Anda di halaman 1dari 12

Penyebaran agama Islam di Indonesia

Proses kedatangan dan penyebaran agama Islam di Indonesia


Dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, Oman, Kairo, Armenia, dan Gujarat

Faktor pendukung kelancaran masuknya agama Islam ke Indonesia


Syarat masuk agama Islam sangat mudah Upacara-upacara dalam agama Islam lebih sederhana dibanding agama Hindu-Buddha Agama Islam tidak mengenal sistem kasta Ajaran agama Islam disesuaikan dengan adat istiadat bangsa Indonesia

Bukti penyebaran agama Islam di Indonesia


Dinasti Tang dari Cina menulis bahwa pada abad ke-7 M, telah ada permukiman pedagang Arab di Baros, kota kecil di pantai barat laut Sumatra. Catatan Marcopolo; Pada akhir abad ke-13 M terdapat masyarakat Muslim di Perlak. Tulisan pada batu nisan di Leran, Gresik, yang memberitakan wafatnya seorang wanita Muslim bernama Fatimah Binti Maemun sekitar abad ke-11M. Catatan Suma Oriental dari Tome Pires, penyebaran agama Islam sudah ada di daerah Sumatra, Kalimantan, Jawa, sampai Maluku sekitar abad ke-16 M.

Wali Songo dan penyebaran agama Islam di Jawa


Wali Songo : Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim Sunan Ampel atau Raden Rahmat Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim Sunan Drajat atau Raden Qasim Sunan Kudus atau Jaffar Shadiq Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin Sunan Kalijaga atau Raden Said Sunan Muria atau Raden Umar Said Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan Samudera Pasai


Kerajaan Islam pertama di Indonesia Dibangun pada abad 13 oleh Malik As-Saleh Terletak di jalur perdagangan selat Melaka sehingga kegiatan perdagangan sudah maju Dikunjungi banyak pedagang dari Gujarat, Cina, Arab, Persia

Kerajaan Demak
Kerajaan Islam pertama di Jawa (abad 15) Didirikan oleh Raden Patah (keturunan Raja Brawijaya dengan Putri China) Dipati Unus menyerang Portugis di Malaka Mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Sultan Trenggana dan menjadikan Demak sebagai pusat penyebaran agama Islam di nusantara Terjadi kemunduran karena adanya perebutan kekuasaan di antara keluarga kerajaan

Kerajaan Pajang
Merupakan kelanjutan dari kerajaan Demak Didirikan oleh Joko Tingkir yang bergelar Hadiwijaya Runtuh karena pemberontakan dan adanya kemelut politik di antara para pewaris tahta

Kerajaan Mataram Islam


Didirikan oleh Panembahan Senopati yang bergelar Sutawijaya Tahun 1755, melalui perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram dibagi menjadi 2 wilayah: Kesultanan Yogyakarta dan Kasuhunan Surakarta Tahun 1757: Perjanjian Salatiga. Membagi Mataram menjadi kerajaan-kerajaan kecil, yaitu: Kesultanan Yogyakarta Kasuhunan Surakarta Kerajaan Paku Alam Kerajaan Mangkunegara

Kerajaan Makassar
Terletak di jalur perdagangan Malaka dan Maluku Mengalami puncak kejayaan di bawah Sultan Hassanudin Mengalami kemunduran karena adu domba VOC Perjanjian Bongayaa, berisi: Makassar melepas beberapa wilayah strategis pada VOC VOC berhak monopoli perdagangan di Makassar VOC diijinkan mendirikan benteng Fort Rotterdam di Makassar

Kerajaan Ternate dan Tidore


Agama Islam masuk pada abad 15 di bawah pemerintahan Raja Zainal Abidin Armada Portugis dan Spanyol tiba di masa pemerintahan Raja Tabariji Portugis tiba di Ternate, Spanyol tiba di Tidore Karena persaingan Spanyol dan Portugis sehingga pecah perang antara Ternate dan Tidore (dimenangkan Ternate) Portugis kemudian monopoli perdagangan rempah-rempah Sultan Khairun melawan Portugis dan kemudian dibunuh secara licik Portugis berhasil diusir oleh Sultan Baabullah. Kerajaan runtuh karena kedatangan VOC

Peninggalan Islam di Indonesia


Masjid Co: Masjid Demak, keunikan masjid ini ada pada salah satu tiang utama yang terbuat dari pecahan-pecahan kayu Nisan Co: Nisan Ratu Nahrasiyah yang berukir kaligrafi Kaligrafi Syair Tarian Seudati yang diiringai Salawat Nabi

Anda mungkin juga menyukai