Anda di halaman 1dari 2

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata pulang ? Rumah. Kamar. Istirahat. Nonton TV. Makan.

Dan, sejuta aktivitas menyenangkan langsung terbayang dalam pikiran kita. Lalu, pernahkah kita bepikir, apa yang akan para anak jalanan pikirkan ketika mendengar kata yang sama, pulang ? Rumah kah ? Istirahat di sofa kah ? makan masakan bunda yang lezat kah ? mendengarkan music di bawah AC kah ? Bukan kawan. Bukan itu semua. Bukan kenikmatan itu yang mereka bayangkan. Justru, saya ragu ketika mereka bisa membayangakan kenyamanan itu semua. Karena, ya, mari samasama kita buka mata, lihatlah, bahkan untuk sekadar melepas lelah saja mereka habiskan waktu di bawah kolong jembatan, di pinggir jalan, di tempat yang ja..uuh dari kenyamanan. Langit dengan penuh bintang sudah menjadi atap rumah mereka. Jalanan tak berujung sudah menjadi ubin lantai mereka. Mobil yang lalu lalang, pasangan yang bertengkar, anak sekolah yang sedang menanti angkutan umum, teman pengamen yang sedang bekerja, dan lain sebagainya, sudah seperti televisi dengan sejumlah siaran di dalamnya. Taman kota yang jorok sudah menjadi teras indah untuk tempat bermain mereka. Adakah unsur kelayakan dari semua itu ?. Tak ada kawan. Sungguh, semua itu ja..uuh dari kata nyaman. Maka, marilah kita sama-sama renungkan. nikmat mana lagi yang hendak kita dustakan..?. Ketika kita sedang tidur nyenyak di rumah, mungkin mereka sedang saling berebut kardus untuk sekadar dijadikan alas tidur. Ketika kita sedang makan nikmat, mungkin mereka sedang turun naik bus kota untuk mengais rezeki. Ketika kita sedang menyimak pelajaran di sekolah, di kampus, mungkin mereka sedang dikejar-kejar para satpol PP karena mengganggu lalu lintas. Sungguh menderita hidup mereka, kawan. Tapi, pernahkah secara sadar kita memperhatikan tingkah mereka. Ya, lihatlah, bahkan anak-anak itu masih bisa tertawa riang, berkejar-kejaran satu

sama lain. Masih bisa tersenyum manis. Bahkan ketika mereka mendapatkan uang lima ribu rupiah, yang mungkin menurut kita uang itu begitu sedikit, mereka mengucapkan rasa terimakasih yang teramat dalam. Lalu, melihat itu semua, hendakah kita berkata Tuhan tidak adil ? Tidak kawan, sungguh Tuhan begitu adil. Karena, mereka ada di antara kita untuk saling melengkapi. Karena, ada hak mereka dalam setiap harta kita. Karena, kewajiban hamba Tuhan adalah saling berbagi. Karena memang, Tuhan Maha Adil. Lupakah kita dengan itu semua ?. Maka, tak perlulah kita menyangsikan itu. Sesungguhnya yang terjadi, kitalah yang membuat seakan-seakan Tuhan tidak adil. Ketika kita menghujat yang kaya tak mau berbagi, sudahkah kita berbagi ?. ketika kita menghujat yang berwenang tidak menjalankan amanah untuk peduli pada anak jalanan, sudahkah kita menyantuni mereka ?. ketika kita menyalahi pasal yang berisi anak jalanan dan fakir miskin dipelihara oleh Negara, sudahkah kita memelihara mereka ?. Agama kita sungguh mengajarkan kita semua untuk saling berbagi. Disitulah letak keadilan-Nya. Itulah yang seharusnya terjadi, kawan.

Anda mungkin juga menyukai