Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH EKSPLORASI KONSEP-KONSEP PENTING DALAM KIMIA SUB BIDANG KIMIA ANORGANIK

Oleh : Sukarni, S.Pd (NIM 7846121043)

MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2013

UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH SUB BIDANG PRODI SIFAT UJIAN DOSEN : : : : :

Eksplorasi Konsep-konsep Penting dalam Kimia


Kimia Anorganik S2-Pendidikan Kimia Buku Terbuka Agung Purwanto

1. Sampai sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan terjawab, namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah yang akan terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas karena sifat curiosity kita. Curiosity manusia dapat mengubah no thing menjadi know a lot of thing. Rasa ingin tahu jugalah yang memunculkan pelbagai penelitian serta pengujian dari hipotesa akhir dan bila hal itu terbukti kebenarannya maka akan terbentuk suatu bidang ilmu. a. Jelaskan pendapat Anda tentang Hukum Kekekalan Materi, yang menyatakan bahwa materi tidak bisa diciptakan, terkait dengan keberadaan materi alam semesta ini. Alam semesta berasal dari titik tunggal yang tidakmempunyai eksistensi waktu, ruang, materi maupun energi. Titik tunggal tanpa eksistensi waktu, ruang, materi dan energi merupakan sebutan lain dari kata ketiadaan.Kesimpulanya alam semesta berawal dari ketiadaan kemudian muncul dengan ledakan dahsyat, dengan kata lain alam semesta sengaja diciptakan. Kemudian Siapakah yang mempu menciptakan, mengatur dan mengendalikan ledakan titik tunggal itu hingga muncul dimensi ruang, waktu, materi dan energi pada alam semesta ini ? Bila kita berfikir secara jernih tanpa prasangka, maka harus ada kekuatan Maha Agung yang dapat mengurus semua proses menakjubkan itu. Dialah Tuhan Maha Pencipta alam semesta yang mempunyaiIlmu, kekuasaan dan hikmah yang tiada terbatas. Bertasbih kepada-Nya semuayang ada di langit dan Bumi. b. Jelaskan bagaimana sebaiknya Teori Big Bang tentang terjadinya alam semesta harus dipahami, jika dikaitkan dengan Hukum Kekekalan Materi/Massa dan persamaan Einstein, E = mc2. Mungkin, masalah yang paling fundamental dalamteori Big Bang adalah masalah penciptaan atau pada saat alam semesta berusia 0 detik. Teori Big Bang meramalkan kondisi singularitas yang tidak dapat diakses dengan teori fisika semutakhir apa pun. Namun, kalau pun kita mengabaikan kondisi ini, teori penciptaan alam semesta tampaknya tidak dapat diterima oleh fisika karena menyalahi aturan fisika yang paling fundamental, kekekalan energi. Hukum kekekalan energy merupakan dasar fisika dan belum pernah ada bukti-bukti eksperimen eksplisit bahwa hokum kekekalan energy iini dilanggar. Jika pada saat sebelum alam semesta tercipta tidak terdapat apa-apa sedangkan saat ini kita dapat mengamati alam semesta yang maha luas, maka hokum kekekalan energy telah dilanggar sebesar massa semesta dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, E = mc2 ,sesuai dengan teori Einstein. Di manakah letak solusinya? Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa energi total alam semesta tetap nol. Energi yang berasal dari massa alam semesta adalah energy positif, sedangkan energi yang mengikat alam semesta akibat gaya tarik menarik gravitasi yang dialami oleh setiap partikel merupakan energin egatif. Kedua jenis energy tersebut saling menghilangkan, sehingga

energi total semesta tetap nol sesuai dengan kondisi sebelum alam semesta diciptakan. Pendapat ini juga mendukung adanya materi yang tidak terdeteksi yang tersebar di alam semesta yang disebut materi gelap (dark matter). Untuk menjawab masalah penciptaan materi darikeadaan 'tidakada' menjadi 'ada' ilmuwan berpaling pada teori kuantum. Di dalam teori kuantum keadaan 'tidak ada' ini dikenal dengan istilah vacuum, suatu keadaan yang ternyata tidak kosong sama sekali namun terdiri dari dinamika penciptaan danpemusnahan partikel serta anti-partikel dalam waktu yang sangat singkat. Mengapa partikel dan anti-partikel dapat diciptakan dari sesuatu yang tidak ada dan keduanya dapat dimusnahkan tanpa ada bukti sisa radiasia nihilasi? Jawabannya adalah melalui ketidak pastian Heisenberg yang menyatakan bahwa ketidakpastian pengukuran energy berbanding terbalik terhadap ketidak pastian waktu pengukuran dengan konstanta Planck sebagai konstanta pembanding. Ketidakpastian Heisenberg secara implicit memperbolehkan pelanggaran energy dalam suatu system asalkan waktu pelanggaran sangat singkat, semakin besar pelanggaran energy semakin singkat waktu yang diperbolehkan. Dengan demikian keadaan vacuum terdiri dari lautan partikel dan anti-partikel yang eksis dan musnah dalam waktu sangat singkat. Fluktuasi vacuum ini juga mengakibatkan black hole (lubang hitam) bersifat tidak 'benar-benar hitam' karena ia dapat menarik partikel sambil meradiasikan anti-partikel dari dalam vacuum. Hanya saja teori ini akan lebih mudah dipahami dengan adanya sesuatu yang dapat menciptakan dari ketiadaan. Dan itu ada dalam konsep keagamaan, itulah sesuatu yang absolut, distinct, atau unique. Itulah konsep tentang adanya Tuhan. Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

2. Niels Bohr mengungkapkan Teori Atom berdasarkan Hipotesis Planck dan Eksperimen Spektrum Atom Hidrogen . a. Jelaskan bagaimana eksperimen spektrum atom hidrogen dilakukan dan bagaimana hasilnya!
Gas hydrogen dalam tabung dipijarkan dengan dihubungkan arus listrik tegangan tinggi, hal ini mengakibatkan elektron-elektron dalam atom Hidrogen akan tereksitasi. Elektron yang tereksitasi tidak stabil sehingga akan kembali pada keadaan/posisi lintasan semula dengan cara memancarkan radiasi electromagnet sesuai dengan panjang gelombang yang dipancarkan seperti sinar merah, biru dan ungu. Electron tereksitasi = elektron berpindah ke lintasan lebih luar (ke lintasan dengan energi yang lebih tinggi), hal ini terjadi karena elektron menyerap energi dari luar atom. Elektron tereksitasi jika elektron berpindah dari n1 ke n2 atau n1 ke n3 dst. Elektron yang tereksitasi ini tidak stabil dan akan kembali ke lintasan semula atau ke lintasan dengan energi yang lebih rendah dengan cara memancarkan energi yang berupa radiasi elektromagnetik. Menurut Max Planck radiasi elektromagnet merupakan radiasi partikel. Selanjutnya radiasi partikel ini dinamai foton dan setiap foton mempunyai energi tertentu yang bergantung pada frekuensi atau panjang gelombangnya.

b. Ungkapkan postulat-postulat teori Atom Bohr yang disusun berdasarkan hasil eksperimen spektrum atom hidrogen!
Berdasarkan spektrum gas hidrogen maka Niels Bohr mengajukan postulat tentang model atom, yaitu: 1). Elektron-elektron dalam suatu atom mengelilingi inti pada lintasan tertentu yang disebut lintasan stasioner. Pada lintasan ini, elektron tidak menyerap atau melepaskan energi. 2). Elektron akan melepaskan energi (berupa foton) jika elektron tersebut berpindah ke lintasan lebih dalam (lintasan dengan tingkat energi lebih rendah ) dan elektron akan menyerap energi jika berpindah ke lintasan lebih luar (lintasan dengan tingkat energi yang lebih tinggi).

c. Menurut Bohr, jika elektron bergerak melingkar di sekitar inti atom bermuatan Ze, maka akan terjadi gaya tarik inti atom, Ze2/r2, yang terimbangi oleh gaya sentripetal, mv2/r. Disamping itu, impuls putar gerakan elektron juga terkuantisasi yang besarnya merupakan kelipatan bulat dari h/2. Berangkat dari pernyataan tersebut, dapatkan suatu persamaan yang digunakan untuk menghitung jari-jari lintasan Bohr. Penurunan rumus didasarkan pada tiga asumsi sederhana: 1) Energi sebuah elektron dalam orbit adalah penjumlahan energi kinetik dan energi potensialnya:

dengan

, dan

adalah muatan elektron.

2) Momentum sudut elektron hanya boleh memiliki harga diskret tertentu:

dengan n = 1,2,3, dan disebut bilangan kuantum utama, h adalah konstanta Planck, dan . 3) Elektron berada dalam orbit diatur oleh gaya coulomb. Ini berarti gaya coulomb sama dengan gaya sentripetal:

Dengan mengalikan ke-2 sisi persamaan (3) dengan r didapatkan:

Suku di sisi kiri menyatakan energi potensial, sehingga persamaan untuk energi menjadi:

Dengan menyelesaikan persamaan (2) untuk r, didapatkan harga jari-jari yang diperkenankan:

3. Teori Atom Mekanika kwantum disusun berdasarkan 3 landasan yakni asumsi deBroglie dan Prinsip Heisenberg dan persamaan Schrodinger! a. Jelaskan eksperimen yang melandasi dikemukakannya asumsi de Broglie! Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan materi mempunyai sifat gelombang di samping partikel, yang dikenal dengan prinsip dualitas. Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara. b. Jelaskan keterkaitan antara Asumsi deBroglie dan Prinsip Heisenberg dengan persamaan Scrodinger. Werner Karl Heisenberg (1901-1976) menyatakan tidak mungkin menentukan secara akurat posisi dan momentum secara simultan partikel yang sangat kecil semacam elektron. Untuk mengamati partikel, seseorang harus meradiasi partikel dengan cahaya. Tumbukan antara partikel dengan foton akan mengubah posisi dan momentum partikel. Heisenberg menjelaskan bahwa hasil kali antara ketidakpastian posisi x dan ketidakpastian momentum p akan bernilai sekitar konstanta Planck: xp=h Hubungan ini disebut dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg. Fisikawan Austria Erwin Schrdinger (1887-1961) mengusulkan ide bahwa persamaan De Broglie dapat diterapkan tidak hanya untuk gerakan bebas partikel, tetapi juga pada gerakan yang terikat seperti elektron dalam atom. Dengan memperuas ide ini, ia merumuskan sistem mekanika gelombang. Pada saat yang sama Heisenberg mengembangkan sistem mekanika matriks. Kemudian hari kedua sistem ini disatukan dalam mekanika kuantum. Dalam mekanika kuantum, keadaan sistem dideskripsikan dengan fungsi gelombang. Schrdinger mendasarkan teorinya pada ide bahwa energi total sistem, E dapat diperkirakan dengan menyelesaikan persamaan. Karena persamaan ini memiliki kemiripan dengan persamaan yang mengungkapkan gelombang di fisika klasik, maka persamaan ini disebut dengan persamaan gelombang Schrdinger. Persamaan gelombang partikel (misalnya elektron) yang bergerak dalam satu arah (misalnya arah x) diberikan oleh: (-h2/82m)(d2/dx2) + V = E (2.14) m adalah massa elektron, V adalah energi potensial sistem sebagai fungsi koordinat, dan adalah fungsi gelombang.

c. Ungkapkan postulat-postulat teori Mekanika Kwantum sesuai landasan yang melatarbelakanginya. Postulat pertama, tentang keadaan sistem (state of system) Keadaan sistem fisis untuk sebarang t digambarkan oleh vektor keadaan (state vector) dalam ruang Hilbert. Untuk konjugat2 kompleksnya biasa dilambangkan dengan menghasilkan dimana vektor tersebut jika diuraikan dalam ruang berbasisx akan atau disebut vektor gelombang dalam ruang posisi.

Postulat kedua, observabel dan operator Untuk setiap besaran fisis terdapat operator Hermitian yang mewakili besaran tersebut. Observabel atau kadang disebut sebagai observabel dinamis- sendiri diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur dan memiliki nilai. Mudahnya, besaran fisis dalam mekanika Newtonian berubah menjadi observabel (operator)1 dalam mekanika kuantum. Postulat ketiga, nilai eigen Pengukuran dalam mekanika kuantum dinyatakan dalam persamaan swanilai / nilai eigen.

Postulat keempat, probabilistik suatu pengukuran Hasil pengukuran dalam mekanika kuantum pda interval dinyatakan

sampai sebagai

Postulat kelima, fluktuasi terhadap waktu (dinamika sistem kuantum) Jika mekanika Newton menggambarkan gerak partikel sebagai dimana mekanika adalah ciri khas yang menunjukkan fluktuasi terhadap waktu, maka untuk kuantum kita tuliskan

4. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan: (a) prinsip keelektronetralan Pauling; (b) crystal field stabilization energy (CFSE); (c) deret spektrokimia; (d) kompleks medan kuat dan medan lemah; (e) Efek Jahn-Teller! (a) prinsip keelektronetralan Pauling (b) crystal field stabilization energy (CFSE) Atau Energi stabilisasi medan kristal adalah stabilitas yang dihasilkan dari penempatan ion logam pada medan kristak yang dibentuk oleh sekelompok ligan-ligan. Ia muncul karena ketika orbital-d terpisah pada medan ligan, beberapa dari orbital itu akan memiliki energi yang lebih rendah. Stabilisasi medan kristal dapat digunakan dalam menjelaskan geometri kompleks logam transisi. Alasan mengapa banyak kompleks d8 memiliki geometri datar persegi adalah karena banyaknya stabilisasi medan kristal yang dihasilkan struktur geometri ini dengan jumlah elektron 8.

(c) deret spektrokimia Deret spektrokimia adalah daftar-daftar ligan yang disusun berdasarkan perbedaan energi yang dihasilkan (disusun dari yang kecil ke yang besar): I < Br < S2 < SCN < Cl < NO3 < N3 < F < OH < C2O42 < H2O < NCS < CH3CN < py < NH3 < en < 2,2'-bipiridina < phen < NO2 < PPh3 < CN < CO Keadaan oksidasi logam juga memengaruhi besarnya antara aras energi (energy level) yang tinggi dan rendah. Semakin tinggi keadaan oksidasi logam, semakin tinggi pula . Kompleks V3+ akan memiliki yang lebih besar dari kompleks V2+. Hal ini dikarenakan perbedaan rapatan muatan yang mengijinkan ligan lebih dekat dengan ion V3+ daripada ion V2+. Jarak antar ligan dan ion logam yang lebih kecil akan menyebabkan nilai yang lebih besar karena elektron logam dan ligan lebih berdekatan, sehingga gaya tolak menolak menjadi lebih besar. (d). kompleks medan kuat dan medan lemah Ligan- ligan yang menyebabkan pemisahan orbital -d yang lebih besar disebut sebagai ligan- ligan medan kuat, seperti CN dan CO. Senyawa kompleks yang memiliki ligan medan kuat tidak akan menempatkan elektron-elektronnya ke orbital yang berenergi tinggi. Hal ini sesuai dengan asas Aufbau. Kompleks yang demikian disebut sebagai spin - rendah. Sebagai contoh, NO2 yang merupakan ligan medan kuat, menghasilkan yang besar. Ion octahedron [Fe(NO2)6]3 yang memiliki 5 electron-d akan memiliki diagram pemisahan oktahedron yangkelima elektronnya berada di aras t2g. Efek ligan yang lebih kuat akan menyebabkan perbedaanenergi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi tinggi dengan yang berenergi rendah Untuk ligan medan lemah (weak field ligand), perbedaan selisih energi antara orbital t2g dan eg yang terjadi dalam splitting sangat kecil, dengan demikian elektron-elektron akan mengisi kelima orbital tanpa berpasangan terlebih dahulu. Kompleks dengan ligan medan lemah semacam ini disebut sebagai kompleks spin tinggi (high spin complex). (e) Efek Jahn-Teller Teorema Jahn-Taller menyatakan bahwa : sistem molekuler yang tidak linear dalam suatu keadaan elektron yang terdegenerasi tidaklah stabil; dan akan mengalami distorsi untuk menurunkan simetrinya dan menghilangkan degenerasi yang terjadi Distorsi molekuler terjadi karena adanya degradasi elektronik ground state. Untuk entitas molekul linear -non geometri yang diuraikan oleh simetri memiliki degradasi tereduksi ,setidaknya satu getaran non- simetris total yang membuat elektronik terdegradasi tidak stabil pada saat geometri ini. Inti yang mengungsi ke posisi simetri rendah ekuilibrium baru menyebabkan pemisahan suatu dari degradasi ground state.Bila orbital molekul poliatomik nonlinear terdegenerasi, degenerasinya akan dihilangkan dengan mendistorsikan molekulnya membentuk simetri yang lebih rendah dan akhirnya energinya lebih rendah. Inilah yang dikenal dengan efek Jahn-Teller

b. Jelaskan kelebihan dan kelemahan teori berikut dalam menjelaskan sifat sifat senyawa kompleks (a) Teori ikatan valensi; (b) Teori medan kristal; (c) dan Teori orbital molekul (Teori Medan Ligan)! (a) Teori ikatan valensi Teori Ikatan Valensi cukup mudah untuk dipahami, dapat meramalkan bentuk geometris dari sebagian besar kompleks, dan berkesesuaian dengan sifat kemagnetan dari sebagian besar kompleks.

Meskipun demikian, ada beberapa kelemahan dari Teori Ikatan Valensi ini. Sebagian besar senyawa kompleks merupakan senyawa berwarna, TIV tidak dapat menjelaskan warna dan spektra elektronik dari senyawa kompleks. Selain itu, meskipun berkesesuaian dengan sifat kemagnetan senyawa, TIV tidak dapat menjelaskan mengapa kemagnetan senyawa dapat berubah dengan kenaikan suhu. Teori Ikatan Valensi tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan mengapa sejumlah kompleks berada dalam bentuk kompleks orbital luar. (b). Teori medan kristal Teori ini dapat menjelsakan bentuk geometris; spektra; dan kemagnetan dari senyawa kompleks dengan memuaskan. Meskipun demikian, teori ini mengabaikan kemungkinan terbentuknya ikatan kovalen dalam kompleks, hal ini ternyat bertentangan dengan fakta yang diperoleh sdari sejumlah eksperimen. Beberapa kelemahan dari Teori Medan Kristal adalah sebagai berikut : 1. Sejumlah senyawa dengan tingkat oksidasi nol (misalnya pada kompleks [Ni(CO)4] tidak mengalami gaya tarik-menarik elektrostatik antara logam dengan ligan, sehingga dapat dipastikan bahwa ikatan yang terbentuk dalam kompleks merupakan suatu ikatan kovalen Urutan ligan dalam spektrokimia tidak dapat dijelaskan hanya dengan berdasarkan pada keadaan elektrostatik Bukti dari spektrum resonansi magnetik inti dan resonansi spin elektron menunjukkan keberadaan densitas elektron tidak berpasangan pada ligan, hal ini mengindikasikan adanya pembagian elektron bersama, sehingga dapat diasumsikan terjadi kovalensi dalam komplek

2. 3.

(c) Teori orbital molekul (Teori Medan Ligan) Teori Orbital Molekul (Molecular Orbital Theory) melibatkan pembentukan ikatan kovalen. Dalam Teori Orbital Molekul (TOM), ikatan dalam kompleks terjadi melalui pembentukan orbital molekul. Orbital molekul merupakan orbital yang terbentuk sebagai kombinasi antara orbital atom yang dimiliki logam dengan orbital atom yang dimiliki oleh ligan. Oleh karena itu orbital molekul dapat dipelajari dengan menggunakan pendekatan Linear Combination Atomic Orbital (LCAO).

c. Jelaskan 4 faktor yang mempengaruhi kekuatan medan kristal (atau harga Dq)

a.

Muatan Ion Pusat

Bertambah muatan ion pusat akan menyebabkan ligan-ligan tertarik lebih dekat ke ion pusat sehingga interaksi antara ligan-ligan dengan orbital-orbital d ion pusat bertambah kuat akibatnya pemisahan orbital d makin besar dan medan kristal yang timbul makin kuat. Secara teoritik penambahan muatan ion pusat dari 2+ ke 3+ akan meningkatkan harga 10 Dq sekitar 50 %. Sebagai contoh adalah [Fe(H2O)6]2+ memiliki 10 Dq sebesar 10000 cm1 sedangkan ion [Fe(H2O)6]3+ memiliki 10 Dq sebesar 14000 cm-1. b. Jumlah dan Geometri dari Ligan

Semakin banyak jumlah ligan yang terikat pada ion pusat medan yang timbul makin kuat dan harga 10 Dq makin besar. Kekuatan medan oktahedral lebih dari 2 kali lipat kekuatan medan tetrahedral untuk ion pusat dan jenis ligan yang sama. Dalam hal ini ada dua faktor yang mempengaruhi harga 10 Dq. Pada kedua kompleks tersebut yaitu: a). Interaksi anatara liganligan dengan orbital-orbital d dari ion pusat pada medan oktahedral lebih kuat dibandingkan pada medan tetrahedral. b). Bertambahnya jumlah ligan akan memperbesar kekuatan interaksi dan pemisahan orbital-orbital d. c. Jenis Ligan

Ligan yang berbeda akan mengahsilkan kekuatan medan yang berbeda pula. Sebagai contoh adalah harga 10Dq untuk [CrCl6]3-, [Cr(NH3)6]3+ dan [Cr(CN)6]3- secara berturut-turut adalah 163 kJ. Mol-1 , 259 kJ.mol-1 dan 314 kJ.mol-1. urutan kekuatan beberapa ligan ditunjukan dalam deret spektrokimia(spectrochemical series) sebagai berikut: I- < Br- < S2- < SCN- < Cl- < NO3- < F- < OH- < ox2- < H2O < NCS- < CH3CN- < NH3 < py < en < dipy < phen < NO2- < fosfina < CN- < CO. Deret tersebut disebut juga deret Fajans-Tsuchida. d. Jenis Ion Pusat

Dalam satu golongan untuk ion-ion dengan muatan yang sama kekuatan medan yang timbul akibat interaksi antara ion pusat dengan ligan-ligan yang sama bertambah dengan bertambahnya periode. Hal ini disebabkan karena pada satu golongan dari atas ke bawah terjadi kenaikan muatan inti efaktif dengan bertambahnya periode. Kenaikan ini disebabkan karena efek saringan (shielding) orbital 5d < 4d < 3d. Kenaikan muatan inti efektif menyebabkan ligan-ligan tertarik lebih dekat ke ion pusat. Interaksi antara ligan-ligan dengan elektron-elektron pada orbital d ion pusat semakin kuat, pemisahan orbital d semakin besar demikian pula dengan harga 10Dq yang ada. Sebagai contoh harga 10Dq untuk ion-ion [Co(NH3)6]3+, [Rh(NH3)6]3+ dan [Ir(NH3)6]3+ secara berturut-turut adalah 296 kJ.mol-1 dan 490 kJ.mol-1.

d. Gambarkan dua orbital molekul dari kompleks [NiCl4]2- (Ar Ni = 28) ketika bersifat diamagnetik maupun paramagnetik!

Anda mungkin juga menyukai