Anda di halaman 1dari 4

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN TEGAL Wikan Budi Utami Program StudiPendidikanMatematika FKIP UPS Tegal
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran (kooperatiftipe STAD dengan metode problem solving, STAD tanpa metode problem solving dan konvensional) dan sikap peserta didik terhadap matematika, serta interaksinya terhadap prestasi belajar matematika peserta didik. Untuk mencapai tujuan digunakan tes kemampuan awal, angket sikap dan tes prestasi hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian adalah (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika. (2) Terdapat pengaruh sikap terhadap prestasi belajar matematika. (3) Terdapat interaksi antara sikap peserta didik terhadap model pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik. (4) Terdapat interaksi antara model pembelajaran terhadap sikap dan prestasi belajar peserta didik. Kata Kunci : STAD, problem solving, sikap

1. PENDAHULUAN Permasalahan pendidikan matematika di Indonesia secara umum, beberapa diantaranya adalah banyak menghafal, lebih menghandalkan aspek kognitif yang rendah (mengingat, menyebutkan) dan umumnya peserta didik tidak tahu makna atau fungsi dari hal yang dipelajari (Sumardyono, 2006:2). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa prestasi belajar peserta didik masih cukup rendah.Perolehan hasil ujian nasional mata pelajaran matematika di Kabupaten Tegal menunjukkan rentang yang rendah. Tabel 1.1 Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri di Kabupaten Tegal No Tahun Pelajaran Rata-Rata Nilai 1 2007/2008 6,21 2 2008/2009 6,60 3 2009/2010 6,34 Sumber :Dikpora Kab. Tegal, 2011 Jika dianalisis, penyebab rendahnya hasil ujian tersebut bisa berasal dari peserta didik, guru, sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang digunakan. Salah satu materi aljabar yang dipelajari di Sekolah Menengah Pertama adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.Saat mempelajari pokok bahasan ini peserta didik sering kali melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi tersebut, sebagai contoh kesalahan peserta didik dalam membuat model matematika dari sebuah soal cerita (Sri Wardani, 2004:5).Kesalahan tersebut disebabkan kurangnya pemahaman konsep dasar, materi, ketelitian maupun pemahaman dalam operasi aljabar.Selain itu dapat pula disebabkan oleh metode mengajar maupun penguasaan materi dari guru. Metode mengajar yang digunakan guru atau penguasaan materi dari guru sangat penting dalam proses pembelajaran, karena akan mempengaruhi kelancaran peserta didik dalam memahami materi sehingga peserta didik sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal.

444

Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif.

Menurut Trianto (2007:41) bahwa pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didikakan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Peserta didik secara rutin bekerja dalam satu kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.Sebagai alternatif dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik, maka salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achivement Division). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang melibatkan lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individu dan rekognisi tim. Adapun langkah-langkah pembelajaran tipe STAD adalah presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individu dan rekognisi tim (Slavin, 2010:143). Dalam matematika kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu kemampuan yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik dalam belajar matematika. (Departeman Pendidikan Nasional. 2003 : 189). Dalam kegiatan pemecahan masalah yang dirancang dengan baik akan memberikan petunjuk mengenai proses pemecahan masalah dan meningkatkan kemampuan metakognitif dan bertanya. Oleh karena itu setiap guru dalam pembelajarannya perlu mengembangkan dan melatih kemampuan pemecahan masalah (problem solving) peserta didik secara terencana dan sesuai dengan standar yang ditetapkan melalui standar proses pembelajaran Metode pembelajaran melalui pemecahan masalah dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi. Menurut Chuck W. Wiederhold dalam Sertifikasi Guru (2010 : 6-15), seorang ahli pendidikan banyak meneliti dan mengembangkan metode pemecahan masalah. Suatu soal hanya dapat dijadikan sebagai sarana dalam metode pembelajaran pemecahan masalah, jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Siswa memiliki pengetahuan prasyarat untuk mengerjakan soal tersebut. b. Siswa belum tahu algoritma/cara pemecahan soal tersebut. c. Penyelesaian soal terjangkau oleh siswa. d. Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode problem solving merupakan model pembelajaran secara berkelompok dimana kelompok yang terbentuk adalah kelompok yang anggotanya heterogen yang dimodifikasi dengan problem solving dengan fase : Fase Kegiatan Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin memotivasi siswa dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2 Menyampaikan informasi Menyampaikan materi yang prasyarat yang akan digunakan Fase 3 Mengorganisasi siswa dalam Menjelaskan cara membentuk kelompok belajar dan kelompok-kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase 4 Membimbing kelompok Membimbing kelompok-kelompok belajar pada bekerja dan belajar saat mereka mengerjakan LKS.

Seminar Nasional Matematika 2012

445

Prosiding

Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif.

Fase 5 Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Fase 6 Memberikan penghargaan

Dalam perkembangan peserta didik Sekolah Menengah perkembangannya kemampuan afektif memiliki warna yang berbeda sesuai dengan karakteristik perkembangannya.Sehingga kecenderungan peserta didik untuk menghargai atau menyukai matematika sangat dipengaruhi oleh kemampuan afektif terutama sikap peserta didik.Menurut Paul (dalam kurikulum 2004:118) sikap merupakan suatu kesiapan individu untuk bereaksi sehingga merupakan disposisi yang secara relatif tetap yang telah dimiliki melalui pengalaman yang berlangsung secara regular dan terarah.Dari uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui diantara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode problem solving, model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa metode problem solving dan pembelajaran konvensional, mana yang memberikan prestasi yang lebih baik. 2. Untuk mengetahui diantara peserta didik dengan sikap tinggi, sedang dan rendah, mana yang memiliki prestasi yang lebih baik. 3. Untuk mengetahui diantara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode problem solving, model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa metode problem solving dan pembelajaran konvensional, mana yang memberikan prestasi yang lebih baik pada peserta didik dengan sikap tinggi, sedang dan rendah. 4. Untuk mengetahui pada masing-masing kategori sikap (tinggi, sedang dan rendah), mana yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode problem solving, model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa metode problem solving atau pembelajaran konvensional.

2. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimental semu, karena peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan.Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial 3 x 3, untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode problem solving menghasilkan prestasi yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa metode problem solving, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode problem solving menghasilkan prestasi yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional dan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa metode problem

Seminar Nasional Matematika 2012

446

Prosiding

Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif.

solving memberikan prestasi yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi sistem persamaan linear dua variabel. 2. Prestasi belajar matematika peserta didik dengan sikap tinggi terhadap matematika lebih baik daripada peserta didik dengan sikap sedang terhadap matematika, prestasi belajar matematika peserta didik dengan sikap tinggi terhadap matematika lebih baik daripada peserta didik dengan sikap rendah terhadap matematika, prestasi belajar matematika peserta didik dengan sikap sedang terhadap matematika lebih baik daripada peserta didik dengan sikap rendah terhadap matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel. 3. Pada siswa dengan sikap tinggi terhadap matematika memiliki prestasi yang lebih baik daripada peserta didik dengan sikap sedang atau rendah baik pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan problem solving, model pembelajaran koperatif tipe STAD tanpa metode problem solving ataupun pembelajaran konvensional. 4. Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode problem solving pada peserta didik dengan sikap tinggi, sedang dan rendah memiliki prestasi yang lebih baik dari pada peserta didik yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa metode problem solving atau pembelajaran konvensional.

DAFTAR PUSTAKA Departeman Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama. Departeman Pendidikan Nasional (Tidak di terbitkan). Dikpora Kab. Tegal. 2011. Hasil Ujian Nasional Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tegal. (Tidak di terbitkan). Slavin. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media. Sri Wardani. 2004. Permasalahan Kontekstual Mengenalkan Bentuk Aljabar di SMP (Paket Pembinaan Penataran).Departemen Pendidikan Nasional.Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika.Yogyakarta. Sumardyono.2006. Pengaruh Komunikasi Matematika terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah (Problem Solving).Tesis UNS Surakarta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka. Universitas Negeri Semarang. 2010. Sertifikasi Guru:Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Sertifikasi Guru Dalam Jabatan 2010. Semarang (Tidak diterbitkan).

Seminar Nasional Matematika 2012

447

Prosiding

Anda mungkin juga menyukai