Anda di halaman 1dari 17

SOP LABORATORIUM STRUKTUR & BAHAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO - PALU (SOP-FT-UTD-00-010)
Revisi ke Tanggal Dibuat oleh Dikaji ulang oleh Disetujui oleh : : 15 APRIL 2013 : Unit Penjaminan Mutu FT - UNTAD : Pembantu Dekan I : Dekan SOP LABORATORIUM DISETUJUI OLEH

FAKULTAS TEKNIK - UNTAD

Revisi ke 0

Tanggal 15 April 2013 SOP-FT-UTD-00-000 Dekan

VISI DAN MISI


LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNAN
1. VISI

Menjadikan Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan unggul dan berkelanjutan dalam Pengembangan IPTEK berbasis Skill dan Entrepreneur, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat. 2. MISI

2.1. Sebagai pusat kegiatan praktikum dan penelitian Struktur dan Bahan bangunan dalam bidang Ilmu Teknik Sipil, berbasis Skill dan Entrepreneur di Kawasan Sulawesi Tengah. 2.2. Sebagai pusat Data dan Informasi Struktur dan Bahan bangunan. bidang Teknik Sipil. 2.3. Mengembangkan IPTEK melalui metode penelitian baru yang berkelanjutan dalam rekayasa Teknik Sipil, berorientasi kelestarian lingkungan. 3. LABORATORIUM Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan adalah salah satu unit pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi dan merupakan pemusatan bidang keilmuan Struktur dan Bahan Bangunan, tempat otoritas dan integritas akademik dikembangkan. FUNGSI LABORATORIUM Sebagai tempat kegiatan praktikum mahasiswa. Sebagai tempat kegiatan penelitian mahasiswa dan dosen. Sebagai tempat pengembangan ilmu di bidang Struktur dan Bahan Bangunan. Sebagai tempat penyimpanan data Struktur dan Bahan Bangunan. KEGIATAN LABORATORIUM

4. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 5.

5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 6.

Praktikum Mahasiswa di Lingkungan Universitas Tadulako. Penelitian Mahasiswa dan Dosen di Lingkungan Universitas Tadulako. Praktikum/Penelitian Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Mitra. Penelitian/Pengujian Kerjasama dengan Instansi/Swasta/Perorangan/lainnya. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP. Terlampir

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM


1. TUJUAN

Sebagai pedoman pelaksanaan aktifitas penggunaan fasilitas laboratorium untuk menjaga tertib administrasi dan kelancaran pelayanan pada Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. RUANG LINGKUP Prosedur layanan praktikum mahasiswa internal Universitas Tadulako. Prosedur layanan penelitian mahasiswa/dosen internal Universitas Tadulako. Prosedur layanan praktikum mahasiswa eksternal Universitas Tadulako. Prosedur layanan penelitian mahasiswa/dosen eksternal Universitas Tadulako. Prosedur layanan jasa pengujian untuk masyarakat pengguna: instansi pemerintah / badan swasta / perorangan. REFERENSI

3.

1.1. Buku Manual Mutu Universitas Tadulako 1.2. Buku Manual Mutu Fakultas Teknik Universitas Tadulako 1.3. Buku Standar Mutu Akademik Fakultas Teknik Universitas Tadulako 1.4. Buku Panduan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tadulako 1.5. Kalender Akademik Fakultas Teknik Universitas Tadulako 4. DEFINISI

4.1. Pengguna adalah mahasiswa/dosen/pihak lain, yang telah memenuhi persyaratan teknis dan administratif untuk melakukan praktikum/penelitian/pengujian di laboratorium, baik dari internal maupun ekternal Universitas Tadulako. 4.2. Mahasiswa adalah mahasiswa Program Studi /Jurusan/Fakultas di lingkungan Universitas Tadulako Palu yang masih aktif dan masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Tadulako dengan memenuhi persyaratan administratif yang berlaku baik di Universitas Tadulako. 4.3. Dosen adalah tenaga pendidik pada universitas yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Dosen berkewajiban melaksanakan pendidikan dan pengajaran untuk membina peserta didik menjadi manusia yang berkeahlian, terampil, cakap, berbudi luhur dan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kemaslahatan umat manusia. 4.4. Asisten adalah seseorang yang berdasarkan persyaratan pendidikan dan keahlian ditugaskan membantu dosen dalam kegiatan praktikum.

4.5. Teknisi/Laboran adalah seorang tenaga fungsional yang berdasarkan persyaratan pendidikan dan keahliannya bertugas memfasilitasi dosen dan asisten dalam kegiatan praktikum . 4.6. Praktikan adalah mahasiswa peserta praktikum yang terdaftar secara sah dan telah memenuhi persyaratan administrasi mengikuti praktikum di laboratorium. 4.7. Praktikum adalah kegiatan tatap muka yang dilakukan antara dosen/asisten dan mahasiswa, yang menekankan pada aspek psikomotorik (ketrampilan), kognitif (pengetahuan) dan efektif (sikap) dengan menggunakan peralatan di laboratorium atau tempat lain yang ditentukan, yang diselenggarakan dalam satu semester secara terjadwal. 5. KETENTUAN UMUM a. Kepala Laboratorium, Dosen, atau Asisten mengumumkan jadwal praktikum b. Laboran/Teknisi menerima pendaftaran praktikum c. Laboran/Teknisi atas persetujuan Kepala Laboratorium menyeleksi peserta praktikum

5.1. Proses Praktikum

d. Kepala Laboratorium membuat daftar peserta praktikum e. Pelaksanaan Praktikum sesuai jadwal, melibatkan Kepala laboratorium, Dosen, Asisten, Laboran, Teknisi, dan Mahasiswa. f. Laporan Praktikum dimasukkan pada akhir periode Praktikum. g. Kepala laboratorium mengeluarkan Sertifikat/Nilai Praktikum 5.2. Nilai Akhir/Syarat Lulus Praktikum Mahasiswa dapat dinyatakan lulus Praktikum dengan ketentuan sebagai berikut: a. Setiap Mahasiswa Wajib mengikuti semua materi Praktikum. b. Membuat Tugas Pendahuluan c. Mengikuti Responsi dan Asistensi serta membuat laporan sementara Praktikum d. Memasukkan Laporan Praktikum 5.3. Lain-lain Setiap Laboratorium menyesuaikan berdasarkan SOP masing-masing Laboratorium. 6. URAIAN PROSEDUR

6.1. Dosen pengasuh Praktikum bersama Asisten, Laboran, Teknisi mempersiapkan materi, alat dan bahan praktikum setiap percobaan/pertemuan. 6.2. Mahasiswa masuk laboratorium 15 menit sebelum praktikum dimulai.

6.3. Responsi/asistensi dilaksanakan oleh Dosen/ Asisten kepada praktikan. 6.4. Pelaksanaan Praktikum dilaksanakan sesuai Penuntun Praktikum. 6.5. Ujian Praktikum (Sesuai dengan Pedoman masing-masing Laboratorium) 6.6. Memasukkan Laporan Praktikum. 6.7. Mengeluarkan Nilai/Sertifikat Laboratorium 7. DOKUMEN / ARSIP TERKAIT

7.1.Panduan/Penuntun/Buku Kerja Praktikum 7.2.Manual Alat Praktikum 7.3.Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 7.4.SK Dekan tentang Kepala Laboratorium, Asisten, Laboran, Teknisi. 7.5.Surat pemberitahuan tentang Praktikum 7.6.Jadwal Praktikum 7.7.Silabus/RPP 7.8.Presentasi mahasiswa Praktikum 7.9.Presentasi dosen 7.10.Rekapitulasi kehadiran mahasiswa dan dosen 7.11.Kuesioner mahasiswa untuk evaluasi pelaksanaan Praktikum (dilakukan oleh Unit Penjaminan Mutu Fakultas).

RANCANGAN STANDARD OPERATIONAL PROSEDURE (SOP) LABORATORIUM

RANCANGAN STANDARD OPERATIONAL PROSEDURE (SOP) LABORATORIUM TERPADU SMP DAN SMA INSAN CENDEKIA MADANI BSD

I.

KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM TERPADU 1. Pengguna laboratorium harus mendapatkan izin menggunakan laboratorium dari laboran yang bertugas atau guru bidang studi. 2. Tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan praktik sendirian di laboratorium. 3. Pengguna laboratorium harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang telah terstandar. 4. Pengguna laboratorium hendaknya telah mengetahui lokasi sumber listrik, air, gas dan dapat menggunakannya dengan benar di laboratorium. 5. Pengguna laboratorium tidak diperkenankan makan dan minum kecuali ada instruksi tertentu dari guru bidang studi. 6. Pengguna laboratorium hendaknya mengetahui letak alat pemadam kebakaran dan dapat menggunakannya dengan benar. 7. Guru bidang studi yang ingin menggunakan laboratorium harus mengisi agenda penggunaan ruang laboratorium. 8. Sebelum bekerja, pengguna laboratorium atau guru yang bersangkutan harus mengisi agenda peminjaman alat dan bahan laboratorium serta ceklist pengembalian alat. 9. Pengguna laboratorium harus memperhatikan kelengkapan alat dan bahan yang telah disediakan petugas laboratorium di meja praktikum. Alat yang belum lengkap harus dilaporkan ke petugas laboratorium. 10. Penggunaan alat dan bahan praktikum harus dipergunakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

11. Periksa alat yang akan dipergunakan sebelumnya, karena kerusakan alat adalah tanggung jawab pemakainya. 12. Penggunaan alat dan bahan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Jika ada alat yang belum diketahui cara pemakaiannya, pengguna harus membaca SOP alat atau bertanya kepada petugas laboratorium atau guru yang bersangkutan. 13. Alat-alat laboratorium yang rusak selama praktikum harus dilaporkan kepada petugas laboratorium. 14. Jika bahan kimia terkena kulit atau mata, cucilah dengan air yang banyak dan segera lapor kepada petugas laboratorium. 15. Presepsikan bahwa semua bahan kimia adalah berbahaya. 16. Gunakan lemari asap sewaktu mereaksikan bahan kimia yang menghasilkan gas atau senyawa menguap lainnya. 17. Dilarang membuang bahan kimia sisa percobaan atau bahan lain yang memungkinkan merusak dan tersumbatnya saluran pembuangan air. Pembuangan bahan kimia harus dengan perlakuan pengenceran. 18. Dilarang mengambil bahan kimia langsung dari botol induk atau mengembalikan bahan kimia layak pakai ke botol induk. 19. Bahan kimia bekas pakai pada praktikum harus ditampung dalam botol gelas dan diberi label jelas. 20. Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja praktikum harus dalam keadaan bersih. 21. Ketika memanaskan cairan dalam tabung reaksi, jangan menghadapkan mulut tabung tersebut ke arah orang lain yang berdekatan.

II PEDOMAN PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN DI LABORATORIUM Pergunakan alat pembakar (bunsen, burner, heater atau hot plate) harus dilakukan dengan benar dan dijauhkan dengan bahan kimia bertitik didih rendah atau mudah terbakar. Sumber kebakaran dapat disebabkan oleh bunsen yang menyala kembali tanpa sepengetahuan, api biru yang tidak tampak, kasa yang digunakan di alas kaki tiga masih panas, pelarut yang mudah terbakar, listrik dan percikan api listrik, oksidator kuat, serta gas yang mudah terbakar.

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Klasifikasi api pada kebakaran: Kelas A: disebabkan oleh kayu, kertas, kain, karet, plastik Kelas B: disebabkan oleh cairan mudah terbakar, seperti benzena, alkohol dll Kelas C: disebabkan oleh listrik Kelas D: disebabkan oleh logam Tipe alat pemadam kebakaran: Semprotan air dilengkapi dengan selang karet Pemadam api asam-soda berisi larutan natrium bikarbonat dan asam sulfat secara terpisah, saat diperlukan kedua zat ini dicampurkan dan menimbulkan pancaran cairan dan CO2 Pemadam api dengan busa berisi larutan dan senyawa pembuat busa Pemadam api gas CO2 berisi CO2 dengan tekanan tinggi Pemadam api CTC (karbon tetra klorida), tetapi jarang dipergunakan kecuali di tempat terbuka karena menimbulkan gas beracun Pemadam BFC (bromo chloro difluoromethene), selimut tahan api, baik yang terbuat dari tenunan serat gelas Pemilihan pemadam api: Api Kelas A: semprot air, CO2, busa Api Kelas B: selimut tahan api, CO2, BFC, busa, serbuk Api Kelas C: putuskan arus listrik, kemudian matikan api dengan CO2 atau BFC Api Kelas D: serbuk selimut asbes, ataupun karung basah

1. 2. 3. 4.

III PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI LABORATORIUM 3.1 Bahaya Kimia A. Jenis Bahaya Kimia 1. Bahaya : Eksplosif pada kondisi tertentu Contoh : Amonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluena Pencegahan: Hindari benturan, gesekan, suhu tinggi dan loncatan api Syarat Penyimpanan: Ruang dingin berventilasi Jauhkan dari panas dan api Hindari benturan dan gesekan : Mudah terbakar (flame abel) : Zat dapat terbakar langsung, contoh: Alumunium alkil fosfor Gas amat mudah terbakar, contoh: butana, propana Pencegahan: Jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan api Syarat Penyimpanan: Ruang dingin berventilasi Jauhkan dari panas dan api serta loncatan listrik 2. Bahaya Contoh

Sediakan alat pemadam kebakaran 3. Bahaya : Oksidator, dapat membakar yang lain, penyebab timbulnya api Contoh : Hidrogen peroksida, kalium klorat Pencegahan: Hindari panas serta bahan mudah terbakar atau reduktor Syarat Penyimpanan: Ruang dingin berventilasi Jauhkan dari panas dan api serta loncatan listrik Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

4 . Bahaya : Toksik, berbahaya bagi kesehatan Contoh : Arsen trioksida, Raksa (II) klorida, Natrium sianida, Garam merkuri Pencegahan: Hindari kontak dengan kulit dan mata, hindari kontaminasi pernafasan Syarat Penyimpanan: Suhu ruangan dingin dan berventilasi Wadah bertutup dan beretiket Pisahkan dari zat-zat beracun : Korosif serta merusak jaringan atau tubuh manusia : Asam sulfat pekat, belerang dioksida, dan klorida, bromida, nitrat, fenol, NaOH, KOH Pencegahan: Hindari kontak dengan kulit dan mata, hindari kontaminasi pernafasan Syarat Penyimpanan: Suhu ruangan dingin dan berventilasi Wadah bertutup dan beretiket Pisahkan dari zat-zat beracun 6. Bahaya : Menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh manusia Contoh : Piridin Pencegahan: Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan Syarat Penyimpanan: Suhu ruangan dingin dan berventilasi Wadah bertutup dan beretiket 7 . Bahaya : Iritasi terhadap kulit, mata dan alat pernafasan Contoh : Amonia, benzil klorida Pencegahan: Hindari kontaminasi udara pernafasan, kontak dengan kulit dan mata Syarat Penyimpanan: Suhu ruangan dingin dan berventilasi Wadah bertutup dan beretiket B. Pencegahan Bahaya Kimia Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan praktikum kimia khususnya saat mengambil bahan kimia yang diperlukan: 5. Bahaya Contoh

1. Cermati dengan teliti label bahan kimia yang akan diambil untuk menghindari kesalahan.

2.

Pada saat mengambil bahan padatan, tutup wadah diletakkan dalam posisi terbalik. Gunakan spatula untuk menghindari kontaminasi dan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia tersebut.

3.

Pada saat mengambil bahan kimia yang berupa larutan atau zat cair, tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan. Jika tidak memungkinkan untuk dipegang, diletakkan pada meja bersih dalam posisi terbalik. Larutan dipindahkan dengan mengalirkan melalui batang pengaduk atau dinding gelas agar tidak memercik. Jika diperlukan, gunakan sarung tangan karet dan kacamata pelindung.

4. Bila harus menggunakan pipet, dipastikan pipet harus dalam keadaan bersih. Bilas pipet dengan larutan yang akan dipipet terlebih dahulu, beri label pipet sesuai dengan larutan yang telah dipindahkan dengan pipet tersebut. 5. Botol segera ditutup setelah bahan kimia diambil agar tidak terjadi kontaminasi. 6. Bahan kimia hendaknya diambil dengan jumlah yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan praktikum. 7. Hindari menghisap langsung uap dari bahan kimia. Gunakan masker bila diperlukan. 8. Simpan bahan kimia ke tempat yang diperbolehkan sesuai dengan kondisi dan sifat bahan kimia. 9. Jika meja tempat bekerja dalam keadaan rapi, kemungkinan terjadinya kecelakaan jauh lebih kecil daripada meja tersebut penuh berisi botol-botol, bahan dan alat kimia yang lain. 10. Bekerja di laboratorium selalu terdapat kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan. Pencegahan yang paling tepat terhadap kemungkinan bahaya adalah bekerja dengan hati-hati dan hindari bekerja sendirian di laboratorium.

3.2 Bahaya Biologis A. Jenis Bahaya Biologis Mikroorganisme Pathogen No Jenis Mikroorganisme Keterangan Contoh Mikroba Pathogen 1 Mikroba pengahasil toxin Menghasilkan toxin yang Clostridium botulinum berbahaya bagi kesehatan. penghasil toxin botulin 2 Mikroba Pembusuk Mikroba yang berbahaya bagi E. coli, Salmonella, kesehatan bila makanan yang Stapilococcus aureus terkontaminasi termakan

B. Pencegahan Bahaya Biologis

Dalam melakukan praktikum biologi, tidak terdapat banyak bahaya yang potensial bagi keselamatan praktikan, namun bekerja aman di laboratorium tetap harus dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah bahaya biologis pada saat melakukan praktikum: 1. Selalu mempergunakan jas laboratorium dengan benar dan tertutup. 2. Sebelum dan setelah praktikum diwajibkan mencuci tangan dengan sanitizer tangan dan air mengalir. 3. Selalu menjaga kebersihan bahan dan alat praktikum. Bila diharuskan bekerja secara aseptis, kemungkinan kontaminasi harus dijaga se minimal mungkin. 4. Diwajibkan membaca dan memahami prosedur praktikum sebelum praktikum dilaksanakan.

5. Bekerja di laboratorium selalu terdapat kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan. Pencegahan yang paling tepat terhadap kemungkinan bahaya adalah bekerja dengan hati-hati dan hindari bekerja sendirian di laboratorium.

3.3 Bahaya Fisik A. Jenis Bahaya Fisik dan Pencegahan Dalam melakukan praktikum fisika, tidak terdapat banyak bahaya yang potensial bagi keselamatan praktikan. Bahaya yang mungkin terjadi adalah bahaya dari instrumen listrik, mekanik dan optik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah bahaya fisik pada saat melakukan praktikum: 1. Selalu mempergunakan jas laboratorium dan sepatu dengan benar dan tertutup. 2. Diwajibkan membaca dan memahami prosedur praktikum sebelum praktikum dilaksanakan. 3. Bekerja di laboratorium selalu terdapat kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan. Pencegahan yang paling tepat terhadap kemungkinan bahaya adalah bekerja dengan hati-hati dan hindari bekerja sendirian di laboratorium.

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) MANAJEMEN LABORATORIUM T. ELEKTRONIKA 1. TUJUAN : 1. Untuk mengoptimalkan peranan laboratorium dalam mendukung pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. 2. Untuk meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul dari kegiatan laboratorium, baik terhadap keselamatan dan kenyamanan kerja, kesehatan, dan lingkungan.

2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3.

RUANG LINGKUP : Pengelola laboratorium Manajemen fasilitas laboratorium Manajemen kegiatan laboratorium Keuangan laboratorium Data dan dokumen Keselamatan di Laboratorium DEFINISI : Laboratorium merupakan unit (unsur) pelaksana teknis yang berada di bawah jurusan sebagai penunjang pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Pengelola laboratorium adalah penyelenggara kegiatan laboratorium yang terdiri dari kepala laboratorium, laboran, teknisi dan petugas kebersihan. Fasilitas laboratorium adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk memperlancar kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi. Kegiatan laboratorium adalah seluruh aktivitas yang berkaitan dengan Tridharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan di laboratorium. Keuangan laboratorium adalah dana yang diterima dari universitas dan sumber lain yang sah serta pengeluarannya Data dan dokumen adalah informasi yang terkait dengan laboratorium dan kegiatan yang dilaksanakan. Penanggung jawab adalah dosen PJ Pratikum bila kegiatan Praktikum, Dosen pembimbing bila penelitian skripsi dan ketua bila kegiatan penelitian atau pengabdian kepada masyarakat. Keselamatan dan keamanan Laboratorium mencakup tentang keselamatan dan keamanan baik terhadap pengguna peralatan dan gedung laboratorium. REFERENSI : 1. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas Lampung 2005/2006. 2. Panduan Laboratorium Bermutu Universitas Lampung 2004.

4.

5.

DISTRIBUSI :

Semua Jurusan yang memiliki laboratorium dan fakultas di lingkungan Universitas Lampung (Unila) 6. PROSEDUR :

6.1. Pengelola Laboratorium: 6.1.1. Kepala laboratorium dipilih melalui rapat jurusan, selanjutnya diusulkan ke fakultas untuk memperoleh persetujuan senat dan diangkat berdasarkan SK rektor untuk masa jabatan tertentu dan dapat diangkat kembali untuk 1 periode berikutnya.

6.1.2. Laboran, teknisi laboratorium, dan petugas kebersihan diangkat berdasarkan SK Dekan atas usulan ketua jurusan, dengan mempertimbangkan kesesuaian kemampuan yang bersangkutan dengan kegiatan laboratorium. 6.1.3. Pemilihan Calon Kepala Lab dilakukan minimal 3 bulan sebelum masa jabatan Kepala Laboratorium berakhir. 6.2. Manajemen Fasilitas Laboratorium:

6.2.1. Pengelola laboratorium mendata seluruh fasilitas yang dimiliki serta menyediakan informasi berkenaan dengan fasilitas laboratorium yang dapat diakses oleh pengguna laboratorium. 6.2.2. Pengelola laboratorium memelihara fasilitas untuk menjamin keberlangsungan laboratorium. 6.2.3. Pengelola laboratorium membuat laporan tertulis tentang fasilitas laboratorium setiap semester dan menyerahkannya ke ketua jurusan. 6.2.4. Pengelola laboratorium menyusun rencana pengembangan fasilitas laboratorium secara berkala setiap awal semester, dan menyerahkannya kepada ketua jurusan. 6.2.5. Pengelola laboratorium membuat usulan perbaikan fasilitas laboratorium setiap awal semester dan menyerahkannya ke ketua jurusan. 6.3. Manajemen Kegiatan Laboratorium: 6.3.1. Pengelola laboratorium menyusun tata tertib/persyaratan penggunaan laboratorium. 6.3.2. Pengelola laboratorium mengatur jadwal penggunaan laboratorium setiap semester. 6.3.3. Pengelola laboratorium menyusun petunjuk penggunaan peralatan laboratorium dengan jelas dan mudah diakses. 6.3.4. Pengelola laboratorium mengawasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan, membuat laporan tertulis tentang kegiatan laboratorium setiap semester, dan menyerahkannya kepada ketua jurusan. 6.4. Manajemen Keuangan Laboratorium: 6.4.1. Pengelola laboratorium mengajukan usulan dana untuk pelaksanaan kegiatan dan pengembangan laboratorium ke fakultas melalui jurusan. 6.4.2. Laboratorium yang memperoleh dana dari hasil kerjasama dengan pihak di luar Unila memberikan fee ke Jurusan sesuai ketentuan yang berlaku.

6.4.3. Pengelola laboratorium mempertanggungjawabkan laporan keuangan dalam rapat dosen di jurusan setiap semester. 6.5. Manajemen Data dan Dokumen: 6.5.1. Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima Laboratorium harus jelas tanggalnya dan dicatat dalam buku kendali dokumen. Buku kendali dokumen berisi antara lain nomor urut, Jenis dokumen (SK, data akademik mahasiswa, jurnal, makalah, dokumen dosen, dsb.), Judul dokumen, Kode dokumen (merujuk pada pengkodean penyimpanan dokumen). 6.5.2. Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima Laboratorium harus tersimpan pada file dokumen sesuai dengan kode pengarsipan dokumen, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diakses dengan mudah dan cepat. 6.5.3. Kode pengarsipan dokumen dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan dan pemanggilan kembali dokumen dan data tersebut. Dokumen yang perlu diarsipkan di laboratorium meliputi dokumen administrasi laboratorium, dokumen dan data dosen, laboratorium, inventaris laboratorium, dll. Teknik pengkodean dokumen laboratorium diserahkan kepada laboratorium. 6.5.4. Dokumen laboratorium dapat disimpan baik secara manual (salinan tertulis) dan atau secara digital. 6.6. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium 6.6.1. Pengelola laboratorium harus menginformasikan kepada pengguna tentang pengetahuan prosedur saat bahaya, kondisi, hal-hal dan semua tentang potencial bahaya termasuk juga didalamnya bagaimana menggunakan peralatan pelindung. 6.6.2. Kecelakaan kerja pada saat kegiatan laboratorium akibat kelalaian yang dilakukan sehingga berakibat cidera fisik atau kematian oleh pengguna menjadi tanggung jawab pengguna laboratorium sepenuhnya. http://www.ziddu.com/download/16782060/SOPMANAJEMENLABELEKTRONIKA2011. pdf.html

Anda mungkin juga menyukai