Anda di halaman 1dari 3

1. Perkembangan Kekuatan Sosial Politik dan Lembaga Negara serta Fungsinya masingmasing a.

Perkembangan Kekuatan Sosial Politik Dalam Periode demokrasi Terpimpin Partai Komunis Indonesia berusaha menempatkan dirinya sebagai golongan yang menerima Pancasila sebagi dasar Negara Republik Indonesia. Hal itu merupakan bagian dari strategi untuk mengambil alih kekuasaan di Indonesia dengan mengikuti alur permainan parlementer dan menunggu saat yang tepat untuk merebut kekuasaan. Dalam perkembangan berikutnya, kekuatan politik pada waktu itu terpusat pada Presiden Soekarno dan TNI-AD dan PKI disampingnya. PKI secara sistematis berusaha memperoleh ctra sebagai

Pancasialis dan mendukung ajaran-ajran Soekarno, sehingga pada Demokrasi Terpimpin PKI. Soekarno membentuk Nasakom (Nasionalis Agama Komunis) yang sangat menguntungkan PKIsebagai unsur yang sah dalam pergerakan nasional dan konstelasi Politik Indonesia Sebagai tindak lanjut Dekrit Presiden adalah penataan kehidupan politik sesuai ketentuanketentuan demokrasi terpimpin. Selain dibentuk kabinet kerja, juga dibentuk lembaga-lembaga negara seperti MPRS, DPR-GR dan Front Nasional. Keanggotaan umum lembaga itu disusun berdasarkan komposisi gotong-royong sebagai perwujudan dari demokrasi terpimpin. TNI dan POLRI disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri atas empat angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Menteri Panglima Angkatan yang kedudukannya langsung berada di bawah Presiden /Panglima Tertinggi ABRI. Golongan ABRI diakui sebagai salah satu golongan fungsional dan menjadi salah satu kekuatan sosial politik. Dengan demikian, ABRI dapat memainkan peranannya sebagai salah satu kekuatan sosial politik. Berdasarkan Penpres No. 7 Tahun 1959 tanggal 31 Desember 1959, kehidupan partai politik ditata dengan menetapkan syarat-syarat yang hams dipenuhi oleh partai politik. Partai politik yang tidak memenuhi syarat dihapuskan, misalnya jumlah anggotanya terlalu sedikit. Dengan dikeluarkannya Penpres itu, partai politik yang masih dapat bertahan antara lain PNI, Partai Masyumi, Partai NU, PKI, Partai Katolik, Parkindo, PSI, Partai Murba, Partai IPKI, PSII, dan Partai Perti. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah lebih dikenal dengan tindakan penyederhanaan kepartaian. Sementara itu, sejumlah tokoh dari Partai Masyumi dan PSI terlibat dalam gerakan PRRI-Permesta, sehingga kedua partai ini dibubarkan oleh pemerintah. Dalam keadaan seperti itu, kekuatan politik yang ada pada waktu itu adalah presiden dan ABRI serta partai-partai, terutama PKI. Presiden Soekamo dalam politiknya selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan (balance of power) dalam tubuh ABRI dan juga antara ABRI dengan partai politik. Untuk menjaga keseimbangan itu, Presiden Soekarno memerlukan dukungan dari PKI. Namun, PKI hanya mengutamakan kepentingannya sendiri agar dapat memainkan perannya yang dominan di

bidang politik. Dominasi PKI itu diperoleh dengan mendukung

konsep Nasakom Presiden

Soekarno.ajaran Nasakom (Nasionalis, Sosialis, Komunis) ciptaan Presiden Soekarno dimanfaatkan dengan baik oleh PKI karna mendapatka tempat sebagai unsur yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Kedudukan PKI semakin kuat dan respektabilitasnya sebagai kekuataan politik sangat meningkat Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan politik . yang utama pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan Angkatan Darat. Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin adalah: menggabungkan sistem kepartaian, dengan terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasionall menjadi sedemikian lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti kebebasan pers, sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pandangan A. Syafii Maarif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno seagai Ayah dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif. (Sunarso, dkk. 2008:132-136)

b. Lembaga Negara serta Fual terngsinya masing-masing Kedudukan Presiden Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden di bawah MPR, akan tetapi bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk pada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus ditetapkan MPRS. Pembentukan MPRS MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui Pemilhan Umum sehingga partaipartai yang dipiih oleh rakyat memiliki anggota di MPR. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan GBHN. Pembentukan DPR-GR DPR yang dahulnya menola RAPBN tahun 1960 yang diajukan Presiden, selanjutnya dibubarkan dan diganti dengan DPR-GR dimana anggotanya ditunjuk Presiden. Tugasnya Melaksankan manifesto politik,Mewujudkan amanat penderitaan rakyat dan Melaksanakan Demokrasi Terpimpin

Poesponegoro. Marwati Djoned. 2008. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm 425

Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) Dewan Pertimbangan Agung Sementara dibentuk berdsarkan penetapan Presiden no.3 tahun 1959 lembaga ini diketuai oleh Presiden. Tugasnya adalah memberi jawaban atas pertanaan presiden dan mengajukan usul kep

Pembentukan Front Nasional Front Nasional dibentuk atas penetapan Presiden no.13 tahun 1959. Tugasnya adalah menyelesaikan Revolusi Nasional, Melaksanakan Pembangunan, mengembalikan Irian Barat.

Pembentukan Kabinet Kerja Pada tanggal 9 Juli 1959, Presiden membentuk kabinet kerja, sebagai wakil Presiden diangkatlah Ir Juanda. Tugasnya adalah : mencukupi Kebutuhan sandang pangan, menciptakan keamanan negara dan mengembalikan Irian Barat.

Pembetukan ABRI TNI dan Polri disatukan menjadi satu, untuk menjaga keamanan dan keutuhan NKRI. TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatanyang kedudukannya langsung berada di bawah presiden. ABRI menjadi salah satu golongan fungsional dan kekuatan sosial politik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai