Anda di halaman 1dari 6

A. Metabolisme Semua kegiatan organisme memerlukan perubahan energi.

Dengan satu atau lain cara semua kegiatan atau fungsi organisme pada dasarnya menyangkut perubahan energi dan reaksi kimia. Reaksi-reaksi kimia yang sangat banyak jumlahnya dan yang senantiasa berlangsung di dalam sel ini dikenal sebagai metabolisme. Jalur metabolisme terdiri dari reaksi-reaksi anabolisme dan katabolisme. Reaksi anabolisme adalah reaksi membangun dari ikatan sederhana ke ikatan lebih besar dan kompleks misalnya glukosa diubah menjadi glikogen, asam lemak dan gliserol menjadi trigliserida, serta asam amino menjadi protein. Proses anabolisme memerlukan energi. Reaksi katabolisme adalah reaksi yang memecah ikatan kompleks menjadi ikatan lebih sederhana. Reaksi katabolisme biasanya melepaskan energi. Contoh reaksi katabolisme adalah pemecahan glikogen menjadi glukosa, trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta protein menjadi asam amino. Dalam melaksanakan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi saling berhubungan erat sekali, sehingga terdapat saling ketergantungan. Gangguan atau hambatan pada metabolisme sesuatu zat gizi akan memberikan pula gangguan atau hambatan pada metabolisme zat gizi lainnya. Sebagai contoh akan dibicarakan disini metabolisme zat-zat gizi yang merupakan penghasil utama energi, yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dalam proses ini ternyata diperlukan hadirnya pula dan kerjasama zat-zat gizi vitamin dan mineral. B. Vitamin Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin mempunyai peran sangat penting dalam metabolisme tubuh), karena vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Jika manusia, hewan dan ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan

dapat melakukan aktivitas hidup dengan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah terkena penyakit. Untuk bisa mendapatkan asupan vitamin tidaklah sulit, bisa dikatakan kebanyakan makanan yang kita konsumsi setiap hari telah mengandung vitamin hanya saja mungkin kita tidak menyadari besar kecilnya kandungan vitamin yang kita konsumsi setiap hari. C. Mineral Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. D. Peran Vitamin dan Mineral dalam Metabolisme Nutrisi (makanan) sangat berperan dalam sistem kekebalan (imunitas) tubuh. Agar sistem imun dalam tubuh bekerja dengan baik diperlukan nutrisi yang kuat. Vitamin dan mineral termasuk salah satu bagian nutrisi mikronutrien atau nutrisi kecil yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang kecil. Pada mulanya peran nutrisi hanya untuk mencukupi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien yang sifatnya esensial sebagai penyeimbang kehilangan masa otot dan mencegah menurunnya imunitas tubuh yang terkait dengan lamanya suatu perawatan. Saat

ini peran nutrisi lebih jauh lagi, berbagai komponen nutrisi digunakan untuk memodulasi fungsi sistem imun. Reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh dijalankan dan diatur oleh enzim-enzim. Pada umumnya sesuatu enzim berfungsi khusus mengatur suatu reaksi atau satu kelompok reaksi-reaksi sejenis. Pada proses metabolisme tubuh, vitamin memegang peran sangat vital, terlebih yang tidak dihasilkan oleh tubuh. Vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Setiap vitamin yang kita butuhkan memiliki peran sepesifik dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Banyak vitamin membutuhkan mineral untuk melakukan peranannya dalam metabolisme. Misalnya, koenzim tiamin membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien. Mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim. Keseimbangan mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap terhadap rangsangan. Enzim dapat bekerja terlepas dari ada atau tidaknya sel atau partikel selular yang masih hidup. Bahkan enzim dapat diekstraksi dan dipisahkan dari elemen selular dan memperlihatkan pengaruhnya dalam percobaan in vitro. Suatu enzim terdiri atas beberapa komponen. Bagian protein yang disintesa oleh tubuh, disebut apoenzim. Apoenzim ini diproduksi dalam bentuk in

aktif dan baru dapat aktif bekerja bila diaktifkan oleh Co-enzim. Co-enzim ini pun terdiri atas dua sub komponen, ialah bagian non-protein yang dihasilkan oleh sel tubuh, yang memerlukan komponen yang datang dari luar tubuh seperti dalam makanan, yang disebut vitamin. Komponen-komponen diatas membentuk stuktur enzim yang lengkap disebut holoenzim. Holoenzim inilah yang merupakan enzim aktif, tetapi ada pula enzim yang memerlukan adanya ion logam tertentu untuk mencapai aktivitasnya yang optimum. Pada dasarnya semua zat gizi tidak boleh ada yang defisien, tetapi pada kenyataannya tidak semua zat gizi terdapat bersamaan sekaligus setiap mengkonsumsi hidangan. Ini mungkin terjadi karena kuantum yang dibutuhkan bagi zat-zat gizi tersebut berbeda-beda. Ada yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, sedangkan zat gizi tersebut selalu tersedia di dalam bahan makanan setiap saat dalam jumlah cukup besar. Maka zat gizi ini tidak pernah menunjukkan kondisi defisien. Kelebihan zat gizi pada satu kali konsumsi dapat ditimbun dan dipergunakan kelak bila suatu saat kurang di dalam hidangan yang dikonsumsi. Zat gizi yang dapat ditimbun dalam jumlah besar, sedangkan penggunaannya setiap kali hanya sedikit, dapat tahan lebih lama terhadap suplai yang kadangkadang tidak mencukupi. Demikianlah meskipun pada dasarnya semua jenis zat gizi itu harus selalu ada dalam jumlah mencukupi setiap kali konsumsi, tetapi kenyataannya beberapa jenis zat gizi dapat absen di dalam sesuatu hidangan tertentu, dan tidak selalu tersedia dalam hidangan, tanpa segera memperlihatkan terjadinya gejala-gejala defisiensi. Hal ini dimungkinkan oleh adanya cadangan dan kuantum yang diperlukan hanya sedikit sekali. Tetapi semua zat gizi akan memperlihatkan gejala-gejala defisiensi bila absen di dalam hidangan yang dikonsumsi untuk jangka waktu yang cukup lama. Terutama vitamin-vitamin, khususnya yang larut di dalam air, merupakan zat-zat gizi yang paling sering menunjukkan gejala-gejala

kekurangan. Ini terutama karena kesanggupan ditimbun dari vitamin-vitamin ini pada umumnya rendah, dan kelebihan konsumsi vitamin diekskresikan di dalam air seni. Hubungan metabolisme antara zat yang satu dengan zat lain dapat pula karena zat yang satu merupakan prekursor dari zat yang lainnya, sehingga defisiensi prekursor itu dapat pula berakibat defisiensi zat yang dibuat di dalam tubuh dari prekursor tersebut. Vitamin A misalnya dibuat di dalam tubuh dari prekursor karoten. Di dalam hidangan Indonesia, pada umumnya vitamin A berasal dari karoten, sedangkan konsumsi vitamin A itu sendiri sangat rendah, sehingga defisiensi vitamin A terjadi pula karena kurangnya konsumsi sayursayuran berwarna hijau yang biasanya mengandung banyak karoten tersebut. Jadi kita lihat bahwa untuk mendapatkan proses biokimiawi yang optimum, semua jenis zat gizi harus hadir bersama-sama pada saat waktu tertentu dalam kuantum masing-masing yang mencukupi kebutuhan. Defisiensi salah satu zat gizi akan memberikan hambatan pada reaksi biokimia yang merupakan suatu deretan reaksi-reaksi.

TUGAS TERSTRUKTUR METABOLISME ZAT GIZI INTEGRASI PERAN VITAMIN DAN MINERAL DALAM METABOLISME

Disusun oleh : Tiffany Gumilang Windhesty A1M012005

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PURWOKERTO 2014

Anda mungkin juga menyukai