Anda di halaman 1dari 18

PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM Dosen Pengampu: Sidiq Premono, S. Pd, I, M. Pd.

Disusun Oleh: Mita Sulistia Wulantika Virginia Yuni Astuti Najid Azma (12670004) (12670006) (12670011) (12670036)

Sri Wahyuni Setiyaningsih (12670046)

PRODI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat serta ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah revisi ini dengan baik dan selesai dengan tepat waktu. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak Sidiq Premono selaku dosen pengampu Telaah kurikulum yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. kami juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah mendukung dan membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini dijelaskan tentang kurikulum serta peran guru dalam menanganinya. Dimana yang harus kita ketahui dan perhatikan sebagai penerus generasi bangsa selanjutnya. Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas yang ada. Seperti halnya saya hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan-kesalahan, karena tiada gading yang tak retak, maka dari itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan kita. Untuk mencapai kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik serta saran dari rekan-rekan yang membaca.

Yogyakarta, 17 Februari 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Kurikulum merupakan suatu pedoman yang dipakai oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah untuk membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan sistem penilaian yang akan digunakan. Salah satu hal yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar adalah membuat persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar-mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan berkaitandengan penggunaan metode tertentu. Hal ini merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Kompetensi pedagogik itu adalah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan penilaian. Wujud nyata dari kompetensi tersebut adalah kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian

mengimplementasikannya di dalam proses belajar mengajar di kelas.

Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikam kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam perencanaan pembelajaran, tahapan yang akan dilakukan oleh guru dalam mengajar telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan sesungguhnya terletak di pundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil

tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan yang strategis dakam mengukir peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral, dan berpengetahuan luas.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa ytang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan anak bangsa, yang bertujuan untuk berkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, maniri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Karena itu, sikap profesionalisme dalam dunia pendidikan tidak sekedar dinilai formalitas tetapi harus fungsional dan menjadi prinsip dasar yang melandasi aksi operasionalnya. Tuntutan demikian ini wajar karena dalam dunia modern, khususnya dalam rangka persaingan global, memerlukan sumber daya manusia yang bermutu dan selalu melakukan improvisasi diri secara terus menerus. Sehingga dapat dikatakan bahwa tenaga pendidik atau guru merupakan cetak biru (blueprint) bagi penyelenggara pendidikan.

1.2 Rumusan masalah Dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: a. Pentingkah pemahaman guru kimia untuk mengembangkan kurikulum? b. Bagaimana peran guru kimia dalam mengembangkan kurikulum?

1.3 Batasan masalah Melihat luasnya masalah yang berkaitan dengan peran guru, maka penulis membatasi masalah pada: a. Peran guru sebagai pendidik profesional b. Peran guru sebagai pembimbing belajar c. Peran guru dalam pengembangan kurikulum d. Peran pendidikan guru

1.4 Tujuan Tujuan diadakan pembuatan makalah ini adalah: a. Mengetahui tentang pendidikan guru sebagai tenaga profesional b. Mengetahui peranan guru sebagai pembimbing belajar serta pengembang kurikulum.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran guru sebagai pendidik profesional Dewasa ini ada kecenderungan dalam masyarakat untuk menuntut profesionalisme dalam bekerja. Sedemikian luas sehingga timbul istilah yang terkesan serampangan tanpa jelas isi konsepnya. Tidak jarang seseorang dengan mudah mengatakan bahwa yang penting profesional, tetapi ketika ditanyakan lantas dia tak dapat menjelaskan makna profesional tersebut.

Dalam dunia pendidikan, sebagai tenaga edukatif guru harus memiliki kompetensikompetensi dasar kependidikan. Dasar kompetensi tersebut menyebabkan pembelajaran semakin bertambah baik. Untuk menuju proses kegiatan yang baik, maka tugas pokok guru adalah mempersiapakan rancangan yang sistematis dan berkelanjutan. Disamping itu, ia harus memiliki kemampuan tertentu yang sesuai dengan nilai dan norma yang seharusnya dimiliki. Misalnya berkepribadian dewasa, mandiri, bertanggung jawab terutama secara moral, sehingga dapat dijadikan identifikasi peserta didiknya. Oleh karena itu,keberadaan guru yang sangat strategis tersebut diharapkan melalui jiwa yang profesionalisme dapat melahirkan dan mengembangkan kegiatan yang berkualitas sehinggamenjadi tonggak yang kokoh bagi lembaga pendidikan.

Kata dasar profesionalisme sesungguhnya barakar dari kata profesi, yang kemudian dikembangkan menjadi profesional. Istilah profesional merujuk pada serangkaian keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara efektif dan efisien dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam mencapai tujuan pekerjaan tersebut.

Seseorang dikatakan profesional bilamana pada dirinya melekat sifat dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya. Sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja. Serta selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui model-modelatau cara kerja sesuai dengan tuntutan zaman yang dilandasi dengan kesadaran yang tinggi.

Berdasarkan pengertian diatas, maka profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang di dalamnya terdapat tugas-tugas dan syarat-syarat yang harus dijalankan oleh seorang guru dengan penuh dedikasi, sesuai dengan bidang keahliannya dan selalu melakukan improvisasi diri. Guru adalah seseorang yang selalu mencintai profesinya, dan pengembangan profesinya sebagai guru adalah melalui interaksi dengan sesama guru.

Dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab 3 pasal 7 dinyatakan bahwa prinsip profesionalitas guru sebagai berikut: a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas d) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan f) Memiliki penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja g) Memiliki kesempatan yang mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat h) Memiliki jaminan perlindungan hukum dan melaksanakan tugas

keprofesionalan, dan

i) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. 1

Menurut oemar hamalik, tugas profesi guru antara lain adalah: Bertindak sebagai model bagi anggotanya Merangsang pemikiran dan tindakan Memimpin perencanaan dalam mata pelajaran Memberikan nasehat kepada sesama guru sesuai dengan kebutuhan tim Membina dan memelihara literatur profesional dalam daerah pelajarannya Bertindak atau memberikan pelayanan sebagai manusia sumber dalam daerah pelajaran tertentu dengan referensi pada training,dan pengembangan kurikulum Mengembangkan file kurikulum dalam daerah pelajaran tertentu dan mengajar dikelas-kelas Memelihara hubungan dengan orang tua murid dan memberikan komentar atau laporan Bertindak sebagai pengajar dalam timnya.2

Upaya guru dalam pengembangan sifat profesional a) Penguasaan dan pengembangan materi, sebagai seorang yang berprofesi guru upaya melakukan penguasaan dan pemahaman materi pelajaran merupakan esendi yang sangat menentukan. Khususnya dalam proses belajar mengajar. Salah satu diantara sekian banyak sikap profesional dapat ditilik dari upaya-

1 2

Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-MALIKI PRESS Hamalik, oemar. 1991. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan. Bandung:Trigenda Karya

upaya apa saja yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru dalam menguasai, memahami, dan mengembangkan materi pelajaran tersebut. b) Mengembangkan metode pembelajaran Dalam proses belajar, metode atau cara penyampaian mteri merupakan bagian penting dari sub-komponen pendidikan. Guru selalu di hadapkan pada suatu pilihan yaitu tentang metode apa yang sekiranya sesuai dengan materi pelajaran, tingkat kemampuan, atau bahkan kondisi lingkungan atau kelas. Agar proses pembelajatan dapat berlangsung dengan efektif, maka guru dituntut untuk memiliki metode yang kreatif untuk menciptakan kreasi-kreasi baru yang mampu menghidupkan suasana belajar peserta didik c) Menumbuhkan kepribadian siswa. Dalam meningkatkan pengembangan kepribadian siswa, para guru

berkewajibanmembimbing siswa dengan penuh dedikasi. Adapun upaya guru dalam menumbuhkan kepribadian siswa, antara lain: pertama, para guru memberikan nbasehat dan wejangan di sela-sela proses belajar mengajar. Kedua, menerapkan disiplin dalam belajar. Ketiga, para guru ikut memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Keempat, membiasakan memulai aktivitas belajar dengan berdoa dan nasehat agama.3

2.2 Peran Guru Sebagai Pembimbing Belajar (Pendidik) Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing dan melatih. Menurut Hamid Darmadi kewajiban guru sebagai pendidik adalah: 1. Menemukan pembawaan peserta didik yang ada dengan jalan observasi, wawancara, pergaulan, angket dan sebagainya.

Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-MALIKI PRESS

2. Berusaha menolong peserta didik dalam perkembangannya agar pembawaan yang buruk tidak berkembang dan pembawaan yang baik terus berkembangdengan subur mendekati puncak kemungkinannya, dengan menyiapkan lingkungan yang diperlukan. 3. Menyajikan jalan yang terbaik dan menunjukan arah perkembangan yang tepat. 4. Mengadakan evaliasi untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam usaha mencapai tujuan pendidikan sudah berjalan seprti yang diharapkan 5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anak didik pada waktu mereka menghadapi kesulitan. 6. Dalam menjalankan tugasnya, pendidik wajib selalu ingat bahwa anak sendirilah yang berkembang berdasarkan bakat yang ada padanya. 7. Pendidikan senantiasa mengadakan penilaian atas diri sendiri untuk mengetahui apakah ada hal tertentu dalam diri pribadinya yang harus mendapatkan perbaikan. 8. Memilih metode atau teknik penyajian yang tidak saja disesuaikan dengan bahan atau isi pendidikan yang akan disampaikan tetapi juga disesuaikan dengan kondisi anak didiknya.4 Menurut Suparlan(2006), peran dan tugas guru adalah: 1. Mengembangkan kepribadian 2. Membina budi pekerti.5 Perbedaan antara peran mendidik, membimbing, mengajar ddan melatih:6 No. Aspek 1. Isi Mendidik Moral Membimbing Mengajar Melatih ajar Ketrampilan

dan Norma dan tata Bahan

4 5

Hamid Darmadi.2012.Kemampuan Dasar Mengajar.Pontianak.hlm50-51 Suparlan.2006.Guru Sebagai Provesi.Yogyakarta.hlm 37 6 Ibid.hlm 31

kepribadian

tertib

berupa

ilmu atau kecakapan hidup skills (life

pengetahuan dan teknologi

2.

Proses

Memberikan motivasi belajar mengikuti ketentuan

Menyiapkan atau Memberikan

Menjadi dan

untuk mentransfer bahan contoh dan ajar yang berupa siswa

kepada contoh atau teladan dalam moral

ilmu pengetahuan, mempraktikan atau teknologi dan seni ketrampilan tertentu menerapkan dan konsep yang

hal dan

tata tertib yang dengan sudah menjadi menggunakan strategi

atau kepribadian

kesepakatan bersama

metode mengajar telah diberikan yang sesuai kepada siswa

dengan perbedaan menjadi individual siswa kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari 3. Strategi Keteladanan, dan metode pembiasaan Motivasi pembinaan dan Ekspositori dan Praktik kerja, enkuiri simulasi, dan magang

2.3 Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yaitu kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasi. Sebagai sebuah dokumen, kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru, sedangkan kurikulum sebagai implementasi adalah reaalisasi dari pedoman tersebut dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Jadi, dengan demikian kurikulum sebagai sebuah dokumen dengan proses pembelajaran sebagai implementasi dokumen tersbut merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, keduanya saling mengada dan meniadakan ada kurikulum pasti ada pembelajatran ada juga kurikulum.7 Guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya kurikulum tanpa ditunjang dengan kemampuan guru untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran, kurikulum tersebut tidak akan dapat berjalan dengan maksimal. Sebaliknya, pembelajaran tanpa adanya kurikulum sebagai kerangka dasarnya, maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif. Dalam proses pengembangan kurikulum, guru memiliki beberapa peran penting didalamnya. kutipan Murray print (1993) mencatat peran guru dalam proses pengembangan kurikulum adalah: 1. Implementers Sebagai implementers, guru berperan melaksanakan kurikulum yang sudah ada. Di posisi ini, guru hanya menerima dan melaksanakan perumusan kurikulum yang telah disusun oleh pihak terkait. Guru tidak memiliki ruang untuk bersinggungan langsung dalam penyusunan kurikulum baik itu menentukan isi maupun menentukan objek kurikulum. Dapat dikatakan guru memiliki pengaruh yang lemah dalam posisi ini, tingkat kreativitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran juga terbatas. Semua materi pelajaran, tujuan pembelajaran, serta metode pembelajaran sudah

Wina Sanjaya.2010.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Prenada Media Group.hlm.27

ditetapkan sepaket dengan kurikulum yang sudah disahkan. Mengajar dianggap bukan sebagai pekerkjaan profesional, tetapi dianggap sebagi tugas rutin dan keseharian saja. 2. Adapters Peran guru sebagai adapters lebih luas dibandingkan dengan peran guru sebagai implementer. Pada posisi ini guru berperan sebagai pelaksana sekaligus penyelaras kurikulum sesuai dengan kebutuhan sisiwa serta lingkungan sosial yang ada di sekitar. Guru diberi wewenang untuk menyelaraskan kurikulum sesuai dengan keadaan daerah dimana guru tersebut akan melaksanakan kurikulum yang telah diselaraskan tadi, disini guru diberi kesempatan untuk menyelaraskan kurikulum tersebut sesuai dengan karakteristik dari lingkungan guru mengajar. 3. Developers Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah, selanjutnya dianalisis dan disintesis menjadi kurikulum nasional atau kurikulum inti yang menjadi tolak ukur pengembangan pendidikan. Sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendesign sebuah kurikulum. Guru bukan hanya dapat menentukan tujuan dan isi pembelajaran yang akan disampaikan melainkan juga dapat menentukan strategi yang akan digunakan dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. 4. Researchers Guru sebagai peneliti berarti guru memiliki tanggung jawab dalam kinerjanya sebagai guru yang merupakan bagian dari tugas profesional. Dalam perannya ini guru memiliki tanggung jawab untuk menguji, perangkat kurikulum yang sudah dibuat sekaligus menguji keberhasilan kurikulum yang telah dilaksanakan dengan cara menilai langsung ketercapaian target kurikulum di dalam kelas, terpenuhi atau tidak.8

Sanjaya, Wina.2010.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Prenada Media Group.hlm.28-30

2.4 Peran Pendidikan Guru Titik berat pembinaan guru sebenarnya adalah pada pembentukan guru profesional sesuia dsiplin keilmuan masing-masing. Upaya peningkatan dan pembinaan kualitas guru dengan berbagai kompetensi yang harus dimiliki tentu saja akan berpengaruh besar pada kualitas output pendidikan secara nasional. Guru sebagai ujung tombak, human resources, pelaku akan memberikan perlakuan yang tepat kepada material resources dalam sistem pendidikan. Wajud keberpihakan pemerintah terhadap pembinaan kualitas guru dapat diperhatikan dalam: 1. UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional 2. UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen 3. PP No.19 tahun 2005 4. PP No.74 tahun 2008 tentang guru 5. Permendiknas No.16 tahun 2005 tentang standar kualifikasi dan kompetensi pendidik 6. Permendiknas No.11 tahun 2011 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan9 Fakta lapangan menunjukan, bahwa walaupun pembinaan guru menjadi prioritas, akan tetapi kualitas profesional guru belum mengalamai peningkatn yang signifikan dan kualitas guru tidak merata pada semua sekolah. Anggapan terebut dapat dibuktikan dengan fakta lapangan seperti berikut: 1. Guru sering mengeluh karena kurikulum selalu mengalami perubahan 2. Guru sering mengeluh dengan beban kurikulum yang sangat berat 3. Siswa dan masyarakat sering mengeluhkan cara mengajar guru disekolah 4. Mutu pendidikan belum dapat dijamin bahkan menunjukan penurunan kualitas

Janawi.2012.Kompetensi Guru Citra Guru Profesional.Bangka Belitung: Shiddiq Press.

Program sertifikasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas standar lulusan dan juga dijadikan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan guru. Ini merupakan amanat UU No. 20 tahun 2003 dan diperjelas melalui UU No. 14 tahun 2005. Pekerjaan guru adalah profesi. Profesi guru akan diakui oleh publik apabial guru telah mengikuti dan lulus program sertifikasi. Program ini diperuntukan bagi guru negeri maupun swasta. Dengan sertifikasi ini guru akan mendapatkan tunjangan profesi sesuai aturan yang berlaku. Pada akhirnya, sertifikasi guru merupakan upaya peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan. (sutrisno 2007). Kunandar dalam Janawi ( 2012) menjelaskan bahwa maksud sertifikasi adalah untuk : 1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Meningkatkan proses dan mutu hasil-hasil pendidikan. 3. Meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan manfaat dari sertifikasi tersebut adalah: 1. Melindungi profesi guru dan praktik-praktik yang tidak kompeten 2. Melindungi masyarakat dan praktik-praktik pendidikan yang tidak memiliki kualifikasi dan tidak profesional 3. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan ( LPTK ) dati keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku Pada akhirnya sertifikasi merupakan suatu keniscayaan masa depan dalam rangka menghadapi globalisasi dan sitem desentralisasi. Sertifikasi juga sebagai upaya meningkatkan kualitas dan martabat guru di masyarakat. Maka dari tu program sertifikas perlu adanya

prakondisi, antara lain sosialisasi gagasan ke masyarakat, pengambilan kebijakan, LPTK, organisai profesi, yayasan dan sebagainya. Pengembangan sistem dan instrumen sertifikasi dilakukan melalui : 1. Tes / track record nilai penguasaan bidang studi 2. Performance test teknik dan strategi pembelajaran di jenjang yang sesuAI / PPL tersupervisi 3. Esai atau laporan project tentang pnyesuaian materi dan strategi untuk kelompok peserta didik terentu 4. Esai atau career plan untuk pengembangan profesi atau portofolio indikator aktifitas profesi 5. Tes kepribadian atau portofolio indikator keberhasilan 6. Survei pendapat siswa, kepala sekolah, dan pengawas Pengembangan tersebut menjadi acuan dalam format penilaian program sertifikasi. Tes dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu tes tertulis dan kinerja. Tertulis untuk mengukur unsur kognitif, sedangkan kinerja untuk mengukur ketrampilan guru. Menurut Muchlas Samami dalam Janawi (2012), dalam konteks tugas guru bukti kompetensi kognitif dapat dijadikan dasar untuk men-judgement apakah kemampuannya memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan atau tidak.10

10

ibid

BAB III KESIMPULAN

Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan sesungguhnya terletak di pundak guru. Oleh karena itu, makalah ini membahas tentang peran guru dalam dunia pendidikan, yang secara lebih singkat dapat disimpulkan, bahwa: a. Guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Karena itu diperlukan syarat-syarat diantaranya adanya motivasi yang kuat, memiliki pengetahuan dan keterampilan, pengabdian, memiliki kode etik, dan berhak mendapatkan imbalan. b. Guru berperan dalam pembimbing meliputi: persiapan materi, persiapan menyampaikan dan mendiskusikan materi, memberikan fasilitas, memberikan ceramah dan intruksi, memecahkan masalah, membimbing, mengarahkan, dan kadang-kadang memberikan dorongan dan motivasi. Selain itu, guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya kurikulum tanpa ditunjang dengan kemampuan guru untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran

Daftar Pustaka Darmadi, Hamid.2012.Kemampuan Dasar Mengajar.Pontianak Hamalik, Oemar. 1991. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan. Bandung:Trigenda Karya Janawi. 2012. Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bangka Belitung: Shiddiq Press Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-MALIKI PRESS Sanjaya, Wina.2010.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Prenada Media Group Suparlan.2006.Guru Sebagai Provesi.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai