Anda di halaman 1dari 1

Pada alergi terhadap obat, sistem kekebalan tubuh salah mengenali obat sebagai agen penyebab penyakit.

Alergi obat berbeda dari efek samping atau reaksi non-alergis terhadap obat. Biasanya, obat yang baru pertama kali di minum tidak menyebabkan reaksi alergi. Namun seiring dengan bertambahnya konsumsi, sistem kekebalan tubuh menjadi makin sensitif sehingga dapat memicu reaksi pada saat selanjutnya anda minum obat. Kadang-kadang, dosis awal sudah cukup untuk membuat sistem kekebalan tubuh menjadi sensitif. Atau sepuluh hari minum obat dapat dilalui tanpa masalah, namun ketika obat yang sama diminum setahun kemudian, timbul bercak dan wajah membengkak. Selain itu, jika sensitif terhadap satu obat -walaupun baru pertama kali diminum-, mungkin akan bereaksi terhadap obat lain yang memiliki kemiripan unsur/komponen. Misalnya, dalam beberapa menit setelah minum obat yang baru sekali itu diminum!, anda mengalami kesulitan bernafas dan pandangan menjadi kabur. "ni mungkin gejala alergi obat. Terkadang -walaupun tidak sering- kejadian serius bukan disebabkan oleh efek kerja atau efek samping obat, melainkan serangan sistem kekebalan tubuh terhadap obat tersebut. Alergi obat bisa jadi mudah atau justru sulit dikenali. #erikut adalah generalisasi terhadap perbedaan reaksi alergi dan non-alergi.

$ntuk kasus ringan% gejala alergi dapat berupa bercak, gatal atau eksim, sedangkan reaksi non-alergi dapat berupa mual, muntah, diare, nyeri otot, sakit kepala, lelah, mengantuk luar biasa atau insomnia. $ntuk kasus menengah sampai berat% gejala alergi dapat berupa wajah membengkak, sulit bernafas, tekanan darah yang menurun drastis, dan detak jantung tak beraturan, sedangkan reaksi non-alergi dapat berupa perdarahan abnormal, kerusakan ginjal, kerusakan hati, kerusakan otot, dan linglung confusion!

Memang tidak mudah berurusan dengan alergi. #ahkan tes alergi pun tidak 100% akurat.

Anda mungkin juga menyukai