Anda di halaman 1dari 45

PRESENTASI KASUS

CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V ec. HIPERTENSI dan CONGESTIVE HEART FAILURE FC.IV ec. HIPERTENSI HEARTH DISEASE

DHITA KEMALA RATU

LAPORAN KASUS

IDENTIFIKASI Nama Usia Jenis kelamin Alamat Status Pekerjaan Pendidikan MRS

: Ny. Daneri : 28 Tahun : Perempuan : Kreyo : Menikah : Ibu Rumah Tangga : SMA : 14 Juni 2012

ANAMNESA (AUTOANAMNESA DAN ALLOANAMNESAsuami Pasien)


Keluhan Utama

Sesak nafas yang semakin memberat sejak 1 hari SMRS.


Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien datang ke RSUD Arjawinangun dengan keluhan sesak nafas yang senakin memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak mulai dirasakan sudah cukup lama sekitar 1 bulan SMRS. Sesak napas hilang timbul, semakin memberat dengan aktivitas fisik, tidak dipengaruhi cuaca, dan emosi. Pasien akhir-akhir ini menjadi semakin sesak bahkan saat melakukan aktivitas ringan. Pasien sering terbangun dimalam hari dikarenakan sesak. Sesak berkurang dengan istirahat dan perubahan posisi, yaitu dengan posisi berbaring setengah duduk.Pasien biasa tidur dengan menggunakan 2-3 bantal. Pasien tidak mengalami batuk, nafas disertai bunyi mengi, dan tidak ada riwayat asma atau alergi.

Selain itu pasien mengeluh timbul bengkak seluruh tubuh sejak 2 minggu SMRS. Sebelumnya bengkak muncul lebih dulu di kedua tungkai. Pasien juga mengeluh, mual dan pernah muntah 1 kali. Nafsu makan berkurang. Pasien merasa BAK menjadi lebih sedikit sejak lebih kurang 1 bulan SMRS. Tidak terasa nyeri atau panas saat BAK. Tidak terdapat nyeri pinggang atau perut bagian bawah. Pasien minum 3 - 4 gelas sehari. BAB tidak ada keluhan. Selain itu pasien merasa lemas dan lesu.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat tekanan darah tinggi (+) Riwayat sakit maag (+) Riwayat asthma (-) Riwayat kencing manis (-) Riwayat sakit kuning (-) Riwayat Penyakit dalam keluarga Riwayat kencing manis pada ayah os Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis Keadaan sakit : Tampak sakit berat Kesadaran : Delirium Tekanan Darah: 180 / 120 mmHg Nadi : 102 x/ menit RR : 35 x/ menit Suhu : 36,8 C Gizi : normoweight (TB 156 cm, BB 60 kg, IMT: 24,6)

Keadaan Spesifik

Kulit Warna sawo matang, efloresensi dan jaringan parut tidak ada, pigmentasi masih dalam batas normal, keringat umum dan lokal (+), turgor tidak menurun, ikterus pada kulit ujung jari tidak ada, anemis pada telapak tangan ada, perabaan suhu normal, nodul subkutan tidak ada, pertumbuhan rambut normal, sianosis tidak ada. Kelenjar Getah Bening Kelenjar getah bening submandibula, leher, axilla dan inguinal tidak ada pembesaran. Kepala Bentuk oval simetris, ekspresi biasa, rambut rontok (-), malar rash (-), deformitas (-) Mata Eksopthalmus dan endopthalmus (-), edema palpebra (+), conjunctiva palpebra pucat (+) pada kedua mata, sklera ikterik (-) pada kedua mata, pupil isokhor, reflek cahaya normal, pergerakan bola mata ke segala arah baik, lapangan pandang luas. Hidung Septum nasal normal, lapisan mukus normal, epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Telinga Kedua meatus akustikus dalam keadaan normal, lubang telinga cukup bersih, tophi (-), nyeri tekan proc. Mastoideus (-), selaput pendengaran tidak ada kelainan. Mulut Bibir simetris, pembesaran tonsil (-), gusi berdarah (-), rhagaden(-), stomatitis (-), atropi papil (-), sianosis (-). Leher Pembesaran kelenjar tiroid (-), JVP meningkat, hipertrofi M. Sternocleidomastoideus (-), kaku kuduk (-)

Paru-paru Inspeksi : statis & dinamis simetris kanan

sama dengan kiri Palpasi : fremitus kanan sama dengan kiri Perkusi : sonor di kedua lapangan paru Auskultasi : vesikuler (+), ronkhi basah halus (+) basal paru kanan dan kiri, wheezing (-)/(-)

Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 LMCS Perkusi : batas atas jantung atas ICS 2, batas

kanan LS Dextra, atas kiri LMC sinistra Auskultasi : HR 102 x/menit, Bunyi Jantung Irreguler, Murmur (-), Gallop (+).

Abdomen Inspeksi

: Cembung, lemas Palpasi : Nyeri tekan (+) di epigastrium, Hepar/Lien sulit dinilai Perkusi : Shifting dulness (+), undulasi (+) Auskultasi : Bising Usus (+) Normal

Genital :

tidak diperiksa

Ekstremitas Ekstremitas atas : nyeri sendi (-), gerakan bebas, pitting edema (+), jaringan parut (-), pigmentasi normal, telapak tangan pucat (+), jari tabuh (-) turgor kembali lambat (-)
Ekstremitas bawah

: nyeri sendi (-), gerakan bebas, pitting edema (+), jaringan parut (-), pigmentasi normal, telapak kaki pucat (+), jari tabuh (-), turgor kembali lambat (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap 14 Juni 2013


LAB WBC LYM MON GRANUL LYM % MON% RESULT 27,5 1,2 1,6 24,7 4,3 5,8 H L FLAGS H UNIT 10^3/ 10^3/ 10^3/ 10^3/ % % NORMAL 4.0-12.0 1.0-5.0 0.1-1.0 2.0-8.0 25.0-50.0 2.0-10.0

GRANUL% RBC HGB


HCT MCV MCH MCHC RDW PLT MPV PCT POW

89,9 2,64 6,7


22,5 85,2 25,4 29,8 12,0 308 6,3 0.127 14,7 L

% L 10^6/ g/dl
%

50.0-80.0 4.0-6.20 11.0-17.0


35.0-55.0 80.0-100.0

Pg g/dl % 10^3/

26.0-34.0 31.0-35.0 10.0-16.0 150.0-400.0 7.0-11.0

% %

0.200-0.50 10.0-18.0

Kimia Klinik (14 Juni 2013)


Elektrolit Natrium Kalium Clorida Calsium Pemeriksaan Ureum Kreatinin Uric Acid Hasil 126 7,1 101 7,9 Hasil 207,7 17,41 14,59 Nilai normal 136 145 3,5 5,1 97-111 8,5 9,5 Nilai normal 10-50 mg/dL 0,6-1,38 mg/dL 3,34 7,0 mg/dL

Creatinin Clearance Test =

(140-umur) x berat badan x 0,82 72 x kretinin plasma (mg/dl) = (140-28) x 60 kg x 0,82 72 x 17,41 mg/dl = 4,3 CKD grade 5

Gambaran Darah Tepi (14 Juni 2013)

Eritrosit : Hipokrom Normositer Acantosit Burr cell Eliptosit Leukosit : Jumlah meningkat Dominan netrofil Stab Metamielosit Promielosit Trombosit : Jumlah normal Retikulosit : 2,6 %
EKG (14 Juni 2013)

Kesan : sinus tachycardia; abnormal ECG

Analisa Gas Darah (17 Juni 2013)


Pemeriksaan pH PCO2 Hasil 7,16 19,7 Nilai Normal 7,35 7,45 Satuan -

35 48; 32-45 mmHg

PO2
SO2 HCO3

105
96 7,1

83 108
95 99 2,1-28

mmHg
% Mmol/L

ABE
TCO2

-22
8

-2 (+)3
-

Mmol/L
Vol%

Darah Lengkap 19 Juni 2013


LAB WBC LYM MON RESULT 17,4 1,4 1,3 H FLAGS H UNIT 10^3/ 10^3/ 10^3/ NORMAL 4.0-12.0 1.0-5.0 0.1-1.0

GRANUL
LYM % MON% GRANUL% RBC HGB HCT MCV MCH MCHC RDW PLT

14,7
8,2 7,4 84,4 2,13 5,9 17,9 84,0 27,7 33,0 13,5 182

H
L

10^3/
% %

2.0-8.0
25.0-50.0 2.0-10.0 50.0-80.0 4.0-6.20 11.0-17.0 35.0-55.0 80.0-100.0

H L L L

% 10^6/ g/dl %

Pg g/dl % 10^3/

26.0-34.0 31.0-35.0 10.0-16.0 150.0-400.0

MPV
PCT POW

9,6
0.175 12,7 L % %

7.0-11.0
0.200-0.50 10.0-18.0

RINGKASAN Pasien datang keluhan dyspnoe, dysnoe deffort, paroksismal nocturnal dyspnoe, edema anasarka diawali edema pretibial, oliguria, vomitus dan hiperemesis, serta malaise. Pada PF ditemukan hipertensi urgensi (+), kunjungtiva anemis (+), JVP meningkat, BJ irreguler dengan gallop (+), rhonki basah halus di bagian basal kedua lapang paru (+), asites (+), dan pitting edema dan edema anasarka. Pada PP didapatkan anemia, LFG 4,3, dengan peningkatan ureum, kreatinin dan asam urat. Hiperkalemia dan asidosis metabolik. DAFTAR MASALAH Dyspnoe Oliguria Edema tungkai Sindoma azotemia Anemia Hipertensi Urgensi

DIAGNOSIS
CKD stage 5 ec causa Hipertensi, CHF fc.IV et causa HHD

PENATALAKSAAN (Ruangan 14 Juni 2013)


Non Medikamentosa:

- Bed rest dengan posisi semi fowler - Diit makanan tinggi kalori, rendah garam dan protein - Restriksi Cairan, maksimal 600 cc per hari - Dower Cateter pantau balance cairan
Medikamentosa

O2 nasal kanul 2-4 liter/ menit Furosemid 3 x 2 ampul IV Captopril 2 x 25 mg Amlodipin 1 x 10 mg Omeprazole 2 x 1 amp Transfusi PRC 4 kantong

RENCANA PEMERIKSAAN

Urinalisa Periksa diuresis setiap hari USG ginjal

PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad malam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanactionam : dubia ad malam

ANALISIS KASUS
Seorang wanita usia 28 tahun di rawat di RSUD

Arjawinangun dengan diagnosis kerja CKD stage 5 ec causa Hipertensi, CHF et causa HHD. Berdasarkan keluhan pasien yaitu sesak nafas yg dirasakan 1 bulan SMRS dan semakin memberat sejak 1 hari terakhir, disertai edema tungkai dan seluruh tubuh, mual muntah, serta oliguria, dengan nilai LFG 4,82 ml/menit/1,73m dan riwayat hipertensi yang tidak terkontrol mengarahkan ke diagnosa gagal ginjal kronik atau CKD. Sesuai dengan definisinya yaitu kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m.

Daftar masalah:
Dyspnoe

Sesak nafas sejak 1 bulan SMRS dan di rasakan semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak di rasakan hilang timbul, sesak terutama saat berjalan atau saat melakukan aktivitas harian misalnya ke kamar mandi, dan berkurang saat istirahat, sesak napas juga di rasakan saat berbaring dan berkurang dengan posisi duduk. Kadang sesak di rasakan lebih berat pada malam hari sehingga pasien tidak bisa tidur. Merasa lebih nyaman dengan tidur menggunakan 2-3 bantal. Sesak nafas merupakan keluhan yang terjadi pada keadaan patologis yang bisa berasal dari paru, jantung, ginjal dan anemia. Pada pasien ini onset sesak subakut (2minggu-3bulan) yang kemungkinan bisa disebabkan karena terakumulasinya cairan di paru yang diakibatkan oleh kerusakan ginjal pada pasien dan riwayat hipertensi yang menyebabkan HHD sehingga terjadi kongesti cairan paru dan pleura. Anemia pada pasien juga memperberat sesak yang dialami.

Oliguria

Penurunan fungsi nefron yang diakibatkan karena sklerosis nefron menyebabkan produksi urin menurun, hal ini dapat mengakibatnya meningkatkan kadar ureum dan creatinin di dalam darah, retensi natrium dan air, asidosis dan hiperkalemia.
Edema tungkai

Edema terjadi pada kondisi dimana tekanan hidrostatik kapiler meningkat, peningkatan permeabilitas kapiler, peningkatan tekanan osmotik interstisial, atau penurunan tekanan osmotik plasma. Ginjal mempunyai peran sentral dalam mempertahankan homeostasis cairan memalui kontrol ekskresi natrium dan air. Penurunan aliran darah ke ginjal akan akan di kompensasi dengan menahan natrium dan air melalui mekanisme peningkatan reabsorpi garam dan air di tubulus proksimal dan ubulus distal. Cairan yang teretensi di dalam ttubuh ini akan menyebabkan edema terutama pada tungkai karena pengaruh gravitasi.

Sindoma Azotemia Peningkatan ureum dalam darah dapat menimbulkan gejalan seperti lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, gatal-gatal, uremic lung, dan bahkan ensefalopati uremicum. Anemia Pada pasien di dapatkan Hb 6,7 g/dl (14/06/13) dan Hb 5,9 g/dl (19/06/13) Kemungkinan anemia pada pasien bisa disebabkan oleh adanya perdarahan yang tidak di ketahui, dan di sebabkan oleh penyakit ginjal nya sendiri. Pada CKD produksi eritropoetin tidak adekuat oleh ginjal yang menyebabkan kadar Hb menurun. Hipertensi urgensi Hipertensi merupakan faktor risiko yang menyebabkan gagal ginjal kronik, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkanpeningkatan tekanan glomerular yang mengakibatkan reduksi jumlah nefron, yang selanjutnya menyebabkan kerusakan sel glomerular sehingga terjadi perubahan permeabilitas kapiler. Selanjutnya yang terjadi adalah hiperfiltrasi glomerular. Pengurangan massa ginjal menyebabkan hipertrofi sisa nefron secara struktural dan fungsional sebagai upaya kompensasi. Hipertrofi kompensatori ini akibat hiperfiltrasi adaptif yang diperantarai oleh penambahan tekanan kapiler dan aliran glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif.

Follow Up
Tanggal 15 Juni 2013, pukul 07.00 WIB S O

: CM, sesak + : KU : Tampak sakit sedang Tekanan Darah Nadi : 150/100 mmhg : 100 x/menit

Pernapasan
Suhu Mata Leher: Cor Pulmo Abdomen Extremitas

: 32 x/menit
: 36,3 C : Sklera ikterik -/- ; Konjunctiva anemis +/+ ; Edema Palpebra +/+ : KGB ttm, JVP meningkat : BJ 1 & 2 normal ireguler, murmur (-), gallop (+) : Ronki basah halus +/+, wheezing -/: cembung, lemas, NT sulit dinilai, H/L sulit dinilai, shifting dulness (+), BU(+) N : Edema extr. superior +/+ ; Edema extr. Inferior +/+

A P :

: CKD stage 5 ec causa Hipertensi, CHF fc.IV et causa HHD

O2 nasal kanul 2-4 liter/ menit Furosemid 3 x 2 ampul IV Amlodipin 1 x 10 mg Captopril 2 x 25 mg Omeprazole 2 x 1 ampul Transfusi PRC 4 kantong

Pro Hemodialisa

Tanggal 15 Juni 2013, pukul 23.55 WIB


Os sedang mendapat transfusi PRC labu pertama, lalu os menggigil dan bertambah sesak. S: CM T: 160/100 mmHg P: 80 x/menit R: 36 x/menit S: 38,2 C Planning:Stop transfusi PRC. Furosemid 1 ampul IV dan Antrain 1 ampul IV.

Tanggal 16 Juni 2013, pukul 07.00 WIB S O


: CM, sesak bertambah, menggigil : KU : Tampak sakit berat Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu Mata Cor Pulmo Abdomen : 140/100 mmhg 94 x/menit : 32 x/menit : 37,0 C : Sklera ikterik -/- ; Konjunctiva anemis +/+ ; Edema Palpebra +/+ : BJ 1 & 2 normal ireguler, murmur (-), gallop (+) : Ronki basah halus +/+, wheezing -/: cembung, lemas, NT sulit dinilai, H/L sulit dinilai, shifting dulness (+), BU(+) N

Extremitas

: Edema extr. superior +/+

Edema extr. Inferior +/+

A P :

: CKD stage 5 ec causa Hipertensi, CHF fc.IV et causa HHD

O2 nasal kanul 2-4 liter/ menit Furosemid 3 x 2 ampul IV Amlodipin 1 x 10 mg Captopril 2 x 25 mg Omeprazole 2 x 1 ampul Bicnat 3 x 2 tab Alupurinol 1x 100 mg Transfusi PRC 4 kantong Pro Hemodialisa

Tanggal 17 Juni 2013, pukul 07.00 WIB S O


: CM, sesak +, : KU : Tampak sakit sedang Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu Mata Cor Pulmo Abdomen : 140/100 mmhg : 98 x/menit : 32 x/menit : 36,0 C : Sklera ikterik -/- ; Konjunctiva anemis +/+ ; Edema Palpebra +/+ : BJ 1 & 2 normal ireguler, murmur (-), gallop (+) : Ronki basah halus +/+, wheezing -/: cembung, lemas, NT sulit dinilai, H/L sulit dinilai, shifting dulness (+), BU(+) N

Extremitas

: Edema extr. superior +/+ ;

Edema extr. Inferior +/+

A P :

: CKD stage 5 ec causa Hipertensi, CHF fc.IV et causa HHD

O2 nasal kanul 2-4 liter/ menit Furosemid 3 x 2 ampul IV Amlodipin 1 x 10 mg Captopril 2 x 25 mg Omeprazole 2 x 1 ampul Ceftriakson 1 x 2 gram IV Bicnat 3 x 2 tab Allupurinol 1 x 100 mg PO Cek Analisa Gas Darah!

Tanggal 18 Juni 2013, pukul 07.00 WIB S O


: CM, sesak + : KU : Tampak sakit sedang Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu Mata Cor Pulmo Abdomen : 150/100 mmhg : 98 x/menit : 32 x/menit : 36,9 C : Sklera ikterik -/- ; Konjunctiva anemis +/+ ; Edema Palpebra +/+ : BJ 1 & 2 normal ireguler, murmur (-), gallop (+) : Ronki basah halus +/+, wheezing -/: cembung, lemas, NT sulit dinilai, H/L sulit dinilai, shifting dulness (+), BU(+) N

Extremitas

: Edema extr. superior +/+ ;

Edema extr. Inferior +/+

A P :

: CKD stage 5 ec causa Hipertensi, CHF fc.IV et causa HHD

O2 nasal kanul 2-3 liter/ menit Furosemid 3 x 2 ampul IV Amlodipin 1 x 10 mg Omeprazole 2 x 1 ampul Ceftriakson 1 x 2 gram IV Bicnat 3 x 2 tab Allupurinol 1 x 100 mg PO Meylon 150 meq dalam NaCl 0,9% 500 cc drip dalam 8 jam Pro Hemodialisa, rujuk ke RSGJ

Tanggal 19 Juni 2013, pukul 07.00 WIB S : CM, sesak + O : KU : Tampak sakit sedang Tekanan Darah : 150/100 mmhg Nadi : 98 x/menit Pernapasan : 32 x/menit Suhu : 36,6 C Mata : Sklera ikterik -/- ; Konjunctiva anemis +/+ ; Edema Palpebra +/+ Cor : BJ 1 & 2 normal ireguler, murmur (-), gallop (+) Pulmo : Ronki basah halus +/+, wheezing -/ Abdomen : cembung, lemas, NT sulit dinilai, H/L sulit dinilai, shifting dulness (+), BU(+) N Extremitas : Edema extr. superior +/+ ; Edema extr. Inferior +/+ A : CKD stage 5 ec causa Hipertensi, CHF fc.IV et causa HHD P : O2 nasal kanul 2-4 liter/ menit Furosemid 3 x 2 ampul IV Amlodipin 1 x 10 mg Omeprazole 2 x 1 ampul Ceftriakson 1 x 2 gram IV Bicnat 3 x 2 tab Allupurinol 1 x 100 mg PO Pro Hemodialisa, rujukan di tolak karena Hb < 10 mg/dl

Tanggal 20 Juni 2013, pukul 07.00 WIB S O


: CM, sesak + bertambah : KU : Tampak sakit berat Tekanan Darah Nadi : 150/100 mmhg : 102 x/menit

Pernapasan
Suhu Mata Cor Pulmo

: 36 x/menit
: 36,8 C : Sklera ikterik -/- ; Konjunctiva anemis +/+ ; Edema Palpebra +/+ : BJ 1 & 2 normal ireguler, murmur (-), gallop (+) : Ronki basah halus +/+, wheezing -/-

Abdomen
Extremitas

: cembung, lemas, NT sulit dinilai, H/L sulit dinilai, shifting dulness (+), BU(+) N
: Edema extr. superior +/+ ; Edema extr. Inferior +/+

A P :

: CKD stage 5 ec causa Hipertensi, CHF fc.IV et causa HHD O2 nasal kanul 2-3 liter/ menit Furosemid drip 1 ampul/jam Amlodipin 1 x 10 mg Omeprazole 2 x 1 ampul Ceftriakson 1 x 2 gram IV Bicnat 3 x 2 tab Allupurinol 1 x 100 mg PO Humulin-R 10 unit dalam dextrose 40 % 50 cc bolus pelan Calsium Gluconas 1 ampul dalam NaCl 5 cc bolus pelan. Cek elektrolit tiap 2 jam Pro Hemodialisa

21 Juni 2013 16.00 WIB


Pasien meninggal dunia

Tinjauan Pustaka
Definisi

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda

kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m

Tabel 1. Kriteria Penyakit Ginjal Kronik

1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan stuktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju fitrasi glomerolus (LFG), dengan manifestasi: Kelainan patologis Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelaian dalam tes pencitraan

1. LFG kurang dari 60 ml/menit/1,73m, selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

LFG yang dihitung dengan mempergunakan rumus Kockcorft-Gault sebagai berikut: LFG (ml/menit/1,73m) = (140-umur)x berat badan / 72x kreatinin plasma (mg/dl)*) *) pada perempuan dikalikan 0,85
Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit Derajat 1 Penjelasan Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau Kerusakan ginjal dengan LFG ringan 3 Kerusakan ginjal dengan LFG sedang 4 15- 29 30-59 LFG(ml/mnt/1,73m) > 90

60-89

Kerusakan ginjal dengan LFG berat


5 Gagalginjal < 15 atau dialisis

Tabel 3. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas dasar Diagnosis Etiologi Penyakit Penyakit ginjal diabetes Penyakit diabetes

Tipe mayor (contoh)

Diabetes tipe 1 dan 2 Penyakit glomerular(penyakit otoimun, infeksi sistemik, obat, neoplasia) Penyakit vascular (penyakit pembuluh darah besar, hipertensi, mikroangiopati)

ginjal

non

Penyakit

tubulointerstitial

(pielonefritis

kronik, batu, obstruksi, keracunan obat)

Penyakit kistik (ginjal polikistik) Rejeksi kronik Keracunanobat (siklosporin/takrolimus) Penyakit recurrent (glomerular)

Penyakit transplantasi

pada

Transplant glomerulopathy

Gambaran Laboratorium Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik

meliputi:

Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar

ureum dan kreatinin serum, dan penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal. Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalemia, asidosis metabolik Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria

Gambaran Radiologis 2,3, Pemeriksaan radiologis penyakit GGK meliputi:


Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras

sering tidak bisa melewati filter glomerulus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi.

Penatalaksanaan
Tabel 4. Rencana Tatalaksanaan Penyakit GGK sesuai dengan derajatnya
Derajat LFG(ml/mnt/1,73m Rencana tatalaksana

)
1 > 90 terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi pemburukan (progession)

fungsi ginjal, memperkecil resiko


kardiovaskuler 2 60-89 menghambat pemburukan (progession) fungsi ginjal 3 4 5 30-59 15-29 <15 evaluasi dan terapi komplikasi persiapan untuk terapi pengganti ginjal terapi pengganti ginjal

Terapi Nonfarmakologis - Pengaturan asupan protein:


Tabel 4. Pembatasan Asupan Protein pada Penyakit GGK LFG ml/menit >60 Asupan protein g/kg/hari tidak dianjurkan

25-60
5-25

0,6-0,8/kg/hari
0,6-0,8/kg/hari atau tambahan 0,3 g asam amino esensial atau asam keton 0,8/kg/hari(=1 gr protein /g proteinuria atau 0,3g/kg tambahan asam amino esensial atau asam keton.

<60

Pengaturan asupan kalori: 35 kal/kgBB ideal/hari

Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total dan

mengandung jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh Pengaturan asupan karbohidrat: 50-60% dari kalori total Garam (NaCl): 2-3 gram/hari Kalium: 40-70 mEq/kgBB/hari Fosfor:5-10 mg/kgBB/hari. Pasien HD :17 mg/hari Kalsium: 1400-1600 mg/hari Besi: 10-18mg/hari Magnesium: 200-300 mg/hari Asam folat pasien HD: 5mg Air: jumlah urin 24 jam + 500ml (insensible water loss)

Terapi Farmakologis
Kontrol tekanan darah Penghambat EKA atau antagonis reseptor Angiotensin II

evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 35% atau timbul hiperkalemia harus dihentikan. Penghambat kalsium Diuretik Pada pasien DM, kontrol gula darah hindari pemakaian metformin dan obat-obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbA1C untuk DM tipe 1 ,2 diatas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6% Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 g/dl Kontrol hiperfosfatemia: polimer kationik (Renagel), Kalsitrol Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/l Koreksi hiperkalemia Kontrol dislipidemia dengan target LDL,100 mg/dl dianjurkan golongan statin Terapi ginjal pengganti

DAFTAR PUSTAKA
1. Brenner BM, Lazarus JM. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3 Edisi 13. Jakarta: EGC, 2000.1435-1443. 2. Mansjoer A, et al.Gagal ginjal Kronik. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius FKUI, 2002. 3. Suhardjono, Lydia A, Kapojos EJ, Sidabutar RP. Gagal Ginjal Kronik. Buku Ajar I lmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta: FKUI, 2001.427434.

4. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi I V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006. p.581-584. 5. Tierney LM, et al. Gagal Ginjal Kronik. Diagnosis dan Terapi Kedokteran. Penyakit Dalam Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.2003. 6. Adamson JW (ed). Iron Deficiency and Another Hipoproliferative Anemias in Harrisons Principles of Internal Medicine 16 th edition vol 1. McGraw-Hill Companies : 2005;586-92 7. Collaghan C. At a Glance Sistem Ginjal, 2nd ed. Jakarta: Erlangga:2007;p.29-44

Anda mungkin juga menyukai