Disusun Oleh: Asadi Disampaikan pada Pelatihan Survei Pemetaan Dasar 2-19 April 2012 Di BAKOSURTANAL
4/11/2014
Sudut jurusan (arah, asimut) adalah : sudut yang dihitung mulai dari sumbu Y+ (arah utara) berputar searah jarum jam sampai titik ybs. Sudut jurusan mempunyai harga dari 0o sd. 360o. Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o
aab
.
A
U
aab aac
B B
b =aac - aab
b
C
aab
U
aab
aba
HITUNGAN KOORDINAT
JIKA TITIK P1 (XP1, YP1) DIKETAHUI NILAI KOORDINATNYA, ASIMUT DARI TITIK P1 KE TITIK P2 = DIPEROLEH DARI UKURAN SUDUT JARAK DARI P1 KE P2 DIUKUR=d1, ... ..MAKA:
XP2=XP1 + d1 x Sin YP2=YP1 + d1 x Cos
IV
270o X0
I
90O
II
180o X-
X+
X+
III
Y- 180o
II
III
Y- 270o
IV
12
DALAM ILMU UKUR SUDUT, SUDUT ARAH DIMULAI DARI ARAH TIMUR (SB-X POSITIF) BERPUTAR BERLAWANAN ARAH PUTARAN JARUM JAM Y+ 90O
II
180o X0
I
0O
X+
III
IV
11/04/2014
13
DALAM ILMU UKUR TANAH, SUDUT ARAH (ASIMUT, SUDUT JURUSAN) DIMULAI DARI ARAH UTARA (SB-Y POSITIF KE ARAH TIMUR SEARAH PUTARAN JARUM JAM Y+ 0O
IV
270o X0
I
90O
X+
III
Y- 180o
II
11/04/2014
14
Xb - Xa Tg a ab = Yb - Ya
a ab = arc Tg
Xb - Xa Yb - Ya
d ab = (X AB )2 + (YAB ) 2
O X A B
15
PENGERTIAN JARAK
m B
.
B
Y
Titik A dan B terletak di permukaan bumi. Garis penghubung lurus AB disebut Jarak Miring. Garis AA dan BB merupakan garis sejajar dan tegak lurus bidang datar. Jarak antara kedua garis tsb disebut Jarak Mendatar dari A ke B. Jarak BB disebut Jarak Tegak dari A ke B atau biasa disebut Beda Tinggi. Sudut BAB disebut Sudut Miring (m) Antara Sudut Miring, Jarak Miring, Jarak Mendatar dan Beda Tinggi, terdapat hubungan sbb :
X
POLIGON TERBUKA
TERIKAT SEMPURNA
TERIKAT SEBAGIAN
titik awal dan titik akhir dari poligon tersebut dipisahkan oleh lebih dari satu titik poligon, dan telah diketahui dua koordinat dititik awal poligon yang berurutan dan dua koordinat di titik akhir poligon yang berurutan, sehingga dapat diketahui asimut awal dan asimut akhir dari poligon tersebut
titik awal dan titik akhir dari poligon tersebut dipisahkan oleh lebih dari satu titik poligon, dan hanya diketahui sebagian (dua koordinat dititik awal poligon yang berurutan), sehingga hanya diketahui asimut awal dari polIgon tersebut. Pada jenis poligon seperti ini tidak ada kontrol, sehingga tidak dapat dikoreksi kesalahannya
SUDUT DALAM
HITUNGAN ASIMUT
4/11/2014
CONTOH
Diketahui: aAB=500
SUDUT b=2500
aBC a
aBC
aBC
4/11/2014
PERSYARATAN DIATAS BISA DILAKUKAN APABILA KERANGKA POLIGON TERIKAT SEMPURNA ATAU POLIGON TERTUTUP
SYARAT SUDUT
(asimut awal dan akhir diketahui)
SYARAT SUDUT
(JIKA HANYA DIKETAHUI SUDUT UKURAN) Jumlah Besaran Sudut Luar Sebanyak n Titik, = (n + 2) x 180o Jumlah Besaran Sudut Dalam Sebanyak n Titik, = (n - 2) x 180o
Sudut n titik
=( bq ap ) + (n x 180 o) F
Rumus Syarat Sudut (Poligon) Kring, hanya diketahui sudut ukurannya. Sudut n titik, = (n 2) x 180o
Apabila F tandanya + (positif) maka koreksinya (negatif F), demikian sebaliknya. Koreksi sudut diberikan rata kepada jumlah sudut yang ada pada jaringan poligon. Sudut terkecil diberi koreksi lebih besar. Contoh apabila ada koreksi sudut sebesar 26 sedangkan banyaknya sudut ada lima buah, maka kepada masingmasing sudut diberi koreksi 5 untuk sudut yang paling kecil diberikan koreksi 6 .
Dalam hal ini : Fx= salah penutup terhadap sisi x (absis) Fy= talah penutup terhadap sisi y (ordinat) Jarak Sisi Poligon= jumlah jarak sisi poligon
KETELITIAN POLIGON
Ketelitian poligon, sangat tergantung dari syarat suatu poligon. Suatu poligon mempunyai persyaratan yaitu : syarat sudut dan syarat jarak, sehingga poligon tersebut setelah dihitung akan mempunyai salah penutup sudut dan salah penutup jarak kearah sumbu x (absis) dan salah penutup jarak kearah sumbu y (ordinat). Untuk mengetahui tingkat ketelitian suatu poligon, maka dapat dihitung gabungan antara kesalahan penutup sudut dan kesalahan penutup jaraknya yaitu yang disebut salah penutup linier.
JKH ORDE 5
HITUNGAN POLIGON
6.
Sudut Ukuran:
Sudut A = 100o 44 37 , sudut B = 231o 22 43 , Sudut C = 17o 14 59 Sudut D = 89o 03 28, dan Sudut E = 101o 34 30