Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISELENGGARAKAN ATAS KERJASAMA ANTARA LAPI ITB DAN PT. GOLDEN ENERGY MINES
DATA PEMBORAN
Data hasil pemboran, meliputi :
koordinat titik bor, elevasi titik bor, sudut kemiringan pemboran (jika melakukan bor miring), total kedalaman, serta data log bor yang menunjukkan
posisi (kedalaman), deskripsi dan ketebalan batubara serta batuan lainnya.
Pada umumnya pemboran eksplorasi untuk endapan batubara dilakukan dengan bor coring. Jika tidak maka data pemboran harus dilengkapi dengan logging geofisika untuk meyakinkan kondisi dan jenis batuan di sepanjang lubang bor. Data lubang bor dapat dilengkapi juga dengan data uji paritan atau uji sumuran.
LOGGING PEMBORAN
REKAPITULASI DATA
Data-data hasil pemboran, sebaiknya disusun dalam tabel. Tabel tersebut sebaiknya dipisahkan per-seam (jika seam batubara tersebut > 1 seam).
No. Bor (1) Koordinat E (2) N (3) Elevasi Collar (4) Total Kedalaman (5) Kedalaman Seam Dari (6) Ke (7) Elevasi Seam Dari (8) = (4)-(6) Ke (9)=(4)-(7) Tebal Batubara (10)=(8)-(9)
No bor, koordinat, elevasi collar, total kedalaman, kedalaman seam (tembus batubara) diperoleh dari hasil pemboran. Elevasi seam : akan menunjukkan elevasi dari top lapisan batubara dan elevasi dari bottom lapisan batubara. Ketebalan batubara : dapat diperoleh dari selisih kedalaman seam atau dari selisih elevasi seam. 9
Pelatihan Perencanaan dan Operasi Penambangan
10
KONSTRUKSI MODEL
Peta Topografi (hard copy) Data Survei (xyz) Data Singkapan (x y z) Data Lubang Bor (xyz)
PETA TOPOGRAFI
12
PETA TOPOGRAFI
Peta topografi adalah peta kontur yang menggambarkan ketinggian atau elevasi permukaan bumi. Skala peta topografi yang digunakan untuk keperluan studi kelayakan minimal 1 : 2000. Pada peta topografi harus memuat informasi lain seperti : Aliran sungai, Keberadaan rawa, danau, dll. Bangunan manusia (jalan, jembatan, perkampungan, dll),
13
PETA ISOPACH
Peta isopach merupakan peta yang menunjukkan kontur penyebaran ketebalan batubara. Data ketebalan pada peta ini merupakan tebal sebenarnya yang dapat diperoleh dari data bor, uji paritan, uji sumuran, atau dari singkapan. Peta ini juga dapat disusun dari kombinasi peta iso struktur. Selisih elevasi top dan bottom batubara merupakan data ketebalan batubara (ketebalan semu). Tujuan penyusunan peta ini adalah untuk menggambarkan variasi ketebalan batubara di bawah permukaan.
15
16
17
Outcrop
Outcrop
Outcrop
100 m
Iso-OB
50 m
Elevasi atap
50 m
18
19
20
21
22
23
24
Aspek Ekonomi : ketebalan minimal lapisan batubara yang dapat ditambang dan ketebalan maksimal lapisan pengotor atau dirt parting yang tidak dapat dipisahkan pada saat ditambang, yang menyebabkan kualitas batubaranya menurun karena kandungan abunya meningkat.
25
DEFINISI
Keyakinan Geologi :
Tingkat kepercayaan tentang keberadaan batubara yang ditentukan oleh tingkat kerapatan titik informasi geologi yang meliputi ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran, struktur, ketebalan tanah penutup, kuantitas dan kualitasnya.
26
27
28
Kondisi Geologi
Berdasarkan proses pembentukan dan tektonik, karakteristik geologi pembentukan batubara dapat dikelompokkan menjadi :
Kondisi geologi sederhana Kondisi geologi moderat Kondisi geologi komplek
29
30
31
Kondisi Geologi
33
PERSYARATAN (#1), BERHUBUNGAN DENGAN ASPEK GEOLOGI Persyaratan jarak titik informasi untuk setiap kondisi
geologi dan kelas sumberdaya-nya.
Kondisi Geologi Sederhana Moderat Kriteria Jarak titik informasi (m) Jarak titik informasi (m) SUMBERDAYA Hipotetik Tidak Terbatas Tidak Terbatas Tidak Terbatas Tereka 1000 < X 1500 500 < X 1000 Tertunjuk 500 < X 1000 250 < X 500 Terukur X 500 X 250
Komplek
X 100
34
PERSYARATAN (#2) BERHUBUNGAN DENGAN ASPEK EKONOMI Dibedakan berdasarkan peringkat batubara.
35
36
PERHITUNGAN SUMBERDAYA
Data Singkapan (x y z) Data Lubang Bor ( x y z ) Rekapitulasi dan Tabulasi Data
Sumberdaya Batubara
37
Teknik perhitungan sumberdaya batubara berdasarkan Sistem United States Geological Survey (1983) Perhitungan tonase (W) batubara : W = L x t x BJ
dimana :
L = Luas daerah terhitung (m2) t = Tebal rata-rata batubara sejenis (m) BJ = Berat jenis batubara (ton/m3)
38
Cara perhitungan sumberdaya batubara dengan kemiringan <300 (a) dan kemiringan >300 (b), (USGS, 1983)
39
40
41
METODE POLIGON
42
METODE POLIGON
43
METODE POLIGON
44
METODE POLIGON
45
METODE POLIGON
46
METODE POLIGON
47
METODE POLIGON
Andaikan ketebalan batubara di titik informasi D-1 adalah T1, maka volume batubara dalam lingkup Poligon D-1 adalah V1 = L1 x T1, dimana L1 adalah luas Poligon D-1. 48
NK-09
NK-01 2.65 m
NK-11 2.90 m
NK-16 2.85 m
NK-14 2.70 m SK-05 2.90 m SK-11 2.60 m SK-07 2.80 m SK-01 2.90 m SK-04 3.10 m SK-09 2.70 m SK-02 2.60 m SK-12 2.85 m
SK-10 2.70 m
SK-03 2.85 m
SK-08 2.70 m
SK-06 3.00 m
2.85 m
Polygon area
Batas KP
49
PIT POTENSIAL
Merupakan langkah awal dalam melakukan evaluasi cadangan batubara.
Diperlukan untuk dapat memperkirakan/ memprediksi suatu areal sumberdaya batubara yang potensial untuk menjadi suatu lokasi pit penambangan. Tahapan Penentuan Pit Potensial
Identifikasikan faktor-faktor pembatas,
50
Pelatihan Perencanaan dan Operasi Penambangan
51
struktur geologi (seperti patahan), maka dapat dipisahkan menjadi beberapa pit potensial. Domain Geologi jika terdapat blok intrusi, maka blok intrusi tersebut harus ditentukan batasnya untuk pembatas pit potensial. Kondisi geografis jika terdapat sungai yang besar dan secara teknis sungai tersebut tidak dapat dipindahkan, maka dapat dipisahkan menjadi beberapa pit potensial. Kondisi geoteknik : jika diketahui limit (batas) ketinggian lereng maksimum, Kondisi pembatas lain : misalnya adanya jalan, perkampungan, atau areal lindung, maka Pelatihan Perencanaan dan Operasi Penambangan
52
PIT-1
NK-09 NK-02
NK-05
PIT-1
NK-09 NK-02
NK-05
NK-19
NK-01 NK-18
NK-01 NK-18
NK-11
NK-16
NK-07
NK-11
NK-16
NK-07
PIT-2
NK-15
NK-17
PIT-2
NK-15
NK-17
NK-12
NK-12
S. KAMPAR
NK-14
S. KAMPAR
NK-14
SK-05 SK-11
S. KAMPAR
SK-05 SK-11
S. KAMPAR
PIT-3
PIT-3A
SK-07 SK-01 SK-12
SK-07
SK-01
SK-12
SK-04
SK-04
SK-09
SK-02
SK-09
SK-02
SK-10
SK-03
SK-10
SK-03
Jalan Propinsi
SK-08 SK-06
m Sea
-B
KETERANGAN
Sea mSeam C -Du p
PIT-3A
Jalan Propinsi
SK-08 SK-06
m Sea
-B
KETERANGAN
Sea mSeam C -Du p
-D
-D Se am
SK-06
Se a
Cropline Seam
Cropline Seam
-D
53
Seam
Seam
-D
SK-13
SK-06
Titik Bor
SK-13
Titik Bor
0000 m
1000 m
2000 m
5000 m
NK-20
4000 m
PIT-1
NK-09 NK-02
NK-05
NK-19
NK-01 NK-18
NK-11
NK-16
NK-07
3000 m
PIT-2
NK-15
NK-17
NK-12
S. KAMPAR
NK-14
SK-05
S. KAMPAR
SK-11
PIT-3
SK-07
SK-01
SK-12
SK-04
SK-09
SK-02
1000 m
SK-10 SK-03
Jalan Propinsi
SK-08 SK-06
0000 m
SK-13
0000 m
1000 m
2000 m
54
PERHITUNGAN CADANGAN
Merupakan pekerjaan (tahap) lanjutan dari hasil Pemodelan Sumberdaya Batubara dengan memasukkan Faktor Teknis & Faktor Ekonomis. Mengkuantifikasi jumlah batubara yang realistis tertambang sesuai dengan metoda & sistem penambangan yang dipilih berdasarkan model sumberdaya yang telah diketahui. Aspek-aspek penting yang harus diperhatikan adalah:
FAKTOR LOSSES
Geological Losses, yaitu faktor kehilangan akibat adanya variasi ketebalan maupun pada saat pengkorelasian lapisan. Mining Losses, yaitu faktor kehilangan akibat teknis penambangan, seperti faktor alat, faktor safety, dll. Processing Losses, yaitu faktor kehilangan (recovery yield) akibat diterapkannya metoda pencucian batubara atau kehilangan pada proses lanjut di Stockpile
57
Perkiraan Error 0 10 %
Saat Development : Mineralisasi/bijih tersingkap dan telah dilakukan sampling dengan volume & intensitas yang cukup melalui pemboran detil
Pada Program Pemboran Detil : Kondisi dan kemenerusan Bijih & Mineralisasi pada semua tempat telah diidentifikasikan dengan pemboran Class I : Kondisi dan kemenerusan Bijih & Mineralisasi regular menerus telah diidentifikasikan dengan pemboran, namun dengan jarak yang relatif masih jauh Class II : Kondisi dan kemenerusan Bijih & Mineralisasi irregular fluktuatif telah diidentifikasikan dengan pemboran, namun dengan jarak yang relatif masih jauh Mineralisasi diinterpretasikan berdasarkan sifat kemenerusan dari titik-titik yang telah diketahui, pemboran masih acak.
Pelatihan Perencanaan dan Operasi Penambangan
5 20 %
20 40 %
Indicated Probable
40 70 %
Inferred Possible
70 100 %
58
MINING LOSSES
Mining Losses Secara umum, Strip Mining (10%), Tambang Bawah Tanah (Long Wall Rec. 60-70% ; Room & Pillar Rec. 40-60%), Auger Mining (Rec. 30-40%) sesuai dengan spesifikasi peralatannya. Pada Strip Mining (open pit), kadang-kadang juga digunakan pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu 10 cm pada roof & 10 cm pada floor. Processing Losses Bergantung pada hasil uji ketercucian (washability test), dimana harga perolehan (yield) ditentukan dari hasil uji tersebut
59
Pelatihan Perencanaan dan Operasi Penambangan
60
61
PARAMETER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENENTUAN STRIPPING RATIO Investasi : biaya eksplorasi, bangunan, pembuatan jalan,
peralatan tambang utama, peralatan penunjang, peralatan stockpile, kendaraan, dll, Upah & Gaji Tenaga Kerja, Biaya Produksi : penambangan batubara, pengupasan tanah penutup, pengangkutan batubara, pengolahan, lingkungan, ganti rugi lahan, royalti, Harga Jual Batubara, Analisis aliran kas : IRR, NPV, dan PBP
62
Perkirakan unit cost penambangan untuk penggalian & pengangkutan batubara ke stockpile. Perkirakan unit cost transportasi batubara dari stock pile sampai ke pelabuhan. Perkirakan volume tanah penutup, untuk total cost. Perkirakan unit cost penambangan untuk penggalian & pengangkutan overburden ke waste dump. Perkirakan recoverable reserve, untuk total revenue. Perkirakan harga jual batubara per ton, untuk total revenue. Perkirakan biaya investasi & eksplorasi. Perkirakan biaya lain-lain. Perkirakan umur tambang.
Perbandingan nilai jual batubara terhadap total cost harus lebih besar daripada 1 (revenue > total cost)
63
64
1 gn a mp a n Pe
2 gn a mp a n Pe
3 gn a mp a n Pe
65
Waste Waste
66
100
100
50
50
67
P-31 SR 7 SR 8 SR 9A SR 9B
P-30 SR 7 SR 8 SR 9A SR 9B
P-29 SR 7 SR 8 SR 9A SR 9B
P-28 SR 7 SR 8 SR 9A SR 9B
68
69
PELAPORAN
No. Lokasi Jenis Batubara Sumberdaya Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Cadangan Terkira Terbukti
Sumberdaya batubara hipotetik (hypothetical coal resource): Jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap survei tinjau. Sumberdaya batubara tereka (inferred coal resource): Jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap prospeksi. Sumberdaya batubara terindikasi (indicated coal resource): Jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan. Sumberdaya batubara terukur (measured coal resource): Jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci. Cadangan batubara terkira (probable coal reserve): Sumberdaya batubara terindikasi dan sebagian sumberdaya batubara terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak. Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve): Sumberdaya batubara terukur yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.
70
70
Pernyataan
Sumberdaya batubara adalah potensi batubara yang dapat ditambang untuk dimanfaatkan misalnya sebagai sumber energi.
2
3 4
Keluaran dari kegiatan eksplorasi detil adalah sumberdaya terukur dan pit potensial.
Cadangan batubara yang dapat ditambang dihitung pada tahap eksplorasi detil. Stripping ratio (SR) adalah besaran yang menunjukkan perbandingan tonase overburden yang harus dikupas terhadap volume batubara yang dapat ditambang. Optimasi cadangan umumnya dilakukan dengan memperhatikan faktor SR dan geometri lereng. Geological losses dipertimbangkan sebagai asumsi berkurangnya jumlah sumberdaya/cadangan batubara selama proses penambangan. Metode poligon umumnya dipakai untuk menghitung cadangan batubara. Pada perhitungan cadangan, mining losses yang diasumsikan untuk tambang bawah tanah adalah lebih besar daripada tambang terbuka.
Pelatihan Perencanaan dan Operasi Penambangan
Benar / Salah
Benar / Salah Benar / Salah
5 6 7 8
71