Anda di halaman 1dari 2

A.

PEMBAHASAN Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat racun/aleopati terdapat pada kulit jeruk manis, merupakan persenyawaan glucosida yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid yang tidak ada rasanya disebut hisperidin, sedangkan limonin menyebabkan rasa pahit. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungsi sampai angiospermae. Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deret senyawa C6C3C6 artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubtitusi) disambungkan oleh rantai alifatik ketiga karbon. Flavonoid mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar merupakan pigmen warna kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik, mudah terurai pada temperatur tinggi. Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan ikatan hemiasetal yang tak tahan asam. Pengaruh glikolasi menyebabkan flavonoid menjadi kurang reaktif dan mudah larut dalam air (cairan); sifat terakhir ini memungkinkan penyimpanan flavonoid di dalam vakuol sel. Pada percobaan ini bertujuan untuk mengisolasi hesperidin dari kulit jeruk. Pada dasarnya hesperidin dapat diisolasi dengan dua cara yaitu (a) mengekstraksi kulit jeruk kering dengan petroleum eter dan metahnol. (b) kulit jeruk yang dipotongpotong diekstrak dengan alkali dan ekstrak diasamkan. Namun pada percobaan ini, isolasi hesperidin dari kulit jeruk dilakukan dengan cara pertama yaitu mengekstrasi kulit jeruk kering yang telah telah dihaluskan. Yang pertama dilakukan pada percobaan ini yaitu menghaluskan sampel. Penghalusan sampel tersebut bertujuan untuk memperluas permukaan sampel, sehingga hesperidin yang dihasilkan akan lebih banyak. Kemudian serbuk kulit jeruk tersebut dicampur dengan benzena. Penambahan benzena tersebut bertujuan untuk menghilangkan minyak atsiri, sebab apabila masih terdapat minyak atsiri di dalam sampel, maka akan mengganggu proses ekstraksi dan pada akhirnya ekstrak yang dihasilkan tidak banyak mengandung hesperidin kemudian dilajutkan dengan proses refluks sehingga diperoleh ekstrak. Ekstrak yang dihasilkan kemudian ditambahkan dengan pelarut metanol. Pelarut metanol tersebut berfungsi untuk menghilangkan glikosida, yang mana ada glikosida akan mengganggu terbentuknya kristal hesperidin pada sampel yang digunakan. Kemudian direfluks selama 2 jam. Pada refluks yang kedua ini berbeda dengan refluks yang pertama, dimana refluks yang pertama dilakukan selama 30 menit sedangkan refluks yang kedua selama 2 jam. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri mudah hilang atau larut sehingga proses refluknya hanya 30 menit, sedangkan glikosida agak sulit dihilangkan dari ekstrak sehingga diperlukan waktu yang lama untuk menghilangkannya. Selanjutnya ekstrak tersebut didinginkan, kemudian disaring untuk memisahkan ampas dan filtratnya. Filtrat yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan tujuan untuk menguapkan kelebihan pelarut yang digunakan sehinggan ekstrak yang dihasilkan benar-benar pekat. Kemudian ekstrak yang telah dipekatkan didiamkan selama semalam hingga terbentuk kristal. Kristal yang diperoleh ini selanjutnya direkristalisasi dengan menggunakan asam asetat, sebab masih memungkinkan kristal yang dihasilkan masih mengandung zat-zat pengotor sehingga untuk menghilangkan zat-zat pengotor tersebut, maka perlu dilakukan rekristalisasi sehingga diharapkan dapat diperoleh kristal yang benar-benar murni. Untuk menguji secara kualitatif krista yang telah dimurnikan, maka kristal tersebut ditambahkan dengan beberapa tetes FeCl3. Larutan FeCl3 tersebut dapat membentuk warna ungu. Adanya warna ungu tersebut menunjukkan bahwa kristal yang diperoleh merupakan kristal dari senyawa hesperidin. Dari hasil percobaan tersebut, diperoleh kristal hesperidin yang berwarna kuning dengan berat 0,12 g dan efisiensi kadar kristal sebesar 0,4 %. Bila dilihat dari nilai efisiensi kadar kristal tersebut sangat kecil dari yang diharapkan. Hal ini mungkin disebabkan karena kulit jeruk terlalu lama dikeringkan atau mungkin juga kurang telitinya pada saat proses refluks. B. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan ini, maka dapat disimpulkan yaitu hesperidin yang berasal dari kulit jeruk dapat diisolasi dengan cara refluks, dengan menggunakan dua pelarut yaitu benzena dan metanol. Benzena berfungsi untuk menghilangkan minyak atsiri sedangkan metanol berfungsi untuk menghilangkan glikosida. Dari percobaan ini diperoleh kristal yang berwarna kuning dengan berat 0,12 gram dan efisiensi kadar kristal sebesar 0,4 %.

Anda mungkin juga menyukai