Anda di halaman 1dari 28

OLEH : AHMAD BASOFI MUJAHIDIN DEGA AGASSA SETIAWAN FIKA NUR AINI SIH MIKUWATI (10.038) (10.046) (10.

055) (10.069)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG 2012 SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Tempat Waktu Sasaran

: Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah : Mengoptimalkan perkembangan motorik halus : Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen : Rabu, 25April 2012 selama 35 menit (jam 09.30 s.d 10.05). :1. KlienAn. F umur 3 tahun

2. Klien An.R umur 5 tahun Jenis Permainan : Skill play

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak diharapkan bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bisa merasa tenang selama dirawat. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap suatu permainan Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit

10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah Sebagai alat komunikasi antara perawat klien.

RENCANA PELAKSANAAN :

No Terapis Persiapan 1 1. Menyiapkan ruangan. 2. Menyiapkan alat-alat. 3. Menyiapkan anak dan keluarga

Waktu Subjek terapi

5 menit

Ruangan,alat,anak dan keluarga siap

1 menit Proses : Menjawab salam, 1. Membuka proses terapi bermain dengan Memperkenalkan diri, mengucap kan salam, memperkenalkan diri. 2 menit Memperhatikan 2. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan. 3. Mengajak anak bermain . 4. Mengevaluasi respon anak dan keluarga.

7 menit Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan 3 menit perasaannya Penutup (1 menit). 2 menit 3 Menyimpulkan, mengucapkan salam Memperhatikan dan menawab salam

Metode Media Materi

: Bermain bersama : Lembar gambar, pensil warna dan alat gambar : Terlampir

Pembagian tugas kelompok : Leader 1 Leader 2 : Ahmad Basofi Mujahidin : Dega Agassa S.

Notulen Fasilitator

: Sih Mikuwati : Fika Nuraini

SETTING

Keterangan : : Leader : Notulen : Peserta/ Klien/Anak : Keluarga Klien : Fasilitator

EVALUASI Peserta terapi bermain menggambar mampu:

1. 2. 3. 4.

Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan Membedakan warna dan bentuk gambar Menulis dan mengambar Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

1. A.

PENDAHULUAN

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain. Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat anaknsemakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara lain : kondisi

fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya. Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya. 1. B. PRESCHOOL

1. Pengertian Preschool Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

2. Aspek Bahasa Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.

3. Aspek Sosial Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dank eras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian,masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak,lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih bertanggungjawab,mencoba untuk

hidup berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang. Personal social :

Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan supaya di anggap di masyarakat Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan lingkungan Menyadari hak dan kepentingan orang lain Mulai dapat bermain dengan teman sebaya

Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya kemampuan dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain. Masuk TK akan sangat membantu anak untuk jembatan bergaul dan sosialisasi dengan teman sebaya.

4. Aspek Kognitif Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih tinggi,mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang factual dunia. Motorik halus : Bisa menggunakan gunting

Menggambar lingkaran, kotak, X Motorik kasar Memanjat Menaiki sepeda roda tiga Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi : Melempar bola melewati atas kepala

5. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 1. Faktor herediter Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. 2. Faktor lingkungan Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain : a. Lingkungan pranatal Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain. b. Lingkungan post natal Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

6. Macam Bermain 1. Bermain aktif Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : 1. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play) Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadangkadang berusaha membongkar. 1. Bermain pasif Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini : 1. 2. 3. 4. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain. Tidak ada variasi dari alat permainan. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya. Tidak mempunyai teman bermain.

7. APE ( ALAT PERMAINAN EDUKATIF ) Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk : 1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll. 1. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll. 2. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll. 3. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain 1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak. 2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak. 3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk. 4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. 5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

8. Permainan yang dianjurkan : Menggambar Bermain kertas lipat Menyusun balok Menyanyi Alat olahr raga, masak, menghitung Mobil mobilan dll.

1. C. 2. 1.

MATERI BERMAIN MENGGAMBAR Pengertian

Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh seseorang yang didalamnya menunjukkan sebuah seni dan mengandung arti atau makna tertentu. Menggambar bisa dijadikan sebuah metode terapi pada seseorang anak yang menderita sakit untuk menghibur dan mengeksplorasi dirinya baik intelegensi dan emosional.

1. 2.

Keuntungan Menggambar

Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan menggambar, antara lain: 1. Membuang ekstra energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organorgan. 3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak. 4. Anak belajar mengontrol diri. 5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya. 6. Meningkatnya daya kreativitas. 7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak. 8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan. 9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya. 10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan. 11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

1. 3.

Metode menggambar

Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, yaitu : 1. Menggambar dengan cara mengamati (observasi). Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya. 1. Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan. Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka. 1. Menggambar berdasarkan imajinasi. Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan, dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin.

1. 4. -

Hal hal yang perlu diperhatikan saat menggambar

Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak. Menggambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

Ulangi suatu cara menggambar sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.

Jangan memaksa anak menggambar, bila anak sedang tidak ingin menggambar.

5. Evaluasi Peserta terapi bermain menggambar mampu: - Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan - Membedakan warna dan bentuk gambar - Menulis dan mengambar - Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

DAFTAR PUSTAKA : Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta. Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-prasekolah.html http://jauharieffendy.blogspot.com/2008/08/pembelajaran-menggambar-untuk-anak.html
About these ads

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN Pada Anak Di Ruang Anggrek RSUD Kota Yogyakarta

Tugas Kelompok Stase Keperawatan Anak Program Pendidikan Profesi Keperawatan (Ners) PSIK SSG Yogyakarta

Disusun Oleh :

Adang, S.Kep Rosidah, S.Kep Dwi Rusdiyatmi, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS II PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA 2008

SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit Sub Pokok Bahasan Tujuan Tempat Waktu Sasaran : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak : Ruang Anggrek RSUD Kota Yogyakarta. : Jumat, 27 Agustus 2008 selama 35 menit (jam 09.30 s.d 10.05). :1. KlienAn. F umur 3 tahun

2. Klien An.R umur 5 tahun Metode : 1. Ceramah 2. Bermain bersama Media : 1. Lembar gambar 2. Pasel, Bola Pembagian tugas kelompok : Pemandu : Rosidah, S.Kep

Notulis : Dwi Rusdiyatmi, S.Kep Fasilitator : Adang, S.Kep

PENDAHULUAN: Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya mendapat kesempatan bermain. kurang

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit, anak diharapkan bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu : 1. 2. 3. Bisa merasa tenang selama dirawat. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

Rencana Pelaksanaan : No 1 Terapis Persiapan a. Menyiapkan ruangan. b. Menyiapkan alat-alat. c. Menyiapkan anak dan keluarga 2 Proses : a. Membuka proses terapi bermain dengan mengucap kan salam, Waktu 10 menit Subjek terapi Ruangan,alat,anak dan keluarga siap

memperkenalkan diri. b. Menjelaskan keluarga pada anak tujuan dan 2 menit dan Menjawab salam, Memperkenalkan diri, Memperhatikan

tentang

manfaat bermain, menjelaskan cara permainan. c. d. Mengajak anak bermain . Mengevaluasi respon anak dan 5 menit

keluarga. Bermain bersama dengan antusias 10 menit 3 menit 3 Penutup (1 menit). Menyimpulkan, mengucapkan salam 5 menit Memperhatikan salam dan menawab dan mengungkapkan perasaannya

MATERI TERAPI BERMAIN

KEUNTUNGAN BERMAIN Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain: 1. 2. Membuang ekstra energi. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organorgan. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak. Anak belajar mengontrol diri. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya. Meningkatnya daya kreativitas. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

MACAM BERMAIN

1. Bermain aktif Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play) Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar. b. Bermain konstruksi (Construction Play) Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan. c. Bermain drama (Dramatic Play) Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya. d. Bermain fisik Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini : 1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain. 2. Tidak ada variasi dari alat permainan. 3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya. 4. Tidak mempunyai teman bermain.

ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk : 1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll. 2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll. 3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN 1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak. 2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak. 3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk. 4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. 5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

BENTUK- BENTUK PERMAINAN 1. Usia 0 12 bulan Tujuannya adalah : a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam. b. Melatih kerjasama mata dan tangan. c. Melatih kerjasama mata dan telinga. d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan. e. Melatih mengenal sumber asal suara. f. Melatih kepekaan perabaan. g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang. Alat permainan yang dianjurkan : a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang. b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka. c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang. d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara. e. Alat permainan berupa selimut dan boneka. 2. Usia 13 24 bulan

Tujuannya adalah : a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara. b. Memperkenalkan sumber suara. c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik. d. Melatih imajinasinya. e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik Alat permainan yang dianjurkan: a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya. b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik. c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna. 3. Usia 25 36 bulan Tujuannya adalah ; a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak. b. Mengembangkan keterampilan berbahasa. c. Melatih motorik halus dan kasar. d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan

membedakan warna). e. Melatih kerjasama mata dan tangan. f. Melatih daya imajinansi. g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda. Alat permainan yang dianjurkan : a. Alat-alat untuk menggambar. b. Lilin yang dapat dibentuk c. Pasel (puzzel) sederhana. d. Manik-manik ukuran besar. e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda. f. Bola.

4. Usia 32 72 bulan Tujuannya adalah : a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan. b. Mengembangkan kemampuan berbahasa. c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi. d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara). e. Membedakan benda dengan permukaan. f. Menumbuhkan sportivitas. g. Mengembangkan kepercayaan diri. h. Mengembangkan kreativitas. i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll). j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar. k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya. l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam. m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong. Alat permainan yang dianjurkan : a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll. b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah. 6. Usia Prasekolah Alat permainan yang dianjurkan : a. Alat olah raga. b. Alat masak c. Alat menghitung d. Sepeda roda tiga e. Benda berbagai macam ukuran. f. Boneka tangan. g. Mobil. h. Kapal terbang. i. Kapal laut dsb

7. Usia sekolah Jenis permainan yang dianjurkan : a. Pada anak laki-laki : mekanik. b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu. 8. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok) Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah. 9. Usia remaja Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

KETIKA ANAK MASUK RAWAT INAP Tujuan kegiatan : 1. Memberi informasi. 2. Memicu normalisasi. 3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal. 4. Mengidentifikasi teknik koping. Contoh kegiatan : 1. Mendesain tanda selamat datang. 2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak. 3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan. 4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit. 5. Proaktif melakukan permainan.

Kegiatan untuk kesadaran dan citra diri Tujuan kegiatan : meningkatkan pengetahuan tentang bagian tubuh internal dan eksternal, fungsi tubuh dan penerimaan akan tubuhnya. Kegiatan : 1. Belajar tentang bagian tubuh luar. 2. Belajar tentang bagian tubuh dalam. 3. Belajar tentang fungsi tubuh. 4. Belajar menerima tubuh.

EVALUASI Peserta terapi bermain mampu: 1. Menyebutkan nama permainan 2. Menata pasel dalam bentuk rumah 3. Membedakan warna dan bentuk pasel 4. Bermain bola pasel 5. Menulis dan mengambar 6. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

Sumber Pustaka : Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta. Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta

SAP Terapi Aktivitas Bermain (TAB)

SATUAN PEMBELAJARAN

Mata ajar Sub.topik Sasaran

: keperawatan anak II : Terapi bermain pada anak sakit : anak toddler

Hari/Tanggal : Jumat,14 Oktober 2011 Waktu : Pukul 10:00-10:45 WIB

Permainan : membedakan warna berdasarkan gambar,melempar bola 1. Latar belakang Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermaian akan membuat menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (2006).Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan, jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permaianan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi bermaian Rumah Sakit Blambangan Banyuwangi. Dimana di ruang tersebut terdapat alat-alat bermain yang disesuaikan dengan usia anak. Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi

kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.

2. Tujuan umum
Setelah mengikuti program bermain diharapkan anak dapat bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya selama di rawat di rumah sakit,Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada anak.

3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan program bermain selama 45 menit,diharapkan: A. Segi kognitif Anak mampu mengikuti instruksi yang diberikan B. Segi motorik Anak mampu membedakan warna gambar sesuai dengan benar Anak mampu melempar bola dengan benar C. Segi sensorik 1. peserta dapat membedakan 1 dari 3 warna gambar dengan benar 2. peserta dapat melempar bola ke keranjang.

4. Kriteria hasil
Secara verbal anak mengatakan senag dapat mengikuti aktivitas bermain bersama yang telah dilaksanakan,Anak keluar dari ruangan bermain dengan wajah ceria dan menceritakan pengalamannya pada orang tua,Anak termotivasi untuk bermain lagi,Anak tidak merasa cemas selama dirawat di Rumah Sakit.

5. Pengorganisasian
Leader Co.leader Fasilitator Observer : Nurica : Sofyan F.A : Gita Yulia : M.Dhika.H

6. Kriteria peserta
1.Peserta adalah anak toddler usia 1-3 tahun yang dirawat di Rumah Sakit 2.Jumlah peserta 4 orang 3.Anak yang kooperatif

7. Kegiatan NO
1

WAKTU
Pukul 10:00-10:05 Fase orientasi

KEGIATAN BERMAIN
Ucapkan salam teraupetik Perkenalan anggota kelompok Perkenalan nama masing-masing anak Menjelaskan tema bermain dan tujuan bermain Memulai permainan Memberikan pendidikan kesehatan cara mencuci tangan dengan benar

KEGIATAN ANAK
Menjawab salam Mendengar dengan antusias Memperkenalkan diri dengan antusias Anak memahami tujuan bermain Anak tertarik dengan permainan Anak dapat mengikuti permainan dengan antusias Anak memperhatikan dengan antusias Anak mendengarkan Anak terlihat antusias

Pukul 10:05-10:35 Fase kerja

Pukul 10:35-10:45 Fase terminasi

Membahas manfaat dan kesimpulan permainan

Menentukan pemenang Salam penutup

dan gembira Anak menjawab salam

8. Evaluasi

a. Evaluasi struktur
1) Media yang digunakan berupa macam-macam warna kertas,buku gambar,bola,dll 2) Tempat yang disediakan untuk bermain telah disediakan 3) SAP telah dibuat 4) Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan dan dosen dalam mempersiapkan terapi 5) Telah melakukan kontrak waktu terapi bermain dengan CI ruangan Mawar.

b. Evaluasi proses
Terapi bermain berlangsung selama 45 menit dan diikuti oleh anak-anak berusia 1-3 tahun

c. Evaluasi hasil
Dari 4 anak 80% anak mengikuti instruksi yang diberikan Dari 4 anak 65% anak mampu membedakan warna berdasarkan gambar dengan benar Dari 4 anak 65% anak mampu melempar bola ke dalam keranjang dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai