CYNTYA HARLYANA
KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT-KL RSI J PONDOK KOPI FKK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013
1. a. Definisi OMA
Peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu
Stadium Supurasi
Stadium Perforasi
Stadium resolusi
Hiperemis
Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat
Supurasi
Membran timpani menonjol ke arah luar. Sel epitel superfisila hancur Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat.
Perforasi
Membran timpani ruptur. Keluar nanah dari telinga tengah. Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.
Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik.
Stadium Hiperemis
Antibiotika penisilin / ampisilin (50-100mg/kgBB/hari dalam 4 dosis), amoksisilin (40mg/kgBB/hari dalam 3 dosis, eritromisin (40mg/kgBB/hari) selama 7 hari.
Stadium supurasi
antibiotika Idealnya disertai miringotomi
Stadium perforasi
Obat cuci telinga H2O2 3% (3-5 hari) Antibiotika adekuat
Staduim Resolusi
Membran timpani kembali normal Jika tidak lanjutkan antibiotik 3 minggu
1. A Definisi OMSK
infeksi kronis di telinga tengah (>8 minggu) dengan perforasi membran timpani dan sekret yg keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah Masyarakat mengenal OMSK sebagai penyakit congek,
2. B Tipe OMSK
Tipe benigna
OMSK
Tipe maligna Mengenai tulang Perforasi marginal atau atik Kolesteato ma Komplikasi berat (+)
Benigna
Maligna
Aktif
Tenang
Terbatas pd mukosa Tidak mengenai tulang Perforasi sentral Komplikasi berat (-)
OMSK aktif, OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif.
OMSK tenang OMSK yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering.
Gangguan Pendengaran
GAMBARAN KLINIS
Perforasi membran timpani Otalgia (Nyeri Telinga)
Vertigo
MT utuh
MT perforasi
Omsk
Komplikasi (-)
Komplikasi (+)
Kolesteatom (-)
Kolesteatom (+)
Omsk aktif Cuci telinga, antibiotik sistemik, lini 1= amoksisilin, antibiotik topikal Otorea menetap > 1 minggu Antibiotik
Omsk + komplikasi
Komplikasi intratemporal
Komplikasi intrakranial
Abses ekstradura, abses perisinus, tromboflebitis sinus lateral, meningitis, abses otak, meningitis otikus
Rawat inap, periksa sekret telinga, antibiotik IV dosis tinggi 7-15 hari, konsul spesialis saraf, mastoidektomi, operasi bedah saraf.
3. B Klasifikasi Rinosinusitis
SINUSITIS
Akut (<4minggu)
Subakut (412minggu)
SKEMA PENATALAKSANAAN BERBASIS BUKTI RINOSINUSITIS AKUT PADA DEWASA UNTUK PELAYANAN PRIMER DAN DOKTER SPESIALIS NON-THT
SKEMA PENATALAKSANAAN BERBASIS BUKTI RINOSINUSITIS KRONIK DENGAN ATAU TANPA POLIP HIDUNG PADA DEWASA UNTUK PELAYANAN PRIMER DAN DOKTER SPESIALIS NON-THT
Sinusitis Subakut
Terapinya diberikan antibiotik spektrum luas atau yang sesuai dengan tes resistensi kuman, selama 10-14 hari. Dekongestan Obat tetes hidung hanya diberikan terbatas 510haririnitis medikamentosa. Diberikan analgetik, Antihistamin Mukolitik.
Sinusitis Kronis
Terapinya diberikan antibiotik sekurang-kurangnya 2 minggu. Dapat dibantu dengan diatermi gelombang pendek selama 10 hari pada daerah yang sakit. Bila tidak ada perubahan pembedahan Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) Indikasi sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuat; sinusitis kronik disertai kista atau kelainan yang ireversibel; polip ekstensif, adanya komplikasi sinusitis serta sinusitis jamur. Prinsipnya dengan membuka dan membersihkan daerah kompleks ostiomeatal.
Operatif
Imunoterapi
Gejala hidung
Gejala lanjut
29
STADIUM TUMOR
T : Tumor pada nasofaring Tis : Tumor insitu T1 : Tumor terbatas pada 1 tempat/sisi atau tumor tak tampak (hanya dengan biopsi) T2 : Tumor mengenai 2 tempat (posterior, superior, lateral) T3 : Ekstensi tumor ke cavum nasi dan orofaring T4 : Tumor invasi dasar tengkorak dan nervi cranialis N : Metastasis pada kelenjar limfe N0 : Tidak ada metastasis kelenjar limfe N1 : Tunggal, ipsilateral, 3 cm N2a : Tunggal ipsilateral 3 6 cm N2b : Multipel, ipsilateral 6 cm N2c : Bilateral 6 cm N3 : Metastasis pada nodus 6 cm
30