungkan mereka. Ketika Anda mengalami gagal bayar (situasi di mana Anda tidak melunasi cicilan tepat waktu), bank akan menyita agunan. Bank kemudian menjual aset itu untuk memperoleh kembali uangnya. Tapi, kalau ternyata hasil penjualan aset tidak cukup untuk melunasi sisa utang tertagih, Anda tetap harus melunasi selisihnya.

Kelebihan dan Kekurangan Kredit tanpa Agunan

Kredit tanpa agunan bisa Anda terima setelah melewati proses seleksi relatif lebih mudah. Karena tidak ada agunan yang perlu ditaksir, bank menyeleksi dengan memerhatikan riwayat kredit Anda maupun kemampuan Anda untuk melunasi cicilan utang. Riwayat kredit bisa bank peroleh dari Bank Indonesia, sementara kemampuan Anda untuk melunasi cicilan utang bisa dinilai dari slip gaji, NPWP, dan dokumen-dokumen lain yang bisa menunjukkan kesehatan keuangan Anda. Itu sebabnya, pencatatan keuangan yang baik penting untuk pengajuan kredit. Tapi, kredit tanpa agunan menjanjikan suku bunga lebih tinggi, jangka waktu lebih pendek, dan batas kredit (plafon) lebih rendah. Kartu kredit, misalnya, memiliki limit tertinggi Rp 50 juta. Kalau Anda membeli produk-produk elektronik dengan kredit tanpa agunan, jangka waktunya maksimal 1-2 tahun. Ketika Anda mengalami gagal bayar, tidak ada aset yang akan disita bank. Tapi, bank akan segera melaporkan situasi gagal bayar itu ke Bank Indonesia, yang tentunya memperbarui riwayat kredit Anda menjadi negatif. Bank juga akan menyewa penagih utang untuk mengejar-ngejar Anda. Kalau cara itu gagal, bank berhak meminta pengadilan perdata untuk menyita aset-aset yang Anda miliki termasuk gaji!hingga Anda melunasi sisa utang.

Pilih Kredit dengan Agunan atau Kredit tanpa Agunan?


Kredit bisa membantu Anda mencapai beragam tujuan keuangan lebih mudah dan lebih cepat. Asalkan Anda sanggup melunasinya. Karena itu, pilihlah kredit berdasarkan kemampuan dan situasi Anda. Kalau Anda butuh pinjaman dalam jumlah besar, atau jangka waktu pelunasan lebih panjang, kredit dengan agunan tentu pilihan terbaik. Tentu saja, Anda harus memiliki aset yang layak dijadikan agunan. Kalau tidak, kredit tanpa agunan satu-satunya pilihan. Sebaliknya, kalau pinjaman yang Anda butuhkan kurang dari Rp 10 juta, dan Anda sanggup melunasinya dalam 1-2 tahun, untuk apa mengagunkan rumah senilai Rp 300 juta? Lebih baik Anda pilih kredit tanpa agunan. Atau sekalian memanfaatkan fitur penarikan uang tunai lewat kartu kredit. Tapi, kalau Anda wiraswasta atau baru berganti pekerjaan, bank cenderung enggan memberikan kredit tanpa agunan. Apalagi kalau ternyata riwayat kredit Anda buruk. Pinjaman berjumlah kecil sekalipun boleh jadi takkan Anda terima tanpa agunan!

Anda mungkin juga menyukai