kredit tanpa agunan? Apa sih bedanya? Kredit dengan agunan adalah kredit yang terikat pada aset yang dijadikan agunan atau jaminan atas pelunasan kredit tersebut. Tidak semua barang yang Anda miliki bisa dijadikan agunan. Bank atau instansi kreditur lainnya akan meminta aset yang nilainya minimal sama dengan jumlah kredit yang Anda terima. Bentuknya biasanya berupa kendaraan seperti mobil atau kapal. Juga properti seperti tanah atau rumah. Kredit dengan agunan paling lazim antara lain pinjaman pribadi, KPR (kredit pemilikan rumah), dan kredit kendaraan. Kredit tanpa agunan, sebaliknya, tidak disertai jaminan atas pelunasan kredit tersebut. Dibandingkan kredit dengan agunan, kredit tanpa agunan biasanya dengan batas kredit (plafon) lebih rendah, dalam jangka waktu lebih pendek, dan suku bunga lebih tinggi. Kredit tanpa agunan paling lazim antara lain kartu kredit dan kredit untuk pembelian produk-produk konsumtif, seperti elektronik, furniture, dan lain sebagainya.
Kredit tanpa agunan bisa Anda terima setelah melewati proses seleksi relatif lebih mudah. Karena tidak ada agunan yang perlu ditaksir, bank menyeleksi dengan memerhatikan riwayat kredit Anda maupun kemampuan Anda untuk melunasi cicilan utang. Riwayat kredit bisa bank peroleh dari Bank Indonesia, sementara kemampuan Anda untuk melunasi cicilan utang bisa dinilai dari slip gaji, NPWP, dan dokumen-dokumen lain yang bisa menunjukkan kesehatan keuangan Anda. Itu sebabnya, pencatatan keuangan yang baik penting untuk pengajuan kredit. Tapi, kredit tanpa agunan menjanjikan suku bunga lebih tinggi, jangka waktu lebih pendek, dan batas kredit (plafon) lebih rendah. Kartu kredit, misalnya, memiliki limit tertinggi Rp 50 juta. Kalau Anda membeli produk-produk elektronik dengan kredit tanpa agunan, jangka waktunya maksimal 1-2 tahun. Ketika Anda mengalami gagal bayar, tidak ada aset yang akan disita bank. Tapi, bank akan segera melaporkan situasi gagal bayar itu ke Bank Indonesia, yang tentunya memperbarui riwayat kredit Anda menjadi negatif. Bank juga akan menyewa penagih utang untuk mengejar-ngejar Anda. Kalau cara itu gagal, bank berhak meminta pengadilan perdata untuk menyita aset-aset yang Anda miliki termasuk gaji!hingga Anda melunasi sisa utang.