Anda di halaman 1dari 21

Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 18

BAB II

KABUPATEN SAMOSIR
















I. Letak Geografis dan Tata Guna Lahan

1. Letak Geografis

Kabupaten Samosir terletak antara Koordinat 2
0
24LU-2
0
.45LU/98
0
21BT-
99
0
05BT dengan luas wilayab 2.069.05 km
2
, yang terdiri dari luas daratan
1.444.25 km
2
dan luas danau 624.80 km
2
. Kabupaten Samosir berbatasan
dengan 7 (tujuh) Kabupaten yaitu :

Sebelah Utara dengan Kab. Karo dan Kab. Simalungun.
Sebelah Timur dengan Kab. Toba Samosir.
Sebelah Selatan dengan Kab. Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.
Sebelah Barat dengan Kab. Dairi dan Pak-pak Barat.

Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian
antara 904-2.157m diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah
yang beranekaragam yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya
labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.

2. Tata Guna Lahan

Kabupaten Samosir terdiri dari 9 Kecamatan, 6 Kecamatan berada pada Pulau
Samosir dan 3 Kecamatan berada pada daratan Pulau Sumatera dengan luas
seluruhnya 1.444.25 km
2
.



Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 19
Tabel II.1 Kecamatan dan luas di Pulau Samosir.
No Kecamatan Luas (km
2
)
Ratio Terhadap
Total Kabupaten (%)
Letak
1 Simanindo 198,20 13,7 Pulau Samosir
2 Pangururan 121,43 8,4 Pulau Samosir
3 Palipi 129,55 9 Pulau Samosir
4 Nainggolan 87,86 6 Pulau Samosir
5 Onan Runggu 60,89 4,2 Pulau Samosir
6 Ronggur Ni Huta 94,87 6,5
7 Sitio-tio 50,76 3,5 Pulau Sumatera
8 Harian 560,45 39 Pulau Sumatera
9 Sianjur Mula-mula 140,24 9,7 Pulau Sumatera
Jumlah 1.444,25 100
Sumber : Kecamatan dalam angka

Kecamatan yang terluas di Kabupaten Samosir adalah Kecamatan Harian
sekitar 560.45 km
2
dan yang terkecil adalah Kecamatan Sitio-tio 50,76 km
2
.

Dari seluruh penggunaan lahan pada Kabupaten Samosir bagian terluas adalah
lahan lainnya yang terdiri dari Hutan, Semak, belukar dan lahan kritis yaitu
60.963 Ha dan bagian paling kecil merupakan lahan yang digunakan untuk
bangunan/permukiman dan pekarangan 2.037 Ha.

Tabel II.2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan di Kab. Samosir
Luas Penggunaan Tanah (Ha)
No

Kecamatan Tanah
Sawah
Tanah
Kering
Bangunan/
Pekarangan
Lainnya
1 Simanindo 559 17.452 375 1.434
2 Pangururan 121 0 0 0
3 Palipi 1.274 1.315 687 9.679
4 Nainggolan 869,6 468,1 113.0 7.335,3
5 Onan Runggu 709 1.064 118 4.198
6 Ronggur Ni Huta 244 4.311 393 4.539
7 Sitio-tio 276 1.070 173 3.099
8 Harian 516 27.108 131 28.290
9 Sianjur Mula-mula 443 11.032 160 2.389
Jumlah 5.011,6 63.820 2.037 60.963
Sumber : Kecamatan dalam angka

II. Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Samosir pada Tahun 2007 sekitar 131.116 jiwa
(27.215 RT), dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 org/RT.
Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Pangururan dan yang paling sedikit
berada di Kecamatan Harian. Kepadatan penduduk yang tertinggi berada di
Kecamatan Pangururan yaitu 235.1 jiwa/km
2
, sedangkan yang terendah berada di
Kecamatan Harian yaitu 14.4 jiwa/km
2
. Jika dilihat secara keseluruhan kepadatan
penduduk di Kabupaten Samosir sebesar 1.198,87 jiwa/km
2
.

Berdasarkan jenis kelamin terdapat sekitar 64.132 jiwa laki-laki dan 66.984 jiwa
perempuan.









Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 20
Tabel II.3 Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Jenis-jenis kelamin Kab. Samosir
No Kecamatan
Luas/
km
2

Pddk
Jiwa
Kepdt
Jiwa/km
2

Jlh RT
LK
Jiwa
PR
Jiwa
1 Simanindo 198,20 22.188 111,9 4.768 10.876 11.312
2 Pangururan 121,43 28.553 235,1 5.661 14.014 14.539
3 Palipi 129,55 17.629 136,1 3.646 8.783 8.846
4 Nainggolan 87,86 15.022 171,0 3.062 7.201 7.821
5 Onan Runggu 60,89 12.016 197,3 2.729 5.689 6.327
6 Ronggur Ni Huta 94,87 9.114 96,07 1.812 4.403 4.711
7 Sitio-tio 50,76 8.361 164,7 1.763 4.078 4.283
8 Harian 560,45 8.096 14,4 1.631 4.032 4.064
9 Sianjur Mula-mula 140,24 10.137 72,3 2.143 5.056 5.081
Jumlah 1.444,25 131.116 1.198,87 27.215 64.132 66.984
Sumber : Kecamatan dalam angka

III. Komponen Pendidikan


















Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan pembangunan
berkelanjutan pada segala bidang. Pendidikan menjadikan manusia cerdas dan
terampil.
Keberhasilan peningkatan kecerdasan dan keterampilan masyarakat tergantung
pada ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekolah dan
tenaga pendidik.

Tabel II.4 Fasilitas Pendidikan di Kab. Samosir
Jumlah Sekolah
No Kecamatan
TK SD SMP SMA
1 Simanindo 0 30 5 2
2 Pangururan 0 38 6 7
3 Palipi 0 28 6 3
4 Nainggolan 1 22 3 2
5 Onan Runggu 0 21 3 1
6 Ronggur Ni Huta 0 12 3 0
7 Sitio-tio 0 18 3 0
8 Harian 0 13 2 0
9 Sianjur Mula-mula 0 21 2 1
Jumlah 1 203 33 16
Sumber : Kecamatan dalam angka





Gedung Sekolah di Dusun Sitio-tio Kecamatan Sianjur Mula-mula
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 21
IV. Komponen Kesehatan Masyarakat

Aspek kesehatan merupakan unsur penting dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kondisi kesehatan masyarakat sangat ditentukan oleh
kondisi sanitasi lingkungan dan higienitas serta pola hidup masyarakat. Jenis
penyakit yang umum diderita masyarakat Kabupaten Samosir seperti pada tabel
berikut :

Tabel II.5 Jenis Penyakit Masyarakat
No Jenis Penyakit
1 ISPA (Infeksi Akut Saluran Pernafasan Bagian Atas
2 Diare
3 Cacingan
4 Disentri
5 Bronchitus
6 Sakit Kepala

Aspek yang juga penting dalam menunjang kesehatan masyarakat adalah
ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan. Adapun kondisi keberadaan
fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel II.6 Jenis Sarana Kesehatan di Kab. Samosir
Jenis Sarana Kesehatan
No Kecamatan
RS Pusk Pustu BPU
Polin
des
Posyd

Jumlah
1 Simanindo 0 3 3 0 11 29 46
2 Pangururan 1 1 4 3 2 12 23
3 Palipi 0 1 4 0 9 0 14
4 Nainggolan 1 1 0 1 14 0 17
5 Onan Runggu 0 1 4 1 5 0 11
6 Ronggur Ni Huta 0 1 7 0 4 12 24
7 Sitio-tio 0 2 5 1 3 10 21
8 Harian 0 1 4 0 8 16 29
9 Sianjur Mula-mula 0 1 1 2 10 10 24
Jumlah 2 12 32 8 66 89 209
Sumber : Kecamatan dalam angka

V. Komponen Lingkungan Fisika Kimia

1. Iklim
Iklim Kabupaten Samosir tergolong ke dalam iklim tropis basah dengan suhu
berkisar antara 20,6-21,9 dan rata-rata kelembaban udara 82,6%. Rata-rata
tinggi curah hujan yang terjadi di Kabupaten Samosir perbulan tahun 2007
adalah 1.816 mm.

Tabel II.7 Klasifikasi iklim berdasarkan bulan kering dan basah Scmidht &
Ferguson
No Tipe Iklim Q (Rasio Rata-rata bulan kering & bulan basah)
1 A 0 < Q < 0,143
2 B 0,143 <Q < 0,333
3 C 0,333 <Q < 0,600
4 D 0,600 <Q < 1,000
5 E 1,000 <Q < 1,670
6 F 1,670 <Q < 3,000
7 G 3,000 <Q < 7,000
8 H 7,000 <Q
Sumber : (Wisnubroto, 2000)



Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 22
2. Curah Hujan
Curah hujan rata-rata di Kabupaten Samosir tahun 2007 adalah 151,33
mm/bulan. Curah hujan bulanan tertinggi berada pada bulan Maret sampai
bulan April yaitu 200-239 mm dan curah hujan terendah pada bulan Juni yaitu
83 mm.

Tabel curah hujan dari bulan Januari s/d bulan Desember tahun 2007 adalah
sebagai berikut :

Tabel II.8 Curah Hujan dari bulan Januari s/d Desembe 2007 di Kab. Samosir
No Bulan Curah Hujan mm
1 Januari 113
2 Februari 133
3 Maret 200
4 April 239
5 Mei 140
6 Juni 83
7 Juli 97
8 Agustus 117
9 September 137
10 Oktober 192
11 Nopember 182
12 Desember 183
Rata-rata 151,33
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Prov.Sumatera Utara

3. Suhu
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Samosir + 21,3
0
C, temperatur maksimum
meningkat menjelang bulan-bulan kering, dengan temperatur tertinggi 22,1
0
C
terjadi pada bulan Mei, sedangkan temperatur terendah 20,6
0
C terjadi pada
bulan Desember. Data kecepatan angin dan suhu bulanan di daerah di
Kabupaten Samosir disajikan pada tabel berikut ini.

4. Kecepatan Angin
Data kecepatan angin dan suhu bulanan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.9 Kecepatan Angin dan Suhu Tahun 2007.
No Bulan Kecepatan Angin
(knot)
Suhu (
0
C)
1 Januari 4 21,1
2 Februari 4 21
3 Maret 4 21,3
4 April 3 21,6
5 Mei 4 22,1
6 Juni 5 21,8
7 Juli 3 21,9
8 Agustus 4 21,3
9 September 2 21,7
10 Oktober 2 20,8
11 Nopember 2 21
12 Desember 2 20,6
Rata-rata 3,25 21,35
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Samosir dan sekitarnya tahun 2007





Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 23
5. Penyinaran matahari/kelembaban
Penyinaran matahari dan kelembaban udara diambil dari data sekunder yang
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika, dapat dijelasakan bahwa
rata-rata penyinaran matahari mencapai 46,6%. Penyinaran matahari tertinggi
terjadi pada bulan Februari yaitu 59%, sedangkan penyinaran terendah terjadi
pada bulan Oktober yaitu 30%.

Kelembaban udara rata-rata adalah 82,6%, tertinggi terjadi pada bulan April,
Oktober dan Desember yaitu 86% dan terendah terjadi pada bulan Juni yaitu
78%. Pengukuran kelembaban udara langsung di lapangan.

Tabel berikut menunjukkan penyinaran matahari dan kelembaban udara rata-
rata bulanan tahun 2007.

Tabel II.10 Penyinaran Matahari dan Kelembaban Udara Tahun 2007
No Bulan
Penyinaran
Matahari (%)
Kelembaban (%)
1 Januari 39 83
2 Februari 59 81
3 Maret 56 82
4 April 43 86
5 Mei 55 83
6 Juni 43 82
7 Juli 47 78
8 Agustus 51 81
9 September 48 81
10 Oktober 30 86
11 Nopember 45 82
12 Desember 44 86
Rata-rata 46,6 182,6
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Samosir dan sekitarnya tahun 2007

6. Hidrologi
Air yang masuk ke Danau Toba berasal dari :
Air hujan yang langsung jatuh di Danau Toba.
Air yang berasal dari sungai-sungai yang masuk ke dalam Danau Toba.

Pada umumnya sungai-sungai ini adalah sungai yang bersifat intermitten, yaitu
berair pada saat hujan dan mengering pada musim kemarau.

Keadaan hidrologi suatu wilayah sangat tergantung dari jumlah dan keadaan
sungai di daerah tersebut serta kondisi hutannya.


Tabel II.11 Sungai yang masuk ke Danau Toba di Perairan Kab. Samosir
No Lokasi Sungai Koordinat
1 Sungai Binanga HutaGurgur di Huta Gurgur 2
0
3610.0 LU/98
0
5325.7BT
2 Sungai Sabungan Nihuta di Huta Gurgur 2
0
3520.5 LU/98
0
5354.1BT
3 Sungai Asahatan di Huta Gurgur 2
0
3507.4 LU/98
0
5 00.7BT
4 Sungai Silali di Huta Gurgur 2
0
3500.5 LU/98
0
5403.2BT
5 Sungai di Silima Lombu 2
0
3443.5 LU/98
0
5414.1BT
6 Sungai di Silima Lombu 2
0
3412.8 LU/98
0
54'25.2BT
7 Sungai Binanga Sioto di Silima Lombu 2
0
3406.8 LU/98
0
5422.8BT
8 Sungai di Junjungan 2
0
3359.7 LU/98
0
5423.2BT
9 Sungai Binanga Tuktuk di Siampang 2
0
3206.0 LU/98
0
5615.1BT
10 Sungai Binanga Siambalo di Sihotang 2
0
3124.8 LU/98
0
5709.8BT
11 Sungai Lagundi di Lagundi 2
0
3053.2 LU/98
0
5754.5BT
12 Sungai Aek Koring di Lagundi 2
0
3040.5 LU/98
0
5808.6BT
13 Sungai di Lagundi 2
0
3009.3 LU/98
0
5830.2BT
14 Sungai Binanga Pollung di Pollung 2
0
2921.1 LU/98
0
5858.9BT
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 24
15 Sungai di Pollung 2
0
2906.5 LU/98
0
5859.4BT
16 Sungai Binanga Pakpahan di Pakpahan 2
0
2653.5 LU/98
0
5757.8BT
17 Sungai Aek Sisania di Tuktuk Baringin 2
0
2640.3 LU/98
0
5722.5BT
18 Sungai Aek Sibadia di Tuktuk Baringin 2
0
2633.5 LU/98
0
5652.5BT
19 Sungai Humaila di Sitinjak 2
0
2633.7 LU/98
0
5640.7BT
20 Sungai Marsik di Sitinjak 2
0
2639.4 LU/98
0
5623.1BT
21 Sungai Sialimut di Harian 2
0
2605.0 LU/98
0
5543.0BT
22 Sungai Situatua di Harian 2
0
2606.1 LU/98
0
5537.8BT
23 Sungai Sihorbo di Harian 2
0
2558.5 LU/98
0
5521.3BT
24 Sungai Siapilis di Pangaloan 2
0
2605.4 LU/98
0
5438.6BT
25 Sungai Hairi di Sipinggan 2
0
2607.1 LU/98
0
5409.7BT
26 Sungai Sigumbang di Lumban Siantar 2
0
2533.3 LU/98
0
5321.5BT
27 Sungai Silinta di Nainggolan 2
0
2555.9 LU/98
0
5247.1BT
28 Sungai Siliot di Sirait 2
0
2548.9 LU/98
0
5235.3BT
29 Sungai Aek Sipoltongon di Sirait 2
0
2641.3 LU/98
0
5124.9BT
30 Sungai Urat di Urat 2
0
2727.1 LU/98
0
5022.2BT
31 Sungai di Urat 2
0
2728.4 LU/98
0
5004.4BT
32 Sungai di Sait Nihuta 2
0
2821.4 LU/98
0
4902.4BT
33 Sungai Loba di Gorat 2
0
2825.2 LU/98
0
4850.8BT
34 Sungai Sitabu di Gorat 2
0
2821.8 LU/98
0
4843.9BT
35 Sungai Aek Silubung di palipi 2
0
2927.3 LU/98
0
4745.0BT
36 Sungai Sidiordior di Hatoguan 2
0
2949.1 LU/98
0
4732.5BT
37 Sungai di Hatoguan 2
0
3025.7 LU/98
0
4616.3BT
38 Sungai di Pangururan 2
0
3530.6 LU/98
0
4220.9BT
39 Sungai dekat Hotel Dainang di Pangururan 2
0
3611.3 LU/98
0
4159.3BT
40 Sungai di Sitanggang Bau 2
0
3749.0 LU/98
0
4125.7BT
41 Sungai Aron di Pahoda 2
0
3823.1 LU/98
0
4056.5BT
42 Sungai Aek Siriaon di Siriaon 2
0
3908.5 LU/98
0
4109.8BT
43 Sungai Alngit di Alngit 2
0
3928.7 LU/98
0
4111.1BT
44 Sungai Binanga Borta di Lumban Suhi-suhi 2
0
4033.0 LU/98
0
4115.7BT
45 Sungai di Parbaba Siopat Sosor 2
0
4101.3 LU/98
0
4118.6BT
46 Sungai di Parbaba Siopat Sosor 2
0
4109.6 LU/98
0
4120.5BT
47 Sungai Simartuang di Parbaba Siopat Sosor 2
0
4116.0 LU/98
0
4120.1BT
48 Sungai di Parbaba Siopat Sosor 2
0
4146.0 LU/98
0
4118.7BT
49 Sungai di Sidabagas Simarmata 2
0
4225.2 LU/98
0
4119.7BT
50 Sungai di Sidabagas Simarmata 2
0
4309.7 LU/98
0
4127.5BT
51 Sungai Lumban Soit di Simarmata 2
0
4404.1 LU/98
0
4144.7BT
52 Sungai Pintu Sona di Simarmata 2
0
4407.5 LU/98
0
4149.9BT
53 Sungai Raut Bosi di Sinuan 2
0
4508.1 LU/98
0
4252.1BT
54 Sungai Lumban Rihit di Malau 2
0
4527.2 LU/98
0
4320.9BT
55 Sungai Binanga Simanindo di Simanindo 2
0
4516.2 LU/98
0
4447.4BT
56 Sungai Binanga Simanindo 2 di Simanindo 2
0
4504.6 LU/98
0
4459.1BT
57 Sungai Binanga Bolon di Sakal 2
0
4441.4 LU/98
0
4539.8BT
58 Sungai Sakal di Sakal 2
0
4429.7 LU/98
0
4553.9BT
59 Sungai Binanga Sibongot di Sibisa 2
0
4412.6 LU/98
0
4715.5BT
60 Sungai Sibisa di Sibisa 2
0
4411.3 LU/98
0
4720.4BT
61 Sungai Ambarita di Ambarita 2
0
4056.2 LU/98
0
5008.7BT
62 Sungai dekat Pelabuhan Feri di Tomok 2
0
3909.3 LU/98
0
5146.6BT
63 Sungai di Tomok 2
0
3857.7 LU/98
0
5201.8BT







Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 25
64 Sungai Aek Rangat di Aek Rangat 2
0
3714.5 LU/98
0
4030.4BT
65 Sungai di Tulas 2
0
3801.7 LU/98
0
3815.6BT
66 Sungai Aek Tulas di Tulas 2
0
3805.8 LU/98
0
3807.1BT
67 Sungai Aek Tulas di Tulas 2
0
3806.1 LU/98
0
3804.2BT
68 Sungai Binanga Date di Bonan Dolok 2
0
3836.8 LU/98
0
3703.0BT
69 Sungai Binanga Burung di Bonan Dolok 2
0
3842.9 LU/98
0
3655.0BT
70 Sungai Binanga Sitapigagan di Bonan Dolok 2
0
3849.4 LU/98
0
3653.8BT
71 Sungai Sampurnaiang di Hasinggaan 2
0
3947.3 LU/98
0
3726.3BT
72 Sungai Simartambun di Hasinggaan 2
0
3949.1 LU/98
0
3726.1BT
73 Sungai Aek Lagundi di Lagundi 2
0
4047.3 LU/98
0
3730.1BT
74 Sungai Binanga Tuktuk Bahal di Desa Bahalbahal 2
0
4146.9 LU/98
0
3700.8BT
75 Sungai Poning di Desa Bahalbahal 2
0
4146.9 LU/98
0
3700.8BT
76 Sungai Binanga Tolong di Desa Pinal 2
0
4234.3 LU/98
0
3616.5BT
77 Sungai Binanga Pinang di Desa Pinal 2
0
4245.5 LU/98
0
3614.2BT
78 Sungai di Desa Pinal 2
0
4330.2 LU/98
0
3551.0BT
79 Sungai Sitiris tiris di Desa Pinal 2
0
4332.6 LU/98
0
3546.3BT
80 Sungai Binangara di Binangara 2
0
4412.6 LU/98
0
3448.3BT
81 Sungai Sitiotio di Sitiotio 2
0
4415.4 LU/98
0
3441.7BT
82 Sungai Sigarang di Sitiotio 2
0
4428.5 LU/98
0
3424.0BT
83 Sungai Silangkilang di Sitiotio 2
0
4424.8 LU/98
0
3423.5BT
84 Sungai di Sitiotio 2
0
4452.2 LU/98
0
3415.8BT
85 Sungai di Sitiotio 2
0
4507.3 LU/98
0
3410.3BT
86 Sungai di Sitiotio 2
0
4540.1 LU/98
0
3407.0BT
87 Sungai di Sitiotio 2
0
4556.9 LU/98
0
3355.0BT
88 Sungai Siringo di Siringo 2
0
4621.0 LU/98
0
3322.9BT
89 Sungai di Siringo 2
0
4628.5 LU/98
0
3315.8BT
Sumber : Bapedalda Provinsi Sumatera Utara





7. Kualitas Air
Kualitas air Danau Toba mempengaruhi banyak aspek kehidupan, terutama
karena air danau ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti sumber air
minum dan keperluan domestik lainnya, budidaya perikanan, sarana rekreasi,
pertanian, peternakan, pembangkit listrik, dll. Kegiatan-kegiatan ini juga
berpotensi menurunkan kualitas air Danau Toba. Dengan demikian data kualitas
air ini sangat penting diketahui untuk merumuskan kebijakan pengelolaann.





















Warna Air Danau di Dusun Huta Parik Kecamatan Sianjur Mula-mula
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 26
Bapedalda Provinsi Sumatera Utara telah melakukan pemantauan kualitas air
danau secara rutin sejak tahun 2005-2008 Lokasi titik sampling dan data
kualitas air di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel II.12 Data Kualitas Air Dan Lokasi Titik Sampling di Kab. Samosir
No
Nama Titik
sampling
Tgl
Pemantauan
pH BM DO BM TSS BM BOD
5
BM COD BM
1 Simanindo 4/Jan/2005
16/Sep/2006
12/Jul/2007
Rata-rata
7,9
8,64
7,44
7.993
6-9 6,1
5,7
6,36
6,1
6,0 1
2
8
3,67
50 3,8
9,45
9,39
7.577
2 6
16
16
12,7
10
2 Ambarita 4/Jan/2005
16/Sep/2006
12/Jul/2007
Rata-rata

7,8
8,63
7,64
8.023

6-9 6,5
6,7
7,37
6,9
6,0 1
1
11,5
4,5
50 7
3,18
2.27
4,15
2 11
5
4
6,67
10
3 Tomok 4/Jan/2005
16/Sep/2006
12/Jul/2007
Rata-rata

7,8
8,66
7,74
8.067

6-9 6,2
5,8
6,87
6,3

6,0 6
1
16,5
7,83

50 6
9,85
5,96
7,27

2 10
17
10
12,3

10
4 Onan
Runggu
5/Jan/2005
17/Sep/2006
12/Jul/2007
Rata-rata

7.8
8.57
7.78
8.05

6-9 6,5
4,7
6,66
6,0

6,0 1
3
20
8

50 10
1,56
7,37
6,31

2 17
3
12,5
10,8

10
5 Tengah Tao
Nainggolan
5/Jan/2005
17/Sep/2006
12/Jul/2007
Rata-rata

7,9
8,58
7,89
8,123

6-9 6,9
4,7
6,46
6,7

6,0 2
1
1
1,33

50 3,2
9,85
8,78
7,277

2 5
17
15
12,3

10
6 Palipi 5/Jan/2005
17/Sep/2006
12/Jul/2007
Rata-rata

7,8
8,88
7,8
8,16

6-9 5.7
5.3
6.87
5.9

6,0 2
4
16,5
7,5

50 11,3
4,39
5,96
7.217

2 18
8
10
12

10
7 Pangururan 5/Jan/2005
17/Sep/2006
12/Jul/2007
Rata-rata

7,1
8,04
7,7
7.613

6-9 6,5
5,4
6,46
6,1

6,0 2
5
13
6,67

50 6.2
10.5
8,78
8.493

2 10
18
15
14,3

10
Sumber : Bapedalda Provinsi Sumatera Utara

8. Fisiografi dan Kegempaan :
Fisiografi
Menurut Cameron (1982) secara fisiografi Provinsi Sumatera Utara dan
sekitarnya dibagi diatas 7 (tujuh) satuan fisiografi, diantaranya Satuan Dataran
Rendah Bagian Timur (Eastern Lowlands), Satuan Kaki Bukit Pantai Timur
(East Coast Foothills), Wilayah Barisan Bagian Timur dan Satuan Dataran
Tinggi (High Lands). Kabupaten Samosir termasuk kedalam Satuan Dataran
Tinggi (High Lands) dengan ketinggian antara 904-2.157m diatas permukaan
laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, datar, landai,
miring dan terjal.

Kegempaan
Ada tiga penyebab utama terjadinya gempa, yakni gempa tektonik, gempa
akibat letusan gunung api dan gempa yang disebabkan amblasnya rongga
dalam bumi. Studi lempeng tektonik menunjukkan bahwa kerak samudera
lempeng Samudera Hindia menunjam ke kerak benua lempeng Eoresia
dimana Pulau Sumatera berada, dengan kecepatan kovergensi (5-6)
cm/tahun. Akibatnya akan terbentuk energi pada zona penunjaman atau zona
Benioof hingga wilayah peleburan lempeng yang membentuk magma. Sejalan
dengan waktu, energi terkumpul akan bertambah besar serta berusaha keluar
pada zona lemah tertentu seperti Sesar Besar Sumatera (Sumatera Fault
Zona) yang memanjang mulai ujung Aceh hingga Lampung dan zona subdusi
yang merupakan zona penunjaman lempeng. Energi yang keluar secara tiba-
tiba dikenal sebagai gempa tektonik.
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 27

Data kegempaan di Kabupaten Samosir tahun 2007 tertera pada tabel
sebagai berikut :

Tabel II.13 Data kegempaan di Kabupaten Samosir Tahun 2007.
No Tanggal
Waktu
(GMT)
Pusat Gempa
Kedalaman
(Km)
Kekuatan
(SR)
Daerah
1 02/01/2007 07:21:48,3 2.45 LU 99.04 BT 192.00 2.00
Didarat, +/- 49 Km
Selatan P. Siantar
2 20/01/2007 20:09:02,6 2.70 LU 98.75 BT 15.00 2.00
Didarat, +/- 38 Km B
Daya P. Siantar
3 02/04/2007 13:47:35.1 2.41 LU 98.90 BT 151.39 2.37
Didarat,+/- 52 Km
Tenggara Tarutung
4 15/02/2007 05:22:19.2 2.68 LU 98.79 BT 240.00 2.00
Didarat Pualau Samosir
5 16/02/2007 22:38:18.8 2.35 LU 98.92 BT 145.00 2.00
Didarat -/+ 39Km
Timur Laut Tarutung
6 19/02/2007 15:35:46,5 2.47 LU 99.00 BT 33.00 2.00
Didanaun Toba -+47Km
/Selatan P.Siantar
7 20/02/2007 14:37:29.6 2.34 LU 98.91 BT 33.00 3.00
Di darat ,-/+40Km
Timur laut Tarutung
8 27/02/2007 00:06:26.3 2.55 LU 98.86 BT 160.00 2.00
Didarat,-/+ 42 Km
Barat Daya P.Siantar
9 03/01/2007 00:44:41,7 2.64 LU 98.85 BT 160.00 2.00
Di darat,34 km
Barat Daya P.Siantar
10 09/03/2007 20:35:46,5 2.57 LU 98.90 BT 152.00 2.00
Di darat,39 Km
Selatan P.Siantar
11 27/03/2007 09:40:21,7 2.54 LU 98.82 BT 160.00 2.00
Di darat, 46 km
Barat daya P. Siantar
12 28/04/2007 02:36:53,7 2.61 LU 98.83 BT 15.00 2.00
Didarat, 39 km Barat
Daya P Siantar
13 25/08/2007 14:14:48.0 2.36 LU 98.85 BT 150.63 3.97
Didarat, 43 km
Timur Tarutung
Sumber : BMG Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007




VI. Komponen Biologi

1. Flora

Kondisi vegetasi flora pada Kabupaten Samosir dibedakan atas vegetasi
budidaya dan vegetasi alami yang terdiri dari hutan dan semak/belukar.




















Vegetasi Budidaya

Vegetasi budidaya yang berupa kebun tanaman budidaya tersebar diseluruh
kecamatan berada disekitar lokasi areal pertanian dan perumahan penduduk.
Adapun jenis-jenis tanaman budidaya adalah :
Hutan Pinus di Dusun Hatoguan Kecamatan Simanindo
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 28
Tabel II.14 Jenis-jenis vegetasi budidaya yang terdapat di Kabupaten
Samosir.
No Nama No Nama
1 Kemiri/gambir(Aleurites moluccana) 11 Jambu air(Eugenea javanica)
2 Pisang(Musa paradisiacal) 12 Ubi Kayu(Manihot utilissima)
3 Rambutan(Nephelium lapaceum) 13 Ubi Jalar
4 Pepaya(Carica papaya) 14 Padi(Oryza sativa)
5 Cengkeh(Syzgium aronaticum) 15 Pinang(Pinangan coronata)
6 Kelapa(Cocos nucifera) 16 Jagung
7 Karet 17 Kacang Tanah
8 Kopi(Coffea arabica L) 18 Kacang Hijau
9 Mangga(Mangifera indica) 19 Kedelai
10 Coklat(Theobroma cacao L)

Pada dasarnya tanaman tersebut berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari dan tambahan penghasilan rumah tangga.

Vegetasi Alami
Vegetasi alami dibagi atas flora pohon-pohonan (hutan) dan vegetasi semak
belukar.

- Hutan
Hutan yang terdapat di Kabupaten Samosir adalah hutan lindung, hutan
produksi dan hutan konservasi hutan ini dapat dikembangkan menjadi
potensi wisata alam dan sarana pendidikan.

Vegetasi dominan yang ada adalah hutan pinus (pinus merkusii Jungh).

Tabel berikut adalah Jenis-jenis hutan dan luasannya di Kabupaten Samosir

Tabel II.15 Jenis-jenis hutan dan luasannya
No Jenis Hutan
1 Hutan Negara
2 Hutan Hak
3 Hutan Adat
4 Hutan Produksi
5 Hutan Lindung
6 Hutan Konservasi
7 Kawasan Hutan Suaka Alam
8 Kawasan Hutan Pelestarian Alam


Keberadaan hutan yang ada harus tetap terjaga mengingat fungsinya yang
sangat penting bagi keberlangsungan ekosistem di Kabupaten Samosir.
Perlindungan terhadap kawasan hutan diarahkan untuk mempertahankan
ekosistem kawasan hutan dan keanekaragaman hayatinya serta menjaga agar
peranan hutan sebagai sistem penyangga kehidupan dapat terus berlangsung.



















Huta n Pinus di Desa Galungan Kecamatan Simanindo
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 29
- Semak Belukar
Semak belukar merupakan hutan pertumbuhan kembali sebagai hasil proses
suksesi hutan primer yang telah dibuka dan lahan perladangan berpindah
yang telah ditinggalkan beberapa tahun. Jenis tumbuhan yang dijumpai antara
lain.

Tabel II.16 Jenis-jenis vegetasi semak belukar di Kab.Samosir
No Nama No Nama
1 Pakis Sayur(Dpalazium escelentum) 11 Rumput Jarum (Cynodon dactyalon)
2 Simpur(Dillenia grandilofia) 12 Rumput Gemaga(Axonopus compressus)
3 Alang-alang(Imperata cylindrical) 13 Krokot(Crotalaria juncea)
4 Babadotan(Ageratum conyzoides) 14 Kirinyu(Euphatorium odoratum)
5 Teki(Cyperus rotundus) 15 Tambelakan(Lamtana camara)
6 Cengkodoh(Melastoma
malabotricum)
16 Rambang(Cyperus rotundus)
7 Putri Malu(Mimosa pudica) 17 Pandan(Pandanus sp)
8 Paku Rame(Nephrolepis laevis) 18 Picus(Picus sp)
9 Paku Kawat(Nephrolepis exaltata) 19 Jali-jali(Coix berimajoby)
10 Paku Air(Sellaginela Spp)

Sumber : Analisis Dampak Lingkungan Rona Awal Kegiatan Pemb. Jaringan Transmisi
Tele-Pangururan Tahun 2007.

2. Fauna Darat

Fauna yang dapat ditemui adalah jenis aves, mamalia dan reptil. Fauna darat
dibagi 2 (dua) kelompok antara lain satwa liar dan satwa domestik/budidaya.

Satwa Liar
Kabupaten Samosir mempunyai potensi sumber daya alam keanekaragaman
satwa yang cukup tinggi. Berbagai jenis burung yang ditemukan diwilayah
studi antara lain tertera pada tabel berikut.



Tabel II.17 Jenis Burung yang terdapat di Kabupaten Samosir
No Nama No Nama
1 Bekaka(Pelargapsis capensis) 7 Puyuh(Turnix suscicater)
2 Raja Udang (Halcyon sp) 8 Tiung/Beo*(Gracula religiosa)
3 Butbat(Centropus bengalensis) 9 Burung Hantu(Tyto alba)
4 Gagah(Corpus euca) 10 Alap-alap(Ralcitinum culus)
5 Kacer(Copsychus saularis) 11 Pelatuh (Sasia abaromis)
6 Prenjah(Sircarcus grammiceps) 12 Kepodang(Oriolus chinensis)

* dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Jenis burung yang beragam tersebut didukung oleh kondisi ruang yang cocok,
ketersediaan sumber pangan yang cukup dan rendahnya tingkat gangguan
yang memenuhi dari penduduk setempat.

Jenis-jenis mamalia yang terdapat di Kabupaten Samosir dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel II.18 Jenis-jenis Mamalia yang ada di Kabupaten Samosir
No Nama No Nama
1 Tupai(Iyoms horsfield) 6 Babi Hutan(Sus vittatus)
2 Kelelawar (Pteropus vampirus) 7 Musang(Coosciurus Sp)
3 Tupai ekor bulu(Pterocercus iowii) 8 Kukang*(Nycticebus kukang)
4 Kera ekor panjang(Macaca fasicularis 9 Kucing Hutan*(Felis Sp)
5 Trengiling*(Hystrik brachyura) 10 Landak*(Manis javanicus)

* dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 30
Selain mamalia ada juga jenis jenis reptilia seperti tabel berikut.

Tabel II.19 Jenis-jenis reptilia di Kab. Samosir
No Nama No Nama
1 Ular Cabe (Maticora intestinalis) 5 Ular Sendok (Naja tripudians)
2 Ular Pucuk* (Achactulla prosina) 6 Kadal (Mabuia multifasciata)
3 Ular Lidi (Tachydromus sexlineatus) 7 Biawak* (Veranus boneensis)
4 Ular Tanah (Bolyria sp)

* dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Satwa Domestik/budidaya
Satwa domestik merupakan satwa liar yang telah berinteraksi dengan
manusia dan menjadi jinak dan dalam kehidupan sehari-hari satwa/hewan
tersebut juga di budidayakan antara lain seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel II.20 Hewan yang di Budidayakan di Kabupaten Samosir
No Nama No Nama
1 Anjing(Canis sp) 4 Sapi(Bos sondaicus)
2 Itik(Cairina muschata) 5 Kerbau(Balus sp)
3 Kambing(Capra spp) 6 Babi (Sus susvatus)



3. Biota Air

Danau Toba yang mengelilingi Pulau Samosir merupakan tempat biota air
berkembang. Biota air Danau Toba terdiri dari berbagi jenis ikan endemik (asli)
maupun ikan yang di introdusi ke Danau. Jenis ikan endemik yang kini
keberadaannya hampir punah adalah ikan batak, terdiri dari 2 (dua) species yaitu
Lissochilus Sumatranus dan Labeobarbus Soro. Diperairan Danau Toba ini
terdapat juga remis endemik yang dikenal sebagai Remis Toba (Corbicula
Tobae). Berbagai jenis ikan lain yang alamiah maupun hasil budidaya yang bukan
endemis disajikan pada tabel berikut.

Tabel II.21Jenis-jenis Ikan di Perairana Danau Toba Kabupaten Samosir
No Nama No Nama
1 Ikan Mas(Crassius auratus) 5 Ikan Gabus(Ophiocephalus striatus)
2 Ikan Mujair(Oreochromis sp) 6 Belut(Monopterus albus)
3 Ikan Nila(Tilapia sp) 7 Pora-pora
4 Ikan Sepat (Trichopdus leeri)


Di perairan ini terdapat lebih kurang 8 kelas fito plankton dan 7 kelas zooplankton.

Kesuburan perairan danau sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur hara,
oksigen, suhu, udara, kekeruhan dan keberadaan plankton.

Pada perairan Danau Toba di Kabupaten Samosir terdapat berbagai jenis
ganggang dan eceng gondok, saat ini keberadaan eceng gondok sudah dalam
kondisi yang mengkhawatirkan karena populasi yang sudah menyebar ke seluruh
kecamatan. Lokasi pertumbuhan eceng gondok di Kabupaten Samosir seperti
pada tabel berikut :







Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 31


















Tabel II.22 Lokasi Koordinat Eceng Gondok di Kabupaten Samosir
No Kecamatan Desa/Dusun Koordinat
1 Sitio-tio Tamba 2
0
3015.0LU/98
0
4501,2BT
2
0
3123.3LU/98
0
4458,5BT
2 Harian Lumban Raja
Sihotang
2
0
3125.5LU/98
0
4351,7BT
2
0
3204.4LU/98
0
4313,6BT
2
0
3201.1LU/98
0
4314,4BT
3 Sianjur Mula-mula Harian
Tanjung Bunga
Simanindo
Aek Rangat
2
0
3312.7LU/98
0
4014,0BT
2
0
3539.9LU/98
0
4115,2BT
-
2
0
3747.6LU/98
0
4022,8BT
2
0
3722.5LU/98
0
4026,7BT
4 Simanindo Huta Gurgur 2
0
3628.2LU/98
0
5324,6BT
2
0
3608.3LU/98
0
5327,8BT
2
0
3452.2LU/98
0
5409,9BT
5 Onan Runggu Silima Lombu

Junjungan
Lagundi
Pangambatan
Onan Runggu
2
0
3425.6LU/98
0
5428,8BT
2
0
3412.8LU/98
0
5425,2BT
2
0
3351.7LU/98
0
5427,7BT
2
0
3009.3LU/98
0
5830,2BT
-
2
0
2716.9LU/98
0
5850,9BT
6

Palipi Urat
Mogang
Palipi

Hatoguan
Simbolon




Sera

Tarabunga
2
0
2727.5LU/98
0
5006,3BT
2
0
2746.2LU/98
0
4808,5BT
2
0
2820.4LU/98
0
4746,6BT
2
0
2914.8LU/98
0
4751,8BT
2
0
3002.9LU/98
0
4707,0BT
2
0
3123.8LU/98
0
4411,6BT
2
0
3015.5LU/98
0
4515,8BT
2
0
3048.7LU/98
0
4437,0BT
2
0
3105.8LU/98
0
4431,0BT
2
0
3012.9LU/98
0
4432,4BT
2
0
3201.1LU/98
0
4338,1BT
2
0
3152.5LU/98
0
4344,9BT
2
0
2100.4LU/99
0
0214,8BT

Eceng gondok di Kelurahan Tuk-tuk Kecamatan Simanindo
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 32
7 Pangururan Rianiate
Pangururan




Ambarita
Tuk-tuk





Tomok
2
0
3432.9LU/98
0
4232,2BT
2
0
3600.9LU/98
0
4205,7BT
2
0
3620.9LU/98
0
4150,3BT
2
0
3556.5LU/98
0
4208,0BT
2
0
3616.2LU/98
0
4152,6BT
2
0
3611.3LU/98
0
4159,3BT
2
0
4050.9LU/98
0
5015,2BT
2
0
4008.2LU/98
0
5124,1BT
2
0
3946.0LU/98
0
5111,0BT
2
0
4035.8LU/98
0
5052,2BT
2
0
4004.0LU/98
0
5118,8BT
2
0
3956.8LU/98
0
5113,3BT
2
0
4032.8LU/98
0
5102,3BT
2
0
3922.2LU/98
0
5134,5BT
2
0
3931.4LU/98
0
5125,8BT
Sumber : Bapedalda Provinsi Sumatera Utara

Dari hasil penelitian (Eva MG 2000) bahwa pertumbuhan eceng gondok sangat
dipengaruhi oleh kesuburan perairan, kesuburan danau sangat dipengaruhi oleh
masuknya nutrisi (Nitrogen dan Phosfor) ke Danau Toba yang berasal dari limbah
domestik, limbah, pertanian seperti sisa pupuk yang mengalir melalui sungai ke
danau dari daerah-daerah pertanian dan budidaya ikan sistem keramba jaring
apung dimana pelet/pakan ikan yang sisa yang tidak habis dimakan oleh ikan
akan menambah kesuburan danau.


VII. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya

1. Komponen Sosial Ekonomi

Keadaan Sosial Ekonomi masyarakat suatu wilayah pedesaan sangat
tergantung dari sumber daya alam setempat. Seberapa jauh pemanfaatan
potensi tersebut oleh penduduk tercermin dari jenis mata pencaharian pokok.
Selain mata pencaharian pokok, kondisi ekonomi masyarakat dapat dilihat
juga dari segi pendidikan, kesehatan, prasarana dan saran pendukung.
Kegiatan ekonomi sebagian besar masyarakat Kabupaten Samosir ialah
mengandalkan sektor pertanian termasuk kegiatan peternakan dan perikanan.

Budidaya pertanian yang dilakukan umumnya pada lahan kering dilakukan
dengan budidaya tanaman pangan dan tanaman perkebunan sementara
pertanian lahan basah hanya dilakukan untuk tanaman pangan yaitu padi
sawah.


















Sawah di Bonan Dolok Kecamatan Sianjur Mula-mula
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 33
Tabel luas panen dan produksi padi sawah di Kawasan Danau Toba Kabupaten
Samosir.

Tabel II.23 luas panen dan produksi padi sawah di Kabupaten Samosir
No Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Produksi (Ton)
1 Simanindo 549 2.745
2 Pangururan 820 4.100
3 Palipi 1.294 6.987
4 Nainggolan 40 0
5 Onan Runggu 704 0
6 Ronggur Ni Huta 230 1.150
7 Sitio-tio 252 0
8 Harian 1.030 5.562
9 Sianjur Mula-mula 437 2.028
Jumlah 5.356 22.572
Sumber : Kecamatan dalam angka

Usaha tani tanaman semusim pada lahan kering meliputi tanaman pada ladang,
palawija dan sayuran. Tabel berikut menampilkan luas tanaman palawija di
Kabupaten Samosir.


Tabel II.24 Luas tanaman palawija di Kabupaten Samosir
Luas Tanaman Palawija (Ha)
No Kecamatan
Jagung
Ubi
Kayu
Ubi
Jalar
Kacang
Tanah
Kacang
Hijau
Kedelai
1 Simanindo 183,5 108,5 33,5 20,3 0 1,2
2 Pangururan 134,5 105,5 58,0 12,5 0 0
3 Palipi 123 326 142 144 4,8 30
4 Nainggolan 37,2 43,7 80,9 124,6 205,5 330,1
5 Onan Runggu 47 19 15 40 4 11
6 Ronggur Ni Huta 47,5 34,0 14,0 5,0 0 0
7 Sitio-tio 45,0 19,0 30,0 2,5 30,0 126,5
8 Harian 38,5 13 32 11,5 0 0
9 Sianjur Mula-mula 25 33 13 18 0 0
Jumlah 681,2 701,7 418,4 378,4 244,3 498,8
Sumber : Kecamatan dalam angka

Untuk tanaman palawija, tanaman ubi kayu merupakan komiditi paling dominan.
Pada kelompok sayuran tanaman yang banyak diusahakan ialah bawang
merah, cabe, kubis, sawi, tomat dan bawang putih.

Selain mengandalkan kegiatan ekonomi pada budidaya tanaman semusim,
petani di Kabupaten Samosir juga memiliki penghasilan lainnya yaitu produksi
tanaman buah-buahan yang banyak diminati masyarakat dari luar daerah
diantaranya buah mangga yang mempunyai ciri khas khusus yaitu mangga
Toba dan Alpukat.

a. Perkebunan Rakyat

Sebagai masyarakat petani yang mengandalkan sumber daya lahan kering
untuk kegiatan ekonomi keluarga, penduduk di Kabupaten Samosir juga
menggarap budidaya tanaman perkebunan. Sistem pengelolaan perkebunan
yang dilakukan oleh masyarakat tersebut termasuk dalam katagori perkebunan
rakyat. Jenis jenis yang dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten Samosir
secara meluas diantaranya adalah kopi, kelapa, cengkeh, kemiri dan coklat.

Tabel berikut menunjukkan bahwa tanaman kopi merupakan komoditi andalan
bagi masyarakat di Kabupaten Samosir, dalam arti di semua lokasi kecamatan
terdapat penduduk yang menggantungkan pendapatannya pada hasil produksi
tanaman tersebut. Tanaman kopi menjadi tanaman yang diminati oleh
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 34
masyarakat terutama sejak dikembangkannya tanaman kopi jenis baru, dalam
waktu satu tahun telah berproduksi sehingga hasil penjualannya dapat segera
dimanfaatkan untuk pengembalian kredit pertanian.

Tabel II.25 Luas Komoditi Andalan Tanaman Perkebunan di Kab. Samosir
Luas Tanaman Perkebunan (Ha)
No Kecamatan
Kelapa Cengkeh Kopi Coklat Kemiri
1 Simanindo 22,7 40,2 177,0 0 58,5
2 Pangururan 26,25 0 321 0 68,5
3 Palipi 13,0 0 533,0 0 41,5
4 Nainggolan 0 17,5 90,0 4,4 67,5
5 Onan Runggu 5,44 0 172,83 6,8 38
6 Ronggur Ni Huta 0 0 658 0 0
7 Sitio-tio 0 0 60,0 0 6,0
8 Harian 6 0 142 13 46
9 Sianjur Mula-mula 6 0 232 3 113
Jumlah 79,39 57,7 2385,83 27,2 439
Sumber : Kecamatan dalam angka

b. Perikanan

Kegiatan ekonomi masyarakat sektor perikanan meliputi kegiatan penangkapan
dan budidaya ikan di perairan Danau Toba, dengan sistem keramba jaring
apung. Tabel berikut adalah jumlah produksi ikan air tawar

Tabel II.26 Jumlah produksi ikan tawar di Kabupaten Samosir
No Kecamatan Produksi Ikan Tawar
(Ton)
1 Simanindo 74
2 Pangururan 35,5
3 Palipi 77,9
4 Nainggolan 121
5 Onan Runggu 101,6
6 Ronggur Ni Huta 0
7 Sitio-tio 2,0
8 Harian 94
9 Sianjur Mula-mula 102
Jumlah 608
Sumber : Kecamatan dalam angka


Tabel pada halaman berikut menunjukkan lokasi keramba jaring apung di
perairan Danau Toba Kabupaten Samosir.

















Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 35
Tabel II.27 Lokasi Koordinat Keramba Jaring Apung di Kabupaten Samosir
No Kecamatan Desa/Dusun Koordinat Keterangan
1 Sitio-tio Holbung 2
0
2358.3LU/98
0
4832,3BT Milik Masy
2 Harian Sihotang
Janji Martahan
2
0
3201.1LU/98
0
4314,4BT
2
0
3243.3LU/98
0
4103,2BT
Milik Masy
3 Sianjur Mula-mula Batu Gajah 2
0
3701.5LU/98
0
4114,4BT


4 Simanindo Huta Ginjang
Pangambatan



Tomok



Simanindo

Sakkal
Ambarita
-
2
0
3830.5LU/98
0
5301,3BT
2
0
3806.1LU/98
0
5305,6BT
2
0
3815.8LU/98
0
5309,3BT
2
0
3806.1LU/98
0
5305,6BT
2
0
3926.2LU/98
0
5133,4BT
2
0
3931.6LU/98
0
5145,7BT
2
0
3939.4LU/98
0
5125,0BT
2
0
3922.2LU/98
0
5134,5BT
2
0
4509.0LU/98
0
4456,2BT
2
0
4516.2LU/98
0
4447,4BT
2
0
4449.3LU/98
0
4512,9BT
2
0
4059.4LU/98
0
5001,3BT
2
0
4037.8LU/98
0
5052,3BT
Keramba
AQF
Keramba
AQF




Keramba
AQF
5 Onan Runggu Silima Lombu
Lagundi
2
0
3402.1LU/98
0
5425,3BT
2
0
3012.9LU/98
0
5831,9BT
Keramba
AQF

6 Palipi Hatoguan
Simbolon
-
2
0
3021.7LU/98
0
4543,8BT

7 Pangururan Rianiate

Pangururan

Sitanggang
Bau
2
0
3505.3LU/98
0
4224,2BT
2
0
3451.4LU/98
0
4230,2BT
2
0
3545.6LU/98
0
4210,1BT
2
0
3530.6LU/98
0
4220,9BT
2
0
3701.4LU/98
0
4115,2BT
2
0
3709.4LU/98
0
4124,8BT
2
0
3709.4LU/98
0
4128,3BT

Sumber : Bapedalda Provinsi Sumatera Utara 2007

c. Peternakan

Kegiatan masyarakat di Kabupaten Samosir pada sektor peternakan
meliputi pemeliharaan ternak besar, ternak kecil dan unggas. Jenis ternak besar
yang paling banyak dipelihara oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Samosir
adalah Kerbau dengan total populasi 27.483 ekor.















Peternakan di Dusun Hatoguan Kecamatan Palipi
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 36
Ternak besar lainnya adalah sapi dengan populasi sebanyak 3.268 ekor dan
kuda sebanyak 1.405 ekor, babi sebanyak 20.289 ekor. Ternak kecil yang
dibudidayakan diwilayah ini meliputi kambing sebanyak 6.558 ekor, domba
sebanyak 466 ekor dan unggas 178.130 ekor. Pengusahaan ternak unggas
oleh masyarakat Kabupaten Samosir meliputi ternak ayam dan itik manila
dengan hasil produksi berupa daging dan telor.

Tabel II.28 Jenis Peternakan dan jumlah di Kab. Samosir (ekor)
No Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Unggas
1 Simanindo 307 3.655 36 690 0 1.886 21.703
2 Pangururan 255 3.853 121 1.825 122 5.037 44.620
3 Palipi 300 4.598 160 824 80 1.890 26.880
4 Nainggolan 34 1.607 10 143 8 1.723 8.822
5 Onan Runggu 0 3.086 48 253 0 2.306 0
6 Ronggur Ni Huta 529 2.506 346 1.036 151 1.238 22.780
7 Sitio-tio 700 1.841 31 769 0 4.022 9.878
8 Harian 607 3.634 367 483 27 1.260 21.097
9 Sianjur Mula-mula 536 2.703 286 535 78 927 22.350
Jumlah 3.268 27.483 1.405 6.558 466 20.289 178.130
Sumber : Kecamatan dalam angka

1. Komponen Sosial Budaya

Masyarakat Kabupaten Samosir secara umum terdiri dari suku Batak Toba.
Budaya Batak Toba umumnya menganut sistem kekeluargaan. Sistem
kekeluargaan dalam masyarakat Batak adalah Patrilinier.

VIII. Daerah-daerah Objek Wisata di Kabupaten Samosir


















Kabupaten Samosir memiliki daerah-daerah potensi wisata yang berbasis
pemandangan alam, wisata spiritual, wisata pertanian yang tersebar di berbagai
wilayah kecamatan antara lain :

Kecamatan Simanindo
- Objek Wisata Sejarah
Makam Raja Sidabutar, berada di Tomok, makam yang terbuat dari batu
utuh tanpa persambungan yang dipahat untuk tempat peristirahatan Raja
Sidabutar penguasa kawasan Tomok pada masa itu. Batu Parsidangan,
Sarana Wisata di Tuk-tuk Kecamatan Simanindo
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 37
berada di desa Siallagan adalah Batu yang disusun sedemikian pada masa
pemerintahan Raja Siallagan untuk tempat mengadili dan mengeksekusi
para kriminal. Museum Huta Bolon, tempat penyimpanan benda-benda kuno
Orang Batak.

- Objek Wisata Seni dan Budaya
Pertujukan Sigale-gale, berada di Tomok adalah kesenian rakyat berbentuk
patung yang dibuat sedemikian sehingga dapat menari mengikuti irama
musik tradisional gondang. Gedung Kesenian, bangunan tempat atraksi
budaya dan seni, berada di Tuktuk Siadong.

- Objek wisata Alam
Batu Marhosa, berada di Sigarantung Desa Parmonangan adalah fenomena
alam batu benafas atau dapat menghembuskan udara. Goa Marlakkop, di
Desa Tanjung. Pagar Batu dan Bottean di Lontung, Pantai Ambarita, tempat
pemandian dan pemancingan. Aek Natonang, berlokasi di Desa Tanjungan
merupakan danau diatas danau dan direncanakan sebagai areal Hutan
Wisata seluas 105 Ha. Pulo Tao, restoran dan camping ground berada di
Pantai Desa Simanindo. Tuktuk Siadong, kawasan berbentuk tanjung
peninsula yang strategis sehingga saat ini menjadi pusat kegiatan wisata
(central tourism district), dipenuhi oleh usaha hotel dan restoran serta
pelukis dan pengukir. Bukit Beta Kite Internasional, areal khusus di Tuktuk
Siadong yang telah ditabalkan oleh Gubernur Sumatera Utara Bapak T.
Rizal Nurdin pada bulan Agustus 2004 menjadi lokasi permainan layang-
layang Internasional.


Kecamatan Pangururan
- Objek Wisata Sejarah
Terusan Tano Ponggol, terusan yang memisahkan Pulau Samosir dengan
Pulau Sumatera yang dibuat oleh Kolonial Belanda yang masih berfungsi
hingga saat ini. Persanggarahan, bangunan peninggalan Kolonial Belanda
yang pada saat ini digunakan sebagai kantor dan kediaman Pejabat Bupati
Samosir, berada di Kota Pangururan. Patung Liberty tempat bersejarah
pejuang angkatan 45 yang membantu Kemerdekaan Republik Indonesia.

- Objek Wisata Seni dan Budaya
Open Stage, bangunan panggung terbuka yang berada ditengah Kota
Pangururan sebagai tempat atraksi seni dan budaya. Komunitas Tenun Ulos
Batak, kelompok masyarakat yang mengerjakan tenun tradisional ulos batak
di Desa Lumban Suhi-suhi berjarak + 4 km dari Kota Pangururan.

- Objek Wisata Alam
Pemandian Air Panas, berjarak 3 km dari Kota Pangururan.

Kecamatan Sianjur Mula-mula
- Objek Wisata Sejarah
Batu Parhusipan, tempat pertemuan Si Boru Pareme. Batu Pargasipan, Batu
Nanggor, Bukit Martil batu tempat Seribu Raja menempa senjata. Batu
Hobon, batu tempat penyimpanan Sigulatti, di pegunungan Pusuk Buhit
yang diyakini asal mula orang Batak.

- Objek Wisata Alam
Gunung Pusuk Buhit, asal mula suku Batak, Aek Boras, sumber mata air
Guru Tatea Bulan. Aek Sipitu Dai, sumber air yang dapat dialirkan menjadi
tujuh saluran dan memilliki tujuh rasa serta diyakini dapat menyembuhkan
berbagai penyakit. Batu Sawan, Batu tempat air rasa jeruk purut. Pulau
Tulas, Pulau kecil ditengah Danau Toba.
Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba 38
Kecamatan Onan Runggu
- Objek Wisata Alam
Lagundi Sitamiang, lokasi untuk perkemahan yang dilengkapi dengan
pondok remaja. Tambun Surlau, tempat pemandian alam dengan air yang
segar dan udara yang sejuk. Hariara Na Bolon, fenomena alam dimana
beberapa pohon beringin (hariari) menyatu membentuk pohon yang sangat
besar. Pantai Besar Sukkean, pantai dengan pasir putih yang masih alami
dan telah sering dikunjungi wisatawan mancanegara untuk mandi dan
berjemur.

Kecamatan Harian Boho
- Objek Wisata Alam
Menara Pandangan Tele, menara tempat memandang panorama Danau
Toba dari ketinggian pegunungan Tele. Partukko Naginjang, di Desa
Martahan, Janji Martahan, tempat pendaratan penerbang layang. Air Terjun
Sampuran Efrata Sosok Dolok, dengan tinggi 26 m dan lebar 10 m berada 3
km dari Harian Boho. Mata Air Pohon Pokki, di Sihotang berjarak 2 km dari
Pelabuhan Sihotang.


Kecamatan Nainggolan
- Objek Wisata Sejarah
Batu Guru, sebuah batu yang mempunyai tiga pondasi yang diyakini
menjadi slogan orang Batak yaitu Dalihan Natolu.


- Objek Wisata Alam
Pantai Maria Raja, pantai bebas di Desa Maria Raja dengan pasir putih dan
Air Danau yang jernih untuk pemandian dan rekreasi.

Kecamatan Sitio-tio
- Objek Wisata Sejarah
Mata Air Datu Parngongo, + 4 km dari Dermaga Tamba adalah mata air
bertuah yang dibuat oleh seorang Datu Parngongo yang terdapat di lereng
bukit yang sangat curam.

- Objek Wisata Alam
Pantai bebas, lokasi di Desa Sabulan Pemandian Boru Saruding, berada di
Ransangbosi sekitar + 35 km dari Pangururan.

Kecamatan Ronggurnihuta
- Objek Wisata Sejarah
Simalinting, sebuah kubur besar kecamatan Palipi. Batu Rantai, di Kota
Mogang, Piso Somalim, merupakan tempat bersejarah di Mogang.

- Objek Wisata Alam
Danau Sidihoni, sebuah Danau ditengah Pulau Samosir yang memiliki
keunikan tersendiri dengan sebutan danau diatas danau. Aek Liang, sebuah
fenomena alam mata air di dalam Goa. Gua Sidam-dam, batu hitam yang
masih suci dan sakral. Air Panas Simbolon, kawasan berbatu belerang
dimana terdapat mata air panas yang masih alami.

Anda mungkin juga menyukai