Anda di halaman 1dari 7

BAB 7 KAS DAN PIUTANG

AKUNTANSI KEUANGAN MENEGAH I

NAMA: Moch.Rangga.B.M NMP : 0111U216 KELAS : L / 16 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI SI

UNIVERSITAS WIDYATAMA 2011/2012

1 Intermediate Accounting Vol.1

KAS
Apa itu Kas?
Kas adalah sebuah aktiva keuangan biasa disebut juga sebuah instrumen keuangan. Sebuah instrumen keuangan adalah didefinisikan sebagai segala sesuatu kontrak yang memberikan peningkatan terhadap aktiva keuangan dari satu entitas dan sebuah kewajiban keuangan atau bunga ekuitas daru entitas lainnya.

Melaporkan Kas
Walaupun melaporkan kas adalah relatif terus-menerus, beberapa ada yang menjadi perhatian, seperti : 1. Ekuivalen Kas 2. Kas yang Dibatasi 3. Overdraft Bank

Ekuivalen Kas
Kas ekuivalen adalah jangka pendek, investasi likuid tinggi yang keduanya adalah siap diubah untuk mengetahui jumlah kas, dan begitu dekat dengan nilai wajar yang mereka perlihatkan risiko ketidaksignifikanan dari perubahan tarif bunga. kesimpulannya, hanya investasi dengan nilai wajar asli dari tiga bulan atau kurang yang memenuhi syarat definisi ini.

Kas yang Dibatasi


Kas kecil, daftar gaji/upah, dan dana dividen adalah contoh dari kas sampingan untuk tujuan khusus. Dalam berbagai situasi, keseimbangan dana ini tidak bersifat material. Bagaimanapun, perusahaan tidak memisahkan mereka dari kas dalam laporan keuangan. Ketika jumlahnya bersifat material, perusahaan memisahkan kas yang dibatasi dari kas utama dari tujuan pelaporan. Overdraft Bank Overdraft bank terjadi ketika sebuah perusahaan menuliskan sebuah cek untuk lebih dari pada jumlah yang terdapat pada akun kas. Perushaan harus melaporkan overdraft bank
2 Intermediate Accounting Vol.1

ini dalam bagian kewajiban lancar, menambahkan mereka kepada laporan sebagai utang usaha. Jika bersifat material, perusahaan harus mengungkapkan item ini secara terpisah, baik dalam laporan posisi keuangan atau catatan.

PIUTANG USAHA
Piutang termasuk aktiva keuangan mereka juga termasuk kedalam instrumen keuangan. Piutang adalah klaim yang didapat dari pelanggan dan yang lainnya untuk uang, barang, atau jasa. Untuk tujuan pelaporan keuangan, perusahaan mengklasifikasikan piutang sebagai lancar (jangka pendek) atau tak lancar (jangka panjang). Perusahaan berharap untuk mengumpulkan piutang lancar kurang dari satu tahun atau selama siklus operasi lancar, yang mana yang lebih panjang. Mereka mengklasifikasikan semua piutang lainnya sebagai tak lancar. Pelanggan biasanya berhutang pada sebuah perusahaan dalam bentuk barang atau jasa. Perusahaan mungkin mengsubklasifikasikan ini sebagai piutang dagang. Piutang usaha adalah permintaan lisan dari pembeli untuk membayar penjualan barang dan jasa. Piutang wesel adalah permintaan tertulis untuk mebayar sejumlah uang pada waktu spesifik di masa depan. Transaksi lain termasuk kedalam piutang non-dagang.

Pengakuan Piutang Usaha


Dalam banyak transaksi piutang, jumlah yang diakui dalah harga pertukaran antara dua pihak. Harga pertukaran adalah jumlah hak dari debitor (pelanggan)> dua faktor yang mungkin mempengaruhi pengukuran harga pertukaran adalah adanya diskon dan jangka waktu antara penjualan dan tanggal hak dari pembayaran. 1. Diskon Dagang Harga mungkin menjadi subjek untuk sebuah perdagangan atau kuantitas diskon. Perusahaan menggunakan seperti diskon dagang untuk menghindari perubahan frekuensi dalam katalog, untuk mengubah harga untuk pembelian kuantitas berbeda, atau untuk menyembunyikan harga sebenarnya dari pesaing. Diskon dagang biasanya dikuotakan dalam persentase. 2. Diskon Kas (Diskon Penjualan)

3 Intermediate Accounting Vol.1

Perusahaan menawarkan diskon kas untuk merangsang pembayaran cepat. Diskon kas biasanya diperlihatkan dalam ketentuan seperti 2/10, n/30 (2 persen jika dibayar dalam waktu kurang dari 10 hari, jumlah kotor sampai dalam 30 hari) atau 2/10, E.O.M., net 30, E.O.M. (2 persen jika dibayar dalam waktu yang mana saja sebelum hari kesepuluh dari bulan berjalan, dengan pembayaran penuh diterima dengan hari ketigapuluh dari bulan berjalan). Jika menggunakan metode kotor, sebuah perusahaan melaporkan diskon penjualan sebagai sebuah pengurangan dari penjualan dalam laporan laba rugi. Jika menggunakan metode bersih, sebuah perusahaan mempertimbangkan Denda Diskon Keuangan sebagai sebuah item pendapatan dan beban lainnya.

Non-Pengakuan dari Elemen Bunga


Idealnya, sebuah perusahaan harus memastikan piutang dalam ketentuan dari nilai mereka saat ini, nilai yang didiskon dari kas untuk diterima di msa depan. Ketika harapan kas diterima dibutuhkan periode tunggu. Secara teoritis, segala pendapatan setelah periode penjualan adalah pendapatan bunga. dalam praktiknya, perusahaan mengabaikan pendapatan bunga yang berhubungan dengan piutang usaha karena, untuk aktiva lancar, jumlah diskon biasanya tidak bersifat material dalam laba bersih untuk periode itu.

Penilaian dari Piutang Usaha


Perusahaan menilai dan melaporkan piutang jangka panjang pada nilai pencapaian kas jumlah bersih yang mereka harapkan untuk diterima dalam bentuk kas. 1. Piutang Usaha Tak Tertagih Perusahaan mencatat kerugian kredit sebagai debit untuk Akun Beban Tak Tertagih . Dua metode yang digunakan dalam akuntansi untuk akun tak tertagih yaitu : a. Metode Penghapusan Langsung untuk Akun Tak Tertagih Dalam metode penghapusan langsung, ketika sebuah perusahaan menetukan jumlah tak tertagih, itu berubah menjadi Beban Piutang Tak Tertagih. Dalam metode ini, Beban Piutang Tak Tertagih hanya akan memperlihatkan kerugian aktual dari tak tertagih. Perusahaan akan melaporkan piutang usaha pada jumlah kotor. Sebagai hasilnya, penggunaan metode penghapusan langsung tidak mempertimbangkan secara tepat, kecuali ketika jumlah tak tertagih tidak bersifat material.
4 Intermediate Accounting Vol.1

b. Metode Pencadangan untuk Akun Tak Tertagih Metode pencadangan dalam akuntansi untuk piutang tak tertagih mengandung estimasi akun tak tertagih pada saat akhir periode. Ini menyediakan hasil yang lebih baik pada laporan laba rugi. Nilan pencapaian kas adalah jumlah bersih yang perusahaan harapkan untuk diterima dalam bentuk kas. Metode ini mengurangi piutang dalam laporan posisi keuangan dengan jumlah yang diestimasika menjadi piutang tak tertagih. IFRS mensyaratkan metode pencadangan untuk tujuan pelaporan keuangan ketika piutang tak tertagih bersifat material dalam jumlahnya.

PIUTANG WESEL
Sebuah piutang wesel didukung oleh catatan permohonan formal, sebuah tulisan permohonan untuk membayar sejumlah uang pada saat tanggal spesifik di masa depan. Seperti sebuah wesel adalah instrumen negosiasi yang menunjukan tanda pembuat dalam menunjuk pembayar yang mungkin melegalkan dan siap menjual atau mentransfer wesel kepada yang lainnya.

Pengakuan dari Piutang Wesel


Perusahaan biasanya mencatat wesel jangka pendek pada nilai muka (dikurangi pencadangan), mengabaikan bungan implisit dalam nilai wajar. Aturan dasarnya adalah wesel sesungguhnya sebagai ekuivalen kas tidak menjadi subjek untuk amortisasi premi atau diskon. Walau bagaimanapun, perusahaan harus mencatat dan melaporkan piutang wesel jangak panjang pada basis diskonto. 1. Penerbitan Wesel pada Nilai Muka Nilai saat ini dari wesel adalah sama dengan nilai muka, karena efektif dan menyatakan tarif dari bunga pun sama. 2. Penerbitan Wesel bukan pada Nilai Muka Jika sebuah perusahaan menerima sebuah wesel berbunga nol, itu adalah nilai saat ini yang harus dibayar untuk penerbit. Karena perusahaan mengetahui baik jumlah masa depan dan nilai saat ini dari wesel, itu bisa menghitung tarif bunga. tarif ini biasanya merujuk
5 Intermediate Accounting Vol.1

sebagai tarif bunga implisit. Perusahaan mencatat wesel pada nila sekarang dan diskon amortisasi untuk pendapatan bunga diatas nilai wesel.

Penilaian dari Piutang Wesel


Perhitungan dan pengestimasian terkandung dalam penilaian piutang wesel jangka pendek dan dalam pencacatan beban piutang tak tertagih dan berhubungan dengan pencadangan persisinya pararel untuk piutang dagang. Sebagai hasilnya, perusahaan biasa menggunakan satu dari dugaan kolektif (persentase penjualan atau persentase piutang) untuk menguku kemungkin pelemahan. Piutang jangka panjang, bagaimanapun, biasa mengandung masalah pengestimasian tambahan. Selain itu, karena piutang ini tersebar untuk beberapa periode, perbedaan signifikan antara nilai wajar dan biaya amortisasi biasa dihasilkan. Dalam kasus piutang jangka panjang, tes pelemahan biasanya diselesaikan dengan basis pendugaan individu daripada basis pendugaan kolektif.

HUBUNGAN ISU KHUSUS DENGAN PIUTANG


Perusahaan biasanya mengikuti prinsip pengakuan dan penilaian yang didiskusikan dalam bagian sebelumnya dari bab ini. Isu tambahan yang berhubungan dengan piutang adalah : 1. Penggunaan opsi nilai wajar. 2. Penurunan pengakuan dari piutang. 3. Presentasi dan analisis

Opsi Nilai Wajar


Sebagai indikasi awal, piutang biasanya diukur pada saat ada biya amortisasi. Bagaimanapun, perusahaan mempunyai opsi untuk mencatat nilai wajar dalam akun mereka untuk banyak aktiva dan kewajiban keuangan, termasuk piutang. IASB percaya bahwa pengukuran nilai wajar untuk instrumen keuangan menyediakan informasi yang lebih relevan dan dapat dipahami daripada biaya historis. Itu mempertimbangkan nilai wajar lebih relevan karena itu merefleksikan nilai ekuivalen kas saat ini dari instrumen keuangan.

Penurunan Pengakuan dari Piutang


6 Intermediate Accounting Vol.1

Pada titik apa sebuah piutang harus tidak lebih lama lagi untuk dimasukan sebagai aktiva dari sebuah perusahaan ? Situasi pertama terjadi ketika piutang tidak lama mempunyai suatu nilai, saat itulah perjanjian untuk arus kas dari piutang tidak dapat ada lagi. Sebagai hasilnya, piutang tidak diakui lagi. Situasi kedua biasanya terjadi jika piutang ditransfer kepada perusahaan lain, dengan demikian terjadi transfer risiko dan ganjaran dari kepemilikan untuk perusahaan lain.

Presentasi dan Analisis


Preturan dasar dalam mengklasifikasikan piutang adalah : 1. Memisahkan dan melaporkan jumlah bawaan dari kategori berbeda piutang. 2. Mengindikasi klasifikasi piutang sebagai lancar atau tak lancar dalam laporan posisi keuangan. 3. Tepat dalam menilai akun piutang yang melemahkan. 4. Mengungkap nilai wajar dari piutang. 5. Mengungkap informasi untuk menaksir risiko kredit. 6. Mengungkap segala ikrar piutang sebagai jaminan. 7. Mengungkap semua konsentrasi yang signifikan dari risiko kredit yang mungkin dari piutang.

7 Intermediate Accounting Vol.1

Anda mungkin juga menyukai