Anda di halaman 1dari 6

PENGAMATAN ARUS MENGGUNAKAN AUTONOMOUS LAGRANGIAN CIRCULATION EXPLORER (ALACE) Rifqi Muhammad Harrys - 15111020 Fakultas Ilmu dan

Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia rifqi.m.h@students.itb.ac.id PENDAHULUAN Arus Laut merupakan pergerakan massa air laut dari suatu tempat ke tebat lainnya. Arus dapat terjadi disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah: a. Angin Arus laut yang disebabkan oleh angin merupakan peristiwa horizontal pada bagian permukaan laut. Gejala seperti ini disebut arus permukaan. b. Perbedaan kepadatan air laut Jika kepadatan air laut bagian atas dan bagian bawah tidak sama maka dapat menyebabkan terjadinya arus vertikal yang bergerak dari dan ke permukaan laut. c. Perbedaan kadar garam Arus laut yang disebabkan perbedaan kadar garam dibedakan atas arus atas dan arus bawah. Arus atas terjadi karena adanya gerakan air dari laut yang kadar garamnya rendah ke laut yang kadar garamnya tinggi. Sedangkan arus bawah terjadi karena adanya gerakan air dari laut yang kadar garamnya tinggi ke laut yang kadar garamnya rendah. d. Pasang naik dan pasang surut Pasang naik dan pasang surut dapat menimbulkan arus di selat-selat yang sempit. e. Perbedaan temperatur Arus laut yang disebabkan perbedaan suhu dibedakan atas arus dingin dan arus panas. Arus dingin adalah arus yang menuju ke garis lintang yang lebih rendah. Disebut arus dingin karena suhunya lebih rendah daripada daerah sekitarnya, antara lain Arus Oyasyiwo dan Arus California. Sedangkan arus panas adalah arus yang menuju ke arah garis lintang yang lebih tinggi. Disebut arus panas karena suhunya lebih tinggi daripada daerah sekitarnya, antara lain Arus Teluk dan Arus Kurosyiwo. Arus yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang surut merupakan jenis arus pasut, sedangkan keempat faktor lainnya merupakan jenis arus non-pasut. Arus laut memiliki banyak pengaruh bagi lingkungan dan kehidupan manusia, di antaranya adalah terhadap iklim, pelayaran, penyebaran gunung es, perikanan, dan sebagainya. Pengaruh arus terhadap ikan disebabkan oleh arus vertikal dan pertemuan antara arus panas dan dingin yang menyebabkan banyaknya plankton yang berkumpul sehingga ikan yang memakan plankton pun berkumpul. Terhadap pelayaran, arus berpengaruh untuk menentukan arah pelayaran yang akan dilakukan oleh manusia. Karena pentingnya pengamatan arus, sejak berabad-abad yang lalu para pelaut telah memulai membuat peta arus laut untuk mendukung pelayaran. Dalam hal ini, survei hidrografi memegang peranan penting dalam pengamatan arus. Saat ini pengamatan arus bukan hanya bermanfaat bagi keselamatan pelayaran, tetapi juga untuk kepentingan penentuan posisi (metode Dead-Reckoning) dan kerekayasaan seperti konstruksi lepas pantai, perencanaan pelabuhan, dan pemantauan lingkungan. Pengamatan arus memiliki berbagai tujuan, di antaranya adalah untuk mengetahui pola arus di lokasi pengamatan, untuk mengetahui dominansi jenis arus di perairan (arus pasut dan arus non-pasut), sebagai data dasar dalam menganalisis kondisi yang ada untuk pemanfaatan serta perencanaan, baik untuk kerekayasaan, kelayakan perairan untuk budi daya, dan sebagainya, serta untuk validasi/verifikasi model matematika.

METODE-METODE PENGAMATAN ARUS LAUT Terdapat berbagai metode untuk mengamati arus, di antaranya adalah metode Euler dan metode Lagrange. A. Metode Euler Metode Euler merupakan metode pengukuran arus pada lokasi yang tetap pada kurun waktu tertentu. Nama metode Euler sendiri diambil dari nama matematikawan Swiss Leonhard Euler (1707-1783) yang pertama kali merumuskan persamaan pergerakan fluida. Metode ini dipakai pada pengukuran menggunakan current meter. Berdasarkan sensor kecepatan yang digunakan, current meter dibagi menjadi dua, yaitu sensor mekanik dan sensor non-mekanik. 1. Sensor mekanik Sensor mekanik mengukur arus berdasarkan perputaran baling-baling pada current meter. Berikut ini adalah tipe-tipe current meter mekanik: a. Current Meter seri RCM Kecepatan didapatkan dari perputaran baling-baling selama seluruh interval sampel, sementara arah merupakan merupakan arah terakhir yang terekam pada akhir periode sampel. Jadi, kecepatan didasarkan pada nilai rata-rata selama interval perekaman, sedangkan arah didapat dari sekali pengukuran. Pengukuran arus menggunakan RCM lebih populer karena biaya lebih rendah dan mudah dalam penggunaannya.

Gambar 1. Anatomi RCM Sumber: http://s835.photobucket.com/user/deqiu1st/media/site/RCM4.gif.html b. Vector Average Current Meter (VACM) Kecepatan arus didapatkan menggunakan rotor savinious sejenis dengan RCM, tetapi arah berasal dari sebuah balingbaling kecil yang berputar bebas dengan chasis pengukur arus.

Gambar 2. Vector Average Current Meter Sumber: http://i835.photobucket.com/albums/zz279/deqiu1st/site/mooringrcmdkk.jpg

2. Sensor non-mekanik a. Acoustic Current Meter (ACM) Current meter tipe ACM ini menentukan kecepatan arus dan arahnya dengan mengukur arus yang melalui dua atau tiga sensor sumbu ortogonal. Sekali arah aliran relatif terhadap current meter ditentukan, arah mutlaknya didapat dengan menggunakan suatu kompas magnetik yang telah terpasang. ACM mengukur perbedaan pada saat terjadi penundaan waktu yang singkat. b. Electromagnetic Current Meter (ECM) ECM seperti Marsh-McBirney 512 dan Inter-Ocean 54 memanfaatkan sifat bahwa arus lautan menunjukkan reaksi seperti gerakan konduktor listrik. Sebagai hasilnya, saat arus laut bergerak melalui suatu daerah magnetik yang dibangkitkan dalam instrumen, gaya elektromotif diinduksikan berbanding lurus terhadap kecepatan arus dan sudut yang tepat terhadap medan magnet dan arah arus. c. Acoustic Doppler Current Meter (ADCM) Pengukur arus jenis ini mirip dengan sistem kerja echosounder, tetapi yang dimanfaatkan adalah perubahan frekuensi suara yang dipantulkan balik ke alat akibat gerakan partikel air. Alat ukur ini dikenal dengan nama Acoustic Doppler Current Meter (ADCM) yang dapat dipasang baik di kapal maupun di dalam air dengan teknik tambatan. Yang diukur dari alat ini adalah kecepatan dan komponen arus arah timur barat, utara selatan dan atas bawah sehingga dari hasil komponen tersebut dapat ditentukan arahnya.

Gambar 3. Acoustic Doppler Current Meter (ADCM) Sumber: http://i835.photobucket.com/albums/zz279/deqiu1st/site/accousticdoppler.jpg B. Metode Lagrange Metode yang ditemukan oleh Joseph Lagrange (1736-1811), seorang matematikawan Prancis ini merupakan metode pengukuran arus dengan mengikuti jejak suatu alat (biasanya pelampung). Metode ini secara konvensional dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data jarak, lokasi, dan waktu pengukuran. Karena pergerakan pelampung yang dekat dengan permukaan laut, gerakan pelampung sangat dipengaruhi oleh tarikan angin dan dorongan gelombang. Pergerakan pelampung tidak terkontrol, sehingga memungkinkan jejaknya tidak ditemukan. Metode Lagrange yang dilakukan secara modern dapat dilakukan dengan pencatat arus quasi lagrange atau sering disebut dengan drifter yang merupakan sebuah pelampung yang sudah terpasang perangkat GNSS serta dapat pula menghitung temperatur, salinitas, dan densitas air laut yang dilewatinya.

PENGAMATAN ARUS MENGGUNAKAN AUTONOMOUS LAGRANGIAN CIRCULATION EXPLORER (ALACE) Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) merupakan alat pengamat arus modern yang menggunakan metode Lagrange sebagai dasar pengamatannya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pengamatan arus menggunakan metode Lagrange yang dilakukan secara modern dilakukan menggunakan drifter, begitu juga dengan perangkat ALACE ini. Sebuah perangkat ALACE diprogram agar bergerak secara vertikal naik dan turun melalui kolom air laut selama waktu yang ditentukan (biasanya 5 sampai 30 hari).

Gambar 4. Komponen utama ALACE Sumber: Journal of Atmospheric and Oceanic Technology, Volume 9 (1991) Terdapat tiga subsistem utama pada perangkat ALACE, yaitu sistem hidrolik untuk pengaturan pengapungan alat, sebuah mikroprosesor untuk mengatur jadwal dan beberapa fungsi kontrol, serta transmiter dan antena Sistem Satelit Argos. Perubahan pengapungan alat didapatkan dengan memindahkan cairan hidrolik dari dalam alat menuju ke luar. Katup satu arah pada alat dibuat ntuk mencegah cairan kembali masuk akibat tekanan tinggi dari kedalaman laut. Fungsi utama dari mikroprosesor pada ALACE adalah untuk mengatur jadwal seluruh aktivitas sistem, seperti buka tutup katup hidrolik dan memulai transmiter Argos. Antena pada instrumen ALACE ini merupakan pipa fiberglass sepanjang 70 cm untuk melindungi bagian dalam yang mengeluarkan radiasi. Antena ini dibuat sedemikian rupa karena merupakan komponen paling penting pada instrumen ALACE yang harus dapat memancarkan sinyal Argos dengan frekuensi 401 MHz setelah sangat lama berada di dalam air laut yang asin dan bertekanan tinggi.

Gambar 5. Sistem hidrolik drifter ALACE Sumber: Journal of Atmospheric and Oceanic Technology, Volume 9 (1991) Dalam melakukan tugasnya, beberapa instrumen ALACE dilepas di berbagai laut di belahan dunia agar pengamatan arus dapat direkam mencakup wilayah yang sangat luas. Instrumen ALACE ini sebelumnya harus diprogram agar berada di dalam air laut selama beberapa hari (5 sampai 30 hari) hingga muncul kembali ke permukaan. Pada saat drifter (instrumen ALACE) berada di permukaan, alat ini memancarkan sinyal kepada Sistem Satelit Argos untuk memberi tahu posisi dan waktu saat ia berada di permukaan. Jarak saat drifter berada di permukaan dapat dihitung dengan perbedaan koordinat yang tersedia, begitu juga dengan perbedaan waktunya .Dengan cara ini, kecepatan dan arah arus laut dapat diketahui secara langsung. Instrumen ALACE maupun instrumen pengamat arus dengan metode Lagrange lainnya mempunyai cakupan yang luas, berbeda dengan current meter yang menggunakan metode Euler dengan cakupan hanya satu titik tertentu. Berdasarkan hal ini, tentunya data pengamatan oleh ALACE tidak cocok digunakan untuk rencana kerekayasaan seperti pembuatan pelabuhan dan rit untuk pengeboran minyak di tengah laut.

REFERENSI Davis, R. E., Webb, D. C., Regier, L. A., & Dufour, J. (1991). The Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE). Journal of Atmospheric and Oceanic Technology. Eka Djunarsjah, 2005. Sifat-Sifat Struktur Air Laut. diakses: 7 April 2014. http://oceanservice.noaa.gov/education/kits/currents/07measure4.html http://ptimk.comyr.com/index.php/artikel/39-metode-pengumpulan-data-arus-laut-current-measurement-methodbagian-1.html http://seandy-laut-biru.blogspot.com/2009/11/alat-dan-metode-pengukuran-arus.html http://secoora.org/classroom/flowing_ocean/tracers http://ssbelajar.blogspot.com/2013/08/faktor-pengaruh-dan-manfaat-arus-laut.html http://www.scribd.com/doc/51949977/METODE-PENGUMPULAN-DATA-ARUS-LAUT Sudarto, 1993. Oseana, Volume XVIII No. 1, Pembuatan Alat Pengukur Arus Secara Sederhana. diakses: 7 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai