DIBUAT OLEH :
TIM PENGAJAR HUKUM ACARA PIDANA
I WAYAN TANGUN SUSILA,SH.MH
I WAYAN BELA SIKILAYANG,SH.MH.
Tugas :
1. Dilihat dari ajaran kebenaran terhadap kasus tersebut diatas dapat
dibedakan menjadi 2 macam/jenis kebenaran.
2. Apakah Tujuan Hukum Acara Pidana.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, 1983, hal.
18.
2. S. Tanusubroto, SH., Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana, 1984,
hal.20.
Pertemuan ke-III
SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA
Hukum Acata Pidana (KUHAP) sekarang ini adalah merupakan
babakan baru dalam sejarah hukum acara pidana di Indonesia. KUHAP
lebih yang menekankan pada adanya perlindungan terhadap HAM.
Keadaan demikian ini memberikan petunjuk adanya perbedaan dalam
system hukum acara pidana yang berlaku di Indonesia.
Tugas :
1. Bagaimana sejarah hukum acara pidana di Indonesia.
2. Perubahan system hukum acara pidana berdasarkan sejaran hukum
acara pidana di Indonesia.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, 1983, hal.
41 42.
2. S. Tanusubroto,SH., Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana, 1984.
3. Ansorie Sabuan,SH., Hukum Acara Pidana, 1990, hal. 19 - 40.
Pertemuan ke-IV
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PIDANA
Seseorang bernama A dilaporkan sebagai telah melakukan pemerkosaan
dan kemudian oleh Polisi A ditangkap dan ditahan dengan tanpa adanya
surat perintah penangkapan / penahanan. A dalam pemeriksaan Polisi
berkeiningan untuk didampingi Pengacara/Advokat namun ditolak
dengan alasan bahwa A telah terbukti melakukan tindak pidana
3
Tugas :
1. Cari pengertian peradilan pidana.
2. Bagaimana proses peradilan pidana menurut KUHAP.
3. Apa tugas / wewenang Kepolisian, Jaksa/Penuntut Umum dan
Hakim dalam proses peradilan pidana.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Pertemuan ke-VII
PENYELIDIKAN
Penyelidik dengan setelah menerima laporan dan atau pengaduan
masyarakat bahwa telah terjadi suatu tindak pidana, akan dilakukan
penyelidikan guna membuat terang mengenai tindak pidana yang
dilaporkan/diadukan tersebut. Kemudian hasil penyelidikan diserahkan
kepada penyidik dan apabila menurut penyidik ada cukup alasan untuk
dilakukan penyidikan maka oleh penyidik akan dilakukan tindakan
penyidikan guna menemukan bukti dan tersangkanya.
Tugas :
1. Siapakah penyelidik tersebut,
2. Apa saja wewenang yang dimiliki penyelidik.
3. Bagaimana hubungan kerja antara penyelidik dengan penyidik
dalam proses penyelidikan.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984.
2. KUHAP.
Pertemuan ke-VIII
PENYIDIKAN
Penyidik dengan setelah menerima hasil penyelidikan akan melakukan
tindakan dan atau tidak halmana sangat tergantung dari pertimbangan
penyidik sendiri. Secara undang-undang penyidik memiliki wewenang
untuk tidak melakukan penyidikan alias menghentikan penyidikan .
penyidik
wajib
untuk
Tugas :
1. Apa pengertian penyidikan.
2. Apa yang menjadi alasan penghentian penyidikan secara undangundang.
3. Bagaimana hubungan fungsional antara penyidik dan penuntut
umum dalam proses penyidikan.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984.
2. KUHAP.
Pertemuan ke-IX
HAK TERSANGKA / TERDAKWA
Dengan berlakunya KUHAP bahwa tersangka/terdakwa diberikan
sejumlah hak yang yang dalam penggunaannya adalah tergantung dari
pihak tersangka/terdakwa sendiri dalam artian apakah hak tersebut
dipergunakan atau tidak. Namun ada hak menurut undangpundang
wajib diberikan oleh pemerintah baik diminta dan ataupun tidak.
Tugas :
1. Hak-hak apa saja yang diberikan oleh undang-undang kepada
tersangka/terdakwa.
2. Hak apa yang oleh pemerintah secara wajib untuk diberikan baik
diminta dan ataupun tidak.
3. Bagaimana apabila hak tersangka/terdakwa tersebut dilanggar oleh
penyidik dan atau penuntut umum.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984.
2. KUHAP.
Pertemuan ke-X
PENANGKAPAN
3. KUHAP.
Pertemuan ke-XII
PENGGELEDAHAN / PENYITAAN
Untuk kepentingan pencaharian bukti-bukti bahwa Polisi dalam hal ini
melakukan tindakan penggeledahan rumah dan sekaligus menyita
barang-barang yang ada di dalam rumah tersebut.
Tugas :
1. Secara undang-undang apakah tindakan Polisi tersebut dapat disebut
sebagai penggeledahan / penyitaan.
2. Bagaimana penggeledahan/penyitaan dilakukan dalam keadaan
tertangkap tangan.
3. Apakah konskwensi yuridis terhadap penggeledahan/penyitaan yang
tidak sesuai dengan undang-undang.
Bacaan :
1. Tanusubroto, Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana, 1984, hal 38.
2. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Prosedur penyelesaian perkara
pidana menurut KUHAP bagi Penegak Hukum), 1982, hal.29.
3. KUHAP.
Ertemuan ke-XIII
I.
PENUNTUTAN
Jaksa/Penuntut Umum setelah menrima berkas perkara dari penyidik
akan mempelajari dan apabila berkas perkara dianggap belum cukup,
penutntut umum memiliki wewenang untuk melakukan pra-penuntutan.
Apabila berkasnya telah dianggap cukup maka penuntut umum
membuat surat dakwaan kemudian melakukan penuntutan dengan
melimpahkan perkara ke pengadilan berwenang. Kemudian setelah
perkara disidangkan ternyata oleh pengadilan dinyatakan bahwa surat
dakwaan Penuntut Umum tersebut sebagai tidak memenuhi syarat
undang-undang dan dibatalkan demi hukum.
Tugas :
1. Apakah surat dakwaan.itu.
8
Pertemuan ke-XIV
PEMERIKSAAN PERKARA DI SIDANG PENGADILAN
Pengadilan dalam menindak lanjuti tuntutan Penuntut Umum agar
perkara disidangkan, maka untuk ini sesuai wewenang yang ada akan
menentukan acara pemeriksaan perkara yaitu apakah dilakukan dengan
acara biasa, singkat dan cepat adalah tergantung dari bobot dan
pembuktian perkara bersangkutan.
Tugas :
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan perkara biasa, singkat dan
cepat.
2. Bagaimana proses acara sidang pengadilan perkara biasa, singkat
dan cepat.
3. Bagaimana acara pembuktian dalam perkara pidana.
4. Apa yang dimaksud dengan alat bukti minimum.
5. Jenis putusan perkara pidana.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984., hal.212
224
2. Soedirjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana, 35 46
Pertemuan ke-XV
PEMBUKTIAN
11
12