Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN BRONKITIS KRONIK 1.

Oksigen terkontrol cara: nasal 1-2 lt/menit venturi mask FIO2 24-28%(fraction inspiration oxygen) sasaran PaO2 60-65 mmHg atau SaO2>90% 2. Bronkodilatator obat Agonis beta2 fenoterol terbutalin Anti kolinergik Ipratropium bromide 40-80 0,25-0,5 150-200 250-500 0,5-2,0 5-10 MDI(mcg) Nebulizer(mg)

3.Antibiotik indikasi:eksaserbasi karena infeksi bakteri pilih antibiotik yang masih sensitif terhadap S.pneumonia,H.influenza,M.catarrhais pilihan antibiotik: amoxycilin 500 mg 1x3/hari, cotrimoxazol 1x2/hari 2 tablet, erytromycin 50 mg 1x3/hari, doxycyclin 100 mg 1x2/hari kemudian 1x1/hari

4.Mukolitik saat eksaserbasi mukolitik seperti N asetyl cystein tidak menunjukkan manfaat 5.Kortikosteroid Indikasi :eksaserbasi berat Dosis:exact dose belum diketahui. Prednisolon 30-40 mg/hari selama 10-14 hari optimal bila ditinjau dari sudut efikasi dan keamanan.kortikosteroid dapat dierikan IV atau oral

PENATALAKSANAAN EMFISEMA
1. Pemberian Bronkodilator Golongan Teofilin Biasanya diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg BB per oral dengan memperhatikan kadar teofilin dalam darah. Konsentrasi dalam darah yang baik antara 10-15 mg/L Golongan Agonis B2 Biasanya diberikan secara aerosol/nebuliser. Efek samping utama adalah tremor,tetapi menghilang dengan pemberian agak lama. 2. Pemberian Kortikosteroid Pada beberapa pasien, pemberian kortikosteroid akan berhasil mengurangi obstruksi saluran nafas.Hinshaw dan Murry menganjurkan untuk mencoba pemberian kortikosteroid selama 3-4 minggu. Kalau tidak ada respon baru dihentikan. 3. Mengurangi Sekresi Mucus Minum cukup,supaya tidak dehidrasi dan mucus lebih encer sehingga urine tetap kuning pucat. . Ekspektoran, yang sering digunakan ialah gliseril guaiakolat, kalium yodida, dan amonium klorida. Nebulisasi dan humidifikasi dengan uap air menurunkan viskositas dan mengencerkan sputum. Mukolitik dapat digunakan asetilsistein atau bromheksin.

Anda mungkin juga menyukai