1 Latar belakang Bagi sebagian masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pantai, ikan ba al bukanlah barang aneh. Ikan yang ditangkap di laut ini banyak di!ual di pasar maupun s alayan. Ikan ba al mempunyai daging yang rasanya enak dan kandungan gi"inya terg#l#ng tinggi. $ak heran bila ikan ba al sangat digemari masyarakat. Namun, karena harganya %ukup mahal, tidak semua lapisan masyarakat mampu membelinya, terlebih bagi kalangan ek#n#mi menengah keba ah. Ikan ba al air ta ar di Ind#nesia mempunyai se!arah sedikit berbeda dengan !enis ikan lainnya. &ebagian besar ikan yang ada di Ind#nesia, biasanya kalau tidak di!adikan sebagai ikan k#nsumsi, Ikan tersebut di!adikan ikan hias. Namun, ikan ba al air ta ar !ustru bisa ber'ungsi kedua(duanya. Pada saat benih, ba al air ta ar di!adikan ikan hias, sedangkan ikan yang sudah besar di!adikan ikan k#nsumsi. &ai sekarang selain diper!ualkan sebagai ikan hias, ba al !uga diperdagangkan sebagai ikan k#nsumsi. Ba al air ta ar men!adi ikan hias b#leh dibilang tubuhnya %ukup unik, pipih seperti ikan dis%us. &elain itu, a!ar karena bentuk arnanya menarik,
gerakannya mempes#na, dan mempunyai si'at berger#mb#l bila dipelihara dalam !umlah banyak. )leh karenanya, ikan ini, terutama yang masih ke%il, sering dipelihara dalam akuarium yang dipa!ang di dalam rumah. Namun,akhir(akhir ini mun%ul ikan !enis baru yang namanya sama, tetapi lingkungan hidupnya berbeda. Ba al !enis baru ini hidup di air ta ar, bukan di laut. *arena bentuk tubuhnya mirip dengan ba al laut dan hidupnya di air ta ar, maka masyarakat menyebutnya ba al air ta ar. Di kalangan petani ikan, ikan ini %ukup disebut ba al. +asa daging dan kandungan gi"inya tidak kalah dengan ba al laut. Akan tetapi, harganya tidak mahal dan bisa di!angkau #leh berbagai lapisan masyarakat sehingga a!ar sa!a bila ikan ini pun banyak di%ari #rang.
a!ar karena
pertumbuhannya %epat dan dapat men%apai ukuran besar -.// gram0. Dari hasil u!i %#ba di Balai Budidaya Air $a ar &ukabumi dan pengalaman beberapa #rang petani di B#g#r dan &ukabumi, ba al yang berumur 1 minggu sudah bisa men%apai berat 2 gram, umur 13 minggu bisa men%apai 3. gram, umur 1 bulan sudah men%apai ukuran k#nsumsi, yaitu .// gram. Di habitatnya, ikan ba al dapat men%apai berat 2/ kg. ,aka dari itu, budidaya ikan ba al air ta ar sudah memiliki pr#spek yang tinggi dalam dunia perikanan. Hal ini ditun!ang pula #leh ilayah nusantara yang strategis.
1.3 $u!uan Adapun tu!uan dari praktikum pembenihan ikan ba al tersebut adalah sebagai berikut4 a. ,ahasis a mampu memi!ahkan ikan ba al se%ara semi buatan b. ,ahasis a mampu mengetahui teknik pemi!ahan ikan ba al se%ara semi buatan %. ,ahasis a mampu mengetahui %iri(%iri induk ikan ba al yang telah matang g#nad d. ,ahasis a mampu memanipulasi media serta h#rm#n untuk keberhasilan pembenihan ikan ba al e. ,ahasis a dapat mengetahui teknik pemanenan serta pera atan lar5a '. ,ahasis a mampu menyuplai pakan ikan ba al baik pakan alami maupun buatan g. ,engembangkan !i a irausaha dalam diri mahasis a
6ambar 1 Ikan ba al (Colossoma macropomum) A. Klasifikasi &e#rang ahli perikanan bernama Bryner mengemukakan silsilah -sistematika0 ikan ba al air ta ar sebagai berikut 4 7ilum *elas )rd# &ub#rd# 7amili 6enus &pesies 4 8h#rdata 4 Pis%es 4 8yprini'#rmes 4 8yprin#idea 4 8hara%idae 4 8#l#ss#ma 4 Colossoma macropomum 2 &ub'ilum 4 8raniata &ubkelas 4 Ne#ptergii
B. Morfologi Bila silsilah ikan ba al sudah diketahui, hal kedua yang perlu diketahui adalah m#r'#l#gi -bagian luar tubuh0. Dari arah samping, tubuh ba al tampak membulat -#5al0 dengan perbandingan antara pan!ang dan tinggi 3 4 1. Bila dip#t#ng se%ara 5ertikal, ba al memiliki bentuk seperti ini tubuh pipih (compresed) tubuh dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 9 4 1. Bentuk
gr#ss %arp. $etapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. &isiknya ke%il berbentuk %ten#id, di mana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. :arna tubuh bagian atas abu(abu gelap, sedangkan bagian ha ah ber arna putih.
C.
abi!a! &ama seperti ikan lain, ba al pun menghendaki lingkungan yang baik dan sesuai untuk hidupnya. Untuk mengetahuinya, dilakukan pengamatan di habitat aslinya. Di Brasil, ba al banyak ditemukan di sungai Ama"#n dan sering !uga ditemukan di sungai )rin#%#, ;ene"uela. Hidupnya berger#mb#l di daerah yang aliran sungainya deras tetapi ditemukan pula di daerah yang airnya tenang, terutama saat benih. Untuk men%iptakan lingkungan yang baik bagi ba al ada banyak hal yang hams diperhatikan, terutama dalam memilih lahan usaha, di antaranya ketinggian tempat, !enis tanah, dan air.
Nilai 3.(2// 8 hi!au ke%#klatan 3/(9/ %m #leh plankt#n minimal 9 mg<l maksimal 3. mg<l =(> maksimal /,1 mg<l ./(2// mg<l
$. Makanan &etiap ikan mempunyai kebiasaan makan yang berbeda. Ada tiga g#l#ngan ikan berdasarkan kebiasaan makan yaitu ikan yang biasanya makan (feed habit) di dasar perairan, di tengah, dan di permukaan. Apabila dilihat dari !enis makanannya, ikan dig#l#ngan dalam tiga g#l#ngan pula, yaitu herbi5#ra -pemakan tumbuhan0, karni5#ra -pemakan he an<daging0, dan #mni5#ra -pemakan tumbuhan maupun he an<daging0. Hasil penelitian menun!ukan, bah a ba al terg#l#ng #mni5#ra. ,eskipun terg#l#ng #mni5#ra, ternyata pada masa ke%ilnya -lar5a0, ba al lebih bersi'at .
karni5#ra. ?enis he an yang paling disukai adalah 8rusta%ea, 8lad#%era, 8#pep#da, dan )stra%#da.
". Cara berke%bang biak Hal penting lainnya yang perlu diketahui dari ikan ba al adalah kebiasaan berkembang biaknya. Pengetahuan ini penting terutama untuk keberhasilan kegiatan pembenihan sabagai tahap a al dalam budi daya ba al. ,embedakan ba al !antan dan ba al betina pada saat ke%il masih sulit. Beberapa tanda yang bisa dilihat adalah ba al betina memiliki tubuh yang lebih gemuk, sedangkan ba al !antan selain lebih langsing, arna merah pada perutnya Iebih menyala. Apabila sudah matang g#nad, perut betina akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Adapun ba al !antan selain agresi' dan bila dipi!at ke arah anus akan keluar %airan ber arna putih susu. &eperti ikan lainnya, ba al pun biasanya memi!ah pada a al dan selama musim hu!an. Di Bra"il dan ;ene"uela, ke!adian itu ter!adi pada bulan ?uni dan ?uli. Adapun di negara(negara lainnya, ba al dapat mengikuti musim yang ada, misalnya di Ind#nesia kematangan g#nad ba al ter!adi pada bulan )kt#ber sampai April.
&e%ara sistematika ikan ba al termasuk kedalam 6enus 8ha%a%#id dan spe%ies Colossoma macropomum. Badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik ke%il, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada di ba ah tutup insang, sirip perut dan sirip dubur terpisah, punggung ber arna abu(abu tua, perut putih abu(abu dan merah.
Ikan ba al banyak ditemukan di sungai sungai besar seperti Ama"#n -Bra"il0, )rin#%# -;ene"uela0. Hidup se%ara berger#mb#l di daerah yang airnya tenang.
Ba al termasuk ikan karni5#ra, 6iginya ta!am namun tidak ganas seperti piranha. ,akanan yg disukai pada 'ase lar5a adalah Brachionus sp., Artemia sp., dan Moina sp.
Induk ba al sudah mulai dapat dipi!ahkan pada umur 9 tahun bila pertumbuhannya n#rmal dapat men%apai berat 9 kg. Pemi!ahannya ter!adi pada musim penghu!an.
Induk(induk dipelihara di k#lam dengan kepadatan /,. kg<m3. &etiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 2 pr#sen dari berat tubuh ikan dan diberikan 2(9 kali sehari. ,en!elang musim hu!an !umlah pakannya ditambah men!adi 9 pr#sen. Induk betina yang beratnya 9 kg dapat menghasilkan telur sebanyak @9//./// butir.
$anda Induk yang matang 6#nad. Betina4 perut bun%it, lembek dan lubang kelamin ber arna kemerahan?antan4 perut langsing, arna merah dalam ditubuhnya lebih !elas dan bila diurut dari perut kearah kelamin keluar %airan ber arna putih<sperma.
2.2.2 Pe%i)a&an
Pemi!ahan ikan ba al air ta ar bisa dilakukan se%ara Indu%ed &pa ning, %aranya induk betina disuntik h#rm#n LH+H(a sebanyak 2 Ag<kg atau #5aprim /,=. ml < kg . Induk !antan menggunakan LH+H(a sebanyak 3 A g<kg atau #5aprim /,. ml<kg. LH+H(a dilarutkan dalam larutan /,= B Na8l. =
Induk betina disuntik dua kali dengan selang aktu >(13 !am. Penyuntikan pertama sebanyak 1<2 bagian dari d#sis t#tal dan penyuntikan kedua 3<2 nya.
Induk yang sudah disuntik dimasukkan kedalam bak pemi!ahan yang dilengkapi dengan hapa. &elama pemi!ahan air harus tetap mengalir. Pemi!ahan biasanya ter!adi 2 sampai 1 !am setelah penyuntikan kedua.
2.2.* Pene!asan
&etelah memi!ah telur(telur diambil menggunakan s%#pe net halus, kemudian telur tersebut ditetaskan didalam akuarium yang telah dilengkapi dengan aerasi dan ater heater dengan suhu 3= ( 3C#8. *epadatan telur antara 1// ( 1./ butir<liter, biasanya $elur(telur akan menetas dalam aktu 11 ( 39 !am.
Lar5a dipelihara dalam akuarium yang sama, namun sebelumnya 2<9 bagian airnya dibuang. Padat penebaran lar5a ./ ( 1// ek#r<liter lar5a yang berumur 9 hari diberi pakan berupa naupli Artemia, Bra%hi#nus atau ,#ina. Pemeliharaan lar5a ini berlangsung selama 19 hari. &elama pemeliharaan lar5a, air harus diganti setiap hari sebanyak 3<2 bagiannya. &etelah berumur 19 hari lar5a siap ditebar ke k#lam pendederan.
2.2.- Pen'e'eran
Pendederan ikan ba al dilakukan di k#lam yang luasnya antara .// (1./// m3. Namun k#lam tersebut harus disiapkan seminggu sebelum penebaran >
benih. Persiapan meliputi pengeringan, perbaikan pematang, peng#lahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.
&etelah itu k#lam dikapur dengan kapur t#h#r sebanyak ./ ( 1// gram<m3 dan dipupuk dengan pupuk #rganik dengan d#sis .// gram<m3. *emudian diisi air.
Bila k#lam sudah siap, lar5a diebar pada pagi hari dengan kepadatan ./ ( 1// ek#r<m3. &etiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet halus sebanyak =./ gram<1/ ribu ek#r lar5a dengan 'rekuensi tiga kali sehari. Pemeliharaan di k#lam pendederan selama 31 hari.
2.* Pen.aki! 2.*.1 Pros/ek Pasar Bawal Air Tawar Berbeda dengan ikan mas dan lele yang hanya di!ual di pasar dalam negeri, ikan ba al selain dapat dipasarkan di dalam negeri !uga dieksp#r ke berbagai negara. Negara(negara yang sudah bisa menampung ikan ba al dari Ind#nesia di antaranya H#ngk#ng dan
6ambar 3 Karena pertumbuhannya cepat, bawal air tawar pun dibudidayakan untuk ikan konsumsi C
Amerika &ebagian besar ikan ba al yang dikirim ke sana ukurannya atau sebagai ikan bias. ?umlah kebutuhan kedua Negara tersebut men%apai puluhan !uta. $etapi yang baru terpenuhi hanya 1/ persen sa!a. Inilah peluang yang sangat besar bagi para peternak ba al untuk men%ari d#lar. Di dalam negeri sendiri ikan ba al mulai digemari #leh berbagai kalangan masyarakat, terutama di ?a a Barat, ?akarta, ?a a $engah dan !a a $imur. Dari keempat pr#pinsi tersebut ?a a Barat b#leh dibilang sebagai pel#p#r karena di pr#pinsi inilah ikan ba al pertama kali dikembangkan. dalam satu musim tidak kurang .// !uta benih di!ual ke berbagai pr#pinsi di Ind#nesia dan angka tersebut berarti sudah ratusan !uta rupiah telah diraih dan k#m#ditas ini. 2.*.2 Pola Penge%bangan Untuk memenuhi kebutuhan benih dan ikan ba al sebagai ikan k#nsumsi, p#la pengembangan ba al dapat dibagi dalam beberapa subsistem. &ubsistem ini meliputi pembenihan, pendederan pembesaran, dan subsistem penun!ang. &etiap pelaku dapat bergerak dalam masing(masing subsistem tergantung dari m#dal yang dimiliki dan prasarana budi daya yang tersedia. Dapat pula setiap pelaku bergerak mulai dari pembenihan sampai pembesaran. 10. S(bsis!e% /e%beni&an Pada subsistem pembenihan, pelaku mulai dari kegiatan memelihara induk sampai menghasilkan benih ukuran 3 in%i atau seberat 2 gram seriap ek#rnya. Benih ukuran tersebut dilemparkan ke subsistem pendederan atau langsung di eksp#r. *egiatan ini biasanya dilakukan selama 1 minggu. 20. S(bsis!e% /en'e'eran Pada subsistem pendederan, pelaku memulai dari kegiatan memelihara benih ukuran 3 in%i sampai benih men%apai ukuran 9 in%i atau 1/
seberat 3. gram per ek#rnya. Benih ukuran ini dilempar lagi ke subsistem pembesaran. *egiatan ini biasanya dilakukan selama 1 minggu.
*0.
S(bsis!e% /e%besaran Pada subsistem pembesaran, pelaku bertugas membesarkan benih dari hasil pendederan ukuran 9 in%i -3. g0 sampai men!adi ikan k#nsumsi. *egiatan ini biasanya dilakukan selama 2 bulan. Di samping itu, subsistem ini bertugas pula dalam men%ari pasar dalam dan luar negeri.
+0.
S(bsis!e% /en(n)ang Pada subsistem penun!ang, pelaku bertugas menyediakan sarana dan prasarana yang dibu%uhkan #leh masing(masing subsistem, seperti menyediakan pakan tambahan, peralatan, dan sarana pr#duksi lainnya. Adanya subsistem tersebut diharapkan kegiatan budi daya dapat ber!alan lan%ar karena masing(masing subsistem mempunyai tugas yang berlainan dan akan ter!alin suatu ker!a sama yang sating menguntungkan.
2.+
P"N1IMPANAN SA#ANA $AN P#ASA#ANA &etelah mengenal seluk beluk ikan ba al, mulailah bela!ar mengenai %ara mempr#duksinya. Pengetahuan mengenai budidaya ba al harus benar(benar dikuasai agar setiap tahapannya dapat di!alankan dengan baik dan tidak menemukan kendala yang dapat menghambat pr#ses pr#duksi keberhasilan dalam budidaya didukung #leh sarana dan prasarana yang memadai. &arana dan prasarana yang 11
diperlukan baik untuk budi daya ikan k#nsumsi maupun ikan hias ddak !auh berbeda. Umumnya yang membedakan hanya kapasitasnya. Budidaya untuk ikan Has biasanya dalam skala yang lebih ke%il dibandingkan budi daya ikan k#nsumsi sehingga sarana dan prasarana yang dibutuhkan pun lebih ke%il atau lebih sedikit.
A.
Prasarana Untuk mempr#duksi ikan ba al diperlukan beberapa prasarana p#k#k yang memenuhi persyaratan sesuai dengan si'at(si'at bi#l#gis ikan ba al. Prasarana ini meliputi hat%hery, k#lam pemeliharaan induk, k#lam pendederan, dan k#lam pembesaran. ,enyiapkan &arana dan Prasarana 1. a!2&er. Hat%hery atau bangsal benih merupakan suatu bangunan yang biasa digunakan untuk melakukan kegiatan pembenihan, terutama mulai dari pemi!ahan sampai menghasilkan lar5a. Bangunan im dapat dibuat se%ara permanen, semi permanen, atau se%ara sederhana yang penting diberi atap sebagai peneduh. Agar dapat ber'ungsi sebagaimana mestinya, hat%hery harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut 4 10 Berada dekat dengan sumber air atau memiliki sumber air sendiri. 30 Letak sumber airnya lebih tinggi dari l#kasi hat%hery agar air mudah dialirkan ke dalam hat%hery -ke%uali bila menggunakan p#mpa air0. 20 *uantitas airnya %ukup agar kegiatannya dapat ber!alan se%ara k#ntinu. 90 *ualitas airnya baik, misalnya !ernih, kandungan #ksigennya tinggi atau sekitar 9 ppm, dan tidak mengandung unsur(unsur yang membahayakan ikan. 13
.0 L#kasinya dekat dengan areal perk#laman. 10 *eamanannya ter!amin. =0 Dekat dengan !alan dan tranp#rtasinya lan%ar.
&etiap hat%hery harus mempunyai 'asilitas yang lengkap agar bisa ber'ungsi sebagaimana mestinya. &elain itu, tata letaknya harus diatur se%ara tepat. 7asilitas yang harus dibuat untuk hat%hery ikan ba al yaitu 4 a. b. %. d. e. '. g. h. i. bak penampungan air bersih, bak pember#kan, bak pemi!ahan, tempat penetasan telur, bak penampung benih, tempat bl# er -aerat#r0, gudang, kant#r, dan listrik
a. Bak /ena%/(ngan air bersi& Bak penampung air bersih merupakan tempat untuk menampung air agar air selalu tersedia, terlebih ketika dibutuhkan. Letak bak ini harus lebih rendah dari sumber air agar air mudah dialirkan, Bak penampungan air harus kuat dan k#k#h sehingga dapat menampung air dalam 5#lume yang besar. )leh sebab itu, sebaiknya bak ini dibuat dari bet#n atau temb#k. Bentuk bak bisa empat persegi pan!ang atau bu!ur sangkar, tergantung k#ndisi setempat. Ukurannya pun tergantung besarnya hat%hery. Untuk hat%hery skala ke%il -pr#duksinya 3//./// ek#r benih0, bak %ukup dibuat dengan pan!ang 3 m, lebar 3 m, dan tinggi 1 m. Bak ini dihubungkan langsung ke
12
sumber air dengan menggunakan paral#n yang ukarannya disesuaikan dengan besarnya debit air. &elain itu, pada bagian lain dihubungkan ke masing(masing bagian hat%hery. Bak ini harus dibuat !uga lubang pengeluaran untuk mengeringkan atau menguras bila sudah lama digunakan.
b. Bak /e%berokan Bak pember#kan merupakan tempat untuk menyimpan induk(induk yang sudah matang g#nad -dari bak pemeliharaan0 sampai !elang induk tersebut dipi!ahkan. Bak ini dapat pula dikatakan sebagai tempat untuk mengadaptasikan induk(induk dari k#lam yang lingkungannya lebih luas ke tempat pemi!ahan yang lebih sempit. Bentuk pember#kan ini bisa berma%am(ma%am tergantung dan keadaan tempatnya. Namun, bentuk yang paling balk adalah empat persegi pan!ang. Bak ini sebaiknya tidak terlalu luas sebab akan menyulitkan pada atau 2 m D 9 m0 aktu menangkap induk yang akan dipi!ahkan Luas bak bisa berkisar antara > ( 13 m 3 -3 m D 9 m
19
6ambar 9 Bak pemberokan dengan tinggi antara 1,3. ( 1,. m. Bak ini dapat diairi maksimal setengah bagiannya agar induk yang diber#k tidak l#n%at keluar. Bak pember#kan harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air untuk memudahkan dalam mengisi maupun mengeringkan bak. Pintu(pintu ini dibuat di bagian tengah dari pan!ang atau lebar bak agar sirkulasi airnya baik. Pintu pemasukan air bias dibuat dari pipa peral#n berdiameter 3 in%i yang dilengkapi dengan keran untuk mengatur debit air yang masuk dalam bak. Pintu pengeluaran !uga dibuat dari paral#n yang berdiameter 9 in%i. Ukuran paral#n pengeluaran lebih besar tu!uannya agar bak dapat dikeringkan dengan %epat. Pada pintu pengeluaran, umumnya dipasang keni sebagai tempat memasukan paral#n pengatur tinggi air. Hal lain yang paling penting pada bak pember#kan ini adalah k#ndisi airnya. Air yang masuk ke dalam bak pember#kan harus k#ntinyu dan bersih -tidak mengandung "at makanan0. 2. Bak /e%i)a&an Pembenihan ba al dapat dilakukan dengan dua %ara, yaitu induced breeding dan induced spawning. Pemi!ahan se%ara induced breeding artinya dalam bak pemi!ahan diisi dengan induk(induk yang sudah disuntik hingga men!elang induk akan mengeluarkan telurnya. Adapun dalam pemi!ahan se%ara induced spawning, 1.
bak pemi!ahan dapat diartikan sebagai tempat mempersatukan induk !antan dan induk betina yang sudah disuntik agar ter!adi pemi!ahan. *#ndisi bak pemi!ahan harus baik untuk mendukung ter!adinya pemi!ahan. Bentuk dan k#nstruksi bak pemi!ahan, termasuk pintu pemasukan dan pengeluarannya, sama dengan bak pember#kan. Ukuran bak pemi!ahan lebih luas dibanding bak pember#kan, yaitu 3/ ( 39 m 3. -9 m D . m atau 9 E 1 m0 dan tinggi 1,3. ( 1,. m. Bak pemi!ahan harus dipasang ka at dan paku di bagian atasnya untuk tempat mengikat tali hapa pemi!ahan. Bak ini !uga dihubungkan ke bala penampungan air dengan paral#n dan untuk mengatur debit air dipasang keran.
6ambar . Bak pemijahan yang telah dipasang hapa Air yang masuk ke bak pemi!ahan harus tetap k#ntinu karena pada aktu
pemi!ahan airnya harus tetap mengalir. Dengan demikian, sirkulasi air men!adi baik dan #ksigen dapat terus tersuplai sesuai yang dibutuhkan ikan ba al. &elain itu, bila telur yang sudah dikeluarkan akan dapat teraduk. *eadaan airnya !uga harus bersih agar telur(telur tidak k#t#r dan tidak terbungkus lumpur yang dapat menurunkan daya tetas telur.
11
'. Te%/a! /ene!asan !el(r $elur hasil pemi!ahan perlu ditampung di dalam suatu tempat yang dikenal dengan nama tempat penetasan telur. Ada tiga ma%am tempat penetasan yang dapat digunakan, yaitu %#r#ng dari kain terilin, akuarium, dan k#nikel. sebagai berikut. 1). Corong penetasan $elah di!elaskan bah a telur(telur ikan ba al si'atnya tenggelam dan tidak menempel. Beberapa menit setelah %er!adi pembuahan, telur(telur akan mengembang sampai 2 ( 9 kali lipat diameter telurnya. Untuk menetaskannya, diperlukan k#ndisi lingkungan yang sesuai agar telur yang sudah mengembang tidak pe%ah. &alah satu tempat yang bisa digunakan untuk menetaskan telur adalah %#r#ng penetasan. 8#r#ng penetasan telur ikan ba al dibuat dari kain terilin atau kain lainnya yang halus dan tipis. *ain ini bisa dibeli di t#k# tekstil. 8#r#ng penetasan berbentuk keru%ut dengan garis tengah bagian atas 9/ ( 1/ %m dan tinggi ./ m. Agar berbentuk bulat, bagian atas diberi ka at ukuran /,. %m. Bagian atas atau ka at tersebut diberi tali untuk mengikat %#r#ng tersebut agar kedudukannya tidak berubah. Pada bagian dasar %#r#ng atau bagian m#n%#ngnya diberi selang ke%il ukuran 1<9 in%i sebagai tempat mengalirkan air. ?umlah %#r#ng yang harus dibuat tergantung !umlah induk yang Ukuran dan daya tampung ketiga ma%am tempat penetasan telur tersebut diuraikan
6ambar 1 1=
8#r#ng penetasan
6ambar = Bak penetasan akan dipi!ahkan. Untuk sa%u ek#r induk ukuran 9 kg, dibutuhkan 1. ( 3/ buah %#r#ng. &elain %#r#ng penetasan, dalam menetaskan telur ba al perlu dibangun pula baknya untuk memasang atau menempatkan %#r#ng tersebut. Bak ini dibuat dari temb#k atau bet#n. Bak mempunyai ukuran pan!ang 1 m, lebar 1,. m, dan tinggi 1 m. Untuk mengalirkan air I%e masing(masing %#r#ng pene%asan, bak ini dihubungkan langsung dengan bak penampungan air dengan menggunakan paral#n 1,. in%i. Pada bagian tepi bak, dipasang keran(keran sebagai pengatur debit air yang dialirkan ke setiap %#r#ng penetasan. ?umlah keran yang dipasang tergantung !umlah %#r#ng. Bak ini !uga dilengkapi dengan batang(batang besi yang sudah dipasang meman!ang sebagai tempat mengikatkan %#r#ng(%#r#ng tersebut agar kedudukannya tidak g#yang. Untuk memudahkan pengeringan setelah digunakan, bak penetasan dilengkapi pula dengan pintu yang dipasang di bagian u!ung dan tengah bak. Pintu pengeluaran air dibuat dari pipa paral#n 2 in%i. Untuk mengatur ketinggian airnya, paral#n tersebut dipasang se%ara tegak lurus. Paral#n ini !uga digunakan untuk pembuangan air sehari(hari. 1>
2). Akuarium Akuarium yang sering digunakan untuk memelihara ikan hias di dalam rumah, dapat pula digunakan dalam kegiatan pembenihan ikan, terutama saat penetasan dan pemeliharaan lar5a. Bentuk akuarium sebaiknya empat persegi pan!ang dengan ukuran pan!ang 1/ %m, lebar 9/ %m, dan tinggi 9/ %m a%au pan!ang >/ %m, lebar 1/ %m, dan tinggi 1/ %m. ?umlah akuarium yang dibutuhkan tergantung dari !umlah induk yang akan dipi!ahkan. Biasanya untuk seek#r induk yang beratnya 9 kg membutuhkan akuarium sebanyak 2/ buah ukuran 1/ D 9/ D 9/ -%m0 atau 3/ buah ukuran >/ D 1/ D 1/ -%m0. 3). Konikel $empat penetasan telur ba al !uga bisa menggunakan k#nikel. *#nikel ini terbuat dari 'iber gl#ss ber arna putih. 6aris tengahnya 1./ %m dan tingginya 13/ %m. Bagian atas setinggi 1// %m mempunyai tepi tegak lurus, sedangkan 3/ %m ke ba ahnya membentuk keru%ut. Dengan bentuk seperti ini, sirkulasi air akan ber!alan baik dan penyebaran telur yang ditetaskan bisa merata. *#nikel ini dilengkapi pula dengan lubang pengeluaran air yang dibuat di tengahnya atau m#n%#ngnya. Lubang pengeluaran air ini disambung dengan paral#n ukuran 1 in%i dan pan!ang C/ %m. 7ungsi lubang ini untuk mengeluarkan air atau mengeringkan k#nikel bila sudah digunakan serta pembuangan air sehari(hari. Untuk mensuplai air ke dalam k#nikel, k#nikel ini dihubungkan ke bak penampungan air dengan peral#n ukuran 1 in%i dan keran untuk mengatur debit airnya. Paral#n tersebut kedudukannya se!a!ar dengan pipa pengeluaran air.
1C
6ambar > Konikel sebagai tempat penetasan telur e. Bak /ena%/(ngan beni& Bak penampungan benih adalah tempat untuk menampung benih(benih yang dipanen dari k#lam pendederan atau k#lam pembesaran sampai benih tersebut siap ditebar kembali atau di!ual. Bak ini bisa ber'ungsi pula sebagai tempat pember#kan benih(benih yang akan dikirim ke daerah lain. Bak penampungan harus dibuat beberapa buah agar dapat menampung benih dalam !umlah banyak. Bak ini terbuat dari temb#k agar kuat dan tidak b#%#r. Ukuran masing(masing bak dengan pan!ang 3 m, lebar 1 m, dan ringgi ./ %m. Untuk mensuplai air, bak ini dihubungkan langsung ke bak penampungan air dengan paral#n ukuran 1,. in%i. Pada setiap baknya dipasang pula keran(keran sebagai alat mengatur debit airnya. &elain itu, !uga dilengkapi dengan lubang pengeluaran air. f. Kan!or 'an g('ang *ant#r merupakan ruangan yang digunakan untuk para pega ai. 6udang didirikan untuk menyimpan alat dan sarana pr#duksi yang penting, seperti pakan tambahan, pupuk, dan lain(lainya. 6udang dan kant#r ini dapat dibuat se%ara 3/
berdampingan. Ukurannya masing(masing 2 m D 2 m. $empatnya bisa dibuat di depan atau di belakang hat%hery.
g. Lis!rik &atu lagi prasarana yang tidak b#leh dilupakan dalam sebuat hat%hery adalah listrik. Listrik selain akan digunakan untuk penerangan, !uga untuk menghidupkan aerat#r -bl# er0 dan pemanas air -heater0. &umber listrik bisa berasal dari PLN, ginset, atau keduanya untuk men!aga kemungkinan aliran listrik dari PLN padam. 2.Kola% /e%eli&araan in'(k *#lam pemeliharaan induk merupakan tempat yang digunakan untuk memelihara induk atau %al#n induk yang sudah matang kelamin sampai induk siap dipi!ahkan. *#lam pemeliharaan induk bisa pula disebut sebagai tempat pematangan g#nad. ?umlah k#lam pemeliharan induk yang harus disediakan tergantung dari !umlah induk yang ada. &ebaiknya k#lam pemeliharaan induk dibuat beberapa buah, minimal dua buah. $u!uannya untuk memudahkan seleksi induk yang akan dipi!ahkan dan induk yang sudah dipi!ahkan. Apabila lahan tidak memungkinkan, k#lam ini bisa dibuat satu buah. Hal ini tidak akan mempengaruhi perkembangan g#nad karena ikan ba al tidak akan mi!ah se%ara alami atau tidak akan mi!ah bila tidak disuntik terlebih dahulu. Namun, sebaiknya k#lam tersebut disekat dengan pagar bambu. Bentuk k#lam pemeliharaan induk bisa berma%am(ma%am, tergantung keadaan l#kasinya. Namun, sebaiknya k#lam berbentuk empat persegi pan!ang sebab sirkulasi airnya lebih merata. *#lam ini sebaiknya tidak terlalu luas agar mudah dalam pengel#laannya. Luas k#lam yang ideal antara 1// ( 3// m . Dengan luas tersebut, akan memudahkan dalam pengeringan k#lam maupun penangkapan induk yang akan diseleksi. *edalaman k#lam ini !uga harus diperhatikan karena ada pengaruhnya terhadap pr#ses pematangan g#nad. Di habitat asalnya, induk atau %al#n induk 31
banyak ditemukan di perairan yang agar dalam. )leh sebab itu, kedalaman k#lam pemeliharaan induk sebaiknya >/ ( 1// %m. Dengan demikian, k#lam harus mempunyai ketinggian minimal 13. m sehingga !arak antara permukaan air k#lam dan bagian atas pematang 3. %m. *#lam pemeliharaan induk !uga harus memiliki sistem pengairan yang baik, ,aksudnya, k#lam mempunyai sistem sirkulasi air yang baik. &istem pengairan yang baik adalah se%ara paralel. Dengan sistem ini, setiap k#lam akan mendapat air baru dan bila dikeringkan tidak mengganggu k#lam yang lainnya. *#lam ini !uga harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air agar memudahkan pada aktu pengeringan dan pengisian air kembali. Letak pintu(pintu berada di tengah(tengah pada lebar k#lam dalam p#sisi se!a!ar. Pintu pemasukan bisa dibuat dari paral#n 9 in%i, sedangkan pintu pengeluaran sebaiknya dibuat se%ara permanent -temb#k0. terkenal dengan istilah m#nik. Pintu pengeluaran seperri ini
2.3
Kola% /en'e'eran *#lam pendederan ba al merupakan tempat untuk memelihara lar5a(lar5a sampai benih dengan ukuran yang siap dipelihara di tempat pembesaran. Biasanya, pendederan ikan ba al ini dilakukan dalam beberapa tahap, yakni pendederan pertama, dan pendederan kedua. ?adi, k#lam pendederan ini harus dibuat beberapa buah atau tergantung dari !umlah dan ukuran induk yang dipi!ahkan. Bentuk k#lam ini sama seperti k#lam pemeliharaan, yakni empat persegi pan!ang. Pintu pemasukan airnya dibuat dari pipa paraI#n ukuran . in%i. Adapun pintu pengeluarannya dibuat dalam bentuk m#nik. Pintu pengeluaran air seperti ini akan memper%epat pr#ses pengeringan k#lam. &elain itu, k#lam ini harus mernpunyai luas ideal agar mudah dalam pengel#laannya. Luasnya antara .// ( 1./// m3.
33
2.4
Kola% /e%besaran *#lam pembesaran ikan ba al merupakan tempat untuk memelihara benih yang berasal dari k#lam pendederan hingga benih men!adi ikan ukuran k#nsumsi atau %al#n induk. Bentuk k#lam pembesaran sama dengan k#lam pendederan, ukurannya antara 3// ( .// m. Namun, !umlah k#lam harus lebih banyak dibandingkan dengan !umlah k#lam pendederan. *egiatan dalam pembesaran ba al biasanya akan memerlukan aktu yang lebih lama, minimal 9 ( . bulan. )leh sebab itu, k#ndisi k#lam haras betul(betul baik.
32
BAB III M"T5$5L56I *.1 Wak!( 'an !e%/a! Praktikum pembenihan ikan ba al se%ara semi buatan ini dilaksanakan pada4 $anggal $empat *.2 4 +abu, 33 7ebruari 3//> 4 Hat%hery perikanan ;ed%a 8ian!ur
Ala! 'an ba&an Ala! 7 Bak pemi!ahan AFuarium $imbangan Bak 'iber *#mp#r minyak &eser Ember *arung Alat tulis -penggaris, pensil, dan kertas0 Ba&an7 Induk ikan ba al ,edia )5aprim Larutan 'isi#l#gis &abun Aerasi ?aring tangkap 6elas $erpal &puit &elang &p#nge Bask#m &end#k
39
*.* Langka& ker)a 1. &iapkanlah alat dan bahan 3. &iapkanlah k#lam pemi!ahan4 a. ,enguras bak pemi!ahan b. ,embersihkan bak pemi!ahan %. ,engisi bak dengan air sekitar >/ %m dari ketinggian bak 1// %m d. Pasang aerasi 2. &eleksi induk ikan ba al4 a. ,enangkap induk ikan ba al dari k#lam induk dengan menggunakan !aring tangkap b. ,enyeleksi induk ikan ba al yang telah matang g#nad 9. Penyuntikan induk pertama a. &iapkan h#rm#n #5aprim dan larutan 'isi#l#gis b. 8ampurkanlah h#rm#n #5aprim dengan larutan 'isi#l#gis pada perbandingan 143 -/,9 h#rm#n #5aprim dien%erkan dengan /,> larutan 'isi#l#gis0 %. Lakukanlah penyuntikan pertama pada induk betina dengan d#sis /,3 %% per induk betina -setengah dari d#sis penyuntikan0, dan penyuntikan dilakukan pada punggung sebelah kanan dengan p#sisi spuit 9. / .. Lepaskanlah induk ba al pada bak pemi!ahan 1. $utup bak pemi!ahan dengan terpal =. Penyuntikan induk kedua a. Lakukanlah penyuntikan induk kedua setelah selang penyuntikan pertama b. &untiklah induk betina dengan d#sis /,3 %% pada punggung sebelah kiri dengan p#sisi spuit 9. / %. Lepaskanlah induk betina yang telah disuntik kedalam bak pemi!ahan d. &untiklah induk !antan dengan d#sis /,1 %% per induk !antan e. Lepaskalah induk !antan yang telah disuntik ke dalam bak pemi!ahan '. $utup bak pemi!ahan dengan terpal aktu = !am dari
3.
>. Pemanenan telur4 a. Ambilah telur setelah inter5al yang kedua b. Ambilah telur pada satu tempat dengan menggunakan seser dan masukan kedalam gelas untuk mengetahui !umlah telurnya %. Pindahkanlah telur kedalam 'iber penetasan yang telah disiapkan sebelumnya d. *#ntr#l kualitas air selama telur berada dalam 'iber penetasan e. Pastikan bah a aerasi ke%epatannya tinggi supaya telur tidak ter!adi penumpukan telur di dasar 'iber C. Penetasan telur $elur diprediksikan akan menetas setelah telur dipindahkan dari bak pemi!ahan dengan inter5al aktu G 39 !am 1/. Persiapan aFuarium a. *uraslah aFuarium b. Bersihkanlah aFuarium dengan menggunakan sabun dan sp#nge %. Isilah aFuarium dengan ketinggian air H dari ketinggian aFuarium d. Pasang aerasi 11. Pemanenan lar5a a. Ambilah lar5a sesuai kepadatan aFuarium dengan menggunakan seser dan masukkan kedalam bask#m yang telah berisi air b. $ebarkanlah lar5a kedalam aFuarium 13. Pera atan lar5a a. Lakukanlah penyip#nan pada aFuarium b. *#ntr#l kualitas air %. Nyalakanlah k#mp#r untuk men!aga suhu ruangan agar tetap stabil d. Berikanlah emulsi kuning telur setelah lar5a berumur G . hari 12. Lakukanlah penetasan artemia sebagai pakan alami lar5a ikan ba al dengan d#sis 9 send#k makan artemia dan k#ndisi media 2/ PPt aktu 1(= !am dari penyuntikan induk
31
*.+
Analisa 'a!a H+ I 221.1/C<2C2.32. E 1// B I >.,1 B &+ I 11..1/<221.1/C E 1// B I 2,9 B 7ekunditas 4 21 E 13.1>. I 2C2.32. butir
3=
BAB I8 ASIL $AN P"MBA ASAN 9.1 Hasil Adapun hasil yang diper#leh setelah melaksanakan praktikum mengenai pemi!ahan ikan ba al se%ara semi buatan yaitu antara lain 4 1. Induk ikan !antan dengan berat rata(rata4 1,C kg dan pan!ang 31 %m. 3. Induk ikan ba al betina dengan berat rata(rata4 3,1 kg dan pan!ang 3C %m. 2. d#sis #5aprim yang digunakan yaitu sebanyak /,2 %% untuk induk betina dan /,3 %% untuk induk !antan. &edangkan akuades - sebagai pengen%er 0 yang digunakan adalah dengan d#sis 3 kali #5aprim, yaitu /,1 untuk penyuntikan induk betina dan /,9 untuk penyuntikan induk !antan. 9. !umlah telur yang dihasilkan yaitu sebanyak 11 gelas, dengan masing(masing !umlah per gelas yaitu G 9=./// butir. ?adi !umlah seluruh telur yang dihasilkan sebanyak 9=./// D 11 I =.3./// -3 ek#r induk betina0, sedangkan masing(masing ek#r induk betina menghasilkan 2=1./// butir telur. .. k#lam pemi!ahan yang digunakan dengan ukuran, pan!ang k#lam 3,9 m, lebar 1,1 m dan kedalaman air =. %m. 1. bak penetasan telur berupa 'iber dengan ukuran yang berbeda(beda. 7iber yang pertama berukuran ber!umlah > bak. =. adah pemeliharan lar5a berupa akuarium dengan ukuran pan!ang 1// %m, lebar 1/ %m dan tinggi 9/ %m. Dengan !umlah akuarium sebanyak 13 buah. >. setelah ikan dipi!ahkan dalam k#lam pemi!han, setelah dihitung se%ara manual maka !umlah dalam C. Hat%hing rate di%apai >.,1 B atau 221.1/C ek#r 1/. &ur5i5al rate men%apai 2,9 B atau 11..1/ ek#r 11. 7ekunditas men%apai 2C2.32. butir diameter 1,1 m dan tinggi air 1/ %m, 'iber yang ke(3 berukuran diameter 1,. m dan dengan kedlaman air =/ %m. Bak yang digunakan
3>
+.2 Pe%ba&asan +.2.1 Ciri92iri in'(k %a!ang gona' In'(k )an!an 'an in'(k be!ina &arana pr#duksi pertama yang harus disediakan adalah induk !antan dan induk betina. Untuk saat ini, induk ba al memang sulit diper#leh karena masyarakat belum banyak yang membudidayakannya. Beberapa sumber yang dapat menyediakan bibit yaitu balai penelitian perikanan, balai benih ikan, dinas perikanan, atau petani pembenih di daerah tertentu. :alaupun induk sudah diper#leh dari instansi yang sudah diper%aya keberadaannya, tetapi kualitasnya harus dilihat dulu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih induk yaitu 4
6ambar C nduk betina yang matang gonad terlihat bagian perut yang membesar 10 bentuk tubuh harus n#rmal, 30 induk !an%an dan induk b%tina bukan satu k%turunan, 20 induk tersebut harus sudah m%n%apai umur de asa, yaitu 9 tahun untuk induk h%tina dan 2 tahun untuk induk !antan, serta 90 induk yang akan dipi!ahkan tersebut harus matang g#nad. Dengan dipilihnya induk yang berkualitas haik, diharapkan akan diper#leh benih(benih yang berkualitas baik pula. &elain itu. induk yang berkualitas baik akan menghasilkan telur(telur yang banyak !umlahnya.
3C
Apabila induk diper#leh dari hasil budi daya sendiri maka induk tersebut !uga harus berkualitas baik. Ada beberapa %ara yang dapat dilakukan untuk memper#lah induk(induk yang berkualitas baik. &alah satu di antaranya adalah dengan mengadakan seleksi. &eleksi ini dimulai se!ak ikan berupa benih dan dilakukan dalam beberapa tahap, 10 $ahap pertama dilakukan pada benih(benih dalam pendederan pertama, yaitu dengan memilih benih yang paling %epat pertumbuhannya, bentuk n#rmal, dan tidak %a%at.
nduk jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan warna mwrah kurang menyala 30 Benih(benih pilihan tersebut kemudian dipelihara dalam k#lam khusus. &etelah dipelihara 1 ( > minggu, benih(benih hasil seleksi ini dipanen dan dilakukan seleksi tahap kedua. 20 Benih(benih hasil seleksi tahap kedua ini, dipelihara lagi di k#lam khusus dalam aktu antara > ( 1/ minggu. &etelah itu, anakan ini dipanen dan diseleksi lagi untuk tahap ketiga. 90 Demikian seterusnya, seleksi dilakukan dalam tahap berikutnya sampai benih tersebut men%apai ukuran %al#n induk. Dengan demikian, %al#n( %al#n induk yang diper#leh kualitasnya akan baik. $erkadang #rang seenaknya sa!a dalam memilih induk, tanpa berpikir akibat negati' yang akan timbul. ,isalnya, dengan menga inkan induk(induk yang berasal dari satu keturunan. *e!adian ini akan berakibat kurang baik terhadap anak(anaknya. Perka inan 2/ sel kerabat (inbreeding) akan
menghasilkan keturunan yang kualitasnya menurun, misalnya benihnya mempunyai pertumbuhan yang lambat dan mudah terserang penyakit. Umur kematangan g#nad ikan ba al di setiap negara berbeda(beda, tergantung iklim negara tersebut. Di negara tr#pik, kematangan g#nad ikan ba al lebih %epat dibanding negara sub(tr#pik. Di Ind#nesia, ikan ini sudah matang g#nad atau sudah mulai dapat dipi!ahkan setelah berumur 9 tahun. Biasanya, berat %al#n induk tersebut sudah men%apai rata(rata 9 kg. &atu ek#r induk betina dengan berat 9 kg dapat menghasilkan telur sebanyak .//./// butir. Induk ini akan bertelur lagi setahun kemudian. *ematangan g#nad induk !antan biasanya lebih %epat dibandingkan induk betina, yaitu pada umur 2 tahun. Biasanya, pada umur tersebut induk !an%an mempunyai berat 2 kg. Induk !antan dan betina pada saat masih ke%il sangat sulit dibedakan, tetapi setelah de asa, perbedaan tersebut akan tampak !elas. ba al !antan dan ba al betina dapat dilihat pada $abel 3. TAB"L 2. P"#B"$AAN IKAN BAWAL JANTAN $AN IKAN BAWAL B"TINA Ikan Bawal Be!ina $ubuh lebih gemuk :arna lebih menyala Ikan Bawal Jan!an $ubuh lebih langsing :arna kurang menyala Perbedaan
&etelah matang g#nad, perut lebih &etelah matang g#nad, akan keluar gendut, gerakan lambat %airan putih susu bila perut dipi!at kea rah alat kelamin, gerakan agresi'
21
. +.2.2
5#M5N P"#AN6SAN6 &eperti kebanyakan ikan yang berasal dari negara lain, ikan ba al pun sampai saat ini belum bisa dipi!ahkan se%ara alami. Pemi!ahan baru dapat dilakukan dengan pemi!ahan buatan. Untuk pemi!ahan buatan ini, diperlukan h#rm#n yang dapat merangsang ter!adinya #5ulasi telur. Ada beberapa h#rm#n yang sering digunakan, di antaranya LH+H (luteini!ing hormone releasing hormon), P6 (pituary gland) atau lebih dikenal dengan hip#'isa, H86 (human choironic gonadotropin), dan "#aprim (merk dagang)$ Akti5itas bi#l#gi LH+H anal#gue yang biasa di!ual adalah dalam bentuk serbuk ber arna putih. H#rm#n tersebut dapat larut dalam air dan harus disimpan dalam tempat yang kering, teduh, dan tidak lembab. Hip#'isa -P60 merupakan suatu kelen!ar dalam tubuh yang dapat digunakan sebagai h#rm#n perangsang dalam pembenihan buatan
6ambar 1/ "#arium sering digunakan untuk merangsang terjadinya o#ulasi pada ikan ikan. Pada ikan mas, kelen!ar ini terletak di ba ah #tak. Bila #tak ikan diangkat maka kelen!ar hip#'isa se%ara mudah dapat terpisah dari hip#thalamus. *elen!ar hip#'isa mengandung dua h#rm#n, yaitu LH - %tili!ing hormone0 dan 7&H. LH akan ber'ungsi sebagai pengatur #5ulasi, sedangkan 7&H ber'ungsi untuk 23
meningkatkan perkembangan dan kematangan telur. Hip#'isa yang digunakan dalam pembenihan buatan dapat berasal dari ikan se!enis atau dapat pula dari ikan mas. *elen!ar hip#'isa ikan mas merupakan kelen!ar yang dapat digunakan untuk semua !enis ikan -uni5ersal0. Untuk pembenihan skala ke%il yang hanya untuk memenuhi kebutuhan ikan hias, !umlah prasarana dan sarananya tidk perlu seperti yang disebutkan di atas, tetapi %ukup meman'aatkan lahan sekitar rumah kita. *#lam pemeliharaan induk dapat dibuat di halaman rumah dengan ukuran pan!ang 9 m, lebar 2 m, dan ringgi >/ %m. Demikian pula dengan tempat pemi!ahan %ukup dibuat dengan ukuran pan!ang 2 m, lebar 3 m, dan tinggi 1,3. m. $empat pember#kan digunakan hapa -!aring0 yang dipasang di k#lam pemeliharaan induk. &edangkan tempat penetasan dan pemeliharaan lar5a dapat meman'aatkan ruangan -kamar0 yang tidak digunakan. Dalarn ruangan tersebut disimpan -dipasang0 akuarium yang disusun dalam rak(rak dari besi. &atu rak dapat disusun 3 ( 2 susun. Induk yang digunakan %ukup 1/ ( 3/ pasang. &arana lainnya yang perlu disediakan tidak perlu terlalu banyak.
22
BAB 8 P"NUTUP -.1 Kesi%/(lan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih induk yaitu 4 a. bentuk tubuh harus n#rmal, b. induk !an%an dan induk b%tina bukan satu k%turunan, %. induk tersebut harus sudah m%n%apai umur de asa, yaitu 9 tahun untuk induk betina dan 2 tahun untuk induk !antan, serta d. induk yang akan dipi!ahkan tersebut harus matang g#nad. Pemi!ahan ikan ba al air ta ar bisa dilakukan se%ara Indu%ed &pa ning, %aranya induk betina disuntik h#rm#n LH+H(a sebanyak 2 mg<kg atau #5aprim /,=. ml < kg . Induk !antan menggunakan LH+H(a sebanyak 3 mg<kg atau #5aprim /,. ml<kg. LH+H(a dilarutkan dalam larutan /,= B Na8l. Induk betina disuntik dua kali dengan selang aktu >(13 !am. Penyuntikan pertama sebanyak 1<2 bagian dari d#sis t#tal dan penyuntikan kedua 3<2 nya. Induk yang sudah disuntik dimasukkan kedalam bak pemi!ahan yang dilengkapi dengan hapa. &elama pemi!ahan air harus tetap mengalir. Pemi!ahan biasanya ter!adi 2 sampai 1 !am setelah penyuntikan kedua. &etelah memi!ah telur(telur diambil menggunakan s%#pe net halus, kemudian telur tersebut ditetaskan didalam akuarium yang telah dilengkapi dengan aerasi dan menetas dalam aktu 11 ( 39 !am. Lar5a dipelihara dalam akuarium yang sama, namun sebelumnya 2<9 bagian airnya dibuang. Padat penebaran lar5a ./ ( 1// ek#r<liter lar5a yang berumur 9 hari diberi pakan berupa naupli Artemia, Bra%hi#nus atau ,#ina. Pemeliharaan lar5a ini berlangsung selama 19 hari. &elama pemeliharaan lar5a, air harus diganti setiap hari sebanyak 3<2 bagiannya. &etelah berumur 19 hari lar5a siap ditebar ke k#lam pendederan. 29 ater heater dengan suhu 3= ( 3C#8. *epadatan telur antara 1// ( 1./ butir<liter, biasanya $elur(telur akan
-.2
Saran a. &ebaiknya dalam melakukan praktikum harus dilakukan pengamatan se%ara terus(menerus agar hasil yang diper#leh memuaskan b. &ebaiknya alat pera atan lar5a harus steril untuk men%egah adanya parasit %. &ebaiknya dalam pengangkutan dilakukan dengan hati(hati supaya induknya tidak stres d. &ebaiknya peng#ntr#lan suhu dilakukan se%ara %#ntinue agar suhunya stabil e. &ebaiknya dalam penyip#nan telur dilakukan dengan hati(hati agar telur yang sehat tidak tersip#n '. &ebaiknya dalam pr#ses pemi!ahan k#ndisi lingkungan harus dalam keadaan tenang karena ikan ba al tidak dapat memi!ah dalam keadaan bising
2.
$A:TA# PUSTAKA
An#nim#us, Beberapa &enyakit pada kan Air 'awar dan Cara &enanggulangannya -B#g#r4 Internati#nal De5el#pment +esear%h dan Balai Penelitian Perikanan Air $a ar, 1CC/0. JJJJJ, KColossoma si Bawal Air 'awarK, $e%hner, N#. /2, $ahun I, 1CC3. JJJJJ, KMembesarkan Benih Bawal Air tawarK, $e%hner, N#. /2, $ahun I, 1CC3. JJJJJ, LMengatasi &enyakit pada kanK, &uara *arya, 1 ?uli 1CC=. (((((, )Moina, &akan Alternatil &engganti ArtemiaK, &uara *arya, = )k%#ber 1CC>. JJJJJ, K&embenihan Bawal Airfl*awarK, $e%'in8$, N#. /2, $ahun 1CC3. 8E, B#yd, +ater ,uality Management for &ond -ish C#ltw -Amterdam4 else5ier &%ienti'i% Publishing 8#mpany, 1C>30. +#%himah, De i, K&engaruh 'ingkat &emberian .auplius Artemia 'erhadap Kelangsungan /idup dan &ertumbuhan 0ar#a Bawal Air 'awar (Coiossoma macropomum Cu#ier 12120K, Uni5ersitas Pad!ad!aran, Bandung. &etiy#n#, K'eknik &emeliharaan Bawal Air 'awar (Colossoma macropomum) dengan Manipulasi 0ingkungan di Balai Budidaya Air 'awar 3ukabumi, 4awa Barat K, UNDIP &emarang. M#ne5elt N. et al, &rinsif5prinsif Budidaya kan -?akarta4 6ramedia Pustaka Utama, 1CC10
21
2=