Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan kebutuhan sandang, pangan maupun papan. Untuk mendapatkan kebutuhan yang tercukupi maka manusia membutuhan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bekerja bisa saja dengan cara mandiri ataupun bekerja pada orang lain. Bekerja kepada orang lain dapat dilakukan dengan bekerja kepada negara yang selanjutnya disebut sebagai pegawai atau bekerja kepada orang lain (swasta) yang disebut sebagai pekerja. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain(ps. 1 angka UU !o.1 "#$$ ). Pembangunan ekonomi maupun pembangunan pada bidang%bidang lainnya selalu melibatkan &umber 'aya Manusia sebagai salah satu pelaku pembangunan, oleh karena itu jumlah penduduk di dalam suatu negara adalah unsur utama dalam pembangunan. (umlah penduduk yang besar tidak selalu menjamin keberhasilan pembangunan bahkan dapat menjadi beban bagi keberlangsungan pembangunan tersebut. (umlah penduduk yang terlalu besar dan tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja akan menyebabkan sebagian dari penduduk yang berada pada usia kerja tidak memperoleh pekerjaan. 'alam hal ini &umber 'aya Manusia yang berpotensi tinggi sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu lapangan pekerjaan sehingga tentu saja pekerja yang memiliki &umber 'aya yang berpotensi tinggi sangat dibutuhkan. !amun tidak semua pekerja itu mempunyai potensi &umber 'aya Manusia yang tinggi, hal ini menyebabkan banyak pekerja mempunyai penawaran yang rendah. )eadaan tersebut menimbulkan adanya kesewenang%wenangan Pemilik lapangan pekerjaan dalam memperlakukan para pekerjanya.*erkadang mereka memperlakuan pekerjanya dengan leluasa dan tidak memperhatikan hak para pekerja yang seharusnya didapatkan, sehingga seringkali timbul permasalahan menyangkut para perkerja karena tidak ada perlidungan yang jelas terhadap hak%hak mereka, terlebih dalam permasalahan Pemutusan +ubungan )erja (P+)) seringkali hak%hak yang seharusnya didapatkan pekerja terabaikan. 1

Melalui makalah ini kami akan mengulas bagaimana perlindungan terhadap pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (P+)).

B. RUMUSAN MASALAH 1. ,pa pengertian P+) dan ketentuan P+)#. ,pa saja hak%hak tenaga kerja yang di P+). Bagaimana kebijakan pemerintah dibidang ketenagakerjaan dan bentuk perlindungan hukumnya-

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian PHK dan Ketentuan PHK a. Pengertian P+) Pengertian pemutusan hubungan kerja yaitu .Pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja"buruh dan pengusaha.(ps.1 angka #/ UU !o.1 "#$$ ). Pemutusan hubungan kerja meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara, maupun usaha%usaha sosial dan usaha%usaha lainnya yang mempunyai pengurus, dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain(ps. 1/$ UU !o.1 "#$$ ). b. )etentuan P+) Berdasarkan ketentuan UU !o. 1 *ahun #$$ , pengusaha dapat melakukan P+) terhadap pekerja karena alasan%alasan sebagai berikut 0 a. Pekerja melakukan kesalahan ringan1 b. Pekerja melakukan kesalahan berat1 c. Perusahaan tutup karena pailit1 d. 2orce majeur1 e. ,danya e3isiensi1 3. Perubahan status, milik, lokasi dan pekerja menolak1 g. Perubahan status, milik, lokasi dan majikan menolak1 h. Pekerja sakit berkepanjangan dan mengalami cacat akibat kecelakaan kerja.

,lasan dapat dibenarkan adanya P+), yaitu 0 1. Menurutnya hasil produksi yang dapat pula disebabkan oleh beberapa 3aktor misalnya 0 a. Merosotnya kapasitas produksi perusahaan yang bersangkutan. b. Menurunnya permintaan masyarakat atas hasil produksi perusahaan yang bersangkutan. c. Menurunnya persediaan bahan dasar. d. *idak lakunya hasil produksi yang lebih dahulu dilemparkan ke pasaran dan sebagainya, yang semua ini secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan kerugian. #. Merosotnya penghasilan perusahaan, yang secara langsung mengakibatkan kerugian pula. . Merosotnya kemampuan perusahaan tersebut membayar upah atau gaji atau imbalan kerja lain dalam keadaan yang sama dengan sebelumnya. 4. 'ilaksanakan bersangkutan. ,lasan lain yang bersumber dari keadaan yang luar biasa, misalnya 0 1. )arena keadaan perang yang tidak memungkinkan diteruskannya hubungan kerja1 #. )arena bencana alam yang menghancurkan tempat kerja dan sebagainya1 . )arena perusahaan lain yang menjadi penyelenggara pekerjaan yang bersangkutan ternyata tidak mampu lagi meneruskan pengadaan lapangan pekerjaan selama ini ada. &edangkan perusahaan atau majikan yang secara langsung mempekerjakan para karyawan selama ini hanyalah merupakan kuasa yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan yang lain yang menjadi penyelenggara atau pengada lapangan pekerjaan tersebut1 / rasionalisasi atau penyederhanaan yang berarti pengurangan karyawan dalam jumlah besar dalam perusahaan

4. )arena meninggalnya majikan dan tidak ada ahli waris yang mampu melanjutkan hubungan kerja denga karyawan yang bersangkutan.

,lasan P+) itu di dalam prakteknya ada yang mengandung cacat yuridis, dalam arti ada hal%hal yang tidak benar di dalam dasar surat keputusan P+) oleh majikan. Pemutusan hubungan kerja yang tidak layak, antara lain 0 b. (ika antara lain tidak menyebutkan alasannya atau. c. (ika alasannya P+) itu dicari%cari atau alasannya palsu. d. (ika akibat pemberhentian itu adalah lebih berat dari pada keuntungan pemberhentian itu bagi majikan,atau. e. (ika buruh diperhentikan bertentangan dengan ketentuan dalam Undang%Undang atau kebiasaan mengenai susunan sta3 dan tidak alasan penting untuk tidak memenuhi ketentuan%ketentuan itu. ,pabila alasan P+) tidak dapat dibenarkan maka akan berakibat P+) itu dapat dibatalkan. &anksi atau hukuman bagi pemutusan hubungan kerja yang tidak beralasan yaitu 0 a. Pemutusan tersebut adalah batal dan pekerja yang bersangkutan harus ditempatkan kembali pada kedudukan semula. b. Pembayaran ganti rugi kepada pekerja tersebut. 'alam hal ini pekerja berhak memilih antara penempatan kembali atau mendapatkan ganti rugi. Pada garis besarnya pemutusan hubungan kerja dapat dibagi dalam empat golongan yaitu 0 1. Pemutusan hubungan kerja karena hukum (ika hubungan kerja yang diadakan untuk waktu tertentu, dan waktunya tersebut telah habis atau berakhir, maka pemutusan hubungan kerja dalam hal ini tidak diperlukan ijin. +al demikian berarti putus dengan sendirinya, karena hukum.

#. Pemutusan hubungan kerja karena keputusan pengadilan Pemutusan hubungan kerja oleh Pengadilan ialah pemutusan dengan melalui yang berwenang di Pengadilan atas permintaan yang bersangkutan, yang berdasarkan alasan%alasan penting. . Pemutusan hubungan kerja karena kehendak pekerja Meliputi karena alas an mengundurkan diri atau alas an mendesak. +al ini sesuai dengan pasal 156 ayat (1) Undang%Undang !o.1 *ahun #$$ yaitu 0 pekerja"buruh dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam hal pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut0 a. menganiaya, pekerja"buruh1 b. membujuk dan"atau menyuruh pekerja"buruh untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangan% undangan1 c. tidak membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama (tiga) bulan berturut%turut atau lebih d. tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja"buruh1 e. memerintahkan pekerja"buruh untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan1 atau 3. memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dan kesusilaan pekerja"buruh, sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian kerja. 4. Pemutusan hubungan kerja karena kehendak majikan Pemutusan hubungan atas kehendak majikan adalah harus disertai ijin dari P4 'aerah atau P4 Pusat selama lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum terbentuk. )riteria menghina secara kasar atau mengancam

kesalahan berat yang dapat dijadikan dasar oleh majikan dalam memutus hubungan kerjanya dengan pekerja diatur dalam pasal 1/8 ayat (1) Undang%Undang !o.1 *ahun #$$ .

1.

Hak- Hak Tenaga Kerja ang Di PHK ,pabila P+) tidak dapat dihindari, maka sesuai dengan alasan yang mendasari terjadinya P+) maka pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon, dan atau uang penghargaan masa kerja yang disesuaikan dengan masa kerja serta uang penggantian hak. )etentuan uang pesangon berdasarkan pasal 1/5 ayat (#) Undang%Undang 1 *ahun #$$ yaitu 0 a. Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan upah 0 b. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari # tahun, # bulan upah1 c. Masa kerja # tahun atau lebih tetapi kurang dari tahun, bulan upah1 d. Masa kerja tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah1 e. Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari / tahun, / bulan upah1 3. Masa kerja / tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah1 g. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah1 h. Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah1 i. Masa kerja 8 tahun atau lebih, 6 bulan upah. )etentuan uang penghargaan masa kerja berdasarkan pasal 1/5 ayat ( ) Undang%Undang !o. 1 *ahun #$$ yaitu 0 a. Masa kerja tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun, # bulan upah1 b. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, bulan upah1 c. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 1# tahun, 4 bulan upah1 d. Masa kerja 1# tahun atau lebih tetapi kurang dari 1/ tahun, / bulan upah1 e. Masa kerja 1/ tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun, 5 bulan upah1 3. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari #1 tahun, 7 bulan upah1 g. Masa kerja #1 tahun atau lebih tetapi kurang dari #4 tahun, 8 bulan upah1 8

h. Masa kerja #4 tahun atau lebih, 1$ bulan upah. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima berdasarkan pasal 1/5 ayat (4) Undang%Undang !o. 1 *ahun #$$ meliputi 0 a. 9uti tahunan yang belum diambil dan belum gugur1 b. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja"buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja"buruh diterima bekerja1 c. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 1/: dari uang pesangon dan"atau uang penghargaan masa kerja yang memenuhi syarat1 +al%hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. !. Ke"ijakan Pe#erinta$an Di Bidang Ketenagakerjaan Dan Bentuk Per%indungan Huku# 1. )etenagakerjaan Pemerintah telah menetapkan kebijakan dibidang ketenagakerjaan yang dirumuskan dalam UU !o. 1 tahun #$$ . Berdasarkan ketentuan pasal # UU !o. 1 tahun #$$ pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan Pancasila dan Undang% Undang 'asar ;epublik <ndonesia *ahun 164/. Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia <ndonesia seutuhnya. =leh sebab itu pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat <ndonesia yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik materiil maupun spiritual. &elanjutnya, berdasarkan ketentuan pasal UU !o. 1 *ahun #$$ )ebijakan Pemerintahan 'i Bidang

pembangunan ketenagkerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dengan melalui koordinasi 3ungsional lintas sektoral pusat dan daerah. +al ini dijelaskan lebih lanjut dalam penjelasannnya, yaitu 0

,sas pembangunan ketenagakerjaan pada dasarnya sesuai dengan asas pembangunan nasional, khususnya asas demokrasi Pancasila serta asas adil dan merata. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan dengan berbagai pihak yaitu antara pemerintah, pengusaha dan pekerja" buruh. =leh sebab itu, pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan secara terpadu dalam bentuk kerja sama yang saling mendukung. *ujuan pembangunan ketenagakerjaan berdasarkan ketentuan pasal 4 UU !o. 1 *ahun #$$ adalah 0 a. b. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi1 Mewujudkan nasional dan daerah1 c. d. keluarganya. Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja merupakan suatu kegiatan yang terpadu untuk dapat memberikan kesempatan kerja seluas%luasnya bagi tenaga kerja <ndonesia. Melalui pemberdayaan dan pendayagunaan ini diharapkan tenaga kerja <ndonesia dapat berpartisipasi secara optimal dalam pembangunan nasional, namun dengan tetap menjunjung nilai%nilai kemanusiaannya. Pemerataan kesempatan kerja harus diupayakan di seluruh wilayah negara kesatuan ;epublik <ndonesia sebagai satu kesatuan pasar kerja dengan memberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan bagi seluruh tenaga kerja <ndonesia sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. 'emikian pula pemerataan penempatan tenaga kerja perlu diupayakan agar dapat pelaku mengisi kebutuhan di seluruh sektor dan daerah. Penekanan teletak pada 1$ pembangunan ketenagakerjaan pada pekerja mengingat bahwa pekerja adalah pembangunan. Berhasil tidaknya pembangunan memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan dan1 meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan

kemampuan, dan kualitas pekerja. ,pabila kemampuan pekerja (tenaga kerja) tinggi maka produkti3itas akan tinggi pula, yang dapat mengakibatkan kesejahteraan meningkat. *enaga kerja menduduki posisi yang strategis untuk meningkatkan produkti3itas nasional dan kesejahteraan masyarakat. #. Bentuk Perlindungan +ukum Bagi *enaga )erja yang 'i P+)

Perlindungan +ukum Pekerja &ecara yuridis Pasal / Undang%Undang !omor 1 *ahun #$$ tentang )etenagakerjaan memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. &edangkan Pasal 5 mewajibkan kepada pengusaha untuk memberikan hak dan kewajiban pekerja"buruh tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran politik. Perlindungan tenaga kerja dapat diklasi3ikasikan menjadi tiga macam 0 1. Perlindungan secara ekonomis, yaitu perlindungan pekerja dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak bekerja diluar kehendaknya. #. Perlindungan sosial, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi. . Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan. &elain perlindungan tenaga kerja di atas, terdapat perlindungan lain terhadap pekerja yaitu0 1. !orma )eselamatan )erja, meliputi keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, alat%alat kerja bahan dan proses pengerjaan, keadaan tempat kerja, lingkungan serta cara melakukan pekerjaan. 11

#. !orma kesehatan kerja dan higiene kesehatan perusahaan, yang meliputi pemeliharaan dan peningkatan keselamatan pekerja, penyediaan perawatan medis bagi pekerja, dan penetapan standar kesehatan kerja. . !orma kerja, berupa perlindungan hak tenaga kerja secara umum baik sistem pengupahan, cuti, kesusilaan, dan religius dalam rangka memelihara kinerja pekerja. 4. !orma kecelakaan kerja, berupa pemberian ganti rugi perawatan atau rehabilitasi akibat kecelakaan kerja dan"atau menderita penyakit akibat pekerjaan, dalam hal ini ahli waris berhak untuk menerima ganti rugi. &elain perlindungan terhadap pekerjanya, terdapat jenis perlindungan lain, yaitu0 a. Program (aminan &osial *enaga )erja ((,M&=&*>)) Program (amsostek pengaturannya diatur dalam Undang%Undang !omor *ahun 166# yang menurut Pasal 1 ayat (1) (amsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Program (amsostek merupakan kelanjutan program ,suransi &osial *enaga )erja (,&*>)) yang didirikan menurut Peraturan Pemerintah !omor *ahun 1677. b. Perlindungan keselamatan dan kesehatan Perlindungan keselamatan dan kesehatan terhadap tenaga kerja diatur dalam Pasal 85 ayat (1) Undang%Undang !omor 1 *ahun #$$ tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa setiap pekerja"buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral, dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai%nilai agama. c. Perlindungan upah Perlindungan upah merupakan aspek perlindungan yang paling penting bagi tenaga kerja. Bentuk perlindungan pengupahan merupakan tujuan dari pekerja"buruh dalam melakukan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membiayai kehidupannya bersama dengan keluarganya, 1#

yaitu penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. &elama pekerja"buruh melakukan pekerjaannya, ia berhak atas pengupahan yang menjamin kehidupannya bersama dengan keluarganya. &elama itu memang majikan wajib membayar upah itu. Pengupahan merupakan aspek penting dari perlindungan pekerja"buruh sebagaimana ditegaskan pada Pasal 88 ayat (1) Undang%Undang !omor 1 *ahub #$$ bahwa setiap pekerja"buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Pengaturan mengenai pengertian dan ketentuan P+) diatur dalam pasal 1 angka #/ Undang%Undang !o.1 *ahun #$$ #. +ak%hak tenaga kerja yang di P+) adalah maka pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon, dan atau uang penghargaan masa kerja yang disesuaikan dengan masa kerja serta uang penggantian hak. . )ebijakan pemerintah dibidang ketenagakerjaan dan bentuk perlindungan hukumnya adalah Perlindungan +ukum Pekerja &ecara yuridis Pasal / Undang%Undang !omor 1 *ahun #$$ tentang )etenagakerjaan memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat.

B. SARAN 'engan makalah ini maka saran yang dapat kami berikan adalah bahwa pemerintah harus memperhatikan hak%hak pekerja dengan memberikan perlindungan dan pengawasan terhadap pelaku usaha. karena dengan bagaimanapun pekerja tetap salah satu unsur penting dalam sebuah lapangan pekerjaan, pekerja pula yang akan memberikan dampak bagaimana kelangsungan usaha tersebut. 'engan demikian apabila pekerja mendapatkan hak%nya maka pekerja pun bekerja sebagaimana mestinya.

14

DA&TAR PUSTAKA

,sri ?ijayanti. #$1#. Perlindungan Hukum Bagi Pekerja yang di PHK Karena Melakukan Kesalahan Berat. @ol1#. +lm1$/%1$8 Audger Pries and Martin &eeliger. #$1 . Work and Employment Relations in a Globalized World: he Emerging e!ture o" ransnational #abour Regulation$ @olume 4 <ssue 1 )eputusan Menteri *enaga )erja ;< !o )ep 1/$"men"#$$$ tentang Penyelesaian +ubungan )erja tentang Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan, Masa )erja dan Banti )erugian di Perusahaan Aalu +usni. #$$/. Hukum Ketenagaerjaan %ndonesia$ (akarta 0 P* ;aja Bra3indo Persada ;ini &ulistyawati. #$1#. Pengaruh &pah Minimum terhadap Penyerapan enaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Pro'insi %ndonesia$ @ol8. !o .hlm 16/%#11 he %nternational (ournal o" )omparati'e #abour #a*. 2012. volume 28, 4 issue Undang%undang no 1 tahun #$$ tentang )etenagakerjaan Undang%undang no 1# tahun 1654 tentang Pemutusan +ubungan )erja di Perusahaan &wasta

1/

Anda mungkin juga menyukai