Definisi
1.
2. 3.
4.
5.
Trauma langsung atau tidak langsung terhadap medula spinalis yang menyebabkan kerusakan medula spinalis Mekanisme terjadinya : Fraktur vertebra/dislokasi Luka penetrasi/tembus Perdarahan epidural/subdural Trauma tidak langsung Trauma intranedular/kontusio
Pendahuluan
Insidens : 30-40 per satu juta penduduk per tahun Angka mortalitas diperkirakan 48% dalam 24 jam pertama dan 80% meninggal di tempat kejadian vertebra servikalis memiliki resiko paling besar dgn level tersering C5, diikuti C4, C6 kemudian T12, L1 dan T10
Klasifikasi
Klasifikasi tingkat keparahan ditegakkan pd saat 72 jam sampai 7 hari stlh trauma Berdasarkan Impairment Scale
Grade A B C Tipe Komplit Gangguan medula spinalis ASIA Tdk ada fungsi motorik & sensorik sampai S4-S5
Inkomplit Fungsi sensorik msh baik tapi motorik terganggu sampai segmen sakral S4-S5 Inkomplit Fungsi motorik terganggu di bawah level tapi otototot motorik utama msh punya kekuatan < 3
D
E
Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level , otot-otot motorik utama punya kekuatan > 3
Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
Karakteristik
Motorik Protopatik (nyeri, suhu) Propioseptif (joint position, vibrasi) Sacral Sparing Rontgen Vertebra
Lesi Komplet
Menghilang di bawah lesi Menghilang di bawah lesi Menghilang di bawah lesi (-) Sering dgn fraktur, luksasi & listhesis
Lesi Inkomplet
Sering (+) Sering (+) Sering (+) (+) Sering normal
MRI
Hemoragi (54%), Edema (62%), kompresi (25%), kontusi (26%), kontusi (11%) normal (15%)
Karakteristik klinik sindrom cedera medula spinalis Karakteristik Central cord klinik syndrome
Kejadian Sering
Biomekanika
Motorik
Hiperekstensi
Gangguan bervariasi; jarang paralisa komplet Gangguan bervariasi tdk khas Jarang sekali terganggu
Hiperfleksi
Sering komplet paralisis (ggn tract desenden) biasanya bilateral Sering hilang total (ggn tract asenden); bilateral Biasanya utuh
Penetrasi
Kelemahan anggota gerak ipsilateral lesi; ggn tract desenden (+) Sering hilang total (ggn tract asenden) kontralateral Hilang total ipsilateral; ggn tract asenden
Hiperekstensi
Ggn bervariasi; ggn tract desenden ringan Gangguan bervariasi biasanya ringan Terganggu
Protopatik
Propioseptor
Perbaikan
Sering cepat & nyata; khas kelemahan tangan & jari menetap
NA
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Radiologi - Foto vertebra sesuai letak lesi - CT Scan/MRI jika dgn foto konvensional meragukan atau bila akan dilakukan tindakan operatif EKG bila terdapat aritmia jantung
4.
5. 6.
7.
Menjaga sel yg masih hidup agar terhindar kerusakan lebih lanjut Eliminasi kerusakan akibat proses patogenesis sekunder Mengganti sel yg rusak Menstimulasi pertumbuhan akson & koneksitasnya Memaksimalkan penyembuhan defisit neurologis Stabilisasi vertebra Neurorestorasi & neurorehabilitasi utk mengembalikan fungsi tubuh
Airway : menjaga jalan nafas tetap lapang Breathing : mengatasi gangguan pernafasan bila perlu dpt dilakukan intubasi endotrakeal atau pemasangan alat bantu nafas supaya oksigenasi adekuat Circulation : memperhatikan tanda2 hipotensi Pasang foley catheter utk monitor hasil urine dan cegah retensi urine Pasang NGT (hati-hati pada cedera servikal) utk dekompresi lambung pada distensi dan nutrisi enteral
Kortikosteroid
Bila diagnosis ditegakkan < 3 jam pasca trauma : metilprednisolon (MP) 30 mg/kg BB iv bolus selama 15 mnt selanjutnya infus terus menerus MP selama 23 jam dgn dosis 5,4 mg/kg BB/jam Bila 3-8 jam : idem, hanya infus MP dilanjutkan utk 47 jam Bila >8 jam tdk dianjurkan utk pemberian MP
Terapi lain
Antipiretik Analgetik Antibiotik bila ada infeksi Anti spastisitas otot sesuai keadaan klinik Mencegah dekubitus Pemberian antioksidan utk mencegah proses sekunder Operatif bila ada fraktur atau herniasi diskus yg menekan MS
4.
5.
Lokasi Lesi (lesi servikal atas prognosis lebih buruk) Luas Lesi (lesi komplet atau inkomplet) Tindakan dini Trauma multipel Faktor penyulit