I. Definisi
Manifestasi gangguan otak dengan berbagai gejala klinis yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik dari neuronneuron otak secara berlebihan dan berkala, tetapi reversibel, dengan berbagai etiologi.
Semua umur, terutama 5-20 tahun, kelainan neurologis (-), riwayat keluarga sering (+).
Trauma lahir (terutama anak <10 tahun). DM. Gangguan elektrolit. GGK. Defisiensi nutrisi. Intoksikasi alkohol/obat-obatan.
5.
6.
Tumor
Terutama kontusio cerebri (2 tahun post-trauma). Pada semua umur, terutama >30 tahun, Parsial s.d. umum tonik-klonik. Pada usia lanjut. Ensefalitis, meningitis, abses. Infeksi berat di bagian lain. Infeksi kronis (sifilis). Komplikasi AIDS. Demensia Alzeimer.
GPDO (Stroke)
7.
Infeksi
8. 9.
Cahaya yang berkedip-kedip. Bunyi-bunyi yang mengejutkan. Air panas. Demam. Penyakit infeksi. Obat-obatan tertentu (golongan fenotiazin). Hipoglikemi. Makan tidak teratur. Kelelahan fisik.
Stress.
2. Faktor Sistemik
3. Faktor Mental
by adams - 08 august 2007
IV. Patofisiologi
1. 2. Gangguan fungsi neuron otak Gangguan transmisi pada sinaps
Ketidakseimbangan: L-glutamat, aspartat, achetilcoline (eksitasi) GABA, glisin (inhibitory)
Karena berbagai keadaan yang mempengaruhi metabolisme otak (tergantung: daerah yang mencetuskan muatan listrik abnormal dan jalur yang dilalui).
V. Gejala Klinis
1. Gangguan kesadaran: kesadaran / hilang (sementara). 2. Gangguan motorik: kejang umum/fokal. 3. Gangguan sensorik: parestesia, halusinasi, gangguan pengecapan dan penciuman. 4. Gangguan vegetatif: gangguan saraf otonom (misalnya: ngompol). 5. Gangguan psikis
3.
4. 5.
Kejang saat mau bangun tidur/akan tidur. Kejang mulai terjadi pada usia <3 tahun/setelah pubertas.
B.
C.
(1)
Terbatas pada 1 bagian tubuh saja. Dari 1 bagian tubuh menjalar ke bagian lain (Epilepsy Jackson). Disertai gerakan memutar kepala, mata, tubuh (Epilepsy Versif). Lengan dan tungkai kaku dalam sikap tubuh tertentu (Epilepsi Postural). Arus berbicara terhenti/mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu (Epilepsy Fonasi).
Manifestasi sensorik Kulit: rasa seperti ditusuk jarum. Visual: melihat cahaya. Auditorik. Olfactoric.
by adams - 08 august 2007
A.
(2)
Manifestasi psikis
Disfagia. Dysmnesia (ingatan berkurang). Kognitif. Afektif. Ilusi. Halusinasi.
A.
a. Dengan gangguan kesadaran sejak onset. b. Onset parsial sederhana diikuti penurunan kesadaran. Terdapat amnesia, deja vu/jamais vu.
3. Kejang Parsial Mid Tonik-Klonik Umum secara Sekunder a. Parsial sederhana tonik-klonik umum. b. Parsial kompleks tonik-klonik umum. c. Parsial sederhana parsial kompleks tonik-klonik umum.
by adams - 08 august 2007
B.
Bangkitan Umum
(1)
B.
Bangkitan Umum
(2)
2. Tonik-Klonik (Grand Mal) Fase tonik: Semua lengan dan tungkai ektensi. Penderita tampak mengejan (wajah merah) apnea 30 detik akhir fase: - sianosis, tekanan darah , pupil melebar, refleks cahaya (-), refleks patologis (+), incontinensia urin. Fase klonik: Kejang ritmik lidah tergigit (buih kemerahan). Wajah Normal, tekanan darah , vital sign Normal.
Post-iktal: Setelah kejang penderita sadar disorientasi total. by adams - 08sadar august 2007
B.
Bangkitan Umum
3. Epilepsi Mioklinik
(3)
Banyak pada anak-anak. Gangguan kesadaran sebentar, disertai gerakan involunter aneh, terutama tubuh bagian atas (bahu dan lengan).
Myoclonic Jerking
Kejang Epileptik
1. Semua umur. 2. Serangan malam dapat terjadi penderita tidak merasa/tidak tahu. 3. Sering dijumpai gigitan lidah. 4. Ngompol. 5. Sering ada luka-luka di tubuh. 6. Perasaan aneh dan sensasi di abdomen. 7. Penderita sadar konflik dapat mencetuskan kejang. 8. EEG Abnormal. 9. Sembuh dengan OAE.
b. EEG
Adanya spike dan sharp wave, maupun kelainan fokal.
c. Foto Ro Kepala
Dapat terlihat impresio digitatae/kerusakan sela tursika.
d. Eko-ensefalografi: untuk menentukan lateralisasi. e. CT-Scan: untuk melihat kelainan seperti: infark, perdarahan, kista, tumor, AVM. f. Arteriografi: bila dicurigai ada AVM.
by adams - 08 august 2007
(1)
Hilang kesadaran sementara karena iskemia otak. Terjadi saat berdiri. Serangan tiba-tiba, rasa lemah, dahi berkeringat, pusing, pucat, nadi cepat, kulit dingin. Bila penderita dibaringkan cepat pulih.
2. Drop Attack
3. Narcolepsy
Penderita tiba-tiba jatuh karena ekstremitas inferior lemah akibat insufisiensi A. Basilaris. Sering disertai vertigo dan bicara sulit. Berlangsung sementara dan sembuh sendiri.
Penyebab tidak diketahui. Keinginan tidur yang tidak terkendali dan berulang. Kehilangan tonus otot ekstremitas. Bersifat familial.
(2)
Sering timbul di hadapan orang banyak, untuk menarik perhatian. Kejadian di tempat aman dan tidak melukai dirinya. Ada latar belakang gangguan psikis. 5. Breath Holding Spells Tidak kejang, tetapi menangis keras. Menahan nafas waktu ekspirasi. Terjadi anoksemia. 6. Sindrom neurologis periodik tanpa gangguan kesadaran Misalnya: TIA, migren, tetani, dan hiperventilasi.
by adams - 08 august 2007
Dengan pengobatan yang baik, sebagian besar penderita dapat terbebaskan dari penyakitnya.
2. Keluarga:
Disembunyikan (kutukan, turunan).
b. Parsial Kompleks
c. Umum Sekunder
c. Tonik klonik
d. Atonik
by adams - 08 august 2007
Di dalam praktek pasien mengalami kejang epilepsi berulang tanpa sadar sebelum kejang berikutnya atau kejang secara klinis dan atau elektris yang berakhir >30 menit, baik kesadaran terganggu atau tidak. 1. General tonic-clonic status epileptikus (di antara dua kejang: kesadaran (-)). 2. Non-convulsive seizures yang lama Absence status atau parsial kompleks status. 3. Fokal seizures yang terus menerus.
Mencegah dan mengatasi komplikasi sistemik, khususnya hiperpireksia, kejang terus-menerus. Mencari dan melakukan terapi terhadap kemungkinan kausa status epileptikus.
by adams - 08 august 2007
(1)
Bebaskan jalan nafas. Beri O2 8L/menit. Infus D5/NS. Catat vital sign secara teratur, terutama suhu, untuk mencegah hipertermi (kompres, dll.)
(2)
2. Phenitoin
Diazepam 5 mg I.V. Harus diberikan I.V. langsung. Efektif 10-20 menit. Hati-hati depresi pernafasan pada injeksi yang berulang. Loading dose: 15 mg/kg BB diberikan perlahan: I.V. 50 mg/menit. Jika belum memberikan efek dosis ditingkatkan 7 mg/kg BB. Harus diberikan I.V. perlahan dalam NS untuk menghindari hipotensi. Cek tekanan darah setiap 5 menit. Bila tekanan darah <90/60: hentikan pemberian obat, beri dopamin. Tidak mendepresi pernafasan (namun kadang-kadang dapat terjadi). Hati-hati aritmia kordis. KI: AMI, gangguan konduksi jantung.
3. Phenobarbital
4. Bila masih kejang: konsul anaestesi (pentobarbital, midazolam, propofol). Bantuan respirasi terus-menerus. Monitoring ketat tekanan darah dan EKG.
by adams - 08 august 2007
(1)
Khawatir (kejang atau lainnya), kelainan jiwa, masalah psikososial. Kurangi serangan:
minum obat teratur. makan/minum teratur. tidur cukup. hindari faktor pencetus.
(2)
Lingkungan keluarga kadang-kadang depresi: - tidak dapat sembuh. - aib keluarga. - cacat mental. - ekstra biaya. Rejeksi: - orang tua menolak diagnosa. - dilarang keluar rumah. Overproteksi: - orang tua takut terjadi serangan.
Orang tua harus realistis, mempersiapkan masa depan anak, melakukan pengobatan, dll. Lingkungan sekolah: - serangan di sekolah: dikucilkan/diliburkan. Lingkungan pekerjaan: - diperlakukan kurang wajar oleh rekan/pimpinan. Dalam perkawinan: - banyak perceraian dan perlakuan kurang wajar. by adams - 08 august 2007
(3)
6. Olah raga
Semua boleh. Berenang (harus di bawah pengawasan). Hindari memanjat tebing, mendaki gunung.