Anda di halaman 1dari 2

Demam (fever or pyreksia)

Suhu normal tubuh manusia berkisar antara: 36,5 37,2 C. Sehingga demam diartikan sebagai suhu tubuh di atas 37,2 C. Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2 C atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan suhu tubuh di bawah 35 C. Pengukuran suhu tubuh melalui oral, rectal, membrane timpani, maupun melalui arteri pulmonary lebih dapat dipercaya dari pada aksila. Dalam keadaan biasa suhu rectal lebih tinggi 0,5 C dari pada suhu oral. Patogenesis terjadinya demam: Demam merupakan reaksi pertahanan tubuh untuk melawan organism yang masuk. Demam terjadi karena penglepasan pirogen endogen (interleukin, Tumor necrosis factor, interferon, macrophage inflammatory protein) dari makrofag, limfosit T , leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Di dalam hipotalamus (thermoregulatory centre) pirogen endogen ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung menyebabkan pireksia. Selanjutnya pengaruh persarafan otonom akan mengakibatkan terjadimya vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (sissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolism yang juga mengakibatkan produksi panas (peningkatan 1 F atau 0,6 C akan meningkatkan BMR 10%) dan karena kurang penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah pada seorang pasien. Beberapa tipe demam: 1. Demam septic: suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan demam hektik. 2. Demam remiten: Suhu tubuh berada di atas normal sepanjang hari, suhu dapat menurun dalam satu hari tetapi tidak mencapai suhu badan normal, dengan perbedaan suhu berfluktuasi 1-2 C dan tidak sebesar perbedaan suhu pada demam septic (>2 C), ex:infective endocarditis. 3. Demam kontinyu: Suhu badan yang berada di atas normal sepanjang hari, suhu dapat bervariasi namun tidak melebihi 1 C, ex: lobar pneumonia, thyphoid, UTI, brucellosis. 4. Demam intermiten: Peningkatan suhu tubuh berlangsung selama beberapa jam dalam satu hari, dan sisanya menjadi normal. Ex: pada malaria demam periodic setiap 48 jam (malaria tertian karena vivax, atau malaria karena ovale), setiap 72 jam (malaria kuartana oleh p.malariae), sedangkan oleh p.falciparum demam periodic bisa setiap24/36/48 jam. 5. Demam siklik: Kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. 6. Demam tipe Pel-ebstein: demam spesifik yang berkaitan dengan penyakit Hodgkin, dimana periode demam selama 1 minggu dan kemudian bebas demam 1 minggu kemudian dan selanjutnya.

Kausa demam: 1. Infeksi: bakteri, virus, parasit. Bila demam disertai keadaan seperti sakit otot, rasa lemas, tak nafsu makan, dan mungkin ada pilek, batuk, dan sakit tenggorokan, digolongkan influenza atau common cold. 2. Toksemia 3. Keganasan 4. Reaksi pemakaian obat 5. Gangguan pada pusat regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperature seperti pada heat stroke, perdarahan otak, koma, atau gangguan sentral lainnya 6. Perdarahan internal saat terjadi reabsorbsi darah dapat pula menyebabkan peningkatan temperature. Fever of Unexplained Origin (Demam belum terdiagnosis) Definisi: keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dengan suhu badan di atas 38,3 C dan tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensive dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya. Etiologi dari FUO: 1. Infeksi: a. Abses: hepatic, gallbladder, splenic, pelvic, dll. b. Granulomatous: TB miliar atau ekstrapulmoner, infeksi mikroba atipik, infeksi jamur. c. Intravascular: endocarditis d. Viral, ricketsial, chlamidia: infeksi mononucleosis, CMV,HIV,hepatitis. e. Parasit: amebiasis ekstraintestinal, malaria, toksoplasmosis. 2. Penyakit inflamasi noninfeksi: a. Penyakit vaskular kolagen: demam rematik, SLE, RA b. Granulomatous: sarcoidosis c. Tissue injury: emboli pulmoner, anemia hemolitik, sickle cell,. 3. Neoplasma: a. Limfoma: Hodgkin, non Hodgkin, acute leukemia, sindroma mielodisplastik b. Karsinoma: kidney, liver,pancreas, other sites c. Mixoma atrial d. Tumor CNS 4. Demam Obat: demam setelah minum suatu obat, dan berhubungan dengan reaksi imunologis. Ex: sulfonamide, penisilin, thiouracil, barbiturate, quinidine, laxative (khususnya phenophtalein) 5. Factitious fever (demam dibuat-buat): keadaan suhu badan yang sengaja dibuat lebih tinggi dapat melalui injeksi material toxin, manipulasi pada thermometer. 6. Penyebab lain: familial mediteranian fever, fabrys disease, cyclic neutropenia.

Anda mungkin juga menyukai