Anda di halaman 1dari 15

RESUME PEMBAGIAN ENDAPAN BAHAN GALIAN DI INDONESIA BERDASARKAN TIPE DAN BENTUK PENGENDAPAN

A.

Mula Jadi Endapan Bahan Galian


Semua endapan bahan galian yang terdapat di bumi ini merupakan

produk dari magma yang berasosiasi dengan unsur unsur lainnya yang kemudian mengkristal sehingga terbentuk suatu endapan berupa endapan mineral. Secara garis besar endapan mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu endapan mineral hypogen atau endapan mineral yang proses keterbentukannya berhubungan langsung dengan magma yang mengkristal atau membeku yang sering disebut juga dengan mineral primer, sedangkan kelompok mineral yang kedua yaitu adalah endapan mineral supergen, yaitu adalah endapan mineral yang terbentuk dari mineral hypogen yang telah mengalami proses pelapukan, transportasi, pengendapan, dan sedimentasi, dimana proses proses tersebut dipengaruhi oleh pengaruh gaya dari luar (eksogen). Endapan mineral atau endapan bahan galian jenis tersebut dapat disebut juga dengan endapan mineral sekunder.

Gambar 1 Proses Keterbentukan Mineral

B.

Tipe Endapan Bahan Galian


Secara umum endapan bahan galian yang terdapat di Indonesia terdiri

dari beberapa tipe, seperti : Tipe magmatik Endapan bahan galian tipe magmatik ini merupakan tipe bahan galian yang terbentuk pada awal pembekuan magma, dimana magma ini memiliki berbagai macam unsur didalamnya seperti Si, klorin, florin dsb yang mempunyai sifat kelarutan yang berbeda beda. Magma mempunyai sifat mobile atau bergerak dari suhu dan tekanan yang tinggi menuju ke tempat yang suhu dan tekanan yang rendah, sehingga ketika magma naik ke permukaan yang memiliki suhu dan tekanan yang rendah, unsur unsur magma yang memiliki sifat sukar larut akan lebih dahulu mengkristal dan membentuk endapan mineral. Endapan mineral inilah yang kemudian disebut dengan endapan bahan galian tipe magmatik. tipe endapan magmatik ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Early magmatic Adalah tipe endapan magmatik yang terbentuk dari 90 % magma, dalam arti lain dapat dikatan tipe endapan magmatik ini dihasilkan dari proses pengkristalan magma secara langsung, dan biasanya hanya berasosiasi dengan batuan beku ultrabasa sampai basa yang terdapat dekat dengan sumber magma dibawah permukaan bumi. Contoh bahan galian tipe ini yaitu seperti intan, kromium, platinum, dan sebagainya 2. Late magmatic Adalah tipe endapan magmatik yang terbentuk dari sisa sisa magma yang telah membeku sebelumnya, dimana sisa sisa magma ini tidak membeku diawal karena terdiri dari unsur unsur yang sukar larut sehingga harus berasosiasi terlebih dahulu dengan unsur unsur lain dari batuan samping yang diterobos oleh magma itu sendiri sehingga menghasilkan endapan endapan mineral yang baru. Contoh bahan galian tipe ini ialah seperti Fe, magnetit, chrom, dan sebagainya. Tipe metasomatik kontak Endapan bahan galian tipe metasomatik ini terbentuk karena adanya proses metasomatisme kontak yang terjadi pada suhu 700 sampai dengan 500C yang terjadi pada saat magma naik ke permukaan, dimana magma

memiliki suhu 1200C dan ketika magma tersebut bergerak menuju ke permukaan maka magma tersebut akan mengalami penurunan suhu dan tekanan karena menrebos batuan batuan yang berada disampingnya. Akibat dari penerobosan tersebut aka batuan samping yang diterobos tersebut apabila mudah bereaksi dengan magma maka akan terjadi proses pertukan dan pertambahan unsur antara magma dengan batuan yang diterobos tersebut, sehingga akan membentuk mineral mineral terntu, namun pada umumnya endapan mineral tipe metasomatik ini akan menghasilkan mineral mineral logam seperti Cu, Fe, Au, dsb. Secara umum endapan bahan galian tipe metasomatisme kontak ini selalu berasosiasi dengan batuan beku intrusif yang memiliki bentuk tubuh seperti stock dan batholit. Tipe hydrothermal Endapan tipe hydrothermal ini terbentuk dari sisa larutan magma yang tidak membeku pada awal pembentukan endapan, sehingga larutan magma sisa tersebut kembali bergerak dan menerobos batuan sekitar dan berasosiasi dengan unsur unsur batuan tersebut. Larutan hydrothermal ini memiliki kandungan logam yang cukup banyak, sehingga larutan hydrothermal ini merupakan sumber tersebesar dalam pembentukan endapan bijih. Larutan hydrothermal ini tidaklah sepenuhnya berasal dari larutan sisa magma, namun dapat juga berasal dari air meteorik yang terbebas dari proses malihan, dimana air meteorik ini juga merupakan suatu larutan yang cukup panas dan dapat melarutkan unsur unsur yang terdapat pada batuan yang diterobosnya, lalu kemudian berasosiasi dengan unsur-unsur batuan yang diterobosnya tersebut sehingga membentuk endapan bijih yang diendapkan di daerah yang suhu nya cukup rendah. Larutan hydrothermal ini juga memiliki peranan dalam mebentuk urat urat atau vein serta alterasi mineral. Larutan

hydrothermal memiliki komposisi utama berupa air, dimana air nya tersebut bukanlah air murni, namun air yang mengandung unsur yang dapat larut yang terdapat pada magma seperti NaCl dan unsur kimia: emas, perak, tembaga, dan sebagainya. Selain itu airnya juga selalu memiliki kandungan garam seperti sodium khlorida, potasium khlorida, kalsium khlorida, dan sebagainya.

Tipe skarn Tipe skarn adalah tipe endapan bahan galian yang terbentuk karena adanya kontak antara larutan hydrothermal dengan batuan yang kaya akan unsur kalsium. Batuan yang kaya akan kalsium tersebut diantara adalah linestone atau gamping (CaCo3) dan sejenisnya seperti dolomit. Menurut Best yang merupakan ahli geologi dan petrologi, menyatakan bahwa akibat dari kontak tersebut akan dapat mengubah batuan sedimen yang kaya akan kalsium, karbonat, besi, dan sebagainya, menjadi kaya akan unsur unsur logam seperti Fe, Mg, bahkan Au. Proses kontak tersebut mulanya biasa terjadi pada suhu larutan hydrothermal antara 450 - 650C dan membentuk mineral utama pembawa bijih yang berjenis mineral kalsium silikat, seperti diopsid, andradit, dan wollastonit. Namun kadang kadang endapan bahan galian tipe skarn ini terbentuk pada suhu yang rendah dan akan menghasilkan bahan galian berupa Pb dan Zn. Tipe endapan skarn seperti ini merupakan tipe endapan bahan galian yang sangat menguntungkan, karena sebagian besar endapan tipe skarn ini akan menghasilkan mineral Au, contohnya adalah di lokasi pertambangan emas PT Freeport di papua, yang memiliki endapan tipe skarn.

C.

Bentuk Endapan Bahan Galian


Endapan bahan galian memiliki bentuk atau morfologi yang khas, dimana

bentuk dan penyebaran endapan bahan galian ini berhubungan dan terpengaruhi oleh batuan samping yang diterobos oleh magma ataupun batuan induknya, sehingga secara garis besar, bentuk endapan bahan galian ini terdiri dari dua jenis, yaitu, bentuk endapan bahan galian discordant dan bentuk bahan galian concordan. Bentuk endapan bahan galian discordant Bentuk endapan discordant adalah bentuk endapan yang arahnya memotong atau berlawanan dengan perlapisan batuan. yang terdiri dari bentuk endapan yang beraturan dan juga bentuk endapan yang tidak beraturan.

1.

Bentuk beraturan (tabular) Bentuk endapan yang beraturan ini biasanya berbentuk vein atau urat yang terbentuk disepanjang zona sesar atau rekahan, sehingga bentuk dan penyebarannya relatif beraturan. Badan bijin dengan bentuk seperti ini juga biasanya menerus memiliki pola yang continue atau menerus baik dalam arah 2D (panjang dan lebar) maupun dalam bentuk 3D (panjang, lebar, dan tinggi). Bentuk endapan mineral yang beraturan ini memiliki batasan yang jelas, dimana batasannya langsung dibatasi oleh dinding vein tersebut.

Gambar 2 Vein yang Terbentuk Pada Zona Sesar

2.

Bentuk tidak Beraturan Endapan bahan galian yang memiliki bentuk dan pola penyebaran yang tidak beraturan ini biasanya merupakan bijih yang terdapat didalam batuan induk, dimana mineral mineral bijih tersebut tersebar didalam batuan induk yang membentuk urat yang tidak beraturan dan saling berpotongan yang dikenal dengan istilah stockwork, dimana biasanya stockwork ini dijumpai pada tubuh batuan beku intrusif yang bersifat asam sampai intermediet.

Foto 1 Bentuk Endapan Bijih Tidak Beraturan

Bentuk bahan galian concordant Adalah bentuk penyebaran bahan galian yang arahnya searah dengan arah perlapisan batuan, dan umunya terbentuk pada tubuh batuan induk yang berupa batuan sedimen, dimana tubuh endapan mempunyai arah perkembangan ke arah 2D (panjang dan lebar) saja.

Gambar 3 Bentuk Endapan Bahang Galian Concordant

KESIMPULAN

Dari resume ini dapat disimpulkan bahwa endapan bahan galian yang terdapat di indonesia pada umumnya terdiri dari beberapa tipe yang dikelompokan berdasarkan keterbentukan endapan bahan galian itu sendiri, dimana tipe tipe tersebut adalah : Tipe magmatik, merupakan tipe endapan yang keterbentukannya berhubungan langsung dengan proses pembekuan magma terutama early magmatik. Tipe metasomatik kontak, merupakan tipe endapan yang terbentuk dari hasil asosiasi magma dengan batuan sekitarnya, yang pengaruh utama dari asosiasi tersebut adalah suhu dan juga tekanan dari magma itu sendiri. Tipe hydrothermal, merupakan tipe endapan yang terbentuk dari larutan hydrothermal yang dapat berupa sisa larutan magma yang tidak mengkristal maupun air meteorik yang mengandung unsur untuk melarutkan logam Tipe skarn, adalah tipe endapan yang terbentuk dari hasil kontak antara larutan hydrothermal dengan batuan sedimen yang kaya akan unsur karbonat dan juga kalsium. Selain memiliki tipe tipe yang khas, endapan bahan galian juga memiliki bentuk dan juga pola penyebaran yang khas, dimana bentuk dan pola tersebut terdiri dari bentuk endapan diskordan yang terdiri dari bentuk endapan beraturan dengan bentuk endapan tidak beraturan, dan juga bentuk endapan konkordan yang bentuk endapannya searah dengan lapisan batuan.

DAFTAR PUSTAKA

Badawi, Abdullah, 2013, Endapan Magmatik, Blogger, diakses pada tanggal 17 Februari 2014, pada pukul 13.43 WIB Elyas, 2011, Mineralisasi Pada Metasomatisme Kontak, Blogger, diakses pada tanggal 17 Februari 2014, pada pukul 13.50 WIB Rusli, Muhammad, 2011, Fase Hidrothermal, Blogger, diakses pada tanggal 17 Februari 2014, pada pukul 13.57 WIB Azim, 2011, Endapan Skarn (Skarn Deposite), Blogeer, diakses pada tanggal 17 Februari 2014, pada pukul 14.00 WIB Achmadin, 2011, Morfologi dan Bentuk Endapan Bahan Galian, Wordpress, diakses pada tanggal 17 Februari 2014, pada pukul 14.05 WIB

LAMPIRAN

RANGKUMAN UNDANG UNDANG YANG MENGATUR KEGIATAN EKSPLORASI

Undang undang yang mengatur tentang kegiatan eksplorasi adalah undang undang no. 4 tahun 2009 tentang minerba atau UU tentang mineral dan Batubara yang didalam UU ini mengatur tentang kegiatan eksplorasi yang termasuk kedalam izin usaha pertambangan (IUP), yang terdiri dari dua tahap yaitu : 1. IUP eksplorasi IUP eksplorasi ini berdasarkan UU tersebut meliputi kegiatan seperti, penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan 2. IUP operasi produksi Dimana IUP ini meliputi kegiatan konstruksi, peambangan, pengolahan, dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan. Pemberian jangka waktu untuk IUP eksplorasi ini terbagi menjadi beberapa tahap, dimana jangka waktu yang diberikan untuk IUP eksplorasi ini dibagi berdasarkan jenis bahan galian yang akan diselidiki, seperti berikut : IUP mineral logam dapat diberikan paling lama 8 tahun IUP eksplorasi mineral bukan logam dapat diberikan paling lama 3 tahun dan mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 7 tahun IUP pertambangan batuan dapat diberikan paling lama 3 tahun IUP batubara dapat diberikan paling lama 7 tahun. Sedangkan jangka waktu yang diberikan untuk izin usaha pertambangan khusus eksplorasi (IUPK eksplorasi) adalah sebagai berikut : IUPK mineral logam dapat diberikan paling lama 8 tahun IUPK batu bara dapat diberikan paling lama 7 tahun Selain mengatur tentang jangka waktu, UU ini juga mengatur tenang pemegang IUP eksplorasi mengenai luasan area yang diberikan da juga hal hal yang lainnya, seperti berikut : Pemegang IUP Eksplorasi batuan diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5 (lima) hektare dan paling hanyak 5.000 (lima ribu) hektare.

Pemegang IUP Eksplorasi Batubara diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) hektare dan paling banyak 50.000 (lima puluh ribu) hektare.

Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang IUP Eksplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan kepada pemberi IUP.

Pemegang IUP Eksplorasi yang ingin menjual mineral atau batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengajukan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan.

Pemegang IUP Eksplorasi mineral logam diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) hektare dan paling banyak 100.000 (seratus ribu) hektare. Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineral logam dapat diberilcan IUP kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya berbeda.

Pemegang IUP Eksplorasi mineral bukan logam diberi WIUP dengan luas paling sedikit 500 (lima ratus) hektare dan paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu) hektare. Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineral bukan logam dapat diberikan IUP kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya berbeda. Undang undan no 4 tahun 2009 tentang minerba ini juga mengatur

tentang persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan suatu izin usaha pertambangan, khususnya untuk IUP eksplorasi, berikut ini adalah persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan IUP tersebut : Nama perusahaan Lokasi dan luas wilayah Rencana umum tata ruang Jaminan kesungguhan Modal investasi Perpan.jangan waktu tahap kegiatan Hak dan kewajiban pemegang IUP Jangka waktu berlakunya tahap kegiatan Jenis usaha yang diberikan Rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan

Perpajakan Penyelesaian perselisihan Iuran tetap dan iuran eksplorasi Amdal.

PERBANDINGAN PELAPORAN DAN PENGKLASIFIKASIAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL BERDASARKAN SNI, JORC DAN USGS

A.

Klasifikasi Sumberdaya
Berikut ini adalah perbandingan klasifikasi sumberdaya antara SNI no

4726 tahun 2011, JORC 2012, dan USGS :


Tabel 1 Perbandingan Klasifikasi Sumberdaya Antara SNI, JORC, dan USGS

Klasifikasi Sumberdaya SNI Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur JORC Tersirat Terindikasi Terukur USGS Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur

Klasifikasi pada setiap standardisasi tersebut, memiliki tingkat keyakinan yang berbeda beda, dimana tingkat keyakinan yang dimaksud adalah tingkat keyakinan data yang dihasilkan berdasarkan aspek geologi dan juga aspek ekonomi.
Tabel 2 Tingkat Keyakinan Aspek Geologi dan Aspek Ekonomi Berdasarkan SNI

Sumberdaya Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur

SNI Tingkat Keyakinan Sangat Rendah Rendah Wajar (Sedang) Tinggi

Tabel 3 Tingkat Keyakinan Aspek Geologi dan Aspek Ekonomi Berdasarkan JORC

Sumberdaya Tersirat Terindikasi Terukur

JORC Tingkat Keyakinan Rendah Sedang Tinggi

Tabel 4 Tingkat Keyakinan Aspek Geologi dan Aspek Ekonomi Berdasarkan USGS

Sumberdaya Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur

USGS Tingkat Keyakinan Sangat Rendah Rendah Wajar Tinggi

B.

Klasifikasi Cadangan
Tabel 5 Klasifikasi Cadangan Antara SNI dan JORC

Klasifikasi Cadangan SNI JORC Terkira Mungkin Terbukti Terbukti Penjelasan : 1. Klasifikasi cadangan berdasarkan SNI : Cadangan Terkira adalah cadangan yang dihasilkan dari hasil

penyelidikan atau eksplorasi sumber daya tertunjuk dan sebagian sumberdaya terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak Cadangan terbukti atau proved reserves adalah estimasi cadangan yang dihasilkan dari hasil penyelidikan sumberdaya yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak 2. Klasifikasi Cadangan berdasarkan JORC Cadangan bijih mungkin Adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi (modifying factors) yaitu penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan Bijih mungkin (Probable Ore reserves) ini memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah dari cadangan Bijih terbukti (Proved Ore Reserves), tetapi

memiliki kualitas yang cukup cukup untuk berfungsi sebagai dasar pemgambilan keputusan dalam pengembangan suatu endapan. Cadangan bijih terbukti (Proved Ore Reserves) Adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi yaitu

pertambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan Bijih terbukti (Proved Ore Reserves) memiliki tingkat kepercayaan kategori estimasi cadangan yang tertinggi. Gaya mineralisasi atau faktor lain bisa membuktikan bahwa cadangan bijih tidak ditemukan dalam beberapa endapan.

C.

Pelaporan
Tabel 6 Perbangingan Pelaporan Hasil Eksplorasi Antara SNI dan JORC

PELAPORAN HASIL EKSPLORASI SNI Hasil eksplorasi terdiri dari data dan informasi yang diperoleh dari program eksplorasi yang berguna bagi seluruh pemangku kepentingan. Hasil eksplorasi dapat berupa sumberdaya mineral dan/ atau cadangan mineral Laporan dari hasil eksplorasi harus mengandung informasi yang cukup untuk membuat penilaian yang berimbang terhadap signifikasinya. Laporan harus meliputi konteks yang relevan seperti konteks eksplorasi, jenis dan metode pemercontohan, interval pemercontohan dan metodenya, lokasi percontoh yang relevan, distribusi, dimensi, dan lokasi relatif semua data yang relevan, metode metode agregasi data, status kepemilikan lahan, dan informasi lainnya. Diketahui dan sudah umum dilakukan oleh perusahaan untuk mengomentari dan mendiskusikan kegiatan eksplorasinya dalam hal ukuran dan tipe target JORC Hasil Eksplorasi meliputi data dan informasi yang merupakan hasil dari tahapan-tahapan eksplorasi. Hasil Eksplorasi memiliki kemungkinan sebagai deklarasi formal awal tentang sumberdaya mineral atau cadangan bijih. Laporan umum hasil eksplorasi harus mencakup informasi yang relevan seperti eksplorasi, jenis konteks, dan metode sampling, interval sampling dan metode, lokasi sampel yang relevan, distribusi, dimensi, dan lokasi relatif dari semua tes yang relevan dengan data, metode agregasi data, serta status kepemilikan tanah.

Contoh hasil eksplorasi adalah hasil sampling singkapan atau outcrop, hasil survey geokimia dan geofisika, dan hasil dari penyadapan assay pada lubang bor.

Anda mungkin juga menyukai