Anda di halaman 1dari 12

asuhan keperawatan

membuat blog untuk resensi asuhan keperawatan, dan memberikan literatur tentang asuhan keperawatan, yang dapat dinikmati secara bebas dan gratis

Senin, 05 November 2012


Asuhan Keperawatan Trauma Dada
A. Pengertian Trauma dada adalah suatu trauma yang terjadi pada dada yang dibagi menjadi dua (2) yaitu, trauma tumpul dan trauma tusuk yang kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor (80%), terjatuh, pukulan dada dan kecelakaan pada bidang industri. B. 1. a. b. c. 2. a. b. c. d. Faktor Predisposing/ Etiologi Mekanisme kecelakaan Kecelakaan kendaraan bermotor Tertembak pada daerah dada Tertusuk pada daerah dada Penyakit yang mendahului Asma Tuberkulosis Bronkhitis Pneumonia

C. Patofisiologi Trauma dada (baik tumpul/tusuk) sering terjadi karena kecelakaan/ penyakit yang sebelumnya ada seperti tertabrak mobil, motor, terjatuh, tertusuk/ tertembak dapat mengakibatkan salah satu/ lebih mekanisme patologi berikut ini. 1. Hipoxia akibat gangguan jalan nafas, cedera/ parenkim paru, sangkur iga dan otot pernafasan, kolaps paru serta pneumotorax. 2. Hiporakmia akibat kehilangan cairan masif dari pembuluh besar, ruptur jantung atau hemotorax. 3. Gagal jantung akibat temponade jantung, kontusio jantung atau tekanan intratoraks yang meningkat. Mekanisme di atas seringkali mengakibatkan kerusakan ventilasi dan perfusi yang mengarah pada gagal nafas akut, syok hiporalemik dan kematian. D. 1. 2. 3. 4. Tanda dan Gejala Luka pada dada Sianosis Perdarahan pada dada Sesak nafas

5. E. 1. a. b. c. 2. -

Nyeri pada dada Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Fisik Inspeksi TTV Thoraks Jalan nafas Warna kulit untuk tanda syok Palpasi Thoraks: Palpasi terhadap nyeri tekan, krepitus, dan posisi trakea. Auskultasi Bunyi nafas Bunyi jantung Pemeriksaan Diagnostik Rontgen dada - EKG CT Scan HSD Pemeriksaan pembekuan Gas darah arteri Sanitasi Osmolaritas - Elektrolisis - Urinalisis

F. Penatalaksanaan Medis 1. Cedera kecil Fraktur sternum hilangkan kontusio jantung Fraktur skapula nyeri biasa, pulang ke rumah Fraktur tusuk Tunggal/ single aman, pulang ke rumah Banyak/ multiple dikirim ke RS karena bisa mengganggu jalan nafas. 2. Cidera besar Airway jalan nafas Brething pernafasan Circulation sirkulasi Oksigen

Cairan Intravena Kateter folley Monitoring EKG Jalur EVD

G. Pathways

Trauma Dada

Cedera Kecil Cedera Besar

Fraktur Rusuk Pneumotoraks Hematoraks

Sternal

Fraktur

Skapala

Fraktur

Nyeri Pneumonia Pecah Operasi Pecah

bronkus

pembuluh

darah

Gangguan pola

Perdarahan

nafas

WSD Penurunan kesadaran

Imobilisasi

nyeri

Cedera paru/ pembuluh darah paru

BAB II PROSES KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Kapan terjadi Pada trauma dada lamanya saat mendapat trauma sampai masuk ke pelayanan kesehatan saat penting dalam penanganan juga penyembuhan. 2. Mekanisme cedera Dengan benda tajam atau tumpul. 3. Apakah pasien responsif 4. Perkiraan kehilangan darah Darah yang keluar banyak atau sedikit. 5. Penggunaan obat/ alkohol 6. Tindakan pretros petalisasi. B. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Rencana No 1 Diagnosa keperawatan Tujuan Perubahan rasa nyaman (nyeri) Bd pasca operasi ditandai dengan DS : Klien mengatakan nyeri DO: Klien mengerang kesakitan dan bedrest Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria: Nyeri berkurang Klien mampu melaksanakan aktivitas tanpa bantuan. Setelah dilaksanakan tindakan Tindakan Observasi keadaan umum klien Atur posisi senyaman mungkin. Anjurkan teknik relaksasi Ciptakan lingkungan yang nyaman. Paraf

Gangguan pola nafas bd penekanan pada thoraks ditandai dengan: Diagnosa keperawatan

Observasi keadaan umum dan TTV klien Rencana Paraf

No

Tujuan DS : Klien mengatakan sesak nafas DO: RR 32 x/ menit Dypsnea

Tindakan

keperawatan Atur posisi semi selama 2 x 24 jam fowler dengan kriteria: Ajarkanteknik Klien tidak sesak relaksasi nafas

Penurunan kesadaran bd perdarahan yang banyak ditandai dengan: DS : Klien tidak sadar DO: Perdarahan yang terus menerus Klien tampak pucat TD < N 3

TTV normal Setelah Observasi dilaksanakan keadaan umum tindakan dan TTV klien keperawatan Lakukan selama 2 x 24 jam penghentian diharapkan perdarahan dan kesadaran klien pembalutan membaik dengan kriteria: TD normal Perdarahan dapat dihentikan

Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Hudak, 1999). Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Lap. UPF bedah, 1994). Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau bennda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut Hematotorax adalah tedapatnya darah dalam rongga pleura, sehingga paru terdesak dan terjadinya perdarahan. Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi benturan atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan kerusakan.

1. II.

ETIOLOGI

Tamponade jantung : disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/daerah jantung. Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau spontan Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan luka rongga dada) ; iatrogenik (pleural tap, biopsi paaru-paru, insersi CVP, ventilasi dengan tekanan positif) (FKUI, 1995)

1. III.

ANATOMI FISIOLOGI

Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucutterdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 igamemisahkan articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsimembentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu. Perluasanrongga pleura di atas klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk. Musculus pectoralis mayor dan minor merupakanmuskulus utama dinding anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius,rhomboideus, dan muskulus gelang bahu lainnya membentuk

lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi bawah muskulus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris posterior. Dada berisi organ vital paru dan jantung, pernafasan berlangsung dengan bantuan gerak dinding dada. Inspirasi terjadi karena kontraksi otot pernafasan yaitumuskulus interkostalis dan diafragma, yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara akan terhisap melalui trakea dan bronkus. Pleura adalah membran aktif yang disertai dengan pembuluh darah danlimfatik. Disana terdapat pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoranudara dan kapiler. Pleura visceralis menutupi paru dan sifatnya sensitif, pleura ini berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum bersama sama dengan pleura parietalis,yang melapisi dinding dalam thorax dan diafragma. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada setiap arah dan sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru paru normal, hanyaruang potensial yang ada.Diafragma bagian muskular perifer berasal dari bagian bawah iga keenamkartilago kosta, dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung lumbokostal, bagianmuskuler melengkung membentuk tendo sentral. Nervus frenikus mempersarafimotorik dari interkostal bawah mempersarafi sensorik. Diafragma yang naik setinggi putting susu, turut berperan dalam ventilasi paru paru selama respirasi biasa /tenang sekitar 75%.

1. IV.

PATOFISIOLOGI

Rongga dada terdiri dari sternum, 12 verebra torakal, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang iga yang melayang. Di dalam rongga dada terdapat paru-paru yang berfungsi dalam sistem pernafasan. Apabila rongga dada mengalami kelainan, maka akan terjadi masalah paru-paru dan akan berpengaruh juga bagi sistem pernafasan. Akibat trauma dada disebabkan karena: Tension pneumothorak cedera pada paru memungkinkan masuknya udara (tetapi tidak keluar) ke dalam rongga pleura, tekanan meningkat, menyebabkan pergeseran mediastinum dan kompresi paru kontralateral demikian juga penurunan aliran baik venosa mengakibatkan kolapnya paru. Pneumothorak tertutup dikarenakan adanya tusukan pada paru seperti patahan tulang iga dan tusukan paru akibat prosedur infasif penyebabkan terjadinya perdarahan pada rongga pleural meningkat mengakibatkan paru-paru akan menjadi kolaps. Kontusio pasru mengakibatkan tekanan pada rongga dada akibatnya paru-paru tidak dapat mengembang dengan sempurna dan ventilasi menjadi terhambat akibat terjadinya sesak nafas. Sianosis dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi syok.

1. V.

MANIFESTASI KLINIS

Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi. Pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi. Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek. Dyspnea, takipnea Takikardi Tekanan darah menurun. Gelisah dan agitasi Kemungkinan cyanosis. Batuk mengeluarkan sputum bercak darah. Hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit.

1. VI.

KLASIFIKASI

Trauma thorak klasifikasikan menjadi : 1. I. Trauma tembus (tajam) 1. Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi) langsung akibat penyebab trauma 2. Terutama akibat tusukan benda tajam (pisau, kaca, dsb) atau peluru 3. Sekitar 10-30% memerlukan operasi torakotomi2.

Trauma tembus, biasanya disebabkan tekanan mekanikal yang dikenakan secara direk yang berlaku tiba-tiba pada suatu area fokal. Pisau atau projectile, misalnya, akanmenyebabkan kerusakan jaringan dengan stretching dan crushing dan cedera biasanya menyebabkan batas luka yang sama dengan bahan yang tembus pada jaringan. Berat ringannya cidera internal yang berlaku tergantung pada organ yangtelah terkena dan seberapa vital organ tersebut. Derajat cidera tergantung pada mekanisme dari penetrasi dan temasuk, diantarafaktor lain, adalah efisiensi dari energy yang dipindahkan dari obyek ke jaringan tubuhyang terpenetrasi. Faktor faktor lain yang berpengaruh adalah karakteristik dari senjata, seperti kecepatan, size dari permukaan impak, serta densitas dari jaringantubuh yang terpenetrasi.

Pisau biasanya menyebabkan cidera yang lebih kecil karena iatermasuk proyektil dengan kecepatan rendah. Luka tusuk yang disebabkan oleh pisausebatas dengan daerah yang terjadi penetrasi. Luka disebabkan tusukan pisau biasanyadapat ditoleransi, walaupun tusukan tersebut pada daerah jantung, biasanya dapatdiselamatkan dengan penanganan medis yang maksimal. Peluru termasuk proyektil dengan kecepatan tinggi, dengan biasanya bisamencapai kecepatan lebih dari 1800-2000 kali per detik. Proyektil dengan kecepatan yang tinggi dapat menyebabkan dapat menyebabkan berat cidera yang samadenganseperti penetrasi pisau, namun tidak seperti pisau, cidera yang disebabkan olehpenetrasi peluru dapat merusakkan struktur yang berdekatan dengan laluan peluru. Ini karena disebabkan oleh terbentuknya kavitas jaringan dan dengan menghasilkangelombang syok jaringan yang bisa bertambah luas. Tempat keluar peluru mempunyadiameter 20-30 kali dari diameter peluru.

1. 2.

Trauma tumpul 1. Tidak terjadi diskontinuitas dinding toraks. 2. Terutama akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh, olahraga, crush atau blastinjuries. 3. Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks adalah kontusio paru 4. Sekitar <10% yang memerlukan operasi torakotomi 5. Trauma tumpul lebih sering didapatkan berbanding trauma tembus,kira-kiralebih dari 90% trauma thoraks.

Dua mekanisme yang terjadi pada trauma tumpul: transfer energi secara direk pada dinding dada dan organ thoraks deselerasideferensial, yang dialami oleh organ thoraks ketika terjadinya impak.

Benturan yangsecara direk yang mengenai dinding torak dapat menyebabkan luka robek dan kerusakan dari jaringan lunak dan tulang seperti tulang iga. Cedera thoraks dengantekanan yang kuat dapat menyebabkan peningkatan tekanan intratorakal sehingga menyebabkan ruptur dari organ organ yang berisi cairan atau gas.

1. VII. KOMPLIKASI 1. Surgical Emfisema Subcutis Kerusakan pada paru dan pleura oleh ujung patahan iga yang tajam memungkinkan keluarnya udara ke dalam cavitas pleura dari jaringan dinding dada, paru.

Tanda-tanda khas: penmbengkakan kaki, krepitasi. 1. Cedera Vaskuler Di antaranya adalah cedera pada perikardium dapat membuat kantong tertutup sehingga menyulitkan jantung untuk mengembang dan menampung darah vena yang kembali. Pembulu vena leher akan mengembung dan denyut nadi cepat serta lemah yang akhirnya membawa kematian akibat penekanan pada jantung. 1. Pneumothorak Adanya udara dalam kavum pleura. Begitu udara masuk ke dalam tapi keluar lagi sehingga volume pneumothorak meningkat dan mendorong mediastinim menekan paru sisi lain. 1. Pleura Effusion Adanya udara, cairan, darah dalam kavum pleura, sama dengan efusi pleura yaitu sesak nafas pada waktu bergerak atau istirahat tetapi nyeri dada lebih mencolok. Bila kejadian mendadak maka pasien akan syok. Akibat adanya cairan udara dan darah yang berlebihan dalam rongga pleura maka terjadi tanda tanda : Dypsnea sewaktu bergerak/ kalau efusinya luas pada waktu istirahatpun bisa terjadi dypsnea. Sedikit nyeri pada dada ketika bernafas. Gerakan pada sisi yang sakit sedikit berkurang. Dapat terjadi pyrexia (peningkatan suhu badan di atas normal). 1. Plail Chest Pada trauma yang hebat dapat terjadi multiple fraktur iga dan bagian tersebut. Pada saat insprirasi bagian tersebut masuk sedangkan saat ekspirasi keluar, ini menunjukan adanya paroxicqalmution (gerakan pernafasan yang berlawanan) 1. Hemopneumothorak Yaitu penimbunan udara dan darah pada kavum pleura.

1. VIII.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Radiologi : foto thorax (AP). Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa. Hemoglobin : mungkin menurun. Pa Co2 kadang-kadang menurun. Pa O2 normal / menurun. Saturasi O2 menurun (biasanya). Toraksentesis : menyatakan darah/cairan,

1. IX. Konservatif

PENATALAKSANAAN

Pemberian analgetik Pemasangan plak/plester Jika perlu antibiotika Fisiotherapy

Operatif/invasif

Pamasangan Water Seal Drainage (WSD). Pemasangan alat bantu nafas. Pemasangan drain. Aspirasi (thoracosintesis).

Operasi (bedah thoraxis) Tindakan untuk menstabilkan dada:


Miring pasien pada daerah yang terkena. Gunakan bantal pasien pada dada yang terkena Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif, didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

1. Gejala contusio paru 2. Syok atau cedera kepala berat. 3. Fraktur delapan atau lebih tulang iga.

4. Umur diatas 65 tahun. 5. Riwayat penyakit paru-paru kronis. Pasang selang dada dihubungkan dengan WSD, bila tension Pneumothorak mengancam. Oksigen tambahan.

Anda mungkin juga menyukai