Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI KASUS ULKUS DIABETIKUM

DISUSUN OLEH : CAHYA DWI LESTARI 1102009059

PEMBIMBING : Dr. HAMI ZULKIFLI ABBAS, Sp.PD, FINASIM, MH.Kes Dr. Sibli, Sp.PD Dr. SUNHADI

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RSUD ARJAWINANGUN

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun tugas kasus yang berjudul Ulkus Diabetikum. Penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penyajiaannya sehingga diharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak Rumah Sakit Arjawinangun agar dikesempatan yang akan datang penulis dapat membuat karya tulis yang lebih baik lagi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hami Zulkifli Abbas, Sp.PD, FINASIM, MH.Kes; Dr. Sibli Sp.PD dan Dr. Sunhadi serta berbagai pihak Rumah Sakit Arjawinangun yang telah membantu menyelesaikan tugas presentasi kasus ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Arjawinangun, 21April 2013

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I . Identitas Pasien 4 Anamnesis.4 Pemeriksaan Fisik. 5 Resume. 7 BAB II . Tinjauan Pustaka.11 BAB III . Pembahasan dan Diskusi.17 DAFTAR PUSTAKA.18

BAB I KASUS
A. IDENTITAS Nama Umur Jenis Kelamin Agama Status perkawinan Pekerjaan Pendidikan Alamat Masuk Rumah Sakit Keluar Rumah Sakit : Ny. R : 53 tahun : Perempuan : Islam : Menikah : Ibu Rumah Tangga : SD (tidak lulus) : Ujung Semi : 7 April 2013 : 17 April 2013

B. PEMERIKSAAN B.1 ANAMNESIS (Autoanamnesis) B.1.1 Keluhan Utama : Luka pada kaki kanan sejak 2 hari SMRS B.1.2 Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan luka pada kaki kanan sejak 2 hari SMRS karena tertusuk paku yang ada di sandal jepitnya. Pasien mengeluhkan nyeri disekitar luka dan pasien juga mengeluh bengkak disekitar luka tersebut. Keluhan juga disertai adanya demam. Sejak enam bulan yang lalu pasien berobat ke puskesmas dan dinyatakan kencing manis dengan gula darah 300 g/dl. Pasien juga mengaku sering haus dan tiap malamnya bisa dua kali terbangun untuk buang air kecil 3 kali. Terkadang pasien juga merasakan kesemutan pada kedua kakinya, yang dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku adanya penurunan berat badan. Penglihatan pada mata kirinya berkurang dan seperti ada debu yang bertebaran. BAB normal, mual (-), muntah (-), gatal di seluruh tubuh (-), gatal di daerah kelamin (-), perut mengeras (-), kaku rahang (-), kejang (-). Pasien belum pernah disuntik anti tetanus. Pasien merupakan penderita kencing manis sejak 6 bulan yang lalu, teratur minum obat glibenklamid 1xsehari dan rajin cek gula darah, namun pasien mengaku jarang berolahraga. Pola makannya sehari dua kali dengan 1 porsi tiap makannya. Pasien juga mengatakan, anaknya yang terakhir (ke-4) saat lahir berat badannya mencapai 4000 gram. B.1.3 Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit diabetes melitus ada Riwayat hipertensi ada Riwayat stroke tidak ada Riwayat penyakit paru tidak ada Riwayat alergi obat tidak ada

B.1.4 Riwayat penyakit keluarga : Riwayat hipertensi tidak ada. Riwayat stroke tidak ada. Riwayat diabetes tidak ada. Riwayat penyakit paru tidak ada Riwayat alergi obat tidak ada B.2 PEMERIKSAAN FISIK B.2.1 Keadaan Umum : Kesadaran Tampak sakit Berat Badan Tinggi Badan IMT BBI B.2.2 Tanda Vital : TD Nadi Respirasi Suhu B.2.3 Organ Tubuh : B.2.3.1 Kepala Bentuk Mata Wajah Telinga Hidung Mulut B.2.3.2 Leher Leher

: Compos Mentis : sedang : 60 kg : 156 cm : 24,65 : 51,4

: 130/80 mm/Hg : 88 x/menit (kuat, cukup, regular) : 24 x/menit (cepat : 360 C

: Normal,simetris : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-, penurunan visus OS : Normal : bentuk normal,simetris,sekret -/: Sekret -/-, septum tidak deviasi, pernafasan cuping hidung -/: T1-T1, tidak hiperemis, lidah tidak kotor, caries (-) : Pembesaran KGB (-) , tidak ada massa, JVP normal Trakea tidak deviasi

B.2.3.3 Thorak Pulmo: I: Hemitorak kanan dan kiri simetris dalam keadaan statis dan dinamis,tidak terlihat massa kelainan kulit, ataupun pelebaran pembuluh darah. P: Fremitus vokal dan taktil kanan dan kiri simetris P: Sonor pada kedua hemitorak A: VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-, wheezing -/Cor : I : Iktus kordis tidak terlihat P : Iktus kordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra P : Batas kanan jantung : ICS V linea sternalis dextra Batas kiri jantung : ICS V linea midclavicula sinistra
5

Batas atas jantung : ICS III linea Parasternalis sinistra A: Bunyi jantung I - II reguler, Murmur (-), Gallop (-) B.2.3.4 Abdomen I : Tampak cembung dan lembut, striae (-),venektasi (-) A: Bising usus (+) normal P : Timpani P : Nyeri tekan (-), shifting dullnes (-) Hepar dan lien tidak teraba membesar B.2.3.5 Ekstremitas A/r dorsum pedis dextra abses (+), pus (+), hiperemis (+), edema (+), bau (-) darah (-). Palpasi a femoralis +/+, palpasi a.poplitea +/+, palpasi a.tibialis posterior +/+, palpasi a.dorsalis pedis +/+ B.2.3.6 Status Neurologis Motorik : Superior : 5/5 Inferior: 5/5 Sensorik : Hipestasi bilateral pada lengan dan tungkai bawah Refleks fisiologis +/+ Refleks patologis -/B.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG Kadar Gula Darah
7-4-13 GDS GD2PP 475 8-4-13 505 9-4-13 527 10-4-13 551 11-4-13 391 12-4-13 374 311 13-4-13 14-4-13 305 15-4-13 299 16-4-13 195

Laboratorium ( 7 april 2013) LAB RESULT WBC 13,9 LYM 1,5 MON 0,7 GRANUL 11,7 LYM % 11,0 MON% 4,9 GRANUL% 84,1 RBC 4,27 HGB 11,4 HCT 35,8 MCV 83,8 MCH 26,7 MCHC 31,8 RDW 13,0 PLT 500

FLAGS

L L L

UNIT 10^3/ 10^3/ 10^3/ 10^3/ % % % 10^6/ g/dl % Pg g/dl % 10^3/

NORMAL 4.0-12.0 1.0-5.0 0.1-1.0 2.0-8.0 25.0-50.0 2.0-10.0 50.0-80.0 4.0-6.20 11.0-17.0 35.0-55.0 80.0-100.0 26.0-34.0 31.0-35.0 10.0-16.0 150.0-400.0
6

MPV PCT PDW

7,5 0,375 15,4

% %

7.0-11.0 0.200-0.500 10.0-18.0

Laboratorium ( 12 april 2013) LAB RESULT WBC 11,0 LYM 2,6 MON 0,8 GRANUL 7,6 LYM % 23,8 MON% 7,1 GRANUL% 69,1 RBC 3,77 HGB 10,0 HCT 31,6 MCV 83,8 MCH 26,5 MCHC 31,6 RDW 12,5 PLT 405 MPV 7,8 PCT 0,316 PDW 13,3 BT = 2 CT = 4 Kimia Klinik Fungsi Hati (12 April 2013) Protein Total 6,62 Albumin 2,95 Globulin 3,67 SGOT 23 SGPT 14

FLAGS

L L L h H

UNIT 10^3/ 10^3/ 10^3/ 10^3/ % % % 10^6/ g/dl % Pg g/dl % 10^3/ % %

NORMAL 4.0-12.0 1.0-5.0 0.1-1.0 2.0-8.0 25.0-50.0 2.0-10.0 50.0-80.0 4.0-6.20 11.0-17.0 35.0-55.0 80.0-100.0 26.0-34.0 31.0-35.0 10.0-16.0 150.0-400.0 7.0-11.0 0.200-0.500 10.0-18.0

7,0-9,0 3,5-5,0 1,5-3,0 036U/l 041U/l

C. RESUME Wanita 53 tahun datang dengan keluhan luka pada kaki kanan, nyeri (+), bengkak (+), demam (+). Riwayat kencing manis (+), poliuria (+), polidipsi (+), kesemutan (+), penurunan berat badan (+), penglihatan mata kiri sudah berkurang. Pasien control teratur namun jarang berolahraga. Riwayat melahirkan makrosomia (+). Abses di kaki kanan (+), hiperemis (+), edema (+), pus(+). Hiperglikemia (+), leukositosis (+), albuminemia (+), trombositopenia (+). D. DIAGNOSIS KERJA Diabetes Mellitus tipe II dengan ulkus diabetikum a/r pedis dextra

E. DIAGNOSIS BANDING - Selulitis ec DM tipe II - Gangren Diabetikum F. TERAPI 1. Non Farmakologis : Kebutuhan kalori basal 1500 kkal/hari 2. Farmakologis - RL 20 gtt/mnt - Ciprofloxacin 2x200 mg inj. - Metronidazol 3x500 mg inj. - Omeprazol 2x1 amp inj. - Metformin 2x500 mg - Glucodex 1x80 gr G. PROGNOSIS: Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam: dubia ad bonam Quo ad sanationam: dubia ad bonam

FOLLOW UP
Tanggal
8-4-2013

Subjektif & Objektif


S: nyeri pada kaki kanan (+), BAB & BAK Normal O: CM; TD 130/80 mmHg; N 84x/i; RR 22x/i; T 36,50C, NT (-) Bu (+) GDS : 505 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), hiperemis (+), abses (+)

Assesment & Planning


A: Abses a/r pedis dextra ec DM tipe II P: Non Farmakologis : Kebutuhan kalori basal 1500 kkal/hari Farmakologis RL 20 gtt/mnt Ciprofloxacin 2x200 mg inj. Metronidazol 3x500 mg inj. Omeprazol 2x1 amp inj. Metformin 2x500 mg Glucodex 1x80 gr

9-4-2013

S: nyeri pada kaki kanan (+), BAB & BAK Normal O: CM; TD 130/80 mmHg; N 88x/i; RR 22x/i; T 36,40C, NT (-) dan BU(+) GDS : 527 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), hiperemis (+), abses (+), teraba hangat (+)

A: Abses a/r pedis dextra ec DM tipe II P: Non Farmakologis : Kebutuhan kalori basal 1500 kkal/hari, kompres rivanol Farmakologis - RL 20 gtt/mnt - Ciprofloxacin 2x200 mg inj. - Metronidazol 3x500 mg inj. - Omeprazol 2x1 amp inj. - Metformin 2x500 mg - Glucodex 1x80 gr

10-4-2013

S:

nyeri pada kaki kanan (+), BAB & BAK Normal O: CM; TD 130/80 mmHg; N 88x/i; RR 224x/i; T 36,20C, NT (-) dan BU(+) GDS : 551 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), hiperemis (+), abses (+), teraba hangat (+)

Terapi lanjut

11-4-2013

S:

nyeri pada kaki kanan (-), BAB & BAK Normal O: CM; TD 130/80 mmHg; N 88x/i; RR 24x/i; T 360C, NTE (-) dan BU(+) GDS : 391 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), abses (+) S: nyeri pada kaki kanan (-), BAB & BAK Normal O: CM; TD 130/70 mmHg; N 84x/i; RR 24x/i; T 36,50C, NTE (-) dan BU(+) GDS : 374 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), abses (+)

Terapi lanjut

12-4-2013

Terapi lanjut

13-4-2013

S : nyeri pada kaki kanan (-), BAB & BAK Normal O : CM, TD = 140 / 80 mmHg, N = 80 x/mnt, RR = 20x/mnt, t = 36,40C GD2PP : 311 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), abses (+)

Terapi lanjut

14-4-2013

S : luka mengempis, nyeri pada kaki kanan (-), gatal di leher BAB & BAK Normal O : CM, TD = 140 / 80 mmHg, N = 78 x/mnt, RR = 24x/mnt, t = 36,40C GDS : 305 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), abses (+), nekrotik sedikit (+)

Terapi lanjut

15-4-2013

S : luka mengempis, nyeri pada kaki kanan (-), gatal di leher BAB & BAK Normal O : CM, TD = 120 / 80 mmHg, N = 80 x/mnt, RR = 22x/mnt, t = 36,50C GDS : 299 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), abses

Terapi lanjut

(+),nekrotik sedikit (+)

16-4-2013

S : luka mengempis, nyeri pada kaki kanan (-), gatal di leher BAB & BAK Normal O : CM TD = 130 / 80 mmHg, N = 88 x/mnt, RR = 20x/mnt, t = 35,70C GDS : 195 Status lokalis : a/r pedis dextra pus (+), abses (+),nekrotik sedikit (+)

Terapi lanjut

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


DEFINISI Diabetes Melitus (DM) Klinis adalah suatu sindroma gangguan glukosa ditandai dengan metabolisme dengan hiperglikemia sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurang efektifitas biologis dari insulin (atau keduanya).1,2 DM jika tidak dapat ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah, syraf dan lain-lain Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik dari penyakit diabetes melitus dan sering terjadi pada kaki (kaki diabetik). EPIDEMOLOGI Tingkat prevalensi dari DM adalah tinggi, DM merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan merupakan penyebab kebutaan akibat fetinopati diabetik dan pada usia yang sama dua kali penderita DM lebih sering terkena serangan jantung, 75 % penderita DM akhirnya meninggal karena penyakit vaskular salah satu komplikasi yang utama adalah ganggren. 3 PATOFISIOLOGI 4 1. Gangguan Faal Endotel pada DM Endotel yang utuh akan resistensi terhadap penempelan trombosit dan menghindarkan timbulnya adhesi dan agregasi trombosit, adanya lesi endotel akan mempermudah timbulnya proses tersebut dan kebocoran. Endotel mempunyai enzim aldose reductase yang mengubah glukosa menjadi sorbital yang akhirnya terbentuklah fruktosa yang mana ke 2 bahan ini mempunyai sifat menyerap air sehingga endotel akan membengkak dan akhirnya akan merusak endotel. 2. Gangguan Faal Trombosit pada DM Trombosit pada DM mempunyai sifat antara lain : a. Mudah mengalami adhesi b. Umur trombosit pada DM lebih pendek dan bahan bahan yang memudahkan koagulasi dan keluar pula growth faktor yang merangsang profilerasi sel otot polos pembuluh darah. 3. Struktur Membran Basalis (MB) pada DM Beberapa kelainan MB yang dapat menggangu a. Meningkatnya deposit kolagen tipe I, II dan IV di MB. b. Meningkatnya kadar glikoprotein di MB.
11

c. Turunnya kadar sistin di MB, sehingga memudahkan kebocoran. d. Turunnya kadar GAG (Glucaminoglycans) di MB, bahan ini penting untuk mengatur metabolisme lipoprotein. Penebalan Membran Basalis dengan kualitas rendah (akibat banyak endapan glikoprotein) akan memudahkan kebocoran tergantung pada status regulasi DM, MB pada pasien DM mempunyai kecenderungan menebal, endotel tidak intak lagi sehingga faal kapiler terganggu. 4. Faktor faktor dan Koagulasi pada DM Pada DM kadar fibrinogen dan trombin meningkat, sedangkan pembentukan plasmin menurun, maka pada DM kadar faktor VII meningkat, sekresi aktivitas oleh endotel menurun, terutama pada nefropati diabetik kadar AT III menurun, sehingga pembentukan fibrin dan agregasi trombosit meningkat dan pembentukan mikrotrombus bertambah cepat. 5. Sel sel otot polos di bawah membran Basalis pada DM. Kerusakan endotel akan menyebabkan kebocoran dengan akibat deposit lemah, proliferasi sel otot polos di bawah membran basalis atas rangsangan dari insulin growth hormone dan growth faktor yang dikeluarkan oleh trombosit yang rusak. GAMBARAN KLINIK 5,6,7 Gangren diabetik akibat mikroangiopati disebut juga gangren panas, karena walaupun nekrosis daerah akral tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan, biasanya ulkus diabetik pada telapak kaki.Proses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, dan bila terjadi sumbatan kronik gambaran kliniknya menurun pola dari fontaine yaitu : Stadium I : Asimstomatik atau gejala tidak khas (semutan, geringgingan). Stadium II : Klaudikasio intermiten (nyeri otot ekstermitas bawah sehingga jarak tempuh memendek). Stadium III : Nyeri saat istirahat. Stadium IV : Manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (sekresi, ulkus). Menurut berat ringannya lesi, kelainan diabetik dibagi dalam enam derajat menurut Wagner : 1. Wagner O (Kulit Utuh) Kaki neuropati : pes planovalgus, paralisis otot kecil di dalam kaki, jari palu, jari sikat cakar, hiperemia, pembuluh vena melebar 2. Wagner I Tukak, neuropati superfisial : telapak kaki di kelilingi kalus, hiperemia. 3. Wagner 2 Tukak superfisial dorsum dan lateral kaki, tukak neurosiskemik, meluas subkutan, selulitis sekitarnya, ulkus dipinggir. 4. Wagner 3 Tukak dalam (neuroiskemik) sampai tulang tumit, osteomilitik. 5. Wagner 4
12

Iskemia : ulkus 2 jari dan sebagian kaki depan hiperemis. TERAPI UKUS 8,9 Terapi non bedah 1. Perbaikan sirkulasi dengan pemberian obat obatan yang memperbaiki viskositas darah. 2. Pengendalian status metabolik dengan pengaturan diet, pemberian insulin, memperbaiki keadaan penderita dengan nutrisi memadai dan pemberian anti agregasi. 3. Penanggulangan infeksi dengan pemberian obat sistemik dan lokal. a. Sistematik Pada ulkus diabetik kurva gram negatif lebih banyak ditemukan daripada gram positif, yang paling banyak adalah staphylococcus aerus, proteus mirabillis, klebsiella pseudomonas aeruginosa dan enterobocta. Selain antibiotik, kontrol diabetes dengan insulin. b. Lokal Rendam dalam sol betadine (1 3 %) selama 1 2 kali/jam/hr. Ulkus : salep untuk membantu pembentukan jaringan granulasi dan epitelialisasi. Ulkus kompres dengan betadine (3 10%). Terapi bedah Terapi bedah untuk kaki dapat terdiri dari tindakan bedah kecil seperti insisi, pengaliran abses, debridemen dan nefrotomi. Prinsipnya adalah pengeluaran semua jaringan nekrotik untuk maksud eliminasi infeksi sehingga luka dapat sembuh.Tindakan bedah berupa amputasi dilakukan berdasarkan indikasi yang tepat PENATALAKSANAAN 1. Diet pada DM 10 Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Komposisi energi : 60 70 % dari karbohidrat 10 15 % dari protein 20 25 % dari lemak Beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang yang diabetes 1. Memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25 30 kalori/kgBB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. 2.

13

3.

Dengan pegangan kasar yaitu : - Kurus : 2300 2500 kalori - Normal : 1700 2100 kalori - Gemuk : 1300 1500 kalori

Menghitung kebutuhan kalori Perhitungan menurut Brocca : BBI = 90 % x (TB dalam cm 100) x 1 kg Untuk laki laki TB < 160 cm atau wanita TB < 150 cm, rumusnya : BBI = (TB dalam cm 100) x 1 kg Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Idaman dikalikan kebutuhan kalori basal (30 kal/kgBB untuk laki laki dan 25 kal/kg BB untuk wanita), tetapi ditambah kalori berdasarkan presentasi kalori basal. Kerja ringan, ditambah 10 % dari kalori basal Kerja sedang, ditambah 20 % dari kalori basal Kerja berat, ditambah 40 100 % dari kalori basal Pasien kurus, masih tumbuh kembang, terdapat infeksi, sedang hamil atau menyusui, ditambah 20 30 % dari kalori basal. Faktor faktor yang menentukan kebutuhan kalori : 1. Jenis kelamin 2. Umur 3. Aktivitas fisik dan pekerjaan 4. Kehamilan infeksi 5. Adanya komplikasi 6. Berat badan II. Olahraga Dianjurkan latihan jasmani teratur (3-4 kali seminggu) 0,5 jam Sifatnya CRIPE (cntinous, rytmical, interval, progresive, endurance training Latihan pilihan adalah : jalan kaki jogging, lari, renang dan bersepeda. Zona sasaran / latihan yaitu 75-85% denyut nadi maksimal
14

III. Obat anti diabetik 11,12 Pada kasus ulkus diabetikum dalam praktek digunakan terapi anti diabetik yaitu insulin, yang diindikasikan untuk diabetes tipe I dan juga tipe II yang hiperglikemianya tidak berespon terhadap terapi diet dan obat-obat hipoglikemik oral. Indikasi pengobatan dengan insulin adalah : 1. Semua penderita diabetes melitus dari setiap umur dalam keadaan ketoasidosis atau pernah masuk kedalam ketoasidosis. 2. Koma hiperosmolar dan asidosis laktat 3. DM dengan berat badan menurun secara cepat/kurus 4. DM yang mengalami stress berat ( infeksi sistemik, operasi berat, dll ) 5. DM dengan kehamilan 6. DM tipe I 7. Kegagalan pemakaian hipoglikemik oral (OHD) Dari sekian banyak jenis insulin, untuk praktisnya hanya tiga jenis yang penting menurut cara kerjanya.

A. Insulin kerja singkat 1. Insulin Reguler ( Regular Iletin I atau II, atau Humulin [Lilly], Insulin Injection Actrapid atau Novolin-R [Novo-Nordisk], Velosulin [Novo Nordisk]) adalah kristal insulin Seng kerja singkat, larut, yang efek hipoglikemiknya segera terlihat dalam 15 menit sesudah injeksi subkutan, mencapai puncak 1-3 jam, dan berlanjut hingga 5-7 jam yaitu bila diberikan dalam
15

dosis lazim, misalnya 5-15 unit. Insulin ini khususnya bermanfaat dalam pengobatan ketoasidosis diabetik dengan dosis awal pada penderita yaitu sebesar 0,3 unit/ kgBB sampai didapatkan sedikitnya penurunan kadar plasma 10% dalam jam pertama, jika gagal diulangi dengan dosis yang sama dengan dosis awal.Dan Insulin pada golongan ini juga bermanfat pada kebutuhan insulin yang berubah cepat, misalnya sesudah pembedahan atau pada infeksi. 2. Insulin Semilente (Insulin Semilente [lilly] dan Semitard [Novo Nordisk]) adalah suatu bentuk amorf (mikrokristalin) dari insulin dan Seng dalam dapar Asetat. Mula kerjanya adalah 30-60 menit, dengan puncak tercapai dalam 6 jam dan lama kerjanya 12-16 jam. B. Insulin Kerja Sedang.

1. Insulin Lente adalah campuran dari 30% Semilente denga 70% Insulin Ultralente (Lente Iletin I dan II, dan Humulin-L [Lilly], Lente Insulin [sapi], Monotard [babi], Lentard [sapi-babi], dan Novolin-L [Novo-Nordisk]). .Mula kerjanya biasanya tertunda hingga 2-4 jam, dan respon puncak biasanya tercapai dalam 8-10 jam, karena lama kerjanya yang kurang dari 24 jam (dengan rentan 18-24 jam) maka kebanyakan pasien memerlukan setidaknya dua injeksi dalam sehari untuk mempertahankan efek insulin 2. Insulin NPH (neutral protamine Hagedorn, atau isophane), (NPH Iletin I dan II atau Humulin-N [Lilly], NPH Insulin Protaphane dan Novolin-N [novo-Nordisk], Insulatard NPH [babi atau manusia][Nordisk]). NPH adalah suatu insulin larut dengan satu bagian insulin Seng Protamin, kerja puncak dan lamanya kerja insulin NPH serupa dengan Insulin Lente. C. Insulin Kerja Lama Insulin Ultralente-Iletin I Ultralente (Lilly), Ultratard (Novo Nordisk) adalah suatu suspensi kristal insulin kerja panjang yang mula kerjanya cukup lambat, dimana efek puncak tercapai sesudah 8-14 jam dan lama kerjanya berlangsung hingga 36 jam

16

BAB III PEMBAHASAN DAN DISKUSI


PENGKAJIAN 1. Ulkus Diabetikum Atas dasar - ulkus a/r pedis dextra (+) - pus (+) - edema (+) - hiperemis (+) 2. Diabetes Mellitus tipe II Atas dasar - Poliuria (+) - Polidipsi (+) - Kesemutan (+) - Gatal (+) - GDP 126, GD2PP 200 PERENCANAAN Diagnosis: 1. Ulkus Diabetikum Lab : Biakan dan tes sensitivitas dari nanah Kadar gula darah & urin puasa/ postprandial Rontgen: foto tulang pedis dextra 2. Diabetes Mellitus tipe II Lab: kadar gula darah& urin (puasa& postprandial) (4-6mg sekali) Kolesterol total/HDL/TG/ureum/kreatinin (3-4 bulan sekali) Terapi 1. Ulkus diabetikum Ampicilin/ Cloxacilin IV Lokal : Rivanol, salep utk granulasi jaringan, salep utk epitelisasi Konsul Bedah 2. Diabetes Mellitus tipe II Long acting sulfonilurea ATAU Short acting sulfonilurea : tolbutamide 500 mg 3x(0,5-1) tab ac , max 4 tab/hr Metformin 3x500mg ac (max 6 tab/hr) a. Edukasi Pengaturan pola makan sesuai kebutuhan kalori (pada pasien 1500 kkal/hari) Latihan jasmani 30 menit 3-4x dalam seminggu Diet tinggi serat Kontrol teratur

17

DAFTAR PUSTAKA

1.

Soegondo Sidartawan, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini Dalam

Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta, FKUI 2002.p. 17 25. 2. Waspadji Sarwono. Diabetes Melitus, Penyulit Kronik dan Pencegahannya dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta : FKUI, 2002.p. 169 179. 3. Schteingart David E. Pankreas Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus, dalam Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses proses Penyakit Buku II, Edisi IV, Jakarta : EGC; 1995.p. 1109 1122. 4. Tjokroprawiro Askandar. Angiopati Diabetik, dalam Noer Sjaifoellah, Waspadji Sarwono,

Rachman A, dkk. Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi III, Jakarta, BP FKUI; 2001.p. 601 616. 5. Waspadji Sarwono. Gambaran Klinis, Diabetes Melitus, dalam Noer Sjaifoellah, Rachman

A, dkk. Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi III, Jakarta, BP FKUI, 2001.p. 586 589. 6. 1239. 7. Tambunan Monalisa. Perawatan Kaki Diabetik, dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta, FKUI, 2002.p. 293 298. 8. 9. Sjamsochidajat R, Wim de Jong. Ilmu Ajar Ilmu Bedah, Jakarta, EGC, 1997.p. 645-649. Pusponegoro Arjono D. Penanggulangan Kaki Diabetik, dalam Diabetes Melitus Simposium Sjamsochidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta, EGC, 1997.p. 1238

Berkala, Jakarta, FKUI, 1980.p. 52 55. 10. Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aesculapius, FKUI, 2001.p. 584 588 11. John H. Karam, MD, Peter H. Forsham,MD Hormon-Hormon Pankreas & Diabetes Melitus. Editor. Endokrinologi dasar & klinik bab XV, Edisi IV, Jakarta, EGC; 1998.p. 781 808. 12. Slamet Suryono, Dasar Dasar Pengobatan Diabetes Melitus, dalam Diabetes Melitus Simposium Berkala, Jakarta, FKUI, 1980.p.87 90.

18

Anda mungkin juga menyukai