Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS KUALITAS AIR DIAH CAHYANI 12/331674/PN/12761 BUDIBAYA PERIKANAN Intisari Kualitas air merupakan sifat aiar dan

kandungan mahluk hidup, zat energi atau komeponen lain didalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter seperti parameter Fisika, KImisa, dan Parameter Biologi., pada ekosistem perairan lentik. Pengukuruan kualitas air ini dilakukan setiap 3 jam sekali selama 12 jam pada perairan Inlet dan Outlet. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air kolam perikanan Universitas Gadjah Mada dan danau Lembah Universitas Gadjah Mada, selanjutnya untuk mengetahui cara pengambilan sampel untuk diuji kualitas airnya serta untuk mengetahui hubungan antara parameter kualitas air. Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 26 Oktober 2013. Hasil pengukuran serta mengamatan kualitas air didua lokasi tersebut menunjukan perairan danau lembah Universitas Gadjah Mada lebih baik dari pada perairan kolam,. Hal ini ditandai dengan tingginya densitas dan diversitas plankton didanau. Manfaat praktikum analisis kualitas air bagi program studi budidaya perikanan yaitu untuk mengetahui kualitas air yang baik agar dapat dikelola dengan baik pula. Kata kunci : Air, densitas, diversitas, parameter, plankton.

PENDAHULUAN Kualitas air yang bagus ditentukan oleh pH air tersebut bila pH air berkisar 7, maka kualitas air tersebut bagus dan perairan itu belum terkontaminasi senywa-senyawa yang mengandung logam berat yang dapat menyebabkan air tidak layak lagi untuk dipakai atau dipergunakan oleh manusia atau organisme hidup lainnya karena dapat menyebabkan kematian. Air merupakan bagian yang esensial darp protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis kehidupan bersifat aquatic. Beberapa factor tersedianya air antara lain, curah hujan kelembaban, penguapan, angina, suhu dan udara. Pada hakekatnya penyaluran air secara gravitasi dinyatakan bagian yang sangat penting dalam merencakan sebuahGranty Feed system (gfs) karena dengan mengetahui debit perairan dapat menentukan system yangb akan dibangun (terbuka/tertutup), produksi mata air selama satu tahun, populasi yang dapat dilayani dengan standar tertentu, serta hal pendukung lainnya (Sihotang, 1929)

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kepentingan hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara sederhana dan bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus ditanam pada segenap pengguna air (Effendie, 2003). Dalam suatu perairan pasti akan mengandung/kandungan karbon dioksida bebas. Kandungan karbondioksida dari udara dan proses respirasi organisme akuatik dan didasar perairan karbondioksida juga dihasilkan dari proses dekompisisi (Boyd, 1982) Didalam usaha perikanan manajemen kualitas air diperlukan untuk mencegah aktivitas manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi ikan (Wijadnarto, 2005). Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu, parameter fisik (suhu air, suhu udara, kecerahan dan sebagainya), kimia (Do, BOD0, BOD5, pH, Alkalinitas, CO2 bebas) dan biologi (densitas, dan diversitas plankton). (Efendie, 2003). Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fototsintesis dapat berlangsung sempurna. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air kolam perikanan Universitas Gadjah Mada dan danau Lembah Universitas Gadjah Mada, selanjutnya untuk mengetahui cara pengambilan sampel untuk diuji kualitas airnya serta untuk mengetahui hubungan antara parameter kualitas air.

METODE Praktikum analsiis kualitas air dilaksanakan di dua lokasi yaitu kolam perikanan UIGM dan danai lembah UGM. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2013. Pengukuran dan pengamatan kualitas air dilakukan setiap 3 jam sekali selama 12 jam pada perairan inlet dan outlet. Metode praktikum ini adalah pengamatan langsung kualitas air seperti suhu, Ph dan sebagainya. Setiap 3 jam sekali dilakukan beberapa pengamatan seperti suhu air suhu udara, lalu TSS (Total Suspendat Solid), DO (kandungan O2 terlarut) alkanitas, (O2 dan lainnya yang dilaksanakan sesuai prosedur masing-masing, untuk rumus perhitungan kandungan oksigen

yaitu, DO :

100

/50 x a x (f) x 0,19/ml, yakni a sebagai volume titran, Na2 S2O3 yang terpakai, f

adalah factor koreksi: 1.. untuk rumus kandungan (O2 terlatur yakni 1000/50 x b x (f) x 0,19 /mi , yaitu b adalah volume titran 1/44 N NaOH yang terpakai dan f = factor koreksi = 1. Selain itu dilakukan perhitungan BOD baik BOP0 maupun BODs, adapun rumusnya adalah BODs =
1000

/vol. sampel x (a-b) x (+) x 0,19 lm), yaitu a = kandungan oksigen terlatur segera dan b =

kandungan oksigen terlatur 5 hari dan f = factor koreksi = 1

HASIL DAN PEMBAHASAN Table 1. Data kualitas Air Kolam Perikanan UGM

Parameter Fisik Suhu Udara Suhu Air Kecerahan TSS Kimia DO CO2 Alkalinitas BOD0 BOD5 BO pH Biologi Densitas Diversitas

6:00 Inlet Outlet 24.5 28.5 51.25 0.8 2 35 126 16 15.2 15.81 7.1 215 3.009 26.5 28.5 48.1 0.16 3 28 38 12 5.36 7.59 7 95 3.984

9:00 Inlet Outlet 30 29 21 31 29 51.75

12:00 Inlet Outlet 30.5 30 50.5 0.1 11.1 0 248 11.15 1.2 18.98 7.5 52.5 2.468 29.75 29.75 40.25 0.13 9.8 54 96 11.8 22 5.6 7.1 130 3.296

15:00 Inlet Outlet 25 33 40.1 31.75 30 40

18:00 Inlet Outlet 28 29 23.5 0.6 15 0 135 7.5 1.1 55.67 7.1 50 1.881 28 28 32 0.2 8 1 100 7.5 1.6 22.77 7.3 75 2.586

3.3 121 230

3.9 32 62

13.1 5 18.8

9.9 15 98

7.2

7.1

7.1

7.5

Tabel 2. Data Kualitas Air Danau Lembah UGM

Parameter Fisik Suhu Udara Suhu Air Kecerahan TSS Kimia DO CO2 Alkalinitas BOD0 BOD5 BO pH Biologi Densitas Diversitas

6:00 Inlet Outlet 25.5 27.75 26.925 0.2 1.66 25 86 5.2 0 24.67 6.95 20 2.155 27 28.5 13 0.2 1.48 4.95 58.2 1.76 22.48 10.22 7 27.5 2.845

9:00 Inlet Outlet 27 28 29 28 29 21

12:00 Inlet Outlet 32 30 25.38 0.26 4.5 15 105 4.65 6.5 13.92 7 15 2.251 31 30 27.125 0.1 5.96 19.5 70 7.4 4 33.52 7 25 3.321

15:00 Inlet Outlet 33.5 27.5 22.75 29.5 31 27.5

18:00 Inlet Outlet 27.5 30 22.5 0.3 4.6 12 111 19.926 2.6 5.63 7 40 1.905 28.5 29.5 20.5 0.4 5.2 13 93 3.5 6 13.28 7 40 3.577

4.5 3.8 58

3.1 12.1 230

7.1 9 99.8

7.5 31 96

7.1

6.93

Berdasarkan hasil pengamatan di dua lokasi tersebut beberapa data yang disajiakan dalam grafik., sebagai berikut : 1. Parameter fisik

Grafik Suhu Udara vs Waktu


40 30 20 10 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Suhu Udra

Inlet Outlet

Waktu

Gambar 1. Suhu udara Kolam Vs Waktu

Grafik Suhu Air vs Waktu


40 30

Suhu Air

20 10 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. Suhu air kolam vs Waktu

Grafik Suhu Udara vs Waktu


40 30 20 10 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Suhu Udara

Inlet Outlet

Waktu

Gsmbsr 3. Suhu udara Danau vs Waktu

Grafik Suhu Air vs Waktu


40 30

Suhu Air

20 10 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 4. Suhu air Danau vs Waktu

Suhu memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu organisme termaksuk yang berhabitat diperairan. Suhu merupakan salah satu factor penting dalam suatu perairan, karna suhu merupakan factor pembatas bagi ekosistem perairan dan akan membatasi kehidupan

organisme akuatik (Odum, 1971). Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa suatu udara dikolam relative sama (konstan) degan danau, namun dikolam suhu udara tertinggi mencapai 32,5 0C pukul 15.00 WIB di bagian Inlet, sedangkan didanau hanya 31,75 0C pukul 15.00 WIB di Outlet. Suhu air dikolam cenderung stabil disbanding dengan suhu udara didanau yang mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Begitu juga pada suhu air danau dan kolam relatif konstan. Nanum suhu air di danau tertinggi pukul 15.00 dibagian Inlet yaitu 33 0C dan dikolam hanya 31 0C pukul 15.00 di Outlet. Suhu air di bagian Inlet cenderung lebih tinggi disbanding outlet. Hal ini karena sifat air yang menyerap panas, sehingga pada sore hari air masih cukup tinggi (Odum, 1993). Suhu air dipermukaan di pengaruhi oleh kondisi meteorology. Factor faktoer yang berperan disini seperti curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angina terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota air. Menurut kordi dan Andi (2009) secara umum laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan menyebabkan kematian bila peningkatan suhu samai ekstrim.

Grafik Kecerahan vs Waktu


40 30 20 10 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Kecerahan

Inlet

Outlet

Waktu
Gambar 1. Kecerahan Kolam vs waktu

Grafik Kecerahan vs Waktu


60 50

Kecerahan

40 30 20 10 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. Kecerahan Danau vs waktu

Kecerahan dapat diartikan sebagai banyaknya sinar matahari yang mampu menembus suatu perairan, lawan dari kecerahan adalah kekeruhan atau turbitas yang dapat diartikan sebagai banyaknya partikel-partikel tanah atau lumpur yang ada dalam perairan. Cara mengukur kecerahan dengan memasukan sechi disk keperairan sampai tepat tidak terlihat dari permukaan (Odum, 1993). Nilai kecerahan tertinggi pada kolam yaitu 29 pada inlet kolam pukul 09.00 dan terendah yaitu 13 pada outlet kolam pukul 06.00. sedangkan tertinggi ada pada danau yaitu sebesar 51,75 pada outlet pukul 09.00 dan yang terendah yaitu sebesar 21, pada pukul 09.00 di bagian inlet. Klecerahan di kolam relative stabil, meskipun mengalami penaikan dan penurunan tetapi tidak lebar rentangnya. Sedangkan di danau kecerahannya berfluktuasi cukup tinggi. Hal ini disebabkan posisi cahaya matahari dan vegetasi sekitar yang mempengaruhi penetrasi cahaya yang masuk ke danau. Selain itu nilai kecerahab juga disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang berupa partikel-partikal halus (Effendie, 2003). Kecerahan akan menentukan warna air pada suatu perairan.

Grafik TSS vs Waktu


0.5 0.4

TSS

0.3 0.2 0.1 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu

Gambar 1. TSS kolam vs Waktu

Grafik TSS vs Waktu


1 0.8

TSS

0.6 0.4 0.2 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. TSS danau vs Waktu

Padatan tarsus pensi total atau TSS ( Total Suspended Solid) adalah bahan-bahan tersuspensi yang tertahan pada saringan milipore dengan diameter pori 0,45 m. TSS terdiri dari lumpur, pasir halus dan jasad-jasad renik, terutama disebabkan oleh kikisan atau erosi tanah yang terbawa kedalam perairan. Berdasarkan hasil pengamatan TSS di kolam cenderung meningkat seiring meningkatnya waktu. TSS terendah pada outlet kolam pukul 12.00 wib dan tertinggi pada

pukul 18.00 wib bagian outlet kolam. Sedangkan pada danau TSS mengalami fluktuasi cukup tinggi pada bagian inlet yaitu mengalami penurunan yang cukup ekstrim pada pukul 12.00, tetapi pada pukul 06.00 dan 18.00 nilai TSS cukup tinggi. Sedangkan TSS di bagian outlet danau relative stabil. Nilai TSS berbanding terbalik dengan nilai kecerahan (Nybakken,1988) karena menurut Odum (1993) partikel dapat menghalangi penetrasi cahaya di perairan sehingga dapat terjadi peningkatan sediman atau pengendapan, serta membatasi fotosintesis dimana habitat dibatasi oleh kedalaman, maka semakin tinggi TSS, kecerahan makin kecil nilainya.

1. Parameter kimia

Grafik DO vs Waktu
10 8

DO

6 4 2 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 1. DO danau vs Waktu

Grafik DO vs Waktu
20 15

DO

10 5 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu

Gambar 2. DO Danau vs waktu

Oksigen terlarut bersumber dari hasil fotosintesis, difusi dari udara dan adanya pergerakan air (Cholik, 1991). Berdasarkan hasil pengamatan, terjadi peningkatan secara bertahap pada perairan kolam maksudnya meningkat pada setiap penambahan waktu, tetapi pada pukul 18.00 mengalami penurunan. Sedangakan pada perairan danau terjadi peningkatan disiang hari namun mengalami penurunan pada saat sore hari, hal itu terjadi jelas diakibatkan oleh intensitas cahaya yang masuk ke perairan lebih banyak disiang hari disbanding pada sore hari. Intensitas cahaya digunakan fitoplankton untuk fotosintesis, dimana hasil dari fotosintesis itu menghasilkan oksigen (Effendie, 2003). Fluktuasi yang terjadi karena intensitas cahaya baik yang diserap maupun dipantulkan berbeda pada level waktu yang berbeda.

Grafik CO2 vs Waktu


40 30

CO2

20 10 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Grafik 1. CO2 bebas Kolam vs Waktu

Grafik CO2 vs Waktu


150 120

CO2

90 60 30 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. CO2 bebas danau vs waktu Karbondioksida merupakan salah satu komponen gas di udara yang dihasilkan dari respirasi bahan-bahan organic. Karbondioksida yang ada di udara selalu bertukar dengan yang ada di air jika air dan udara bersentuhan (Sastrawidjaja, 1991). CO2 Ketika masuk dalam air bereaksi dengan H2O dan menghasilkan asam karbonat lalu terdisosiasi menjadi ion hydrogen dan ion karbonat. Hasil analisis kandungan CO2 bebas tertinggi pada daerah inlet kolam pukul

06.00 sedangkan di danau pukul 09.00 dibagian inlet. CO2 bebas terendah di kolam yaitu pukul 09.00 di inlet kolam dan di danau terendah pada pukul 18.00 di bagian outlet yaitu, 1 ppm, bahkan didapati pada pukul 12.00 dan 18.00 di bagian inlet bernilai nol. Hal ini berarti tidak ada kandungan CO2 bebas yang terdapat pada danau pada jam tersebut pada daerah inlet. Danya fluktuasi CO2 bebas di kolam dan di danau disebabkan oleh perubahan suhu. Apabila suhu meningkat maka kandung O2 akan menurun dan CO2 bebas akan meningkat. Karbondioksida akan mempengaruhi proses pernapasan organisme perairan terutama pada kondisi DO < 2 ppm.

Grafik Alkalinitas vs Waktu


250 200

Alkalinitas

150 100 50 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 1. Alkalinitas Kolam vs waktu

Grafik Alkalinitas vs Waktu


300 250

Alkalinitas

200 150 100 50 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. Alkalinitas Danau vs waktu

Alkalinitas dapat digunakan sebagai indicator subur atau tidaknya suatu perairan. Alkalinitas menggambarkan kandungan kation NH4, Ca, Mg, K, Na dan Fe dan hidroksida (wardoyo, 1981). Berdasarkan hasil pengamatan pada grafik diatas alkalinitas tertinggi pada kolam terjadi pada pukul 09.00 di daerah inlet yaitu 230 ppm dan terendah yaitu 58 ppm pada pukul 09.00 di inlet kolam. Sedangkan di danau nilai alkalinatas tertinggi yaitu 248 ppm pada pukul 12.00 di bagian inlet, dan alkalinitas terendah yaitu 38 ppm pada outlet danau pukul 06.00. menurut Triyatmo (2001) nilai alkalinitas dipengaruhi pH dan CO2. Semakin basa suatu perairan maka nilai alkalinitas yang rendah berarti kadar CO2 tinggi dikarenakan CO2 yang ada bereaksi dengan H2O membentuk H2CO3 sehingga perairan cenderung basa. Menurut Boycl (1988) perairan yang baik untuk kehidupan biota air yaitu pada kisaran alkalinitas 30-500 ppm.

Grafik BOD0 vs Waktu


25 20

BOD0

15 10 5 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 1. BOD0 kolam vs waktu

Grafik BOD0
20 15

BOD0

10 5 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. BOD0 Danau vs waktu BOD (Biochemical Oxigen Demand) atau kebutuhan oksigen menunjukan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan didalam air. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bhan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi. Berdasarkan pengamatan pada grafik diatas diketahui bahwa

terjadi fluktuasi pada inlet dan outlet. Hal tersebut berkaitan dengan suhu dan kadar oksigen terlarut dalam perairan. Semakin tinggi kadar O2 terlarut maka makin tinggi nilai BOD0 yang dihasilkan. Namun ada beberapa data yang tidak sesuai dengan teori yang sudah ada, hal ini karena kurangnya ketelitian terhadaop praktikan saat mengukur kadar oksigen terlarut segera. Pada pukul 18.00 dibagian inlet kolam nilai BOD0nya paling tinggi karena jumlah oksigen untuk memecah bahan-bahan organic juga banyak. Tingginya nilai BOD0 pada perairan disebabkan tingginya pemasukan bahan organic melalui pakan, densitas plankton dan suhu.

Grafik BOD5 vs Waktu


25 20

BOD5

15 10 5 0 6:00 12:00 Waktu 18:00

Inlet Outlet

Gambar 1. BOD5 Kolam vs Waktu

Grafik BOD5 vs Waktu


25 20

BOD5

15 10 5 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. BOD5 Danau vs waktu Hasil pengamatan BOD5 ( Biochemical Oxygen Demand) yang terlarut 5 hari di masingmasing lokasi, pada lokasi kolam fluktuasi terjadibpada pukul 12.00 didaerah outlet. Nilai BOD5 yang diperoleh karena banyaknya kadar oksigen yang terlarut dan bahan organiknya sebab oksigen dibututhkan untuk mengoksidasi bahan organic itu sendiri (Wetzel, 1975). BOD5 menunjukan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikrobia aerob yang terdapat pada botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 200C selama 5 hari dalam keadaan tanpa cahaya (Boyd,1988). Jika nilai BO tinggi maka nilai BOD5 juga tinggi. Berdasarkan grafik dikolam dan danau diatas yang tertinggi yaitu dioutlrt kolam pukul 06.00 dan outlet danau pukul 12.00.

Grafik BO vs Waktu
40 30

BO

20 10 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 1. BO kolam vs waktu

Grafik BO vs Waktu
60 50 40

BO

30 20 10 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. BO Danau vs waktu

BO (Bahan Organik) atau biasa disebut dengan TOM (Total Organic Matter) merupakan bahan organic terlarut total yaitu kandungan bahan organic total atau keseluruhan diperairan yang terdiri dari bahan organic terlarut, tersuspensi (particulate) dan koloid. Bahan-bahan organic mempengaruhi tingkat kekeruhan dan menyebabkan intensitas cahaya juga berkurang. Bahan organic ini digunakaan saat suatu organisme melakukan proses fotosintesis, seperti

plankton, plankton melalukan fotosintesis dan bahan-bahan organic menjadi makanan dalam jaring makanan di perairan. Bahan organic juga merupakan kumpulan beragam senyawasenyawa organic kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil dari mineralisasi dan termaksuk juga mikroba heterotrofik dan ototrofik yang berada di dalamnya. Hasil pengamatan menunjukan terjadinya fluktuasi pada pukul 12.00 di bagian outlet kolam, fluktuasi tersebut terjadi dikarenakan bahan organic yang ada sangat tinggi dan digunakan oleh plankton. Adapun fitoplankton yang mengdekomposisi bahan-bahan anorganik seiring dengan proses fotosintesis maka menghasilkan bahan organic dan dikonsumsi oleh zooplankton dan biota air lainnya.

Grafik pH vs Waktu
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

pH

Inlet Outlet

Waktu Gambar 1. pH kolam vs waktu

Grafik pH vs Waktu
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

pH

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. pH danau vs waktu

Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu indeks konsentrasi ion hydrogen dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga digunakan sebagai petunjuk baik buruknya suatu perairan sebagai lingkungan hidup. Nilai pH yang ideal bagi pemeliharaan ikan adalah antara 6,5-8,5 (Boyd, 1988). Berdasarkan hasil yang didapat pH di koam maupundanau cenderung konstan, tidak beda jauh. Perubahan pH di pengaruhi oleh keberadaan asam organic sebagai hasil dekomposisi. Sehingga dapat disimpulkan perairabndi kolam dan dinau tergolong pH netral dan baik untuk budidaya ikan. Karena menurut Barus (2000) kondisi perairan yang sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan memyebabkan gangguan metabolism dan respirasi.

2. Parameter biologi

Grafik Densitas Plankton vs Waktu


50 40

Densitas

30 20 10 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu

Gambar 1. Densitas Plankton kolam vs waktu

Grafik Densitas Plankton vs Waktu


250 200

Diversitas

150 100 50 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 2. Densitas plankton danau vs waktu

Grafik Diversitas Plankton vs Waktu


5 4

Diversitas

3 2 1 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 3. Diversitas plankton Kolam vs waktu

Grafik Diversitas Plankton vs Waktu


5 4

Diversitas

3 2 1 0 6:00 12:00 18:00

Inlet Outlet

Waktu Gambar 4. Diversitas plankton Danau vs waktu.

Densitas dan diversitas plankton digunakan sebagai bioindikator kesuburan suatu perairan. Jika densitas dan diversitasntya tinggi maka makin tinggi tingkat kesuburan perain tersebutr dan jika densitasnya rendah maka tingkat kesuburannya juga rendah. Plankton menurut Soegianto (2004) yaitu organisme air yang geraknya lebih dipengaruhi oleh pergerakan air dari pada kemampuan berenangnya. Kemampuan berenang organisme plantonik demikian lemah

sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan air. Jadi secara umum dan berdasar grafik diketahui bahwa pada daerah inlet kolam maupun danau, densitas dan diversitas cenderung lebih kecil nilainya dibandingkan pada daerah outlet, hal tersebut dikarenakan oleh pergerakan air. Densitas dan diversitas plankton juga mempengaruhi kadar O2 bebas di perairan. Apabila semakin tinggi densitas dan diversitasnya maka makin banyak kadar CO2 bebas yang ada diperairan, hal ini karena CO2 bebas merupakan hasil respirasi biota-biota di air. Karena semakin banyak atau padat dan beragamnya plankton maka kadar oksigenterlarut semakin menurun karena digunakan saat respirasi. Densitas plankton tertinggi pada kolam yaitu pukul 18.00 di inlet dan outlet. Hal ini karena suhu dan kadar oksigen yang terlarut digunakan plankton untuk respirasi merupakan kondisi yang optimum. Grafik diatas menunjukan bahwa densitas mengalami fluktuasi berdasarkan waktu. Pada pengamatan di danau, densitas tertinggi terjadi pada pukul 06.00 di bagian inlet dan terendah pada pukul 18.00 bigaian inlet danau.adanya fluktuasi pada tinggi rendahnya densitas planton di kolam yaitu di pengaruhi oleh arus, bahan organic, suhu, TSS dan kadar O2 terlarut serta DO. Secara umum dapat dilihat bahwa fitoplnkton yang mendominasi perairan kolam maupun danau adalah kelompok alga yang berbentuk Filamentous atau seperti benang. Menurut Barus (2002) alaga berbentuk Filamentous dapat tumbuh dengan baik terutama dengan kadar O2 terlarut antar 4-5 ppm. Salah satu spesies yang dominan yaitu Chaetropus sp ada yang berbentuk bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni berkisar antara 4-6 mikron da nada yang berbentuk segi empat. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) Chaetropus sp memiliki dinding sel yang berbentuk dari silica, merupakan diatom yang bersifat Eurythermal dan Euryhaline. Reproduksinya secara aseksual yakni dengan membelah sel dan seksual dengan pembentukan auxospora. Keberadaan plankton disuatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi perairan. Plankton dapat dijadikan parameter biologi untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Karena plankton sangat mempengaruhi kehidupan di perairan sebab memegang peranan penting sebagai produsen dan konsumen primer. Dapat disimpulkan bahwa kualitas perairan danau lebih baik disbanding dengan kolam. Hal ini dilihat dari densitas dan diversitas plankton di danau lebih tinggi di bandingkan pad kolam.

Manfaat analisis kualitas air bagi program studi Budidaya Perikanan yaitu untuk mengetahui kualitas perairan dan manajemen air yang tepat sehingga dapat dikelola dengan baik maka perairan tersebut dapat digunakan untuk membudidayakan ikan maupun organisme akuatik alinnya.

KESIMPULAN Kualitas perairan danau cenderung lebih baik dibandingkan dengan di kolam. Hal ini di pengaruhi oleh parameter-parameter yang diamati dan juga disebabkan oleh densitas dan diversitas yang didapat. Pengamatan kualitas perairan ini dilakukan dengan menggunakan metode botol oksigen. Parameter lingkungan baik fisi, kimia, maupun biologi saling berkaitan dan menyebabkan fluktuasi pada waktu pengamatan yang berbeda. Antar parameter memiliki karakteristik yang berbeda yang saling berhubungan untuk menentukan kualitas air.

SARAN Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sebaiknya ditambah/diperbanyak agar pelaksanaan praktikum berjalan denganm lancar.

DAFTAR PUSTAKA Barus, T.A. 2002. Pengantar Limnologi : Studi Tentang ekosistem Air Baratan. USU Press Medan. Boycl, C. 1988. Water Quality in Waimwater Fish Ponds. Fourt Prinring Aubum University Agriculture EA perimental Station. Alabama. Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater. Fish Ponds. USA Cholik, F. Jagatraya, A.G. Poernomo, R.P. & Jauzi, A. 2005. Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan Nusantara Kerjasama dengan Taman Akuarium Air Tawar. Jakarta. 45 hal Effendie, H. 2003. Telaah Kualaitas Air. Kanisius. Yogyakarta Isnansetyo, Alim dan Kurniatuty. 1995. Teknik Kultur Phitiplankton Zooplankton. Pakan Alam Untuk Pembenihan Organisme Laut. Kanisius. Yogyakarta Kordi, K.G. dan Ardi B.T. 2009. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta. Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologi Press Yogyakarta

Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. WB Saunder and Philadelphia. London. . 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Sihotang, C. 1989. Limnologi I. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru. 33 hal Soegianto, A. 2004. Metode Pendugaan Pencemaran Perairan dengan Indikator Biologis. Airlangga University Press. Surabaya. Triyatmo, B., Rustadi, Djumanto, S.B., Priyono, Krismono, N Sehenda, dan Kartamihardja, E.S., 1997. Studi Perikanan Di Waduk Sermo: Studi Biolimnologi. Lembaga Penelitian UGM Bekerjasama Dengan Agricultural Research Management Project. BPPP. 65 hal Wetzel. R. 1975. Limnology, Love and River Ecosystem. 3 th edition. Sounders College Philadephia.

Anda mungkin juga menyukai