ELIZABETH 99-194
IDENTITAS
Alamat: Jati Asih Masuk : 14 Des 2006 Keluar : 18 Des 2006 Meninggal : Dokter :dr.MercySp.S Ko-asisten :Elizabeth
: Mual, muntah
RiwayatPenyakitDahulu Riwayat sakit darah tinggi, sakit gula, sakit jantung, asma disangkal.
Kebiasaan Pasien adalah seorang perokok aktif sejak remaja (35 tahun)
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum Kesadaran Glasgow Coma Scale Nadi Tekanan darah Pernafasan Suhu Umur Klinis Bentuk badan Gizi Kulit : : : : : : : : : : : tampak sakit sedang somnolen E3 V4 M4 (11) 60 x/menit 120 / 70 mmHg 20 x / menit 36,7 0 C 50 an biasa cukup warna sawo matang
Status neurologis
Rangsang meningeal Kaku kuduk :Brudzinski 1 :Brudzinski II :-/Kernig :-/Laseque :-/Saraf cranial : N. I : belum dinilai N. II : belum dinilai N. III, IV, VI: belum dinilai N. V : belum dinilai N. VII : belum dinilai
dapat dapat dapat dapat dapat
-N. VIII dinilai -N. IX-X dinilai -N. XI dinilai -N. XII dinilai
:belum dapat
:belum dapat :belum dapat
:belum dapat
Biseps: belum dinilai Triseps: belum dinilai KPR : belum dinilai APR : belum dinilai
: dapat Oppenheim belum dapat dinilai belum dapat Gordon : dapat dinilai belum dapat Schaefer : dapat dinilai belum dapat Babinski : dapat dinilai Chaddock : belum dapat dinilai
Sensibilitas Vegetatif
Ringkasan
Pasien seorang laki-laki, usia 56 tahun datang dengan keluhan utama bicara kacau setelah terjatuh. 1 hari SMRS pasien terjatuh dari bis, kepala kiri lebih dulu mengenai aspal, terantuk cukup keras, pusing +, mual +, muntah +, pingsan + selama 10-15 menit. Pasien tidak ingat kejadian sebelum dan saat terjatuh, bicara kacau dan sangat gelisah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan : Status neurology : Kesadaran : somnolen GCS : E 3 V 4 M 4 (11) Rangsang meningeal : Saraf cranial : belum dapat dinilai Vegetatif : miksi + dengan kateter
TERAPI : IVFD: Asering 2 kolf / hari MM : Thimelon 3 x 61,25 mg Ratan 2 x 1 ampul Neulin 3 x 1 ampul Primadol 3 x 1 tab Mertigo 3 x 1 tablet
laboratorium
LED : 26 mm
Leuko: 11,7 ribu / l Hitungjenis: 0/0/2/86/12/0 Eritrosit : 3,95 juta /l Hb : 11,6 g / dl Hematokrit : 35%
Mcv : 88,6 fl
MCH : 29,4 pg MCHC : 33,1 g / dl Trombosit : 147 ribu / l Protein total: 7,43 g / dl Albumin : 4.05 g / dl
Globulin : 3,38 g / dl SGOT : 34 U / l SGPT : 39 U / l Alkali phospatase: 147 U / l Bilirubin total : 0,72 mg / dl Bilirubin Direk: 0,51 mg / dl Bilirubin indirek: 0,21 mg / dl
Triglycerides : 78 mg / dl Total cholesterol : 208 mg / dl Glukosa sewaktu : 139 mg / dl Natrium : 136 mmol / l Kalium: 3,2 mmol / L Chlorida: 101 mmol / L
CT SCAN
Contusio hemoragik di lobus fronto-temporal kanan dan temporal kiri dengan perifokal edema Perdarahan epidural oksipital kiri Edema cerebri difus Fraktur os oksipital kiri Perselubungan di sinus maksilaris, ethmoid kanan-kiri dan sphenoid dapat ec hematosinus DD / Sinusitis
16 DESEMBER 2006
S : bicara masih kacau O: Status Generalis Keadaan Umum : Kesadaran : Glasgow Coma Scale : Nadi : Tekanan darah : Pernafasan : Suhu :
tampak sakit berat somnolen E3V3M5 (11) 80 x/menit 130 / 90 mmHg 20 x / menit 36 0 C
Status neurologis
Rangsang meningeal : - Kaku kuduk : - Brudzinski 1 : - Brudzinski II : - / - Kernig :-/- Laseque :-/-
N. I : kesan normosmia N. II : kesan ketajaman penglihatan secara kasar baik, kesan beda warna baik, funduskopi tidak dilakukan N. III, IV, VI : kesan sikap bola mata simetris, tidak ada ptosis, strabismus, eksoftalmus, enoftalmus, diplopia, deviasi konjugee, kesan pupil bulat, isokor, tepi rata, refleks cahaya langsung +/+, refleks konsensual +/+, N. V : kesan motorik buka tutup mulut baik, refleks kornea +/+, refleks maseter +
N. VII : kesan parese dextra N. VIII : nistagmus spontan -, vertigo -, kesan pendengaran baik N. IX-X : arcus faring simetris, palatum mole simetris, uvula di tengah, tidak adasenau, tidak ada disfoni, tidak ada disfagi. N. XI : kesan angkat bahu baik, toleh kanan-kiri baik N. XII : tidak ada deviasi lidah, fasikulasi -, tremor -
Motorik : kesan parese Refleks fisiologis dan patologis o Biseps : ++/++ o Triseps : ++/++ o KPR : ++/++ o APR : ++/++ Oppenheim : -/ Gordon : -/ Schaefer : -/ Babinski : +/ Chaddock : -/-
Sensibilitas Vegetatif
DIAGNOSA KLINIS
: Contusio hemoragik epidural hematom, edem cerebri Fr. Os oksipital kiri DIAGNOSA TOPIS :regiofronto-temoro-oksipital kiri DIAGNOSA ETIOLOGIS : Trauma kapitis
TERAPI IVFD : Asering 2 kolf / hari MM : Manitol 4 x 125 U/15 Laxipim 2 x 1 gr Thimelon 3 x 62,5 mg Ratan 2 x 1 ampul Neulin 3 x 1 ampul Primadol 3 x 1 tab Mertigo 3 x 1 tablet
17 DESEMBER 2006
S :bicara masih kacau, sakit kepala
O: Status Generalis Keadaan Umum : tampak sakit berat Kesadaran : somnolen GCS :E3V3M5 (11) Nadi : 64 x/menit Tekanan darah : 110 / 60 mmHg Pernafasan : 22 x / menit Suhu : 36 0 C
Status neurologis
Rangsang meningeal : - Kaku kuduk : - Brudzinski 1 : - Brudzinski II : - / - Kernig :-/- Laseque :-/-
N. I : kesan normosmia N. II : kesan ketajaman penglihatan secara kasar baik, kesan beda warna baik, funduskopi tidak dilakukan N. III, IV, VI : kesan sikap bola mata simetris, tidak ada ptosis, strabismus, eksoftalmus, enoftalmus, diplopia, deviasi konjugee, kesan pupil bulat, isokor, tepi rata, refleks cahaya langsung +/+, refleks konsensual +/+, N. V : kesan motorik buka tutup mulut baik, refleks kornea +/+, refleks maseter +
N. VII : kesan parese dextra N. VIII : nistagmus spontan -, vertigo -, kesan pendengaran baik N. IX-X : arcus faring simetris, palatum mole simetris, uvula di tengah, tidak adasenau, tidak ada disfoni, tidak ada disfagi. N. XI : kesan angkat bahu baik, toleh kanan-kiri baik N. XII : tidak ada deviasi lidah, fasikulasi -, tremor -
Motorik : kesan parese Refleks fisiologis dan patologis o Biseps : ++/++ o Triseps: ++/++ o KPR : ++/++ o APR : ++/++ Oppenheim : -/ Gordon : -/ Schaefer : -/ Babinski : +/ Chaddock : -/-
Sensibilitas Vegetatif
DIAGNOSA KLINIS
: Contusio hemoragik, epidural hematom, edem cerebri DIAGNOSA TOPIS : regio fronto-temoro-oksipital kiri DIAGNOSA ETIOLOGIS : Trauma kapitis
TERAPI IVFD : Asering 2 kolf / hari MM : Manitol 4 x 125 U/15 Laxipim 2 x 1 gr Thimelon 3 x 62,5 mg Ratan 2 x 1 ampul Neulin 3 x 1 ampul Primadol 3 x 1 tab Mertigo 3 x 1 tablet
18 DESEMBER 2006
S :bicara masih kacau, sakit kepala
O: Status Generalis Keadaan Umum : tampak sakit berat Kesadaran : somnolen GCS : E3 V3 M5 (11) Nadi : 64 x/menit Tekanan darah : 110 / 60 mmHg Pernafasan : 22 x / menit Suhu : 36 0 C
Status neurologis
Rangsang meningeal : - Kaku kuduk : - Brudzinski 1 : - Brudzinski II : - / - Kernig :-/- Laseque :-/-
N. I : kesan normosmia N. II : kesan ketajaman penglihatan secara kasar baik, kesan beda warna baik, funduskopi tidak dilakukan N. III, IV, VI : kesan sikap bola mata simetris, tidak ada ptosis, strabismus, eksoftalmus, enoftalmus, diplopia, deviasi konjugee, kesan pupil bulat, isokor, tepi rata, refleks cahaya langsung +/+, refleks konsensual +/+, N. V : kesan motorik buka tutup mulut baik, refleks kornea +/+, refleks maseter +
N. VII : kesan parese dextra N. VIII : nistagmus spontan -, vertigo -, kesan pendengaran baik N. IX-X : arcus faring simetris, palatum mole simetris, uvula di tengah, tidak adasenau, tidak ada disfoni, tidak ada disfagi. N. XI : kesan angkat bahu baik, toleh kanan-kiri baik N. XII : tidak ada deviasi lidah, fasikulasi -, tremor -
Motorik : kesan parese Refleks fisiologis dan patologis o Biseps : ++/++ o Triseps : ++/++ o KPR : ++/++ o APR : ++/++ Oppenheim : -/ Gordon : -/ Schaefer : -/ Babinski : +/ Chaddock : -/-
Sensibilitas Vegetatif
DIAGNOSA KLINIS
: Contusio hemoragik , edem cerebri, Epidural Hematom (pro operasi tetapi keluarga masih berunding) DIAGNOSA TOPIS : regio fronto-temorooksipital kiri, epidural DIAGNOSA ETIOLOGIS : Trauma kapitis
TERAPI : IVFD: Asering 2 kolf / hari MM : Manitol 4 x 100 U/15 Cefotaxim 2 x 1 gr Thimelon 3 x 62,5 mg Ratan 2 x 1 ampul Neulin 3 x 1 ampul Primadol 3 x 1 tab Mertigo 3 x 1 tablet Neurotam 3 x 1200 ml Pasien pulang paksa atas permintaan keluarga.
Epidural hematom
Fraktur tulang kepala dapat merobek
pembuluh darah, terutama arteri meningea media yang masuk didalam tengkorak melalui foramen spinosum dan jalan antara duramater dan tulang di permukaan dalam os temporale. Perdarahan yang terjadi menimbulkan hematom epidural.
lain, biasanya disebabkan oleh robeknya arteri meningea media. Penderita akan mengalami sakit kepala, mual dan muntah diikuti oleh penurunan kesadaran. Gejala neurologik yang terpenting adalah pupil mata dapat anisokor. Cirri khas pada hematom epidural murni adalah terdapatnya interval bebas antara saat terjadinya tauma dan tanda pertama yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam.
serta pemerikssan penunjang seperti foto rontgen kepala atau CT Scan. Adanya garis fraktur menyokong diagnosis hematom epidural
muda antara 15-44 tahun. Kecelakaan kendaraan bermotor penyebab paling sering dari cedera kepala, sekitar 49% dari kasus. Definisi: Pasien tidak mampu mengikuti bahkan perintah sederhana karena gangguan kesadaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap pasien dengan cedera kepala
bersamaan dan pengawasan yang ketat harus dilakukan untuk mencegah terjadi kompresi pada medula spinalis Apakah ada intoksikasi alkohol, obatobatan, dan lain-lain. Adanya trauma pada organ-organ lain.
PENILAIAN DI TEMPAT
Tes status mental Orientasi : waktu, tempat, orang, keadaan sekitar Konsentasi : hitung mundur, urutan nama bulan dalam 1 tahun Memori : nama anggota keluarga, nama temanteman Tes telunjuk hidung telunjuk dengan mata terbuka dan tertutup Keadaan pupil Tes Romberg Tes Provokatif
Grade 1
Grade 2
Grade 3
: Segera lakukan penilaian dalam waktu 5 menit, jika dalam waktu kurang dari 15 menit semua penilaian baik maka pasien disarankan untuk istirahat. : Segera lakukan penilaian dalam waktu 5 menit, jika gejala sakit kepala atau gejala lain terus ada dalam 1 minggu, maka pasien perlu melakukan pemeriksaan CT Scan atau MRI. : Bawa pasien ke Unit Gawat Darurat, jika masih tidak sadar atau terdapat gejala lain yang mengkhawatirkan, stabilkan posisi leher-tulang belakang. Lakukan tes neurologis, pemeriksaan CT Scan atau MRI untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Pasien harus dirawat sambil terus dipantau keadaannya.
Klasifikasi cedera kepala A. Berdasarkan mekanisme 1 Tertutup 2 Penetrans B. Berdasarkan beratnya 1 Skor Skala Koma Glasgow 2 Ringan, sedang, berat
C. Berdasarkan morfologi 1 Fraktura tengkorak a Kalvaria 1 Linear atau stelata 2 Depressed atau nondepressed b Basilar 2 Lesi intrakranial a Fokal 1 Epidural 2 Subdural 3 Intraserebral b Difusa 1 Konkusi ringan 2 Konkusi klasik 3 Cedera aksonal difusa
1. Riwayat:
Usia, jenis dan saat kecelakaan Penggunaan alkohol atau obat-obatan Perjalanan neurologis Perjalanan tanda-tanda vital Muntah, aspirasi, anoksia atau kejang Riwayat penyakit sebelumnya, termasuk obat-obatan yang dipakai serta alergi
2. Stabilisasi Kardiopulmoner: Jalan nafas, intubasi dini Tekanan darah, normalkan segera dengan Salin normal atau darah Foley, tube nasogastrik kateter Film diagnostik: tulang belakang leher, abdomen, pelvis, tengkorak, dada, ekstremiras 3.Pemeriksaan umum
4. Tindakan Emergensi Untuk Cedera Yang Menyertai: Trakheostomi Tube dada Stabilisasi leher: kolar kaku, tong Gardner-Wells dan traksi Parasentesis abdominal 5. Pemeriksaan Neurologis: Kemampuan membuka mata Respons motor Respons verbal Reaksi cahaya pupil Okulosefalik (dolls) Okulovestibular (kalorik)
6. Obat-obat Terapeutik: Bikarbonat sodium Fenitoin(?) Steroid (???) Mannitol Hiperventilasi 7. Tes Diagnostik: (desenden menurut yang diminati) CT scan Ventrikulogram udara Angiogram
definisi
Hematom epidural adalah sekantong darah yang terbentuk dengan cepat di bagian luar dari duramater. Duramater adalah lapisan yang paling luar yang berserabut atau lapisan membran yang melapisi otak dan saraf-saraf tulang belakang. Epidural berada diluar duramater dan hematom berarti kumpulan atau sekantong darah.
deskripsi
Hematom epidural biasanya terbentuk ketika
terjadi pukulan keras yang membuat pembuluh darah di ruangan di luar duramater pecah pembuluh darah yang paling sering mengakibatkan terjadinya hematom epidural adalah arteri meningia media Hematoma yang terus berlangsung memberikan tekanan/ melawan tulang keras yang ada pada tengkorak atau pada kolumna spinalis dan selanjutnya menekan duramater kemudian juga menekan otak atau saraf tulang belakang.
sakit-rumah sakit di Amerika Serikat akibat cedera kepala adalah hematom epidural, dan kira-kira 75.000 90.000 berakhir pada kematian. Kecelakaan lalu lintas baik motor atau mobil adalah yang terbanyak mengakibatkan cedera kepala, yaitu sekitar 50-70%.
epidural adalah trauma kapitis, yang memberikan tekanan / pikulan yang keras ke otak. Hematom epidural lebih banyak ditemukan pada regio temporal atau temporo-parietal. Pasien sering kehilangan kesadaran pada trauma kapitis yang murni, menjadi sadar kembali dan mengalami periode hilang ingatan dan selanjutnya gejala neurologis yang memburuk.
Terima Kasih