Anda di halaman 1dari 13

CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Secara umum, untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, berikut ini akan diuraikan metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan rincian Iangkah kerja untuk melaksanakan pekerjaan yang meliputi:

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembongkaran Pekerjaan ini meliputi pembongkaran dan pembuangan banguna lama yang ada di lokasi pekerjaan. Sisa bongkaran tersebut akan dikumpulkan pada suatu tempat yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan setelah dikumpulkan akan dimusnahkan/dibuang dari lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini akan dilaksanakan sampai lokasi pekerjaan benar-benar bersih. 2. Pembersihan Lapangan Pembersihan area ini meliputi pembersihan lokasi kerja dari sampah, kotoran-kotoran yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil buangan kotoran akan ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan atau menurut instruksi direksi teknis pekerjaan, dan lokasi kerja akan bebas dari kotoran tersebut. 3. Pembuatan/Sewa Direksikeet Pondok Kerja Kontraktor akan membangun/sewa direksi keet lengkap dengan fasilitas pendukung sebagaimana yang disyaratkan dalam dokumen kontrak. Guna melindungi para pekerja, dan juga untuk tempat penyimpanan bahan yang tidak dapat berinteraksi dengan alam sebagaimana kebutuhan. 4. Drainase, Air Bersih, Air Kerja dan Penerangan Sementara Saluran pembuang air hujan sementara dibuat untuk menjaga lokasi pekerjaan tetap dalam keadaan kering. Air bersih dan air kerja disediakan untuk menjamin kelancaran kerja. Penerangan sementara diberikan pada tempat-tempat dan di sekeliling halaman lokasi kerja. 5. Administrasi Pekerjaan ini meliputi pengurusan adminitrasi, foto dokumentasi, job mix yang diperlukan dan laporanlaporan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan di lapangan Dokumentasi, sebelum pekerjaan dimulai pekerjaan dokumentasi dilaksanakan atau difoto, sebelum pekerjaan dimulai ( Foto 0% ) dan tahapan-tahapan pada pekerjaan yang diperlukan pada saat-saat pekeijaan sedang bekerja ( kondisi 50 % ), hingga seterusnya pada pekerjaan (100 % ). Foto-progres tersebut diserahkan kepada Direksi, sesual kebutuhan dan negatifnya diserahkan semua kepada Direksi. 6. Pemasangan Bouplank. Sebelum pelaksanaan pekerjaan mulai dilaksanakan, maka tertebih dahulu akan dilakukan pengukuran tertebih dahulu dengan memasang patok-patok sementara dan kayu dan dipasang seap 25 sampai 50 m atau ditentukan lain oleh direksi. Patok ini akan dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak mudah goyah ataupun patah serta hilang, dan patok mi akan terus dijaga keberadaannya sampai pekerjaan fisik selesai dilaksanakan.

Adapun hasil pengukuran ini akan menghasilkan data ukur, gambar situasi, profil mamanjang dan contruction drawing. Setiap hasil pengukuran akan diberitahukan secara tertulis kepada direksi teknis dan diparaf/ditandatangani oleh Pihak kontraktor dan direksi teknis. Apabila ada terjadi perubahan dalam pelaksanaan, maka akan dibuatkan gambar dan data yang boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan direksi teknis. Paling lambat 7 hari sete!ah penandatangan kontrak, kami selaku kontraktor pelaksana akan mngadaan pengukuran dan pemeriksaan akan tanah untuk lokasi pekerjaan. Penentuan titik peil lantai ini akan kami laksanakan secara bersama-sama dengan Direksi Teknis dengan berpedoman kepada Gambar Bestek atau elevasi rumah yang sudah ada. Pengukuran akan dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur water pass! theodolite beserta juru ukur di lapangan, dan apabila setelah mendapat izin tertulis dan Direksi Teknis, maka pekerjaan akan dilanjutkan dengan pemasangan bouplank. Pemasangan Bouplank, akan dipasang pada jarak 25 meter dan atau sesuai dengan kebutuhan dengan membuat profil memakai papan kelas Il ukuran 2.5/20 cm diserut rata satu sisi dan dipasang/dipaku pada tiang tiang kayu 5/7 cm yang dipasang dengan kondisi tertancap kuat di dalam tanah, tidak mudah goyah dan patah dan pihak kami akan menjaga kondisi bouplank tetap utuh dan tidak berubah Iokasinya sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan pondasi batu gunung. Bowplank ini baru dapat dibongkar apabila sudah mendapat persetujuan dan pihak Direksi Teknis atau pelaksanaan konstruksi sudah tidak membutuhkan bouplank lagi. Untuk kebutuhan air kerja, pihak kami akan menyediakan sumber air dari sumur tapak proyek dan atau disuplay dari luar. Air yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan harus memenuhi syarat teknis, bersih, bebas dari lumpur ,minyak dan zat kimia lain yang dapat mengganggu konstruksi dan struktur bangunan.

2. PEKERJAAN TANAH / URUNGAN Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapisan hingga ketebalan 10 cm dibawah, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urungan untuk ditumbuk ini dibuat maksimum 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapisan tersebut. Dibawah ini lantai diurung dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air sehingga jenuh, kemudian dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan. 3. PEKERJAAN PONDASI Pekerjaanpasanganpondasi cyclopean 1:3:5 PekerjaanPondasitapak yang terdiridariuk. 60 x 60 cm. Syarat-Syarat Untuk proses pengerasan pondasi, maka selama minimum 3 (tiga) hari setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi harus dilindungi dari benturan keras.

Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan akibat adanya pekerjaan lain. Semen Portland Yang digunakan harus mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi N1-8. Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan Iantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen. Pasir Beton 1. Pasir untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuanbatuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu pasir untuk berbagai-bagai mutu beton menurut pasal 4.2. ayat (1) (PBI 1971), maka pasir harus memenuhi satu, beberapa atau semua ayat berikut ini. 2. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir pasir harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. 3. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka pasir harus dicuci. 4. Pasir tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan larutan NaOH). Pasir yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan pasir tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan pasir yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama. 5. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1) (PBI 1971), harus memenuhi syaratsyarat berikut : sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat; sisa diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat; sisa diatas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% dan 95% berat. 6. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. KerikilBeton / BatuPecah 1. Kerikil/batu pecah untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan koral adalah koral dengan besar butir lebih dari 5 mm. Sesuai dengan pengawasan mutu koral untuk berbagai mutu beton menurut pasal 4.2 ayat (1) PBI 1971, maka kerikil/batu pecah harus memenuhi satu, beberapa atau semua atas ayat berikut ini. 2. Kerikil/batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. kerikil/batu pecah yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat kerikil/batu pecah seluruhnya. Butir-butir koral harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.

3. Kerikil/batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering), Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka koral harus dicuci. 4. Kerikil/batu pecah tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali. 5. Kekerasan dari butir-butir koral diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20t, dengan mana harus dipenuhi syarat-syarat berikut : tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 19 mm lebih dari 24% berat; tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22%. Atau dengan mesin Pengaus Los Angelos, dengan mana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%. 6. Kerikil/batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1) (PBI 1971), harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat; selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 69% dan minimum 10% berat. 7. Besar butir kerikil/batu pecah maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum di antara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan, apabila menurut penilaian Pengawas Ahli cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa hingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil/batu pecah. Air Air yang digunakanharus air tawar yang bersihdantidakmengandungminyak, asam, alkali danbahan-bahanorganis / bahanlainnya yang dapatmerusakbetondanharusmemenuhiSyarat syaratPeraturanBeton Indonesia (NI.21971).ApabiladipandangperluDireksiPengawasdapatmintakepadaKontraktorsupaya air yang dipakaidiperiksa di laboratoriumresmidansahatasbiayaKontraktor. Air yang mengandunggaram (air laut) tidakbolehuntukdipakai. Pelaksanaanpekerjaanpondasibatu kali/gununginiharusdisesuaikandengangambar yang ada. 4. PEKERJAAN BETON BERTULANG Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada direksi apabila ada perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. - Adukan beton Pengadukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi yaitu: Tidak berakibatkan pemisahan dan kehilangan bahan-bahan Tidak terjadi perbedaan waktu pengikat yang menyolok antar beton yang sudah dicor dan yang akan dicor dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi table 4.4.1 PBI 1971. Pembesian -Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan pada PBI 1971. -Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.

Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tidak berubah tempat selama pengecoran dan bebas dari papan acuan sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.

Pengecoran Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat ketempattempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m. Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batasbatas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1 PBI-1971. Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja harus mengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecoran berikutnya untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali dalam waktu 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut diatas. Pembongkaran Acuan/Bekisting sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja harus mengikuti pasal 5.8 PBI-1971. Pembongkaran Acuan/Bekisting baru dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem acuan/bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji laboratorium dan dengan perhitungan-perhitungan yang harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari yang diperhitungkan, acuan/bekisting dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung Acuan/bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolomkolom penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatannya ternyata baik hasil pengecorannya. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran untuk Mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan karungkarung basah.

1. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuanketentuan diatas dan sesuai dengan Gambar Kerja yang diberikan. 2. Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau Konsutan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab. 3. Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir yang tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengecoran, sehingga terjadi keropos dan lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini : Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas. Jika ketidak sempurnaan ini tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas biaya Pemborong. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, atau gelembung udara, keropos berlubang, tonjolan dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan. 5. PEKERJAAN DINDING Pekerjaan dinding bata mempuyai 2 (dua) macam pasangan yaitu : Pasangan kedap air (1 Pc : 2 Ps). Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm di atas lantai Pasangan dinding saluran keliling bangunan Pasangan dinding WC setinggi 150 cm diatas permukaan lantai Pasangan dinding septitank Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut Persyaratan adukan Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diadukan dalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru. Pengukuran Pengukuran (unit Zet) harus dilakukan oleh kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, denga syarat : Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benar. Pengukuran pasanagn benang anatara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan bata sudut.

Penakhiransambunganpadasatuharikerjaharusdibuatbertanggamenurundantidaktegakbergigiuntuk menghindariretakdikemudianhari.Padatempat-tempattertentusesuaigambardiberikolomkolompraktis yang ukurandisesuaikandengantebaldinding. Lubanguntukalat-alatlistrikdanpipa yang ditanamdidalamdinding, harusdibuatpahatansecukupnyapadabata (sebelumdiplaster). Pahatantersebutsetelahdipasanganpipa/alat, harusditutupdenganadukanplesteran yang dilaksanakansecarasempurna, dikerjakanbersama-samadenganplesteranseluruhbidangtembok. Dalammendirikandinding yang kenaudaraterbuka, selamawaktuhujanlebatharusdiberipelindungandenganmenutupbagianatasdaritembokdenganpenut up yang sesuai (plastik).Dinding yang telahterpasangharusdiberiperawatandengancaramembahasainyasecaraterusmenerus paling sedikit 7 (tujuh) harisetelahpemasangannya. 6. PEKERJAAN PLESTERAN Sebelum plesteran dilakukan, maka : Dinding dibersihkan dari semua kotoran Dinding dibasahi dengan air Semua permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm Permukaan beton yang akan diplesteran dibuat kasar agar bahan plesteran dapat melekat dengan baik. Adukan plesteran bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 2 Ps sedangkan plesteran bata lainya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Pc. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1 cm sampai 1,5 cm. Untuk mencapai ketebalan plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mister kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaiki secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya bongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya. Semua bidang plesteran harus diperlihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesteran. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang. 6. PEKERJAAN LANTAI Dasar Lantai Dilapisipasangansetebal 10 cm dandipadatkanuntukbangunanbaru.Sedangkanuntukbangunan yang dipasangkeramik, dasarlantainyabetontumbuksetebal 7 cm. Adukan

Untuk beton tumbukan 1 Pc : 2 Ps : 3 : Kr dan plesteran 1 Pc : 3 Ps Adukan Untuk keramik semen dicampur air sehingga didapat campuran yang plastis

Pemasangan Lantai beton tumbukan dipasang dengan ketebalan 7 cm dan diplesteran setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps. Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat ronggarongga dibawah keramik yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik dengan keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang warnanya sesuai dengan warna keramik. Hasil pasangan akhir harus rata tidak boleh bergelombang dan waterpass. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh retak, noda dan cacat cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian yang cacat tersebut harus dibongkar. Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass. Pada lantai KM/WC permukaan lantainya dimiringkan 1 % kearah fluor drain. 7. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi lapangan (ukuran) dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan system konstruksi bahan lain. Prioritaskan proses pabrikasi harus siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan mebuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Pemberi Kerja/ Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran. Semua frame/ kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti seperti dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk dikerjakan pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-acvated gas (argon) dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivel, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar. Angkur-angkur untuk rangka/ kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/ stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari setiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/ cm . Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealent. Diisyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut : Dapat dijadikan kosen untuk dinding maupun kaca mati. Sesuai digunakan untuk berbagai bentuk jendela seperti : jendela geser, jendela gulung dan lain-lain. Dapat menggunakan engsel yang bervariasi, untuk perencanaan ini, pada pekerjaan pintu menggunakan engsel type Floor Hings ( Engsel Tanam ). Material alumunium warna coklat dengan ukuran 3 tebal 1 mm menggunakan kaca bening ukuran 5 mm Sistem kosen dapat menampung pintu kaca Frame less maupun pintu kayu double teakwood. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas. Untuk fitting hard ware dan reinforoing material yang mana kosen aluminium akan kontak dengan bes, tembaga atau

lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout, atau dengan teknik tertentu yang mengacu pada gambar kerja. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealent supaya kedap air dan suara. 8. PEKERJAAN KACA Pemasangankacainidilaksankanpadasemuapekerjaanpemasangankaca disebutkandalamgambarsepertijendela, pintu.Ukuran, tebal, warnadanjeniskaca yang yang

dipasangsesuaipetunjukgambar, uraiandansyaratsyarattertulis, petunjukPemberiKerja/Pengawas. Kontraktorwajibmembuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)

berdasarkanpadagambardokumenkontrakdantelahdisesuaikandengankeadaanlapangan.Kontraktor wajibmembuat shop drawing untuk detail-detail khusus shop yang drawing

belumtercakuplengkapdalamgambarkerja/dokumenkontrak.Dalam harusjelasdicantumkansemua data yang

diperlukantermasukketeranganproduk, yang

carapemasanganataupersyaratankhusus

belumtercakupsecaralengkapdidalamgambarkerja/dokumenkontraksesuaidenganspesifikasipabrik. Gambar shop drawing

sebelumdilaksanakanharusmendapatpersetujuanterlebihdahuludariPemberiTugas. Kontraktorwajibmengajukancontohdarisemuabahan. 9. PEKERJAAN LANGIT LANGIT Rangka langit-langit induk dipakai Rangka Baja Ringan/ Furing kualitas baik. Untuk langit-langit bagian dalam ruang dan emperan keliling bangunan digunakan planfond Gypsum Board produksi dalam negeri kualitas baik. Rangka langit-langit induk Furing dipasang dengan Skrup Pengikat pertama yang dipakukan pada gapit kuda-kuda (balok tarik). Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari Yaitu Joiner Furing Chanel kualitas terbaik ke kaki kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkaan pemasangan rangka pembagi dari. Pemasangan rangka Furing ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka ini. planfond Gypsum dipasang pada rangka ini, dengan melakukannya menggunakan Skrup. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada asbes yang retak harus dibongkar lalu dirapatkan kembali. Sambungan antara asbes dipasang lat , termasuk pada bagian pinggir yang berhubungan dengan dinding. 10. PEKERJAAN PENUTUP ATAP UntukatapdigunaknbahanAtapgenteng metal tebal 0,30danuntukrabungdigunakanbahangenteng metal.

Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording menggunakan paku seng. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara satu lembar dengan lembar lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak-balik), sehingga hasil pasangan akan rapi. Bubungan ditutup dengan bahan genteng metal tebal 0,30 mm. Tindisan antara satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik. Pasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoraan setelah pemasangan, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru. 11. PEKERJAAN RANGKA ATAP Dalam merangka dipakukan langsung pada besi ringan (rangka baja) yang lain. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara satu lembar dengan lembar lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak-balik); sehingga hasil pekerjaan akan rapi. Pada sambungan yang sudah dipakukan diberikan plat besi tebal 0.20 mm. Tindisan antara sambungan tidak mudah terbuka harus sesuai dengan persyaratan pabrik. Pasangan harus rapid an memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan terbuka satu sama lainnya. Apabila terjadi kelekangan satu sama lainnya setelah pemasangan, maka bagian yang lekang tersebut harus dibongkar dan dipaasang baru. 12. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 slaag merk SES yang berkualitas baik. Engsel pintu dipasang 3 buah setiap lembar daun pintu. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengkatkan engsel pintu dan ke kosen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarkan dengan obeng. Engsel Bawah dipasang 20 cm dari bawah daun pintu, engsel atas dipasang 20 cm dari atas daun pintu dan untuk yang ditengah dipasang diantara kedua engsel tadi. Engsel daun jendela dipasang 2 (dua) buah tiap daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengkatkan engsel pintu dan ke kosen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarkan dengan obeng, engsel dipasang pada sisi atas daun jendela. setiap engsel dipasang 10 cm dari pinggir dauun jendela. Untuk lat-alat tersebut diataas sebelum dipasang kontraktor wajib memperhatikan contoh tersebut dahulu untuk diminta pertujuan direksi atau pemberi tugas. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya kontraktor. Grendel dan hak angin dipasang 2 buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik minima 20 cm dari bawah daun jendela. Untuk melengkatkan alat tersebut ke daun jendela menggunakan mur. 13. PEKERJAAN PEMIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang sesuai gambar rencana. didalam dinding (in bouw). Pasangan pipa tersebut harus horizontal dan vertical tidak boleh dipasang miring. Setelah selesai pemasangan seleruh jaringan air harus dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh kontraktor, pengawas dan Pemimpin bagian Proyek. Pengujian harus mengahasilkan tekanan hydaulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat

dan kekurangan kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah tanggung jawab kontraktor. Air kotor dari MCK dialirkan dengan pipa PVC 3 kesaluran terdekat. Pemasangan tangki air fiber harus disertai dengan filter. Pelaksanaan secara umum mengacu kepada gambar detail dan persyaratan yang standar, atau ditentukan lain sesuai keadaan dilapangan. 14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Sistem jaringan listrik yang digunakan adalah sistem 3 (tiga) phasa atau R.S.T. Dari 3 phasa tersebut dibagi untuk penerangan 1 phasa (R), untuk jaringan komputer 1 phasa (S) dan untuk AC digunakan 1 phasa (T). Dan untuk AC ruang kepala kantor dan ruang rapat dimasukkan ke phase jaringan penerangan (R). Jaringan listrik untuk phase R dan S dirangkai bisa di switch dengan GENERATOR bila aliran dari PLN mati. Khusus untuk stop kontak komputer dari PLN/GENERATOR harus melalui UPS. Untuk penerangan (phase 1 R ) dibagi menjadi 8 group yaitu 4 group untuk lantai 1 dan 4 group untuk lantai 2, pada lantai 2 penerangan atau lampu dibagi menjadi dua group dan dan AC dua group. Untuk phase 2 ( S ) dibagi menjadi 4 group yaitu 2 group pada lantai 1 dan 2 group pada lantai 2. sedangkan untuk phase 3 ( T ) dibagi menjadi 4 group yaitu 2 group dilantai 1 dan 2 dua group dilantai 2. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armature lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan system pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (system inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak I atau 1,2 m atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa-pipa PVC. Khusus untuk-instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pertahanan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air dengan resistansi max 2 ohm). Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan / komponen-komponennya harus disesuaikan dengan system tegangan 220 volt. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjukan pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN. Pengujian instalasi harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor. Perbaikan sistem switch otomatis generator dilakukan dengan sempurna dan mendapat persetujuan dari pengawas. Pada tangga harus menggunakan saklar rotel. 15. PEKERJAAN PENGECETAN Pekerjaan pengecetan dilaksanakan setelah pemasangan plafond. Pekerjaan menie harus betulbetul rata, berwarna sama, pengecetan minimal 2 kali. - Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis digunakan bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut :

2 kali pekerjaan menie kayu/cat dasar 1 kali lapisan pengisian dengan plamur kayu penghalusan dengan amplas finising dengan kayu sampaai rata minimal 2 kali

Pengecetan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut ; Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih. Melapisi seng dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih. Pengecetan dengan cat tembok emulasi sampai rata, minimal 12 kali Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belangbelang atau noda-noda mengelupas. Pengecetan plafond harus dilakukan menurut proses berikut ; Membersihkan bidang plafond yang akan dicat. Mengecat plafond 2 kali, sehingga menghasilkan bidang pengecetan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas. Pengecetan atap seng harus dilakukan menurut proses berikut ; Membersihkan bidang seng yang akan dicat. Mengecat atap seng 2 kali, sehingga menghasilkan bidang pengecetan yang merata sama dn tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas. 16 PEKERJAAN LAIN-LAIN
1.

2. 3. 4.

5.

Untuk pekerjaan Relief yaitu relief bingkai jendela, relief sisir, relir tiang teras relief talang beton,serta relief pinggang dilakukan sesuai dengan gambar kerja dan harus dibawah pengawasan direksi/konsultan. Bahan-bahan yang digunakan harus bermutu baik. Bila dalam gambar terdapat hal ya kurang jelas dapat ditanyakan pada direksi/pengawas. Untuk pekerjan pemasangan jaringan telepon & jarian LAN harus dikoordinasi dengan pihak terkait tentang jaringan tersebut dan letak disesuaikan dengan gambar rencana. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara gambar dan bestek, maka diambil gambar detail sebagai pedoman dan juga bila tidak sesuai, yang berlaku adalah apa dalam bestek dan meminta pentunjuk direksi guna adanya kejelasan untuk pelaksanaan selanjutnya. Sebelum pekerjaan diserahterimakan kontraktor pelaksana diwajibkan membongkar gudang, bangsal bangsal kerja, membersihkan bahan bahan bangunan,kotoran kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besarnya, metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat saat pelaksanaan nanti. Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat timbul alternatif-alternatif lain yang mungkin lebih efisien dan efektif. Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Anda mungkin juga menyukai