Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Surabaya Periode 2012-2013

Disampaikan pada Konferensi Cabang HMI Cabang Surabaya XXXIX (Ke-39) 18 s/d 20 Januari 2014 Di Gedung Pramuka, Surabaya

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Wr. Wb. Yang Kami Hormati, Rekan-rekan Pengurus HMI Cabang Surabaya, Pimpinan Kohati, Badan Khusus HMI atau Lembaga Profesi HMI Cabang Surabaya, Ketua Umum HMI Koordinator Komisariat se-Surabaya, Ketua Umum Komisariat HMI se-Surabaya, dan seluruh peserta Konferensi HMI Cabang Surabaya ke-39 yang budiman. Segala puji bagi Allah yang telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi. Atas segala rahmat, taufiq, hidayah, dan ujian hidup yang telah diberikan, sembah sujud syukur hamba untuk-Nya. Shalawat serta salam senantiasa dijunjungkan kepada Rasulullah SAW. yang telah mengajarkan spirit tauhid dalam memanifestasikan nilai-nilai ilahiyah di muka bumi dalam risalah Islam yang sama-sama kita yakini. Peserta Konferensi HMI Cabang Surabaya ke-39 yang budiman. Sebelum lebih lanjut saya menyampaikan Laporan Umum Pertanggungjawaban Pengurus HMI Cabang Surabaya periode 2012-2013, berikut kami sampaikan sistematika laporan sebagai berikut: I. II. III. IV. V. Pendahuluan Kondisi Objektif Program Kerja dan Realisasi Program Kerja Evaluasi dan Proyeksi Penutup

Hadirin yang budiman, I. PENDAHULUAN

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh (Q.S. Ash-Shaff : 4)

Waktu periodisasi Pengurus HMI Cabang Surabaya tak terasa kini telah di depan mata untuk segera purna tugas dan amanah. Demi waktu, sekali lagi menunjukkan bahwa ia adalah satu bagian dimensi kehidupan yang tak pernah toleran. Entah subjektifitas kita akan berasosiasi pada konsep relatifitas Galilean atau pun Einsteinian, yang pasti, waktu adalah ruang yang independen. Waktu datang dari masa depan yang belum terjadi Singgah di masa kini yang tak punya durasi Lalu pergi ke masa lampau yang sudah tak ada lagi (St. Augustine) Masa kepengurusan berorganisasi adalah waktu yang singkat, dinamika yang sarat,namun bukan berarti tidak ada hal yang dapat kami buat. Selaku formatur/ketua umum sejak dari awal kepengurusan, pada momen konferensi ini menjadi acuan, apa yang telah kami mulai maka sepantasnya untuk diakhiri. Selanjutnya halaman-halaman baru akan menjadi sebuah kisah baru dengan warna apa halaman kehidupan itu akan dituliskan bagi setiap individu. Adalah mahasiswa Islam, identitas yang melekat pada pribadi kader sebagai generasi muda (cendekiawan muda Islam) untuk senantiasa sadar akan hak dan kewajibannya dalam bertekat memberikan dharma bhakti untuk negeri, dalam konteks organisasi kita berada dalam satu garis yang sama, pencapaian misi organisasi. Misi organisasi merupakan kolektivitas nilai yang memberi ruang yang dinamis dan tentu saja adaptif terhadap sebuah perubahan. Nilai tersebut telah teruji sepanjang sejarah bangsa, dimana kita telah saksikan ia tumbuh dan berkembang bersama dengan sejarah dan dinamika bangsa serta umat Islam Indonesia. Sehingga pantas jika katakan bahwa HMI adalah anak kandung ideologis bangsa Indonesia & anak kandung teologis umat Islam Indonesia. Kesaksian tersebut semakin ditegaskan pada apa yang menjadi motivasi organisasi lahir yang sampai pada detik ini menjadi komitmen organisasi, yakni komitmen kebangsaan dan komitmen keumatan. Hadirin yang budiman, Semenjak awal kami merelakan diri dengan keberanian untuk mengemban amanah organisasi. Saat ini adalah momen reflektif dimana evaluasi, proyeksi dan rekomendasi menjadi variabel mutlak jika kita menginginkan organisasi ini beserta komponen di dalamnya menjadi lebih baik ke depan. Sesunggunya sebaik-baik manusia adalah mereka yang bertaubat. Koreksi taubat ini adalah dengan menyiapkan segala komponen apresiatif dan aspiratif untuk membangun visi baru yang akan diterjemahkan sebagai langkah awal menentukan kerangka perjuangan organisasi selanjutnya. Sadar bahwa apresiasi dan aspirasi tersebut membutuhkan energi yang besar, maka konsolidasi organisasi harus senantiasa dilakukan dengan sigap, tepat dan terencana dengan baik. Konsolidasi organisasi ini sepantasnya menjadi harga mutlak untuk produktivitas dan progresivitas organisasi. Namun demikian, soliditas tidak berarti harus mendengarkan dan mengakomodasi kepentingan yang inkonstitusional dan kepentingan eksternal yang tidak sejalan dengan karakter jati diri HMI. Sungguh tidak ada hak kita secuil apa pun selaku fungsionaris pengurus HMI Cabang Surabaya untuk melanggar prinsip-prinsip dasar berorganisasi, sehingga hal itu menjadi taruhan, dimana HMI diposisikan.

Hadirin yang budiman, Ada pertemuan ada lah pula perpisahan. Ada awal dan ada pula akhir. Awal dan akhir berada pada ruang dan waktu yang saling berketerkaitan, dimana sebuah akhir merupakan tanda untuk awal yang baru. Namun tentu saja awal yang baru tersebut memberikan sebuah pilihan. Pilihannya adalah akan menjadi lebih baik atau sebaliknya. Dan pada titik itulah kita akan mencari sebuah definisi utuh, perubahan. Regenerasi Kepemimpinan untuk HMI Cabang Surabaya yang Lebih Progresif Tema tersebut tentu saja disusun bukan tanpa alasan. Yang mana tentu saja alasan tersebut memberikan kita sebuah pilihan. Landasannya semata menekankan pada fungsi dasar organisasi, yakni perkaderan. Karena salah satu bentuk perkaderan tersebut adalah upaya melanjutkan estafet kepemimpinan organisasi atau sering kita sebut sebagai regenerasi. Rumusan regenerasi ini kembali akan menuntut sebuah konsolidasi seluruh elemen organisasi untuk menatap harapan baru terhadap kualitas organisasi. Kualitas yang terdiferensikan pada dimensi internal serta eksternalnya. Selanjutnya dengan kolektivitas kualitas tersebut, kita akan berangkat dengan sebuah pertanyaan dasar, kita akan memulai langkah selanjutnya dengan seperti biasanya atau dengan menjadikannya tidak biasa (berubah). II. KONDISI OBJEKTIF 2.1. Kondisi Internal Hadirin yang budiman, Saat pertama memulai kepengurusan Pengurus HMI Cabang Surabaya 2012-2013, keadaannya memiliki awal yang baik dengan komposisi pengurus HMI Cabang Surabaya yang variatif, lintas institusi, lintas disiplin ilmu serta lintas pengalaman. Hal ini ditunjukkan dengan basis kader yang tersebar di 25 komisariat dengan komposisi kampus ITS, Unair, UIN Sunan Ampel, serta kampus-kampus Swasta. Secara logis kondisi ini memberikan modal sebagai resource yang baik. Dalam perspektif modal, hal ini menjadi potensi yang seharusnya dijaga dan dipertahankan. Dari gambaran potensi ini secara logika keadaan ini relevan dalam pendistribusian peran kader dalam membantu pencapaian usaha-usaha organisasi. Pada kesempatan kali, saya ingin mengajak kita semua untuk kembali merefleksikan diri bagaimana kualitas proses kaderisasi saat ini serta bagaimaa peran kader dalam mendinamisasi usahausaha organisasi untuk tetap menjaga eksistensi HMI? Berbicara tentang kualitas organisasi, pandangan kita tentu harus menyeluruh pada kondisi HMI dalam perspektif yang lebih luas, dengan melihat posisi HMI secara nasional, regional sampai pada wilayah lokal. Soliditas organisasi menuju ambang kritis di tengah pusaran konflik organisasi yang kental terhadap nuansa ego bahkan sampai pada konflik kepentingan. Kita sering mendengar bahwa HMI dibesarkan oleh konflik. Namun, saya ingin kembali menyampaikan apakah pernyataan itu relevan untuk dianalogikan dengan apa yang dilalui HMI saat ini? Kenyataannya yang kami saksikan bahwa konflik ini (internal) menjadikan HMI berada di posisi yang sangat sulit untuk secara produktif mengambil peran untuk mengoptimalisasikan kinerja organisasi? Namun, mungkin pernyataan itu menjadi relevan apabila konflik yang dilalui organisasi memberikan kita sikap untuk lebih dewasa melihat konflik tersebut dengan perspektif dasar, bahwa inilah proses dinamika organisasi sebagai tantangan organisasi ke depan. Cara pandang yang lebih dewasa memberikan pandangan

bahwa HMI berada pada masa transisi untuk lebih matang memposisikan diri menghadapi tantangan ke depan. HMI sedang berada di tengah-tengah pusaran yang lebih besar (kondisi bangsa & umat) sebagai proses (dinamika) zaman. Dalam konteks yang lebih global internalisasi HMI ini memiliki irisan yang sangat signifikan terhadap eksternalisasinya. Maka secara matang (dewasa), pemikiran tersebut akan memberi perspektif, manusia adalah anak zaman. Hal ini menjadi relevan pula dengan melihat bahwa posisi HMI berada dan sejalan dengan kondisi tantangan yang dihadapi oleh umat dan bangsa. Kader HMI sebagai generasi muda (Islam) adalah anak zaman. Hukum kausalitas, sebagai hokum sebab-akibat, maka memberikan pelajaran bahwa apa yang akan terjadi pada HMI ke depan akan ditentukan oleh pilihan-pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil pada saat ini. Analisa kondisi objektif internal ini adalah upaya mengajak seluruh elemen organisasi untuk dapat memetakan permasalahan yang kita lalui pada hari ini serta tantangan yang akan kita hadapi ke depannya. Maka dengan motivasi dasar semata-mata mengharapkan HMI lebih baik ke depannya, sepantasnya kebijakan organisasi yang paling mendasar adalah berangkat dari kebutuhan organisasi, yakni konsolidasi organisasi! Hadirin yang budiman, Berdasarkan gambaran di atas inilah menjadi alasan kami mengundang seluruh pimpinan organisasi di lingkungan HMI Cabang Surabaya untuk memanfaatkan momen korektif ini merumuskan kebijaksanaan dasar organisasi melalui evaluasi dan proyeksi ke depan. Dengan berangkat pada semangat konsolidasi kualitatif guna menegaskan kembali secara objektif arahan organisasi ke depan. Melalui semangat konsolidatif ini, selanjutnya mengisyaratkan alasan untuk melanjutkan semangat kepemimpinan organisasi melalui regenerasi kepemimpinan tersebut. Acuannya, membangun kesepahaman soliditas bersama melanjutkan dan membangun organisasi melalui dukungan seluruh elemen. Dengan modal beragamnya kuantitas serta kualitas kader yang masih produktif dengan disiplin ilmu yang dimiliki, fasilitas organisasi yang tersedia, serta jaringan alumni yang masih memiliki komitmen besar terhadap perjuangan, sudah sepantasnya organisasi ini terus berbenah. 2.2. Kondisi Eksternal Analisa kondisi internal di atas memiliki irisan terhadap kondisi eksternal organisasi. Dengan melihat tantangan organisasi, eksternal merujuk pada bagaimana HMI Cabang Surbaya dapat secara sigap dan tepat merespon dinamika eksternalnya. Dengan melihat irisan tersebut, HMI sejalan dengan tantangan yang akan oleh umat dan bangsa, dimana tantangan yang akan di hadapi ke depannya berada di tengah-tengah dinamika politik yang dihadapi oleh bangsa. Singkatnya, HMI akan menghadapi puncak momen politik Indonesia. Dalam pusaran tersebut, konsolidasi tersebut harus disadari dengan senantiasa mengedapankan sikap independensi untuk tidak terjebak di wilayah politik praktis, mengedapankan moralitas serta gagasan yang kritis yang terekspresikan dalam bentuk gerakan intelektual. Sebagai komunitas mahasiswa Islam yang berhimpun (HMI) dalam menghadapi tantangan tersebut, HMI harus mampu memposisikan diri untuk secara kritis mengambil peran. Dimana, HMI harus mampu mengimbangi perubahan sosial-politik serta mampu mengikuti ritme arus informasi yang sangat cepat dan terbuka, mampu menganalisa secara kritis persoalan-persoalan masyarakat dan gejalanya serta bersikap dan bertindak tidak sebatas partial dan temporal,

selanjutnya HMI harus mampu memetakan pola isu-isu sehingga bisa memberi perhatian yang proporsional pada isu-isu baik di tingkat nasional sampai pada wilayah lokal. Kembali ditegaskan bahwa dalam rangka mengambil kebijaksanaan dalam merespon dinamika eksternal, tantangan yang akan dihadapi ke depan menurut saya, HMI akan menghadapi kondisi yang sangat kritis terhadap dinamika yang terjadi di masyarakat. Menurut hemat saya, apa yang dihadapi oleh masyarakat hari ini (sejalan dengan apa yang dihadapi oleh HMI), berada pada bagaimana langkah yang harus dihadapi oleh HMI ke depan untuk membangun bangsa. Tinggal bagaimana sikap dasarnya, dimana kita harus melihat masalah tersebut dengan semangat optimisme organisasi. Semangat optimisme tersebut adalah bahwa tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini berada pada tingkat yang kritis (tahun politik) memberi isyarat bahwa hanya ada dua pilihan yang akan terjadi, Indonesia akan menjadi lebih baik atau tidak. Selanjutnya, peran (posisi) yang di ambil oleh HMI tersebut akan menentukan apa yang terjadi terhadap bangsa ini ke depannya. Semangat optimisme tersebut akan mengantarkan kita pada analisa bahwa bangsa ini berada pada momen transisi sehingga dengan semangat optimisme tersebut mengantarkan kita untuk menyambut gejala positif yang akan terjadi terhadap bangsa ini, bahwa kedepannya insyaAllah akan lebih baik. Hanya tentu saja dengan semangat optimisme tersebut, peran HMI akan menentukan dalam menyambut/melanjutkan gejala (trend) positif tersebut. Oleh karena itu, sekali lagi gambaran objektif eksternal ini harapannya membuka kesadaran bersama kepada seluruh elemen organisasi, melalui kesepahaman bersama, konsolidasi di akhir (sebagai titik awal baru) menjadi sangat mendasar. Hadirin yang budiman, Apa yang telah berjalan selama periode kepengurusan ini sarat terhadap dinamika organisasi yang memiliki irisan terhadap internal dan eksternalnya. Kami sadari bahwa HMI Cabang Surabaya mengalami kecenderungan yang menurun dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini sangat dipengaruhi dengan lemahnya atmosfer soliditas organisasi yang bermuara pada lemahnya integritas dan semangat berkader sebagai sebuah proses berdinamika. Kami sadari bahwa secara umum, HMI Cabang Surabaya masih belum maksimal berjalan sebagaimana yang diharapkan, oleh karena itu proyeksional melalui rekomendasi konsolidasi akhir organisasi ini menjadi alasan mendasar untuk memperbaiki organisasi sebelum halaman baru estafet kepemimpinan organisasi akan dibuka. III. PROGRAM KERJA DAN REALISASI PROGRAM KERJA No. Nama Keterangan 01 Latihan Kader II (Intermediate Dilakukan pada semester I diikuti oleh 47 peserta Training) HMI Cabang Surabaya dengan komposisi, 38 peserta dari HMI Cabang Surabaya dan sisanya dari luar HMI Cabang Surabaya. 02 Penguatan fungsi badan khusus Memaksimalkan fungsi badan pengelola latihan perkaderan (BPL) (BPL) dalam pengelolaan training HMI Cabang Surabaya serta rumusan standar kaderisasi. 03 Realisasi sekretariat permanen Graha Insan Cita, Pucang Asri III Difungsikan sebagai aset organisasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan organisasi 04 Fasilitas Wifi Adanya fasilitas wifi memberikan kemudahan

05 06

Refleksi Hari Pahlawan Pendampingan Latihan Kader II (Intermediate Training) Koordinator Komisariat Senior Course (SC)

07

08

Pengawasan komisariat yang dimekarkan (atau yang akan dimekarkan)

dalam mengakses informasi Bentuk aktualisasi untuk merefleksikan semangat kepahlawanan Pendampingan ini dilakukan terhadap pelaksanaan Latihan Kader II (Intermediate Training) yang diadakan oleh Korkom 10 Nopember dan Korkom Airlangga. Merupakan agenda untuk memberi pembekalan (pelatihan) calon-calon istruktur Latihan Kader I (basic training) Dilakukan terhadap komisariat Lidah Wetan (Liwat) Unesa dengan menaikkan status komisariat dari persiapan menjadi komisariat penuh Selain itu persiapan pemekaran komisariat Umsida (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

IV. EVALUASI DAN PROYEKSI Kepengurusan HMI Cabang Surabaya periode 2012-2013 kami sadari tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini secara umum disebabkan lemahnya soliditas pengurus secara internal dengan kesadaran bersama menjalankan amanah organisasi. Tidak dipungkiri pula, faktor irisan HMI (pengurus) dengan aktivitas secara individu personalia pengurus sehingga dalam kinerja organisasi dilakukan dengan berangkat pada semangat kolektif kolegial (peran-peran yang saling menggantikan). Senantiasa hal ini dianggap sebagai hal yang wajar, namun konsekuensi yang ditimbulkan adalah terjadinya kelelahan di beberapa titik organisasi sistem organisasi. Oleh karena itu, melalui momen yang menjadi keputusan tertinggi di tingkat HMI Cabang Surabaya, Konferensi Cabang ini bisa menjadi acuan koreksi solutif dalam menyelaraskan kembali langkah kinerja organisasi yang diharapkan memberikan sebuah harapan baru organisasi yang sama-sama kita cintai (miliki) ini ke depannya serta dapat mewujudkan asas manfaat bagi kita semua. Hadirin yang budiman, Dalam prosesnya HMI Cabang Surabaya selama periode 2012-2013, kami sadari, optimalisasi kinerja organisasi tidak sebagaimana yang diharapkan. Perjalanan periode organisasi ini sarat dinamika yang menyebabkan organisasi kurang produktif menyelenggarakan realisasi program kerjanya. Sebagaimana yang sudah digambarkan sebelumnya, dengan melihat bahwa kinerja organisasi sangat ditentukan oleh soliditas organisasi, maka kami sampaikan sekali lagi melalui momen akhir kepengurusan ini yang selanjutnya menjadi awal dengan semangat baru ditekankan pada konsolidasi akhir kepengurusan menjadi sangat mendasar sebagai pondasi awal melanjutkan regenerasi semangat kepemimpinan organisasi. Sehingga harapan dan proyeksi yang dapat direkomendasikan adalah 1. Konferensi HMI Cabang Surabaya ke-39 diupayakan dapat menjadi dasar proyeksi kebijakan akhir organisasi dalam semangat konsolidatif menuju Regenerasi Kepemimpinan Organisasi untuk HMI Cabang Surabaya yang lebih progresif.

2. Konsolidasi akhir kepengurusan ini diupayakan serta peran seluruh elemen organisasi untuk sama-sama menyadari bahwa tantangan organisasi yang dihadapi ke depannya terproyeksikan lebih dinamis sangat ditentukan oleh garis kebijaksanaan yang diambil dalam proses konferensi cabang selanjutnya menjadi modal untuk melanjutkan kepemimpinan organisasi. 3. Konsolidasi akhir kepengurusan ini semata-mata diharapkan dapat menjadi kebijakan mendasar dengan merujuk pada semangat kepemimpinan organisasi selanjutnya melalui momen ini diharapkan dapat merusmuskan kebijakan strategis melalui identifikasi semangat (resource) organisasi dalam rangka menghadapi tantangan organisasi ke depannya. 4. Identifikasi semangat (resource) organisasi ini diharapkan dapat dilakukan untuk mampu memposisikan kualitas peran kader secara proporsional pasca regenerasi kepempinan organisasi dilakukan. V. PENUTUP Hadirin yang budiman, Dari uraian di atas, akan mengantarkan kita pada pandangan bahwa begitu kompleksnya tugas yang harus diemban oleh HMI ke depannya, mampukah kita sebagai kader menunaikan amanah untuk menjawab tantangan yang akan dihadapi ke depan? Apakah hal ini hanya akan menjadi tanggungjawab pengurus cabang semata? Atau apakah tanggungjawab ini akan ditentukan oleh figure kepemimpinan selanjutnya? Tentu saja tidak demikian. Berangkat dari memahami bahwa fitrah serta hakekat penciptaan manusia sebagai pemimpin (khalifah fil ardh) sehingga tanggungjawab ini menjadi tanggungjawab bersama. Dalam kajian-kajian sosial yang hari ini sering menjadi bahan diskusi, bahwa tantangan generasi saat ini adalah terletak pada bagaimana menguatkan karakter kejujuran, menguatkan integritas, dan selanjutnya membangun peradaban. Peradaban baru dibangun oleh generasi muda, mengisyaratkan bahwa pencapaian itu sangat ditentukan oleh kolektivitas generasi muda bersikap dan bertindak hari ini. Selaras dengan HMI sebagai wadah aktualisasi ide dan kreativitas generasi muda (Islam) akan menentukan masa depan umat (Islam) dan bangsa Indonesia. Pada akhirnya yang paling sederhana akan kita katakan bahwa semuanya kembali berangkat pada motivasi dasar alasan kita dalam mengamanahkan diri atau diamanahkan organisasi. Kerja-kerja kolektif terus diharapkan mampu mendorong satu sama lain, menginspirasi serta memotivasi untuk saling asah, asih dan asuh. Peran organisasi tidak hanya terpusat pada satu level kepemimpinan organisasi tetapi dapat terdistribusikan pada setiap satuan fungsi organisasi sehingga tidak terjadi pembebanan terpusat yang akan meningkatkan probabilitas kegagalan struktur karena kelelahan di satu titik pembebanan. Sadar akan tanggungjawab tersebut, organisasi ini sangat memerlukan kesadaran seluruh elemen organisasi untuk bekerja keras bersama membangun organisasi. Modal kualitas dan kuantitas kader saya kira sudah cukup memadai saat ini, didukung oleh fasilitas organisasi serta jaringan alumni. Tinggal bagaimana kesadaran tersebut menjadi kolektif untuk menggerakkan dimulai dengan berangkat dari hati, menginspirasi pemikiran lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan. Kesadaran untuk meningkatkan partisipasi yang lebih

efektif memberikan ruang dan waktu sebagai wadah untuk bergerak menciptakan pengalamanpengalaman baru yang sehat dan dinamis bagi setiap individu dan juga organisasi. Rekomendasi kami untuk kepengurusan kedepannya, berangkat dari semangat konsolidasi organisasi, selanjutnya adalah identifikasi kualitas (resource) organisasi. Lalu sekali lagi kami tegaskan bahwa, kesadaran kolektif berorganisasi ini sangat diharapkan untuk menjadikan organisasi ini menjadi lebih baik. Tidak ada yang dapat memberi jaminan bahwa HMI Cabang Surabaya ke depan akan lebih baik atau juga prediksinya terbalik. Keduanya adalah variabel yang memberikan pilihan terhadap sikap yang akan kita ambil pada hari ini. Kita tidak bisa memaksakan atau menginginkan figur pemimpin ideal akan lahir dari proses konsolidasi ini karena bukanlah figur yang lahir atau pun dilahirkan sebagai juru selamat atau pun dewi keberuntungan (dewi fortuna) sebagai jawabannya. Melainkan dari kolektivitas bersama untuk memperbaiki organisasi ini menjadi lebih baik. Maka pada titik itulah kita menemukan pengalaman baru terhadap sebuah makna, kepemimpinan. Selanjutnya semangat kepemimpinan tersebut akan didampingi oleh keikhlasan dan keberanian mengambil peran. Keikhlasan akan menggugurkan paradigma yang sering menghambat yang menjadikan keadaan menjadi sulit. Karena bukanlah keadaan yang menyebabkan semuanya menjadi sulit untuk bertindak, melainkan justru karena ketidakikhlasan kita untuk berani mengambil pilihan sehingga semuanya menjadi sulit. Aristoteles mengatak an, kemampuan menaklukan rasa takut adalah awal dari kebijaksanaan. Hadirin yang budiman, Terakhir saya ingin berbagi tentang kisah yang mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi kita tentang hidup. Pythagoras sekali waktu, mengundang teman-temannya makan malam di rumahnya. Tetapi ternyata, pembantunya melalaikan perintahnya dan tidak menyiapkan makanan. Saat teman-temannya datang, Pythagoras tidak panik, ia malah tertawa. Hari ini telah kita dapatkan hal-hal yang lebih mulia daripada alasan pertemuan kita hari ini, yaitu menahan kemurkaan, menguasai kemarahan, dan menggenggam kesabaran. Terima kasih atas pengalaman dalam ruang dan waktu yang telah diamanahkan, Mohon maaf atas segala kekurangan, Billahittaufiq wal hidayah, Wassalamualaikum wr. wb.
Surabaya, Januari 2014 Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Surabaya Periode 2012-2013

Januar Saleh Kaimuddin Ketua Umum

Anda mungkin juga menyukai