Anda di halaman 1dari 3

Yusuf Mansur Network

Opsi untuk berita ini

( DZIKRULMAUT ) DIANTARA SEBAB-SEBAB SESEORANG MENDAPAT AZAB KUBUR Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan seseorang mendapatkan adzab kubur. Dalam kitabnya Ar-Ruh menyatakan: Secara global, mereka diadzab karena kejahilan mereka tentang Allah Subhanahu wa Taala, tidak melaksanakan perintah-Nya, dan karena perbuatan mereka melanggar larangan-Nya. Maka, Allah Subhanahu wa Taala tidak akan mengadzab ruh yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. Demikian juga, Allah Subhanahu wa Taala tidak akan mengadzab satu badan pun yang ruh tersebut memiliki marifatullah (pengenalan terhadap Allah) selama-lamanya. Sesungguhnya adzab kubur dan adzab akhirat adalah akibat kemarahan Allah Subhanahu wa Taala dan kemurkaan-Nya terhadap hambaNya. Maka barangsiapa yang menjadikan Allah Subhanahu wa Taala marah dan murka di dunia ini, lalu dia tidak bertaubat dan mati dalam keadaan demikian, niscaya dia akan mendapatkan adzab di alam barzakh sesuai dengan kemarahan dan kemurkaan-Nya. (Ar-Ruh hal. 115) Di antara sebab-sebab adzab kubur secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Kekafiran dan kesyirikan. Sebagaimana adzab yang menimpa Firaun dan bala tentaranya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: . Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras. (Ghafir: 45-46) 2. Kemunafikan Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar. (At-Taubah: 101) 3. Tidak istinja dan mengadu domba Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: . : n . : :

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melewati dua kuburan. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, dan tidaklah keduanya diadzab disebabkan suatu perkara yang besar (menurut kalian). Salah satunya tidak menjaga diri dari percikan air kencing, sedangkan yang lain suka mengadu domba antara manusia. Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah, kemudian beliau belah menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu bagian pada masing-masing kuburan. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini? Beliau menjawab: Mudah-mudahan diringankan adzab tersebut dari keduanya selama pelepah kurma itu belum kering. (Muttafaqun alaih dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma) 4. Ghibah Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: : : Tatkala Rabbku memirajkanku (menaikkan ke langit), aku melewati beberapa kaum yang memiliki kuku dari tembaga, dalam keadaan mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka dengan kukunya. Maka aku bertanya: Siapakah mereka ini wahai Jibril? Dia menjawab: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging (suka mengghibah) dan menjatuhkan kehormatan manusia. (HR. Ahmad, dishahihkan dalam Ash-Shahihah no. 533. Hadits ini juga dicantumkan dalam AshShahihul Musnad karya Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu) Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullahu menyatakan: Sebagian ulama menyebutkan rahasia dikhususkannya (penyebab adzab kubur) air kencing, namimah (adu domba), dan ghibah (menggunjing). Rahasianya adalah bahwa alam kubur itu adalah tahap awal alam akhirat. Di dalamnya terdapat beberapa contoh yang akan terjadi pada hari kiamat, seperti siksaan ataupun balasan yang baik. Sedangkan perbuatan maksiat yang akan disiksa karenanya ada dua macam: terkait dengan hak Allah Subhanahu wa Taala dan terkait dengan hak hamba. Hak-hak Allah Subhanahu wa Taala yang pertama kali akan diselesaikan pada hari kiamat adalah shalat, sedangkan yang terkait dengan hak-hak hamba adalah darah. Adapun di alam barzakh, yang akan diputuskan adalah pintu-pintu dari kedua hak ini dan perantaranya. Maka, syarat sahnya shalat adalah bersuci dari hadats dan najis. Sedangkan pintu tumpahnya darah adalah namimah (adu domba) dan menjatuhkan kehormatan orang lain. Keduanya adalah dua jenis perkara menyakitkan yang paling ringan, maka diawali di alam barzakh dengan evaluasi serta siksaan karena keduanya. (Ahwalul Qubur hal. 89) 5. Niyahah (meratapi jenazah) Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda: Sesungguhnya mayit itu akan diadzab karena ratapan keluarganya. (Muttafaqun alaih)

Dalam riwayat lain dalam Shahih Muslim: Mayit itu akan diadzab di kuburnya dengan sebab ratapan atasnya. Jumhur ulama berpendapat, hadits ini dibawa kepada pemahaman bahwa mayit yang ditimpa adzab karena ratapan keluarganya adalah orang yang berwasiat supaya diratapi, atau dia tidak berwasiat untuk tidak diratapi padahal dia tahu bahwa kebiasaan mereka adalah meratapi orang mati. Oleh karena itu Abdullah ibnul Mubarak rahimahullahu berkata: Apabila dia telah melarang mereka (keluarganya) meratapi ketika dia hidup, lalu mereka melakukannya setelah kematiannya, maka dia tidak akan ditimpa adzab sedikit pun. (Umdatul Qari, 4/78) Adzab di sini menurut mereka maknanya adalah hukuman. (Ahkamul Janaiz, hal. 41) Selain sebab-sebab di atas, ada beberapa hal lain yang telah disebutkan dalam pembahasan Macam-macam Adzab Kubur. Apakah Adzab Kubur itu Terus-Menerus? Jawaban terhadap pertanyaan ini: 1. Adzab kubur bagi orang-orang kafir terjadi terus-menerus dan tidak mungkin terputus karena mereka memang berhak menerimanya. Seandainya adzab tersebut terputus atau berhenti, maka kesempatan ini menjadi waktu istirahat bagi mereka. Padahal mereka bukanlah orang-orang yang berhak mendapatkan hal itu. Maka, mereka adalah golongan orang-orang yang terus-menerus dalam adzab kubur sampai datangnya hari kiamat, walaupun panjang masanya. 2. Orang-orang beriman yang berbuat maksiat, Allah Subhanahu wa Taala mengadzab mereka dengan sebab dosa-dosanya. Di antara mereka ada yang diadzab terus-menerus, ada pula yang tidak. Ada yang panjang masanya, ada pula yang tidak, tergantung dosa-dosanya serta ampunan Allah Subhanahu wa Taala. (Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/123) Ya Allah, selamatkan kami dari azab kubur Mudahkan kami menjawab segala pertanyaan Mungkar dan Nangkir. Janganlah Engkau jadikan kubur-kubur kami lubang-lubang nerakaMu. Janganlah Engkau datangkan ular segemuk leher unta dalam kubur kami . Janganlah kami diseksa di dalam kubur ya Allah. Janganlah Engkau datangkan malaikat yang buta dan tuli untuk menyiksa kami. Jangan himpitkan kubur kami, luaskanlah kubur kami ya Allah. Semoga dikubur kami tidur umpama pengantin di malam pertama ya Allah Jadikanlah kubur-kubur kami taman-taman syurgaMu Bukalah jendala semoga kami dapat bau haruman syurga Luaskan kubur kami seluas mata memandang. Ya Allah, semoga kami menjaga solat lima waktu ya Allah. Semoga kami ahli sedekah ya Allah. Lancarkan lidah kami membaca Al Quran ya Allah. Basahkan lidah kami zikrullah ya Allah, semoga kami selamat di kubur ya Allah, Aamiin Yaa Robbal 'alamiin

Anda mungkin juga menyukai