MODEL
JARINGAN KURIKULUM
PUSAT KURIKULUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2006
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
D. Ruang lingkup
Jaringan Kurikulum merupakan suatu sistem kerja sama antara pusat dengan daerah,
antardaerah, dan antar unsur di daerah dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan daerah.
Tim Jaringan Kurikulum merupakan suatu organisasi nonstruktural terdiri atas unsur dinas
pendidikan, perguruan tinggi, dan masyarakat yang berfungsi membantu Dinas Pendidikan
Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pengembangan kurikulum.
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Jaringan Kurikulum Pusat bekerja sama dengan Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen), Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi (Dikti), Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Penelitian dan Pengembangan
Jaringan Kurikulum Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugasnya bekerja sama
dengan Jaringan Kurikulum Pusat, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat
Pengembangan Penataran Guru (PPPG), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
Depdiknas, Jaringan Penelitian dan Pengembangan (Jarlitbang), Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (Balitbangda), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda),
Departemen Agama, Kantor Wilayah Departemen Agama, Kantor Wilayah Perwakilan
Departemen agama, perguruan tinggi, Dewan Pendidikan, organisasi profesi, komite sekolah,
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah/ Madrasah (MKKS/M, Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), dan Kelompok Kerja Guru (KKG).
1. Balitbangda pada tingkat Provinsi dan Bappeda baik pada tingkat Provinsi maupun
kabupaten/kota memfasilitasi kegiatan Jaringan Kurikulum dan memasukkannya sebagai
bagian dari perencanaan pembangunan pendidikan di daerah.
2. Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota berperan sebagai pembina dan pengarah
Tim Jaringan Kurikulum, mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tentang pembentukan Tim
Jaringan Kurikulum, memberikan dukungan dana, sarana, dan prasarana untuk kelancaran
kegiatan jaringan kurikulum.
3. Kantor Wilayah dan Kantor Perwakilan Departemen Agama memfasilitasi Tim Jaringan
Kurikulum dalam tugas pendampingan pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan
(madrasah).
4. LPMP dan PPPG berperan sebagai lembaga yang memberikan pendampingan dalam
pengembangan kurikulum yang sinergis dengan Tim Jaringan Kurikulum dalam kerangka
peningkatan mutu pendidikan.
5. Perguruan tinggi dan organisasi profesi yang relevan dengan jaringan kurikulum merupakan
unsur masyarakat yang memiliki kemampuan dan komitmen untuk membina Jaringan
Kurikulum. Peran unsur masyarakat tersebut sebagai mitra kerja dalam melaksanakan peran
dan tugas Jaringan Kurikulum.
6. Dewan Pendidikan menjadi mitra Tim Jaringan Kurikulum dalam pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Dewan Pendidikan menampung dan menyampaikan informasi
serta aspirasi masyarakat kepada Tim Jaringan Kurikulum berkenaan dengan
pengembangan kurikulum.
7. Komite Sekolah merupakan mitra sekolah dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Komite Sekolah dan Tim Jaringan Kurikulum Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota
bersama-sama mengidentifikasi, mengakomodasi kebutuhan dan keunggulan lokal untuk
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
8. MKKS/M, MGMP, dan KKG adalah mitra Tim Jaringan Kurikulum dalam pengembangan
kurikulum.
9. Organisasi profesi adalah mitra Tim Jaringan Kurikulum yang memberikan masukan sesuai
dengan profesi dan bidang keilmuannya dalam pengembangan kurikulum.
1. Peran
Tim Jaringan Kurikulum berperan sebagai pendamping atau fasilitator, mediator, dan
inovator.
Sebagai pendamping atau fasilitator, Tim Jaringan Kurikulum berperan memberikan bantuan
teknis kepada satuan pendidikan mengenai penyusunan, implementasi, pemantauan,
evaluasi, dan penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di berbagai jenis dan
jenjang pendidikan.
2. Tugas
1. Kriteria personil
Beberapa kriteria dalam memilih Tim Jaringan Kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Dosen
Latar belakang pendidikan dan kemampuan profesional yang sesuai
Diutamakan berkualifikasi minimal Strata 2
Jabatan fungsional minimal Lektor
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung
Memiliki komitmen yang kuat
Lulus seleksi
c. Kepala Sekolah
Memiliki kualifikasi minimal Strata 1
Pengalaman sebagai Kepala Sekolah minimal 3 tahun
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung
Aktif di MKKS/M, KKKS/M
Memiliki komitmen yang kuat
Lulus seleksi.
d. Guru
Memiliki kualifikasi minimal Strata 1
Pengalaman mengajar minimal 8 tahun
Diutamakan yang aktif di KKG atau MGMP
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung
Memiliki komitmen yang kuat
Lulus seleksi
2. Mekanisme Pembentukan
3. Kepengurusan
Terbentuknya organisasi Jaringan Kurikulum merupakan langkah awal dari tugas dalam
mengembangkan kurikulum dalam era otonomi pendidikan. Pemberdayaan Jaringan Kurikulum
menyangkut peningkatan dalam hal-hal sebagai berikut ini.
a. Kewenangan pelaksanaan Tim Jaringan Kurikulum dalam menjalankan tugasnya. Bentuk
pemberdayaannya adalah dikeluarkannya bentuk legitimasi dalam melakukan kegiatan organisasi.
Karena itu, agar organisasi Jaringan Kurikulum ini ingin berkembang maka tertib organisasi dan
administrasi mutlak harus dilakukan
b. Kemampuan dalam memberikan pelayanan teknis, konsultasi, pendampingan, dan fasilitasi dalam
pengembangan kurikulum. Pelayanan-pelayanan itu diberikan dalam bentuk pelatihan, workshop,
lokakarya, seminar, dan bentuk pembinaan lainnya.
c. Kemampuan memberdayakan satuan pendidikan dalam penyusunan, implementasi, pemantauan,
dan evaluasi serta penyempurnaan kurikulum pada berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
d. Kemampuan untuk membina kerja sama dengan Jaringan Kurikulum lain, baik vertikal maupun
horisontal.
e. Pemilikan sumber informasi yang mutakhir agar penerapan kemampuan dalam melaksanakan
kewenangan tersebut dapat dilakukan secara tepat dan efisien. Wujud pemberdayaannya adalah
dengan cara memfasilitasi tim jaringan kurikulum untuk mampu mengakses informasi lebih luas dari
pihak-pihak terkait untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
Adapun strategi pemberdayaan Jaringan Kurikulum dapat dilakukan melalui hal-hal berikut ini.
a. Pemantapan komitmen
Pemantapan komitmen dapat dilakukan melalui pertukaran ide, pengalaman, dan informasi
antaranggota Jaringan Kurikulum.
b. Peningkatan kemampuan anggota
Usaha peningkatan kemampuan anggota dilakukan melalui lokakarya, seminar, pelatihan,
penataran, studi banding, penelitian dan pengembangan.
c. Koordinasi Jaringan Kurikulum
Koordinasi Jaringan Kurikulum dilakukan melalui pembagian tugas dan wewenang yang jelas,
perencanaan kegiatan secara bersama, pemantauan pelaksanaan kegiatan, dan kaji silang
terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Sedangkan koordinasi antarjaringan dilakukan melalui rapat atau pertemuan rutin/berkala pada
tingkat pusat dan daerah.
d. Transparansi dan akuntabilitas
Transparansi dan akuntabilitas dilakukan melalui laporan kegiatan, keberhasilan dan hambatan,
serta kondisi keuangan secara berkala.
A. Program Kerja
Program kerja Tim Jaringan Kurikulum disusun berdasarkan peran dan tugas Jaringan Kurikulum.
Program kerja itu antara lain meliputi komponen-komponen sebagai berikut ini.
Dana operasional untuk kegiatan-kegiatan Jaringan Kurikulum bersumber dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga lainnya, serta dana hasil jasa layanan teknis dan
konsultasi.
C. Alokasi Dana
Model Jaringan Kurikulum ini dapat dijadikan acuan dalam pembentukan dan pemberdayaan
Jaringan Kurikulum pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Model ini diharapkan dapat membantu
para pengelola dan pelaksana pendidikan dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
dan potensi daerah/sekolah
Model ini dapat juga dijadikan acuan oleh Jaringan Kurikulum Provinsi dan Kabupaten/Kota
dalam menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pembentukan dan pemberdayaan jaringan
kurikulum daerah dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.