MACHMUD SUGANDI
BIMBINGAN TEKNIS TENAGA LABORAN/TEKNISI SMK DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MALANG, 2014
ESCALATOR
LIFT PENCAHAYAAN PENGHAWAAN INSTALASI AIR BERSIH INSTALASI AIR KOTOR INSTALASI PENGOLAH LIMBAH
BETON (CONCRETE)
Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang banyak dipakai untuk pekerjaan struktur bangunan. Beton adalah bahan bangunan sebagai hasil campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1). Proses pembuatan beton: Dibuat oleh pabrik beton ready mix (beton siap pakai) Dibuat di lokasi pekerjaan in situ
Karakteristik BETON
1. 2. 3. 4. 5. 6. Compressive Strength Durability and freeze-taw resistance Wear resistance Impermeability Abrasion resistance Resistance to environmental attacks (from seawater, sulfates in soil, and so on). (Somayaji, 2001: 85)
ANALISA BAHAN
Bahan penyusun beton sebagian besar (70% - 80%) diperoleh dari alam, untuk itu perlu adanya analisa kualitas bahan khususnya bahan pengisi (agregat) meliputi: Analisa saringan. Kualitas kekerasan agregat. Kandungan lumpur. Berat jenis. Berat volume. Kadar air. Kotoran organis. Analisa air , dan Portland cement.
PENAKARAN (Batching)
KETENTUAN PENAKARAN: Beton yang mempunyai kekuatan tekan rencana (fc) lebih besar atau sama dengan 20 MPa proporsi penakarannya harus didasarkan atas penakaran berat. Beton yang mempunyai tekan rencana (fc) lebih kecil dari 20 MPa proporsi penakarannya boleh menggunakan teknik penakaran volume.
PENCAMPURAN (Mixing)
Secara umum pengadukan dilakukan sampai didapatkan suatu sifat yang plastis dalam campuran beton segar. Indikasinya adalah warna adukan merata, kelecakan yang cukup, dan tampak homogen. Dua jenis metode pencampuran/pengadukan: Pengadukan Manual (menggunakan tenaga manusia) Pengadukan dengan Mesin
PENGANGKUTAN (Ttransporting)
Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat penyimpanan akhir (sebelum dituang) harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pemisahan (segregasi) dari bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara pengangkutan. Metode pengangkutan: Alat angkut manual menggunakan tenaga manusia, dengan alat bantu sederhana (dapat berupa ember, dolak, gerobak dorong, talang) dan biasanya mempunyai kapasitas kecil. Alat angkut mesin biasanya dibutuhkan untuk pengerjaan yang kapasitasnya besar dan jarak antara tempat pengolahan beton dan tempat pengerjaan struktur jauh. Contoh alat angkut ini adalah truck mixer, belt conveyor, pompa dan tower crane.
PENUANGAN (Placing)
HAL YANG DIPERHATIKAN: Pelaksanaan pekerjaan beton (pengecoran) harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya segregasi dan bleeding. Beton segar pada saat dituangkan masih dalam kondisi plastis. Beton yang telah mengeras tidak boleh dituangkan dalam struktur. Beton yang setengah mengeras atau yang telah mengalami penambahan air tidak boleh dituang, kecuali ada persetujuan dari pengawas.
PEMADATAN (Compacting)
Pemadatan dilakukan segera setelah beton dituang. Kebutuhan akan alat pemadat disesuaikan dengan kapasitas pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Pemadatan dilakukan sebelum terjadinya initial setting time pada beton. Dalam praktik di lapangan, pengindikasian initial setting dilakukan dengan cara menusuk beton tersebut dengan tongkat tanpa kekuatan. Jika masih dapat ditusuk sedalam 10 cm, berarti setting time belum tercapai.
PERAWATAN (Curing)
Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat.
lanjutan
2. Scalling/spalling/erosion, adalah kelupasan dangkal pada permukaan, yang dapat ditimbulkan oleh beberapa sebab, diantaranya: Eksposisi yang berulang-ulang terhadap pembekuan dan pencairan sehingga permukaan terkelupas, keadaan ini disebut scalling. Melekatnya material pada permukaan bekisting sehingga permukaan beton terlepas dalam kepingan atau bongkah kecil, keadaan ini disebut spalling. Terlepasnya partikel-partikel sehalus debu yang dapat terdiri dari semen yang sangat halus atau agregat yang sangat halus, terlepas akibat abrasi misalnya saat lantai disapu, hal semacam ini disebut dusting. Terdapatnya material organic dalam campuran, kontaminasi yang reaktf atau korosi pada tulangan dapat menimbulkan rongga pada beton yang disebut sebagai popouts, juga dapat disebabkan ekspansi agregat yang poureous segera setelah pengecoran sampai setahun lebih tergantung permeabilitas beton dan ketidakstabilan volume agregat yang digunakan. Disintegrasi beton pada titik-titik dimana terdapat aliran air turbulen akibat pecahnya gelembunggelembung pada air, erosi seperti ini sering disebut water cavitation. Korosi pada baja tulangan biasanya dikenali dengan bercak karat pada permukaan beton, korosi mudah terjadi pada lingkungan asam namun bila terdapat ion chlorida, proses karat dapat terjadi pada lingkungan basa
KESIMPULAN
1. Kerusakan ringan/kecil (Shallow Honeycomb) Kerusakan beton yang terjadi pada struktur bangunan yang ditandai dengan adanya retak (crack) pada beton. Lebar retak berkisar antara 0.075 hingga 0.6 Cm. Kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang. Tindakan yang perlu dilakukan adalah melakukan perbaikan (repair) pada bagian beton yang rusak dengan melakukan injection.
2. Kerusakan besar (deep Honeycomn) Kerusakan besar pada material beton yang disebabkan oleh karena proses pembuatan beton yang tidak sempurna, hal ini disebabkan oleh terjadinya segregasi bahan akibat dari pencampuran material, penuangan, dan pemadatan. Tindakan yang perlu dilkukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan perbaikan beton dengan cara grouting pada bagian yang tampak adanya poureus. 3. Keruntuhan/kegagalan konstruksi beton Kerusakan total beton struktur tampak dari adanya keruntuhan struktur yang ditandai adanya keretakan pada struktur beton. Tindakan yang dilakukan adalah membongkar struktur beton lama diganti dengan yang baru.