Anda di halaman 1dari 2

E-Gov dan Masalahnya di Daerah

Penulis: Dr. Tony Sukasah, Drs., M.Si,

Sejak medio tahun 1980 sampai akhir tahun 1990-an, Pemerintah dengan sigap
mengantisipasi teknologi komunikasi dan informasi untuk dimanfaatkan dalam
mendukung penyelenggaraan pemerintahan. Secara gradual kemajuan pesat di bidang
teknologi komunikasi dan informasi ini direspons Pemerintah dengan menerbitkan
Keppres Nomor 30 tahun 1997, tentang Telematika, Inpres Nomor 6 tahun 2001 tentang
Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika, Inpres Nomor 3 tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government (e-Gov). Ketiga peraturan
ini pada hakekatnya berisi tentang kebijakan dan strategi pemanfaatan dan
pengembangan teknologi informasi untuk mengimplementasikan penyelenggaraan
Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), sebagai tuntutan global yang harus
diadaptasi oleh seluruh level pemerintah, baik di tingkat pusat, provinsi maupun
pemerintah kabupaten/kota .

Telematika dan e-Gov merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan; e-Gov
adalah unsur utama yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan program telematika
secara nasional; e-Gov berbicara dari sisi jalur teknologi sedangkan telematika membahas
tentang konsep dan pemahaman sasaran yang menjadi tujuan e-Gov. Teknologi e-Gov
yang digunakan untuk mendukung program telematika adalah perpaduan antara unsur
teknologi telekomunikasi dan sistem informasi.

Di dalam dokumen kebijakan yang diterbitkan pemerintah, antara lain dijelaskan secara
strategis sasaran e-Gov, yaitu untuk : (1) Penyelenggaraan Situs Web, fungsinya untuk
menjembatani kegiatan Pemerintahan (Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota) dengan
masyarakat luas, (2) Pertukaran Surat Elektronis (e-Mail) antar Pejabat Pemerintah
melalui jaringan terbatas (intranet) dan terbuka (internet), maupun masyarakat dengan
unsur Pemerintah melalui jaringan yang terbuka (internet), (3) Penyelenggaraan
pertukaran informasi antar Kantor Pemerintahan melalui jaringan terbatas (intranet), (4)
Penyelenggaraan Sistem Kantor Elektronis di lingkungan Pemerintahan, (5)
Penyelenggaraan Sistem Informasi Eksekutif (SIE) dan Sistem Dukungan Keputusan
(SDK) di lingkungan Institusi Pemerintahan.

Pertanyaannya manakala e-Gov telah diimplementasikan dalam penyelenggaraan


pemerintah, utamanya pemerintah kabupaten/kota, data dan informasi apa yang yang
diproduksi, didistribusikan dan diseminasikan kemana dan kepada siapa? Secara prinsip
terdapat tiga segmen khalayak yang berkepentingan, yaitu : pertama, pimpinan; kedua,
birokrat, khususnya level staf pelaksana; dan ketiga, publik (masyarakat umum termasuk
pengusaha). Adanya segmentasi ini maka karakateristik data dan informasi yang
dihasilkan, paling tidak untuk memenuhi kepentingan : (1) Pengambilan Keputusan, (2)
Perumusan dan implementasi Kebijakan, (3) Perbaikan dan Peningkatan Kinerja, (4)
Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Publik, dan (5) Sosialisasi pelbagai
kebijakan, program dan kegiatan Pemerintah.
Umumnya pemerintah pada level kabupaten/kota, sebagai sub sistem penyelenggaraan
Pemerintahan belum dapat mengimplementasikan kebijakan dan strategi nasional e-Gov
sebagaimana diatur Keppres Nomor 30 tahun 1997, Inpres Nomor 6 tahun 2001 dan
Inpres Nomor 3 tahun 2003, secara baik, konseptual dan terstruktur. Kendala dan
masalah yang dihadapi sifatnya mendasar dan kompleks, antara lain mencakup sumber
daya manusia, pengorganisasian, manajemen, budaya kerja dan pemahaman aktor
kebijakan terhadap kebijakan dan strategi e-Gov. Inilah pekerjaan besar pemerintah di
daerah. Tidak mudah, tetapi harus dihadapi dan dijalani. Dunia maya adalah tantangan
dan peluang. Dalam peradaban kontemporer, teknologi komunikasi dan informasi secara
global diyakini akan meningkatkan harkat dan martabat masyarakat lokat di pentas
nasional, bahkan pentas global.

Penulis : Dr. Tony Sukasah, M.Si (Kepala Kantor PDE dan ARDA Kab. Bekasi)

Anda mungkin juga menyukai