Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Dewasa ini para ilmuwan telah menggabungkan biologi dengan teknologi yang dikenal dengan bioteknologi, yaitu penggunaan proses biologi untuk penyediaan bahanbahan dan jasa bagi manusia. Ilmuwan yang menggunakan bantuan jasad renik atau mikroorganisme dalam prosesnya tidak sedikit. Mikroorganisme yang akan digunakan terlebih dahulu ditumbuhkan dengan jumlah yang besar dalam keadaan steril agar penelitian dapat tetap diulangi apabila terjadi kontaminasi pada prosesnya. Langkah awal untuk menumbuhkan mikroorganisme tentu saja adalah pembuatan media pertumbuhan yang baik dan benar dengan mengetahui kebutuhan dasar yang diperlukan mikroorganisme tersebut. Hal ini yang mendorong kami untuk melakukan praktikum pembuatan media pertumbuhan dengan memperhatikan kebutuhan dasar mikroorganisme.

1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah prosedur umum pembuatan media pertumbuhan dengan

memperhatikan kebutuhan dasar mikroorganisme?

1.3. Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui prosedur umum pembuatan media pertumbuhan dengan memperhatikan kebutuhan dasar mikroorganisme.

1.4. Manfaat Manfaat dari kegiatan ini dapat membantu para peneliti atau pekerja yang membutuhkan pembuatan media pertumbuhan suatu mikroorganisme dalam

prosesnya, sehingga para peneliti atau pekerja lebih memahami konsep media pertumbuhan serta terampil dalam mengaplikasikannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Organisme

ataupun

mikroorganisme

tentu

membutuhkan

nutrisi

dalam

pertumbuhannya meskipun media pertumbuhan yang digunakan berbeda. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme dalam pertumbuhannya adalah kabon (C), nitrogen (N), oksigen (O) dan hidrogen (H). Unsur logam seperti natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan lainnya juga diperlukan sebagai sumber mineral. Karbon merupakan komponen utama dan penting bagi sistem hidup khususnya sebagai kerangka makromolekul seluler. Mikroba yang memperoleh karbon dari karbon dioksida disebut autotrof, sedangkan mikroba yang memperoleh karbon dari molekul organik disebut heterotrof. Sumber karbon organik berasal dari karbohidat, lemak, protein dan asam organik. (Waluyo, 2004) Bakteri membutuhkan senyawa nitrogen organik (protein dan produk turunannya) seperti peptida dan asamasam amino tertentu. Nitrogen bagi bakteri berfungsi sama seperti protein yaitu sebagai zat pembagun dan pertumbuhan. Sumber nitrogen banyak terdapat pada bahan baku yang berprotein tinggi, misalnya pada taoge karena dalam beberapa penelitian mengatakan bahwa taoge merupakan sumber asam amino esensial yang sangat potensial dengan komposisi yang sangat baik. (Suriawiria, 1999) Bakteri bergantung pada oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Oksigen dibutuhkan sebagai akseptor elektron terakhir dalam proses respirasi yang akan menghasilkan energi ATP namun pada beberapa bakteri lain kehadiran oksigen justru bersifat toksik. (Johnson, 1970) Hidrogen merupakan komponen utama sel mikroba dan mediumnya. Hidrogen pada mikroba berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses metabolisme dan pertumbuhannya, sebagai sumber untuk bahan organik sel pada respirasi, sebagai pelarut dan sebagai alat pengangkut dalam metabolisme. Sumber hidrogen pada media pertumbuhan mikroba dapat berasal dari akuades dan gula. (Waluyo, 2004) Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zatzat makanan/nutrisi yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media pertumbuhan yang digunakan oleh mikroorganisme terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu media berdasarkan konsistensinya, media berdasarkan komposisinya dan media berdasarkan tujuannya. (Dwijoseputro,1987) Praktikum kali ini lebih mengarah kepada macammacam media pertumbuhan berdasarkan konsistensinya yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Media cair yaitu media yang tidak mengandung agar, digunakan untuk menumbuhkan mikroba dalam skala besar, mengidentifikasi jenis dari suatu mikroba dan berbagai macam uji. 3

2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Media ini dibuat dengan tujuan agar pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang dan juga untuk mencegah atau menekan difusi oksigen. 3. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. Media ini digunakan untuk mengembangbiakkan mikroba. Sterilisasi harus dilakukan pada pembuatan media pertumbuhan mikroba karena sterlisasi dapat meminimalisir terjadinya kontaminasi, baik alat maupun medianya. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. (Fardiaz, 1992) Metode sterilisasi yang digunakan adalah panas basah atau uap, panas kering, penyaringan, gas dan radiasi. Sifat sediaan dan zat aktif yang dikandung berpengaruh pada hasil sterilisasi. Praktikum kali ini lebih mengarah kepada teknik sterlisasi basah yang menggunakan autoklaf dan teknik sterilisasi kering yang menggunakan oven. Kelebihan dari sterilisasi menggunakan autoklaf (sterilisasi basah) adalah waktu yang diperlukan sangat singkat yaitu 15 menit meskipun dengan suhu 121oC (rendah) dan juga dapat digunakan untuk alatalat yang terbuat dari palstik. Kekurangannya adalah bahan atau alat yang telah disterilisasi dengan autoklaf harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kelebihan dari sterilisasi menggunakan oven (sterilisasi basah) adalah suhunya lebih tinggi meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama. Kekurangannya adalah suhunya sulit terkontrol sehingga harus diawasi secara manual, tidak dapat digunakan untuk sterilisasi alatalat yang membutuhkan keakuratan misalnya gelas ukur dan juga tidak dapat digunakan untuk alatalat atau bahan yang terbuat dari karet ataupun plastik.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan praktikum pembuatan media pertumbuhan ini dilaksanakan pada: Hari, tanggal Pukul Tempat : Selasa, 18 September 2012 : 8.5010.40 WIB : Laboratorium Mikrobiologi Gedung C9 FMIPAUNESA

3.2. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan media pertumbuhan diantaranya: a. Alat 1. Erlenmeyer (100 ml, 250 ml, 50 ml) 2. Gelas ukur (10 ml, 25 ml, 100 ml) 3. Gelas beker (1000 ml, 100 ml) 4. Cawan Petri 5. Pipet 6. Tabung reaksi 7. Batang pengaduk 8. Panci 9. Neraca Ohaus 10. Autoklaf 11. Oven b. Bahan 1. Taoge 875 g 2. Akuades 3,5 L 3. Gula pasir 210 g 4. Agar batang 52,5 g 5. Kertas/aluminium foil 6. Tali kasur 7. Kertas label 8. Plastik 2 kg (tahan panas) 9. Kapas kg

3.3. Metode Penelitian Kami menggunakan metode penelitian pada praktikum pembuatan media pertumbuhan karena kami membuat medianya sendiri dan meneliti pembuatan media tersebut dengan metode-metode yang telah ditetapkan dimulai dari pembuatan ekstrak taoge sampai menjadi media pertumbuhan. Pembuatan media Taoge Cair (TC) Prosedur yang pertama untuk pembuatan media taoge cair adalah taoge dibersihkan dan ditimbang sebanyak 875 g kemudian taoge dimasak dengan 3,5 liter akuades dan dibiarkan hingga mendidih. Ekstrak yang dihasilkan selanjutnya disaring 5

menggunakan kain dan kapas sehingga diperoleh filtrat. Filtrat yang siap kemudian ditambahkan gula sebanyak 210 g dan dilakukan pemanasan sampai gula larut dengan sempurna. Panci diberi tanda sebagai batas volume awal agar lebih mudah dalam penambahan akuades setelah filtrat menyusut akibat pemanasan. Langkah selanjutnya adalah mengaduk filtrat hingga tercampur dengan sempurna. Media yang telah siap selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 ml. Mulut tabung reaksi disumbat menggunakan kapas dengan ketentuan kapas penyumbat tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar. Tabung reaksi selanjutnya dibungkus kertas/aluminium foil dan diikat dengan benang kasur. Tabung reaksi dan erlenmeyer kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121o C dengan tekanan 1 atm. Pembuatan media Taoge Agar (TA) Prosedur yang kedua untuk pembuatan media taoge agar adalah taoge dibersihkan dan ditimbang sebanyak 875 g kemudian taoge dimasak dengan 3,5 liter akuades dan dibiarkan hingga mendidih. Ekstrak yang dihasilkan selanjutnya disaring menggunakan kain dan kapas sehingga diperoleh filtrat. Filtrat yang siap ditambahkan gula sebanyak 210 g dan agar sebanyak 52,5 g kemudian dilakukan pemanasan sampai gula dan agar larut dengan sempurna. Panci diberi tanda sebagai batas volume awal agar lebih mudah dalam penambahan aquades setelah filtrat menyusut akibat pemanasan. Langkah selanjutnya adalah mengaduk filtrat hingga tercampur dengan sempurna sehingga dihasilkan media. Media yang telah siap dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml, erlenmeyer dengan volume 250 ml sebanyak 150 ml dan 100 ml serta erlenmeyer dengan volume 100 ml sebanyak 40 ml. Langkah berikutnya mulut tabung reaksi dan erlenmeyer disumbat menggunakan kapas dengan ketentuan kapas penyumbat tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar. Tabung reaksi dan erlenmeyer dibungkus kertas/aluminium foil dan diikat dengan benang kasur. Tabung reaksi dan erlenmeyer disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121o C dengan tekanan 1 atm. Media taoge agar yang telah disterilisasi kemudian dimiringkan hingga padat lalu dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Pembuatan media pertumbuhan Tabel 4.1.1. Bahan dasar dalam pembuatan media pertumbuhan dan fungsinya No 1 Bahan Taoge Fungsi Taoge cocok sebagai medium umum (untuk menumbuhkan bermacammacam bakteri yang tidak memerlukan perlakuan khusus) karena memiliki komposisi dan konsentrasi nutrient yang cenderung sesuai bagi semua jenis bakteri. 2 Gula C6H12O6 Sumber beberapa makronutrien (unsur utama) bagi pertumbuhan bakteri yang akan dibiakkan yaitu unsur C, H, dan O. Makronutrien merupakan unsurunsur yang mutlak diperlukan sel agar tetap hidup dan biasanya diperlukan dalam jumlah yang relatif besar. Misalnya, unsur C diperlukan sebagai penyusun dinding sel. 3 Agar Memadatkan medium cair (agaragar yang dipakai untuk membuat media padat mirip dengan agaragar untuk membuat kue, tetapi memiliki tingkat kemurnian yang tinggi serta bebas senyawa aditif seperti zat pewarna dan pengawet, sehingga yang biasa dipakai adalah serat agaragar segar yang dipotong kecilkecil. Besarkecilnya potongan agar akan berpengaruh pada lama proses pemasakan media, semakin kecil potongan agar maka proses pemasakan media semakin cepat. 4 Akuades Air diperlukan sel untuk mengaktifkan kerja enzim dan melarutkan nutrien supaya dapat lebih mudah ditransportasikan ke dalam sel. Air yang dibutuhkan haruslah air bebas yang berarti tidak terikat oleh bahan koloid, oleh karena itu digunakan air akuades/air suling yang bebas, ber- pH netral (7) dan memiliki kadar AW (Aktifitas air) yang sesuai bagi pertumbuhan bakteri yaitu berkisar 0,90-0,97.

Tabel 4.1.2. Perbandingan warna dan konsistensi media sebelum dan sesudah sterilisasi

Taoge Cair (TC) Warna media sebelum sterilisasi Ekstrak : Hijau +++ sesudah sterilisasi _ (karena media belum dibuka Filtrat : Kuning ++ sejak sterilisasi sampai dimasukkan ke Media : Kuning + dalam lemari pendingin)

Taoge Agar (TA) sebelum sterilisasi Ekstrak : Hijau +++ sesudah sterilisasi Kuning +

Filtrat : Kuning ++

Media : Kuning +

Konsistensi Media

Ekstrak : cair

_ (karena media belum dibuka

Ekstrak : cair

Sesaat setelah sterilisasi

Filtrat : cair

sejak sterilisasi sampai dimasukkan ke dalam lemari pendingin)

Filtrat : cair (namun saat dingin konsistensi filtrat menjadi padat)

konsistensi media adalah cair namun setelah 15 menit konsistensi media

Media : cair

Media : cair (namun saat dingin konsistensi media menjadi padat)

menjadi padat (akibat ditambah agar 15 g/L)

Keterangan :

+) muda ++) sedang/jernih +++) tua

4.2

Teknik sterilisasi Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan dengan tujuan untuk mematikan seluruh sel vegetatif dan generatif bakteri atau sporanya. Ada 2 jenis teknik sterilisasi, yaitu: 1. Sterilisasi menggunakan oven dikenal dengan sterilisasi kering. Sterilisasi tersebut umumnya diperuntukkan bagi peralatanperalatan dari gelas maupun logam yang tahan panas tinggi dan telah dipak dengan kertas atau alumunium foil. Panas udara kering yang diberikan dapat mencapai suhu 160oC selama 23 jam. 2. Sterilisasi menggunakan autoklaf dikenal dengan sterilisasi basah dan ditujukan untuk alat dan bahan cair (medium) yang tahan panas dan telah dipak dengan kertas atau alumunium foil, dilakukan dengan pemberian uap panas pada suhu 121oC selama 15 menit sehingga akan terbentuk tekanan dari uap panas pada ruang autoklaf antara 12 atm. Pemanasan dan tekanan tinggi menyebabkan pecahnya sel vegetatif maupun generatif (spora).

Tabel 4.2.1. Perlakuan dalam pembuatan medium dan fungsinya

Perlakuan 1. Taoge Taoge bersih 875 g


1)

Keterangan harus dimasak dengan air

akuades/air suling/air bebas yang tidak terikat koloid, ber-pH netral (7) dan

Dimasak sampai mendidih (dalam 3,5 L akuades) Dibiarkan 20 menit


2)

memiliki kadar AW (Aktifitas air) yang sesuai bagi pertumbuhan bakteri yaitu berkisar 0,90-0,97.

Ekstrak Disaring dengan kain + kapas

2. Ekstrak harus disaring dengan kain bersih ditambah kapas diatasnya agar filtrat yang dihasilkan benar-benar bebas ampas dan

Filtrat
3) 4)

Ditambah gula 210 g

efisien (setiap pemerasan ekstrak baru cukup diganti kapasnya).

Ditambah agar 52,5 g Dipanaskan sampai larut sempurna Ditambahkan akuades hingga volume 3,5 L Diaduk hingga rata Media

3. Filtrat ditambah gula dan akuades untuk membuat media Taoge Cair/TC. 4. Filtrat ditambah gula, potongan kecil agar dan akuades untuk membuat media

Taoge Agar/TA 5. Media dibagi ke erlenmeyer dan tabung reaksi. 6. Kapas sumbat harus pas dengan mulut 9

erlenmeyer/tabung reaksi (jangan terlalu Media


5)

longgar atau terlalu kuat). 7. Sepuluh tabung reaksi dipak dan diikat Dibagikan ke erlenmeyer/tabung reaksi 6) Mulut erlenmeyer/tabung reaksi disumbat kapas 7) Erlenmeyer/tabung reaksi dipak (dibungkus kertas/alumunium & diikat) 8) Erlenmeyer/tabung reaksi disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit (T = 121oC, P = 1-2 atm) dengan karet (dipilih karet pentil karena hanya memuai saat dipanaskan). 8. Sterilisasi tekanan dengan tinggi akan pemanasan mematikan dan sel

vegetatif maupun sel generatif bakteri 9. Tabung reaksi TA diposisikan miring tetapi media tidak boleh sampai

9)

Diposisikan miring
10)

menyentuh mulut tabung agar tidak terjadi Disimpan pada lemari pendingin kontaminasi. 10. Media yang belum digunakan sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin untuk menghambat aktifitas bakteri.

Media Siap Pakai

10

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prosedur umum pembuatan media pertumbuhan dengan memperhatikan kebutuhan dasar

mikroorganisme adalah sebagai berikut: a. Taoge 875 g dimasak dengan menggunakan akuades 3,5 L (yaitu air yang tidak terikat koloid, ber-pH netral (7) dan memiliki AW (Aktifitas air) yang sesuai bagi pertumbuhan bakteri yaitu berkisar 0,90-0,97) sampai mendidih dan dibiarkan selama 20 menit. b. Ekstrak taoge harus disaring dengan kain bersih ditambah kapas diatasnya agar filtrat yang dihasilkan benar-benar bebas ampas dan efisien (setiap pemerasan ekstrak baru cukup diganti kapasnya) sehingga menghasilkan filtrat. c. Filtrat dipanaskan, ditambah gula 210 g (sebagai sumber makronutien, yaitu unsur C, H, dan O) dan untuk membuat media Taoge Cair/TC, ditambah akuades sampai volumenya 3,5 L sedangkan untuk pembuatan Taoge Agar/TA filtrat dipanaskan, ditambahkan 210 g gula dan 52,5 g serat agar yang telah dipotong kecil-kecil (agar cepat larut) serta ditambah akuades hingga volumenya 3,5 L. d. Media yang telah siap dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan tabung reaksi. e. Mulut erlenmeyer/tabung reaksi disumbat dengan kapas (jangan terlalu longgar atau terlalu kuat). Erlenmeyer dan tabung reaksi selanjutnya dibungkus dengan kertas/aluminium foil dan diikat (sepuluh tabung reaksi dipak dan diikat dengan karet pentil). f. Erlenmeyer dan tabung reaksi disterilisasi dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit (T = 121oC, P = 1-2 atm) yang berguna untuk mematikan sel vegetatif maupun sel generatif bakteri. 5.2 Saran Praktikan sebaiknya melakukan praktikum sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dan dalam melakukan kegiatan praktikum baik subjek maupun objek harus dalam kondisi aseptis agar terhindar dari kontaminasi.

11

DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Prees. Suriawiria, Unus. 1999. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Aksara. Dwijaseputro. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Johnson, Willis. 1970. Biology. New York: Rinehart and Winston. Lestari, Ratih Iga. 2012. Tidak dipublikasikan. Diambil tanggal 18 Semptember 2012. Syauqi, Ahmad. 2012. Tidak dipublikasikan. Diambil tanggal 18 September 2012.

12

LAMPIRANLAMPIRAN

Penyaringan ekstrak menjadi filtrat

Pengadukan filtrat supaya merata

Pengukuran media TC

Pengadukan fitrat yang telah ditambhkan agar

Sterilisasi menggunakan oven

Sterilisasi menggunakan autoklaf

Beberapa media yang telah disterilisasi 13

Anda mungkin juga menyukai