Anda di halaman 1dari 2

Critical Review: Chapter 4 Designing and Selecting Samples (Jane Ritchie) Tita Adelia (Ilmu Politik/1006664344)

Dalam Chapter ini, bahasan yang akan diulas ialah tentang pemilihan sample dalam penelitian kualitatif, merancang purposive sampling serta strategi perancangan samplingnya. Metode

probabilitas dan non-probabilitas secara luas dapat diambil oleh kuantitatif dan kualitatif, tetapi dalam penelitian kualitatif ini pengambilan sample secara random sangat tidak dianjurkan karena berkaitan dengan tujuan penelitian yang bukan untuk menciptakan hasil penelitian secara statistik untuk di generalisasikan. Purposive sampling dapat dilihat terdapat kata purpose yang berarti tujuan, jadi purposive sample ialah pemilihan sampel dengan tujuan tertentu yang berkaitan dengan karakter yang dibutuhkan dalam observasi. Jika melihat luas pandangan yang dimiliki oleh purposive sampling, dapat dibagi menjadi banyak luas pandangan, yakni homogenius sample, heterogeneous sample, extreme cases or deviant sampling, intensity sampling, stratified purposive sampling, dan critical case sampling. Homogenius sample ialah mencakup indivisu yang mempunyai sub kebudayaan dan karakter sehingga mendapat investigasi yang detail, heterogeneous sample ialah mencakup pengalaman fenomena yang jauh berbeda antara individunya sehingga semua pengalaman didapat dari irisan satu tema yang dipilih, extreme cases or deviant sampling ialah pemilihan kasus yang spesial dengan tujuan melihat fenomena yang unik dari kasus ekstrim, intensity sampling ialah pemilihan sample yang fokusnya teletak pada fenomena, typical case sampling ialah pemilihan kasus yang umumnya terjadi (bisa dilihat dari kata typical), stratified purposive sampling ialah pemilihan kelompok yang berbeda sehingga terhadap variasi yang bisa diperbandingkan, serta yang terakhir, critical case sampling ialah pemilihan kasus yang fenomenanya dramatis sehingga disitulah letak kritisnya mengapa kasus tersebut perlu diketahui. Pemilihan jenis-jenis ini dilakukan pada awal perancangan design penelitian, pemilihan dilakukan dengan padangan yang objektif sehingga sample yang didapat menjadi seimbang. Jenis lain dari purposive sampling adalah theoretical sampling , proses pengambilan data dikontrol oleh teori yang digunakan dalam penelitian.

Strategi yang jelas dalam pengambilan sample tidak selalu dibutuhkan dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat melakukan opportunistic sampling atau convenience sampling. Kedua pengambilan sampling ini mengambil jalan yang mudah dalam pengumpulan data, jalan mudah ini dapat diambil karena generalisasi statistik tidak menimbulkan efek yang besar dalam penelitian, peneliti dapat mengambil informasi atau data yang sebelumnya tidak diperkirakan dengan pertanyaan yang sifatnya fleksibel sehingga mendapat informasi yang bervariasi. Terdapat persamaan antara purposive samling dan theoretical sampling, keduanya sama-sama bergantung pada kriteria pemilihan sample, keduanya mengoptimalisasi spesifikasi sample yang menjadi simbol dan yang terpenting ialah diversitas pandangan. Ukuran sample tidak perlu terlalu besar karena kalaupun terlalu besar akan menjadi tidak efisien karena tujuan penelitian kualitatif adalah memperoleh data yang detail. Peneliti juga dapat mengambil data tambahan ketika data yang sudah dapat didapat dirasa kurang merepresentasikan fenomena Dalam penentuan populasi yang akan diteliti, seringkali dibutuhkan rancangan multi-stage untuk mendefinisikan target populasi. Peneliti juga harus mempertanyakan tiga hal dalam penentuan polulasi, pertanyaan pertama ialah kelompok individu mana yang akan memberikan informasi paling mendalam dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pertanyaan kedua ialah apakah ada bagian dari populasi yang harus dipisahkan dari penelitian karena pengetahuannya nanti akan mengganggu data lain yang telah didapat. Pertanyaan ketiga ialah apakah dalam kelompok tambahan dibutuhkan atau tidak untuk menambahkan informasi sehingga komparasi terapat dalam penelitian. Hal yang dilakukan setelah populasi ditemukan ialah sample frame, terdapat dua cara untuk mendapatkan sample frame, peneliti dapat melihat data yang telah tersedia sebellumnya misalnya melalui pencatatan sipil atau administrasi atau peneliti dapat membuat sample frame baru sesuai dengan permasalahan penelitian yang diangkat. Pengambilan sampel ini tidak berhenti pada pemilihan populasi dan sample frame, pembuatan definisi dan pembuatan prioritas kriteria pemilihan dalam pengambilan sampel juga merupakan hal yang harus dilakukan peneliti. Pemilihan partisipan yang tercakup dalam sample perlu dilakukan secara hati-hati untuk menjaga agar sampel terakhir memenuhi kriteria secara simbolis.

Anda mungkin juga menyukai