Anda di halaman 1dari 7

Kritik Terhadap Pragmatisme Kekeliruan Pragmatisme dapat dibuktikan dalam tiga tataran pemikiran : a.

Kritik dari segi landasan ideologi Pragmatisme Pragmatisme dilandaskan pada pemikiran dasar (Aqidah) pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme). Hal ini nampak dari perkembangan historis kemunculan Pragmatisme, yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari mpirisme. !engan demikian, dalam konteks ideologis, Pragmatisme berarti menolak agama sebagai sumber ilmu pengetahuan. Aqidah pemisahan agama dari kehidupan adalah landasan ideologi Kapitalisme. Aqidah ini, sebenarnya bukanlah hasil proses berpikir. "ahkan, tak dapat dikatakan sebagai pemikiran yang logis. Aqidah pemisahan agama dari kehidupan tak lain hanyalah penyelesaian yang berkecenderungan ke arah jalan tengah atau bersikap moderat, antara dua pemikiran yang kontradikti#. Kedua pemikiran ini, yang pertama adalah pemikiran yang diserukan oleh tokoh$tokoh gereja di ropa sepanjang Abad Pertengahan (abad % & '% (), yakni keharusan menundukkan segala sesuatu urusan dalam kehidupan menurut ketentuan agama. )edangkan yang kedua, adalah pemikiran sebagian pemikir dan #ilsu# yang mengingkari keberadaan Al Khaliq. *adi, pemikiran pemisahan agama dari kehidupan merupakan jalan tengah di antara dua sisi pemikiran tadi. Penyelesaian jalan tengah, sebenarnya mungkin saja ter+ujud di antara dua pemikiran yang berbeda (tapi masih mempunyai asas yang sama). ,amun penyelesaian seperti itu tak mungkin ter+ujud di antara dua pemikiran yang kontradikti#. )ebab dalam hal ini hanya ada dua kemungkinan. -ang pertama, ialah mengakui keberadaan Al Khaliq yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. !an dari sinilah dibahas, apakah Al Khaliq telah menentukan suatu peraturan tertentu lalu manusia di+ajibkan untuk melaksanakannya dalam kehidupan, dan apakah Al Khaliq akan menghisab manusia setelah mati mengenai keterikatannya terhadap peraturan Al Khaliq ini. )edang yang kedua, ialah mengingkari keberadaan Al Khaliq. !an dari sinilah dapat dicapai suatu kesimpulan, bah+a agama tidak perlu lagi dipisahkan dari kehidupan, tapi bahkan harus dibuang dari kehidupan. Adapun pendapat yang mengatakan bah+a keberadaan Al Khaliq tidaklah lebih penting daripada ketiadaan$,ya, maka ini adalah suatu ide yang tidak memuaskan akal dan tidak menenteramkan ji+a. *adi, berdasarkan #akta bah+a aqidah Kapitalisme adalah jalan tengah di antara pemikiran$pemikiran kontradikti# yang mustahil diselesaikan dengan jalan tengah, maka sudah cukuplah bagi kita untuk mengkritik dan membatalkan aqidah ini. .ak ada bedanya apakah aqidah ini dianut oleh orang yang mempercayai keberadaan Al Khaliq atau yang mengingkari keberadaan$,ya.

.etapi dalam hal ini dalil aqli (dalil yang berlandaskan keputusan akal) yang qath/i (yang bersi#at pasti), membuktikan bah+a Al Khaliq itu ada dan !ialah yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. !alil tersebut juga membuktikan bah+a Al Khaliq ini telah menetapkan suatu peraturan bagi manusia dalam kehidupannya, dan bah+asanya !ia akan menghisab manusia setelah mati mengenai keterikatannya terhadap peraturan Al Khaliq tadi. Kendatipun demikian, di sini bukan tempatnya untuk melakukan pembahasan tentang eksistensi Al Khaliq atau pembahasan mengenai peraturan yang ditetapkan Al Khaliq untuk manusia. ,amun yang menjadi #okus pembahasan di sini ialah aqidah Kapitalisme itu sendiri dan penjelasan mengenai kebatilannya. !an kebatilan Kapitalisme cukup dibuktikan dengan menunjukkan bah+a aqidah Kapitalisme tersebut merupakan jalan tengah antara dua pemikiran yang kontradikti#, dan bah+a aqidah tersebut tidak dibangun atas dasar pembahasan akal. Kritik yang merobohkan aqidah Kapitalisme ini, sesungguhnya sudah cukup untuk merobohkan ideologi Kapitalisme secara keseluruhan. )ebab, seluruh pemikiran cabang yang dibangun di atas landasan yang batil &termasuk dalam hal ini Pragmatisme& pada hakekatnya adalah batil juga. b. Kritik dari segi metode pemikiran Pragmatisme yang tercabang dari mpirisme nampak jelas menggunakan (etode 0lmiyah (Ath .hariq Al 0lmiyah), yang dijadikan sebagai asas berpikir untuk segala bidang pemikiran, baik yang berkenaan dengan sains dan teknologi maupun ilmu$ilmu sosial kemasyarakatan. 0ni adalah suatu kekeliruan. (etode 0lmiyah adalah suatu metode tertentu untuk melakukan pembahasan1pengkajian untuk mencapai kesimpulan pengertian mengenai hakekat materi yang dikaji, melalui serangkaian percobaan1eksperimen yang dilakukan terhadap materi. (emang, metode ini merupakan metode yang benar untuk objek$objek yang bersi#at nateri1#isik seperti halnya dalam sains dan teknologi. .etapi menjadikan (etode 0lmiyah sebagai landasan berpikir untuk segala sesuatu pemikiran adalah suatu kekeliruan, sebab yang seharusnya menjadi landasan pemikiran adalah (etode Akliyah (Ath .hariq Al Aqliyah), bukan (etode 0lmiyah. )ebab, (etode 0lmiyah itu sesungguhnya hanyalah cabang dari (etode Akliyah. (etode Akliyah adalah sebuah metode berpikir yang terjadi dalam proses pemahaman sesuatu sebagaimana de#inisi akal itu sendiri, yaitu proses trans#er realitas melalui indera ke dalam otak, yang kemudian akan diinterpretasikan dengan sejumlah in#ormasi sebelumnya yang bermukim dalam otak. (etode Akliyah ini sesungguhnya merupakan asas bagi kelahiran (etode 0lmiyah, atau dengan kata lain (etode 0lmiyah sesungguhnya tercabang dari (etode Akliyah. Argumen untuk ini, sebagaimana disebutkan .aqiyuddin An ,abhani dalam At .a#kir halaman 23$22, ada dua point:

"ah+a untuk melaksanakan eksperimen dalam (etode 0lmiyah, tak dapat tidak pasti dibutuhkan in#ormasi$in#ormasi sebelumnya. !an in#ormasi sebelumnya ini, diperoleh melalui (etode Akliyah, bukan (etode 0lmiyah. (aka, (etode Akliyah berarti menjadi dasar bagi adanya (etode 0lmiyah. "ah+a (etode 0lmiyah hanya dapat mengkaji objek$objek yang bersi#at #isik1material yang dapat diindera. !ia tak dapat digunakan untuk mengkaji objek$objek pemikiran yang tak terindera seperti sejarah, bahasa, logika, dan hal$hal yang ghaib. )edang (etode Akliyah, dapat mengkaji baik objek material maupun objek pemikiran. (aka dari itu, (etode Akliyah lebih tepat dijadikan asas berpikir, sebab jangkauannya lebih luas daripada (etode 0lmiyah. Atas dasar dua argumen ini, maka (etode 0lmiyah adalah cabang dari (etode Akliyah. *adi yang menjadi landasan bagi seluruh proses berpikir adalah (etode Akliyah, bukan (etode 0lmiyah, sebagaimana yang terdapat dalam Pragmatisme. c. Kritik terhadap Pragmatisme itu sendiri Pragmatisme adalah aliran yang mengukur kebenaran suatu ide dengan kegunaan praktis yang dihasilkannya untuk memenuhi kebutuhan manusia. 0de ini keliru dari tiga sisi. Pertama, Pragmatisme mencampur adukkan kriteria kebenaran ide dengan kegunaan praktisnya. Kebenaran suatu ide adalah satu hal, sedang kegunaan praktis ide itu adalah hal lain. Kebenaran sebuah ide diukur dengan kesesuaian ide itu dengan realitas, atau dengan standar$standar yang dibangun di atas ide dasar yang sudah diketahui kesesuaiannya dengan realitas. )edang kegunaan praktis suatu ide untuk memenuhi hajat manusia, tidak diukur dari keberhasilan penerapan ide itu sendiri, tetapi dari kebenaran ide yang diterapkan. (aka, kegunaan praktis ide tidak mengandung implikasi kebenaran ide, tetapi hanya menunjukkan #akta terpuaskannya kebutuhan manusia . Kedua, Pragmatisme mena#ikan peran akal manusia. (enetapkan kebenaran sebuah ide adalah akti4itas intelektual dengan menggunakan standar$standar tertentu. )edang penetapan kepuasan manusia dalam pemenuhan kebutuhannya adalah sebuah identi#ikasi instinkti#. (emang identi#ikasi instinkti# dapat menjadi ukuran kepuasan manusia dalam pemuasan hajatnya, tapi tak dapat menjadi ukuran kebenaran sebuah ide. (aka, Pragmatisme berarti telah mena#ikan akti4itas intelektual dan menggantinya dengan identi#ikasi instinkti#. Atau dengan kata lain, Pragmatisme telah menundukkan keputusan akal kepada kesimpulan yang dihasilkan dari identi#ikasi instinkti# . Ketiga. Pragmatisme menimbulkan relati4itas dan kenisbian kebenaran sesuai dengan perubahan subjek penilai ide &baik indi4idu, kelompok, dan masyarakat& dan perubahan konteks +aktu dan tempat. !engan kata lain, kebenaran hakiki Pragmatisme baru dapat dibuktikan &menurut Pragmatisme itu sendiri& setelah melalui pengujian kepada seluruh manusia dalam seluruh +aktu dan tempat. !an ini mustahil dan tak akan pernah terjadi. (aka, Pragmatisme berarti telah menjelaskan inkonsistensi internal yang dikandungnya dan mena#ikan dirinya sendiri .

Kontradiksi Pragmatisme Dengan Islam *elas sekali bah+a Pragmatisme &sebagai standar ide dan perbuatan& sangat bertentangan dengan 0slam. )ebab 0slam memandang bah+a standar perbuatan adalah halal haram, yaitu perintah$perintah dan larangan$larangan Allah. "ukan keman#aatan atau kegunaan riil untuk memenuhi kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh sebuah ide, ajaran, teori, atau hipotesis. Allah )5. ber#irman : 6Berilah keputusan di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah7 (Al Maaidah : 48) )yaikh An ,abhani menjelaskan ayat ini dalam (uqaddimah !ustur, bah+a ukuran perbuatan adalah apa yang diturunkan oleh Allah, bukan konsekuensi$konsekuesi yang dihasilkan dari akti4itas$akti4itas manusia. )elain itu, Allah )5. telah memerintahkan untuk mengikuti apa yang diturunkan$,ya, yaitu )yari/at 0slam. Allah )5. ber#irman : 6Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu mengikuti wali (pemimpin/sahabat/sekutu) selainnya87 (Al Araa :!) (a#hum (ukhala#ah (pengertian kebalikan) dari ayat di atas adalah, janganlah kita mengikuti apa yang tidak diturunkan Allah, termasuk man#aat$man#aat atau kegunaan$ kegunaan yang muncul sebagai konsekuensi dari akti4itas kita, sebab semuanya bukan termasuk apa yang diturunkan Allah. Allah )5. juga telah ber#irman : 6Apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu, maka ambillah dia. an apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah dia87 (Al "as#r : $) (a#hum (ukhala#ah ayat ini adalah, janganlah kita mengambil apa saja (pandangan hidup) yang tidak berasal dari 9asul, termasuk ide Pragmatisme. 0de ini tidak berasal dari (uhammad 9asulullah sa+, tetapi dari orang$orang ka#ir yang berasal dari ropa dan Amerika. *elas, bah+a Pragmatisme bertentangan dengan 0slam. )ebab ukuran perbuatan dalam 0slam adalah perintah dan larangan Allah, bukan man#aat riil suatu ide untuk memenuhi kebutuhan manusia. ,amun demikian, bukan berarti 0slam tidak memperhatikan keman#aatan. 0slam terbukti telah memperhatikan aspek keman#aatan, seperti misalnya sabda 9asulullah sa+ :

6Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, ke!uali tiga perkara" shada#ah jariyah, ilmu yang berman$aat, anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya.7 ("%&. Muslim) "enar, 0slam memang memperhatikan keman#aatan, tetapi keman#aatan yang telah dibenarkan oleh syara/, bukan keman#aatan secara mutlak tanpa distandarisasi lebih dulu oleh syara/. Hal ini karena nash$nash yang berhubungan dengan man#aat tidak dapat dipahami secara terpisah dari nash$nash lain yang menegaskan aspek halal haram. (aka, keman#aatan yang diperhatikan oleh 0slam adalah keman#aatan yang dibenarkan oleh syara/, bukan sembarang man#aat. *adi, ketika dinyatakan bah+a standar perbuatan adalah syara/, dan bukan man#aat, maka hal ini tidak berarti bah+a 0slam mena#ikan aspek keman#aatan. .etapi maknanya adalah, man#aat itu bukan standar kebenaran untuk ide atau perbuatan manusia. )edang keman#aatan yang dibenarkan 0slam, yakni yang telah diukur dan ditakar dengan standar halal haram, maka itu adalah man#aat yang yang dapat diambil oleh manusia sesuai kehendaknya. Penutup : Dekonstruksi Pragmatisme' %uatu Ke(a)iban Pragmatisme adalah ide batil dan ide ku#ur yang sangat mungkar, karena ide tersebut dibangun di atas landasan ideologi yang ku#ur, dihasilkan dengan metode berpikir yang tidak tepat, serta mengandung kerancuan dan kekacauan pada dirinya sendiri. :leh karena itu, karena Pragmatisme adalah suatu kemungkaran, maka seorang muslim +ajib menghancurkan dan membuang Pragmatisme dengan sekuat tenaga serta mela+an siapa saja yang hendak menyesatkan umat dengan menjajakan ide hina dan berbahaya ini di tengah$tengah umat 0slam yang sedang berjalan menuju kepada kebangkitannya. ;%uhammad &hiddi# Al 'awi<

3. Bagaimanakah pengaruh aliran pragmatism dalam dunia pendidikan ( A. Implikasi Terhadap )endidikan =. Tujuan )endidikan

*ilsu$ paragmatisme berpendapat bahwa pendidikan harus mengajarkan seseorang tentang bagaimana ber$ikir dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. &ekolah harus bertujuan untuk mengembangkan pengalaman+pengalaman yang akan memungkinkan seseorang terarah kepada kehidupan yang baik. Tujuan+tujuan pendidikan tersebut meliputi, + -esehatan yang baik + -eterampilan+keterampilan dan kejujuran dalam bekerja + %inat dan hobi untuk kehidupan yag menyenangkan + )ersiapan untuk menjadi orang tua + -emampuan untuk bertransaksi se!ara e$ekti$ dengan masalah+masalah so!ial Tambahan tujuan khusus pendidikan di atas yaitu untuk pemahaman tentang pentingnya demokrasi. %enurut pragmatisme pendidikan hendaknya bertujuan menyediakan pengalaman untuk menemukan/meme!ahkan hal+hal baru dalam kehidupan peribadi dan kehidupan sosial. .. -urikulum %enurut para $ilsu$ paragmatisme, tradisi demokrasi adalah tradisi memperbaiki diri sendiri (a sel$+!orre!ting trdition). )endidikan ber$okus pada kehidupan yang aik pada masa sekarang dan masa yang akan datang. -urikilum pendidikan pragmatisme /berisi pengalaman+pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Adapun kurikulum tersebut akan berubah. 0. %etode )endidikan Ajaran pragmatisme lebih mengutamakan penggunaan metode peme!ahan masalah (problem sol1ing method) serta metode penyelidikan dan penemuan (in#uiri and dis!o1ery method). alam praktiknya (mengajar), metode ini membutuhkan guru yang memiliki si$at pemberi kesempatan, bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan terbuka, antusias, kreati$, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan bersungguh+sungguh agar belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh siswa dan apa yang di!ita+!itakan dapat ter!apai. 2. )eranan 3uru dan &iswa

alam pembelajaran, peranan guru bukan /menuangkan4 pengetahuanya kepada siswa. &etiap apa yang dipelajari oleh siswa haruslah sesuai dengan kebutuhan, minat dan masalah pribadinya. )ragmatisme menghendaki agar siswa dalam menghadapi suatu pemasalahan, hendaknya dapat merekonstruksi lingkungan untuk meme!ahkan kebutuhan yang dirasakannya. 5ntuk membantu siswa guru harus berperan, a. %enyediakan berbagai pengalaman yang akan memu!ulkan moti1asi. *ilm+$ilm, !atatan+!atatan, dan tamu ahli merupakan !ontoh+!ontoh akti1itas yang diran!ang untuk memun!ulkan minat siswa. b. %embimbing siswa untuk merumuskan batasan masalah se!ara spesi$ik. !. %embimbing meren!anakan tujuan+tujuan indi1idual dan kelompok dalam kelas guna meme!ahkan suatu masalah. d. %embantu para siswa dalam mengumpulkan in$ormasi berkenaan dengan masalah. e. Bersama+sama kelas menge1aluasi apa yang telah dipelajari, bagaimana mereka mempelajarinya, dan in$ormasi baru yang ditemukan oleh setiap siswa. 6dward '. )ower (789.) menyimpulkan pandangan pragmatisme bahwa /&iswa merupakan organisme rumit yang mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh, sedangkan guru berperan untuk memimpin dan membimbing pengalaman belajar tanpa ikut !ampur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan siswa4. :allahan dan :lark menyimpulkan bahwa orientasi pendidikan pragmatisme adalah progresi1isme. Artinya, pendidikan pragmatisme menolak segala bentuk $ormalisme yang berlebihan dan membosankan dari pendidikan sekolah yang tradisional. Anti terhadap otoritarianisme dan absolutisme dalam berbagai bidang kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai