Anda di halaman 1dari 3

14 AgroinovasI

Sinkronisasi Estrus Tingkatkan Peluang Kelahiran secara Serentak pada Sapi Potong

inkronisasi estrus atau penyerentakan birahi merupakan suatu usaha untuk menimbulkan birahi pada sekelompok ternak secara bersamaan sehingga diperoleh peningkatan angka kebuntingan. BPTP Jawa Barat dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang telah bekerjasama melaksanakan kegiatan sinkronisasi estrus pada sapi potong di Desa Bunihayu, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Hasil kegiatan sinkronisasi estrus di lokasi tersebut telah berhasil mensinkronisasi estrus seluruh sapi target untuk birahi sekaligus meningkatkan kinerja reproduksi ternak. Prosedur yang digunakan dalam sinkronisasi estrus terdiri dari screening atau seleksi sapi induk, aplikasi hormon PGF2, inseminasi buatan (IB), dan deteksi kebuntingan. Screening dilakukan dengan cara pengecekan catatan reproduksi dan pemeriksaan kebuntingan (PKB) terhadap individu sapi. Pengecekan catatan reproduksi yang meliputi tanggal birahi dan IB terakhir bertujuan untuk mengetahui kondisi induk

Edisi 19-25 September 2012 No.3474 Tahun XLIII

Badan Litbang Pertanian

AgroinovasI

15

sapi sebelum diberi perlakuan. Untuk memastikan kondisi induk tidak dalam keadaan bunting dan alat reproduksi dalam kondisi baik selanjutnya dilakukan PKB secara cermat. Sapi dalam keadaan bunting tidak boleh diberi perlakuan sinkronisasi estrus karena akan menyebabkan keluron atau abortus. Selain itu, induk harus mempunyai alat reproduksi yang baik atau terbebas dari peradangan alat reproduksi, endometritis, metritis, dan vaginitis karena akan berpengaruh terhadap hasil konsepsi atau kebuntingan. Perlu diperhatikan juga bahwa induk sapi memiliki skor kondisi tubuh yang optimum. Selain kondisi di atas, induk sapi yang diberi perlakuan sinkronisasi estrus menggunakan preparat hormon PGF2 atau prostaglandin harus dilakukan pemeriksaan Corpus Luteum (CL). Induk sapi yang mempunyai atau terdeteksi memiliki CL pada salah satu ovariumnya saat pemeriksaan dapat diberi perlakuan sinkronisasi estrus. Tahap pemeriksaan CL merupakan tahapan penting karena menentukan keberhasilan timbulnya birahi pada induk sapi, di samping pemberian pakan yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya. Induk-induk sapi yang terseleksi atau terpilih selanjutnya diberi perlakuan hormon PGF2. Aplikasi hormon PGF2 dilaksanakan secara intramuskular dengan dosis 2 ml/ekor dengan target organ CL. Penggunaan PGF2 akan melisiskan CL sehingga menyebabkan perkembangan folikuler, menimbulkan gejala birahi, dan ovulasi pada induk sapi. Satu sampai tiga hari setelah diberi perlakuan hormon,
Badan Litbang Pertanian Edisi 19-25 September 2012 No.3474 Tahun XLIII

16

AgroinovasI

induk sapi akan menunjukkan gejala birahi. 6 sampai 24 jam setelah timbulnya birahi, seluruh induk sapi dikawinkan dengan cara IB. 60 hari setelah IB, deteksi kebuntingan dapat dilakukan untuk mengetahui keberhasilan IB atau kebuntingan pada induk sapi. Sinkronisasi estrus dengan prosedur atau tahapan di atas memilki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan angka kebuntingan dan kelahiran secara serentak pada sapi potong. Kinerja reproduksi ternak yang lebih baik selanjutnya akan berdampak terhadap perkembangan populasi sapi dan pendapatan petani dari usaha ternak.
Nandang Sunandar dan Yayan Rismayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No.80, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat 40391, Indonesia Telp. (022) 2786238 Fax. (022) 2789846 e-mail: bptp-jabar@litbang.deptan.go.id

Petunjuk Cara Melipat:

Cover

Co

r ve

Cover

Cover

Cover

1. Ambil dua Lembar halaman tengah tabloid

2. Lipat sehingga cover buku (halaman warna) ada di depan.

3. Lipat lagi sehingga dua melintang ke dalam kembali

4. Lipat dua membujur ke dalam sehingga cover buku ada di depan

5. Potong bagian bawah buku sehingga menjadi sebuah buku

Edisi 19-25 September 2012 No.3474 Tahun XLIII

Badan Litbang Pertanian

Anda mungkin juga menyukai