Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan

yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Kemampuan dari seluruh organisme untuk berfungsi normal tergantung pada terpeliharanya suatu lingkungan interna yang stabil. Ini merujuk pada kandungan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Agar setiap indi idu sehat, tubuh harus mengandung konsentrasi cairan dan elektrolit yang semestinya. !erbeda dengan de"asa, anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga diperlukan pemahaman prinsip - prinsip fisiologis tubuh. Dikatakan bah"a perburukan maupun perbaikan keadaan klinis penderita paralel dengan perubahan - perubahan pada ariabel fisiologis Anak mempunyai kerentanan khusus terhadap keseimbangan cairan, terutama !!#$, neonatus, obesitas, atau dalam keadaan sakit. %ertukaran cairan pada bayi hamper mencapai &'( dari seluruh cairan tubuh, sedangkan pada orang de"asa hanya sekitar )(. Dengan begitu pengaruh penyakit yang mengurangi masukan cairan misalnya * muntah atau penyakit yang meningkatkan pengeluaran cairan misalnya * panas dan diare, lebih cepat timbul pada bayi dibandingkan dengan orang de"asa. +ecara umum penatalaksanaan cairan bisa secara enteral maupun parenteral. Dalam penatalaksanaan kega"atdaruratan anak maka pembahasan terutama pada penatalaksanaan secara parenteral. !erbicara mengenai terapi cairan tidak bisa lepas dari elektrolit, karena ini merupakan satu kesatuan pembahasan. berjalan

I. Tujuan. -ujuan terapi cairan adalah * ,. .ntuk mengganti kekurangan air, elektrolit dan itamin agar tetap normal. &. .ntuk memenuhi kebutuhan nutrisi (K/,lemak,protein) 0. .ntuk mengatasi syok dengan menjamin tersedianya akses intra ena. 1. .ntuk mengatasi kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang diberikan. -erapi cairan perioperatif meliputi tindakan yang dilakukan pada masa pra-bedah, selama pembedahan dan pasca bedah. -abel ,. -ujuan terapi cairan. 4engatur cairan tubuh -.2.A3 4enjaga elektrolit 4enjaga keseimbangan asam Dukungan nutrisi Akses intra ena basa +umber energi Komposisi tubuh 4enjamin ena tetap terbuka untuk bisa memberikan obat +alah satu tujuan terapi cairan adalah menyediakan elektrolit dan air untuk mempertahankan cairan dalam keadaan normal. +alah satu tujuan lainnya adalah memnuhi kebutuhan nutrisi. -erapi cairan parenteral juga digunakan untuk menjamin tersedianya akses intra ena bila terjadi keadaan darurat, misalnya pada korban kecelakaan atau bencana alam. dan keseimbanga air dan

BAB II PEMBAHASAN &

I. Kebutuhan Cairan Tubuh. A. Pengaturan kebutuhan cairan dan e ektr! it da a" tubuh. %engaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paruparu dan gastrointestinal. ,. 5injal 5injal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. /al ini pada fungsi ginjal yakni sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam basa darah, dan pengaturan eksresi bahan buangan atau kelebihan garam. %roses pengaturan kebutuhn keseimbangan air ini dia"ali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaring cairan. $ata-rata setiap satu liter darah mengandung '66 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, ,6 persennya disaring keluarg. 7airan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalisyang sel-selnya menyerap semau bahan yang dibutuhkan. 2umlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh AD/ dan aldosteron dengan rata-rata , ml8kg8bb8jam. &. Kulit Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. %roses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh asomotorik dengan kemampuanmengendalikan arteriolakutan dengan cara asodilatasi dan asokontriksi. !anyak darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit mempengaruhi jumlah keringat yang dikleluarkan. %roses pelepasan panas kemudian dapat dilakukan dengan cara penguapan. Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di ba"ah pengendalian saraf simpatis. 4elalui kelenjar keringat ini suhu dapat diturunkan dengan melepaskan air yang jumlahnya kurang lebih setengah liter sehari. %erangsangan kelenjar keringat dapat diperoleh dari akti itas otot, suhu lingkungan dan melalui kondisi tubuh yang panas. %roses pelepasan panas lainnya dilakukan melalui cara pemancaran yaitu dengan melepaskan panas ke udara sekitarnya. 7ara tersebut beupa cara konduksi dan kon eksi, cara konduksi yaitu pengalihan panas ke benda yang disentuh, sedangkan cara kon eksi yaitu emngalirkan udara yang panas ke permukaan yang lebih dingin.

0. %aru-paru 9rgan paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insible "ater loss : 166 ml8hari. %roses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan (keammpuan bernapas), misalnya orang yang melakukan olah raga berat. 1. 5astrointestinal 5astrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar ,66-&66 ml8 hari. +elain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus dikontrol oleh sistem endokrin (hormonal), yakni anti diuretik hormon (AD/), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid. ,. AD/ /ormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. /ormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi AD/ dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel. &. Aldosteron /ormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal dan berfungsi pada absorbsi natrium. %roses oengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin renin. 0. %rostaglandin %rostagladin merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. %ada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal. 1. 5lukokortikoid /ormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan olume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium. 4ekanisme rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan merangsang pelepasan renin. %elepasan renin tersebut dapat menimbulkan produksi angiotensin II yang merangsang hipotalamus, sehingga menimbulkan rasa haus. B. Kebutuhan Cairan Tubuh bagi Manu#ia. 1

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan hampir ;6( dan total berat badan. +ementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari. tubuh. +ecara keseluruhan, persentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia. %ersentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar <'( dari total berat badan, prig de"asa '<( dari total berat badan, "anita de"asa ''( dari total berat badan, dan de"asa tua 1'( dari total berat badan. +elain itu, persentase jumlah cairan tubub yang ber arfasi juga bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. 2ika lemak dalam tubuh sedikit, maka cairantubuh pun lebih besar. =anita de"asa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pada pria, karena jumlah lemak dalam tubuh "anita de"asa lebih banyak dibandingkan dengan lemak dalam tubuh pria de"asa. Tabe $. Kebutuhan air berda#arkan u#ia dan beret badan U#ia 0 hari , tahun & tahun 1 tahun ,6 tahun ,1 tahun ,> tahun De"asa C. Cara Per(indahan Cairan ,. Difusi Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau ?at padat secara bebas atau acak. %roses difusi dapat terjadi bila dua ?at bercampur dalam sel membran. Dalam tubuh, proses difusi air, eiektrolit, dan ?at-?at lain terjadi melalui membran kapiler yang permeabel. Kecepatan proses difusi ber ariasi bergantung pada faktor ukuran molekul, konsentrasi cairan, dan temperatur cairan. @at dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding molekul kecil. 4olekul akan lebih mudah berpindah dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi Kebutuhan air %u" ah air da a" $& ja" &'6-066 ,,'6-,066 ,0'6-,'66 ,)66-,>66 &666-&'66 &&66-&<66 &&66-&<66 &166-&)66 " 'kg berat badan >6-,66 ,&6-,0' ,,'-,&' ,66-,,6 <6->' '6-)6 16-'6 &6-06

'

rendah. #arutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat. &. 9smosis 9smosis adalah proses perpindahan pelarut murni (seperti air) melalui membran semipermeabel, biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah olumenya akan berkurang, sedangkan larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah olumenya. +olute adalah ?at terlarut, sedangkan sol ent adalah pelarutnya. 5aram adalah soluteA sedangkan air merupakan soluent. %roses osmosis ini penting dalam pengaturan keseimbangan cairan ekstra dan intrasel. 9smolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan mol. 3atrium dalam 3a7l berperan penting dalam pengaturan keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila ada tiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang berbeda dan di dalamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan sel tersebut yang akan seimbang dan berdifusi terlebih dahulu. #arutan isotonik merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. #arutan 3a7l 6,;( merupakan larutan yang isotonik karena larutan tersebut mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam sistem askular. #arutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding dengan larutan intrasel. 0. -ranspor aktif %roses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transpor aktif. -ransport aktif merupakan gerak ?at yang akan berdifusi dan berosmosis yang memerlukan akti itas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus .memran sel (%otter, ,;;<). %roses ini dapat menerima8memindahkan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. %roses ini penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel. +ebagai contoh natrium dan kalium, di mana natrium dipompa keluar sel dan kalium dipompa masuk di dalam sel. D. )akt!r *ang Ber(engaruh da a" Pengaturan Cairan %roses pengaturan cairan dipengaruhi oleh dua faktor yakni tekanan cairan dan membran semipermeabel. ,. -ekanan cairan

%roses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Dalam proses osmosis, tekanan osmotik merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui membran. !ila terdapat dua larutan dengan perbedaan konsentrasi maka larutan yang konsentrasi molekulnya lebih pekat dan tidak dapat bergabung disebut koloid. +edangkan larutan dengan kepekatan yang sama dan dapat bergabung, maka larutan itu disebut kristaloid. +ebagai contoh, koloid adalah apabila protein bercampur dengan plasma, sedangkan larutan kristaloid adalah larutan garam. +ecara normal, perpindahan cairan menembus membran sel permeabel tidak terjadi. %rinsip tekanan osmotik ini sangat penting dalam proses pemberian cairan intra ena. !iasanya larutan yang sering digunakan dalam pemberian infus intra ena bersifat isotonik karena mempunyai konsentrasi yang sama dengan plasma darah. /al ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. #arutan intra ena yang hipotonik, yaitu larutan yang mempunyai konsentrasi kurang pekat dibanding dengan konsentrasi plasma darah. /al ini menyebabkan, tekanan osmotik plasma akan lebih besar dibandingkan dengan tekanan osmotik cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma lebih besar dibanding cairan interstisial dan molekul protein lebih besar, sehingga membentuk larutan koloid dan sulit menembus membran semipermiabel. -ekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. /al ini penting untuk pengaturan keseimbangan cairan ekstra .dan intrasel. &. 4embran +emipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. 4embran semipermiabel ini terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau ?at lain tidak berpindah ke jaringan. E. %eni# cairan da a" tubuh. ,. 7airan ?at gi?i (nutrien) %asien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 1'6 kalori setiap hari. 7airan nutrien dapat diberikan melalui intra ena daiam bentuk karbohidrat, nitrogen, dan itamin untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara &66-,'66 kalori per liter. 7airan nutrien terdiri atas* a. Karbohidrat dan air, contoh* dekstrosa (glukosa), le ulosa (fruktusa), serta in ert sugar ( ,8& dekstrosa dan ,8& le ulosa). b. Asam amino, contoh* amigen, aminosol, dan tra amin. <

c. #emak, contoh* lipomul dan liposyn. &. !lood olume eBpanders !lood olume eBpanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan olume darah sesudah kehilangan darah atau plasma. /al ini terjadi pada saat pasien mengalami perdarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankanjumlah olume darah. %ada pasien dengan luka baker yang berat, sebagian besar cairan akan hilang dari pembuluh darah di daerah luka. %lasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. 2enis blood olume eBpanders antara lain* human serum albumin dan deBtran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah olume darah. II. Kebutuhan E ektr! it Clektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. 7airan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion. !eberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam bentuk ion elektrolit. 7ontohnya 3a7l akan dipecah menjadi ion 3aD dan 7,. %ecahan elektrolit terse but merupakan ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion yang bermuatan negatif disebut anion sedangkan ion yang bermuatan positif disebut kation. 7ontoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. 7ontoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat. K!"(!#i#i E ektr! it Kompisisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut* 3atrium Kalium Klorida * ,0'-,1' m CE8# * 0,'-',0 m CE8# * ,66--,6) m CE8#

!ikarbonat arteri * &&-&) m CE j # !ikarbonat ersa * &1-06 m CE8 # Kalsium 4agnesium Fosfat * 1-' m CE8# * ,,'-&,' m CE8# * &,'-1,' mg8 ,66 ml

%engukuran elektrolit dalam satuan mili ekui alen per liter cairan tubuh atau milligram per ,66 ml (mg8 ,66 ml). Ckui alen tersebut merupakan kombinasi kekuatan ?at kimia atau kekuatan kation dan anion dalam molekul. >

Pengaturan E ektr! it ,. %engaturan keseimbangan natrium 3atrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi dalam pengaturan osmoiaritas dan olume cairan tubuh. 3atrium ini paling banyak pada cairan ekstrasel. %engaturan konsentrasi cairan ekstrasel diatur oleh AD/ dan aldosteron. AD/ mengatur sejumlah air yang diserap kembali ke dalam ginjal dari tubulus renalis. +edangkan aldosteron dihasilkan oleh korteks suprarenal yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma dan prosesnya dibantu oleh AD/. Aldosteron juga mengatur keseimbangan jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah, 3atrium tidak hanya bergerak ke dalam atau keluar tubuh, tetapi juga mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ckskresi natrium dapat dilakukan melalui ginjal dan sebagian kecil melalui tinja, keringat, dan air mata. &. %engaturan keseimbangan kalium Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aidosteron. Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). +istem pengaturannya melalui tiga langkah, yaitu* a. b. c. %eningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi aldosteron. %eningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkan melalui ginjal. %eningkatan pengeluaran kaliumA konsentrasi kalium dalam cairan ekstra sel menurun. Kalium berpengaruh terhadap fungsi sistem pernapasan. %artikel penting dalam kalium ini berfungsi untuk menghantarkan impuls listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru-paru, dan jaringan usus pencernaan. Ckskresi kalium dilakukan melalui urine, dan sebagian lagi melalui tinja dan keringat. 0. %engaturan keseimbangan kalsium Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang, penghantar impuls kontraksi otot, koagulasi darah (pembekuan darah), dan membantu beberapa en?im pankreas. Konsentrasi kalsium dalam tubuh diatur langsung oleh hormon paratiroid melalui proses reabsorpsi tulang. 2ika kadar kalsium darah menurun, kelenjar paratiroid akan merangsang ;

pembentukan hormon paratiroid yang langsung meningkatkan jumlah kalsium dalam darah. Kalsium diekskresi melalui urine dan keringat. 1. %engaturan keseimbangan magnesium 4agnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel. Keseimbangannya diatur oleh kelenjar paratiroid. 4agnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan. 4agnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. /ipomagnesemia terjadi bila konsentrasi serum turun kurang dari ,,' mCE8#. +edangkan hipermagnesemia terjadi bila kadar magnesiumnya lebih dari &,' mCE8#. '. %engaturan keseimbangan klorida Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertaharBkan keseimbangan tekanan osmotik dalam darah. /ipokloremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar klorida dalam darah. +edangkan hiperkloremia merupakan kelebihan kadar klorida dalam darah. Kadar klorida yang normal dalam darah orang de"asa adalah ;'-,6> mCE8#. ). %engaturan keseimbangan bikarbonat !ikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh. <. %engaturan keseimbangan fosfat (%91) Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dan saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine. %eni# Cairan E ektr! it 7airan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. 7airan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. 7ontohnya* ,. 7airan $ingerDs, terdiri atas* 3aD, KG, 7l,- dan 7aaG. &. 7airan $ingerDs #aktat, terdiri atas* 3aG, KD, 4gH, 7l,- 7a dan /790-. 0. 7airan !ufferDs, terdiri atas* 3at, KI, 4g?J, 7lD, dan /790. III. Ke#ei"bangan A#a" Ba#a Akti itas sel tubuh memerlukan keseimbangan asam basa keseimbangan asam basa tersebut dapat diukur dengan p/ (derajat keasaman), Dalam keadaan normal, nilai p/ cairan tubuh sekitar <,0' - <,1'.

,6

Keseimbangan asam basa dapat dipertahankan melalui proses metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan melalui pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal). -iga macam sistem larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan bikarbonat, larutan buffer fosfat, dan larutan buffer protein. +istem buffer Ditu sendiri terdiri atas natrium bikarbonat (3a/790), kalium bikarbonat (K/790), dan asam karbonat (/&790). %engaturan keseimbangan asam basa dilakukan oleh paru-paru hingga nilai p/ menjadi standar (normal) melalui pengangkutan kelebihan 790 dan kelebihan /&790 dan darah yang dapat meningkatkan p/. Kentilasi dianggap , memadai apabila suplai 6& seimbang dengan kebutuhan 60. Demikian juga pembuangan 79& melalui paru-paru yang harus seimbang dengan pembentukan 79& agar entilasi memadai. Kentilasi yang memadai dapat mempertahankan kadar %79& sebesar 16 mm/g. 2ika pembentukan 79& metabolik meningkat, konsentraeinya dalam cairan ekstrasel juga meningkatA +ebaliknya, penurunan metabolisme memperkecil konsentrasi 79&. 2ika kecepatan entilasi paru-paru meningkat, kecepatan pengeluaran 79& juga meningkat, dan ini menurunkan jumlah 790 yang berkumpul dalam, cairan ekstrasel. %eningkatan dan penurunan entilasi al eolus akan memengaruhi p/ cairan ekstra sei. %eningkatan %a79& menurunkan p/, sebaliknya penurunan %a79& meningkatkan p/ darah. %erubahan entilasi al eolus juga akan mengubah konsentrasi ion /I. +ebaliknya, konsentrasi ion /I dapat memengaruhi kecepatan entilasi al eolus (umpan balik). Kadar p/ yang rendah, konsentrasi ion / yang tinggi disebut asidosis. +ebaliknya p/ yang tinggi, lconsentrasi ion /D rendah disebut alkalosis. %eni# A#a" Ba#a 7airan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi asidosis. Keadaan asidosis dapat disebabkan karena henti jantung dan koma diabetikum. 7ontoh cairan alkali antara lain natrium (sodium laktat) dan natrium bikarbonat. #aktat merupakan garam dan asam lemah yang dapat mengambil ion / dari cairan, sehingga mengurangi keasaman (asidosis). Ion = diperoleh dari asam karbonat (/&790), yang mana terurai menjadi /790 (bikarbonat) dan /. +elain system pernapasan, ginjal juga berperan untuk mempertahankan keseimbangan asam basa yang sangat kompleks. 5injal mengeluarkan ion hidrogen dan membentuk ion bikarbonat sehingga p/ darah normal. 2ika p/ plasma turun dan menjadi lebih asam, ion hidrogen dikeluarkan dan bikarbonat dibentuk kembali. I+. Prin#i( , Prin#i( )i#i! !gi# Cairan dan E ektr! it. ,,

Air merupakan komponen terbesar dan

pelarut

terpenting

dari tubuh

kita,

dinyatakan dalam persen berat bada n dan besarnya berubah menurut umur. menurun secara bertahap. 7airan tubuh terbag i dalam dua dan ekstraseluler. Ckstraseluler terbagi dalam ruang

%ada saat

menjelang dan segera setelah lahir, air meliputi J <>( berat badan kemudian jumlahnya komparteme yaitu intraseluler dan intra askuler. %ada interstisial

fetus, cairan ekstraseluler lebih banyak dari intraseluler dan jumlah cairan ekstraseluler menurun seiring bertambahnya usia, seperti yang ditunjukkan gambar ,.

.ntuk memudahkan kita dalam penatalaksanaan cairan pada anak, maka dari gambar , di atas bisa diambil titiktitik penting seperti pada tabel 0 di ba"ah ini. -abel. 0

7airan tubuh juga terdapat pada dua ruang lain yaitu ruang transeluler dan ruang slowly exchangeable. +ebenarnya ini juga merupakan cairan ekstraseluler tetapi mempunyai karakteristik tersendiri dan dalam keadaan normal tidak terlalu penting. Komposisi elektrolit berbagai kompartemen tidak sama. 3atrium merupakan kation utama ekstraseluler dan aktif ,&

secara osmotik menjaga

olume intra askuler dan interstisial. Kalium merupakan kation

utama intraseluler berperan menjaga osmolalitas intrasel dan memelihara olume sel. Kalium penting untuk membangkitkan selsel saraf dan otot serta bertanggung ja"ab terhadap kontraktilitas otot (bercorak maupun polos) terutama otot jantung. (5ambar &)

Asupan air dirangsang oleh rasa haus sebagai respon terhadap kekurangan air (hipertonik) melalui osmoreseptor di midhipotalamus, pankreas, dan ena porta hepatika. /ipo olemia dan hipotensi juga merangsang haus melalui baroreseptor di atrium dan pembuluh darah besar atau melalui peningkatan angiotensin II. Ckskresi atau pengeluaran air dapat berupa kehilangan cairan insensible (J06(), urin (J)6(), dan sedikit cairan tinja (J,6(). /al ini menggambarkan jumlah yang harus diminum perhari untuk mempertahankan keseimbangan cairan. Kehilangan cairan insensible bisa melalui kulit (&80) dan paru (,80), tergantung faktorfaktor yang mempengaruhi energy expenditure (tidak tergantung keadaan cairan tubuh). Ini berbeda dengan kehilangan cairan melalui keringat ( sensible water and electrolyte losses) yang biasanya terjadi bila suhu tubuh dan8atau lingkungan meningkat. Kehilangan cairan melalui keringat ini diatur oleh sistem saraf otonom. %engeluaran urin penting untuk mengatur osmolalitas dan komposisi cairan ekstraseluler. 2umlah dan kadar urin dikendalikan oleh aksis neurohypophysealrenal, yaitu anti diuretic hormone (AD/). Distribusi antar kompartemen dipengaruhi permeabilitas membran dan gradien osmolalitas, tetapi keseimbangannya menganut hukum isoosmolaritas, neutralitas elektron, dan keseimbangan asam basa. 9smolalitas plasma dapat dihitung dengan rumus*

,0

Anak - anak memerlukan cairan dan elektrolit relatif lebih banyak daripada orang de"asa sehingga mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kebutuhan cairan per hari didasarkan pada insensible water loss (I=#) J urin J cairan tinja. !isa juga diperkirakan berdasarkan energy expenditure, bah"a setiap , kcal L , ml /&9. !erdasarkan perhitungan energy expenditure ratarata pasien yang dira"at di rumah sakit didapatkan kebutuhan cairan perhari sebagai berikut* !ayi , hari L '6 ml /&98kg!!8hari !ayi & hari L <' ml /&98kg!!8hari !ayi M 0 hari L ,66 ml /&98kg!!8hari !erat badan ,6 kg pertama L ,66 ml /&98kg!!8hari !erat badan ,6 kg kedua L ,666 ml J '6 ml /&98kg!!8hari !erat badan M &6 kg L ,'66 ml J &6 ml /&98kg!!8hari %ada pasien dengan kesulitan kompensasi terhadap kelebihan atau kekurangan cairan dan elektrolit (misalnya pada kelainan jantung, ginjal) harus dilakukan perhitungan secara ketat8titrasi. Adanya faktorfaktor yang bisa mengurangi8meningkatkan kebutuhan cairan juga harus diperhitungkan. %erkiraan kebutuhan elektrolit per hari didasarkan pada kebutuhan metabolisme atau pada kebutuhan cairan perhari, adalah* 3atrium * & N 1 mCE8,66ml/&98hari Kalium * , N & mCE8,66ml/&98hari Klorida * & N 1 mCE8,66ml/&98hari %ersamaan - persamaan untuk menentukan kebutuhan rumatan cairan dan elektrolit di atas didasarkan pada beberapa A+.4+I dari rata rata kehilangan cairan insensible, energy expenditure, metabolisme, dan produksi urin dengan anggapan tidak ada sumber kehilangan cairan dan elektrolit dari tempat lain dan fungsi ginjal normal. %ada penderita penderita dengan kega"at daruratan atau sakit kritis seringkali terdapat abnormalitas dari asumsiasumsi tersebut, karena itu penatalaksanaannya harus disesuaikan kondisi klinis penderita.

+. Penata ak#anaan Cairan. A. Cairan Pe"e iharaan' -u"atan

,1

-erapi cairan rumatan ditujukan pada sejumlah air, elektrolit (natrium, kalium, dan klorida) serta glukosa pada pasien yang tidak bisa memasukkan cairan le"at oral seperti pada orang puasa menunggu operasi, atau pada orang yang mengalami gangguan kesadaran atau gangguan pada saluran cerna. Kebutuhan cairan dan elektrolit serta glukosa ini berfungsi untuk mengganti kehilangan air tubuh le"at urin, feses, paru dan keringat. 7airan rumatan tidak dimasukkan untuk mengganti kehilangan cairan tidak normal seperti diare, muntah atau bilas intestinal. 2umlah kehilangan air tubuh ini berbeda sesuai dengan umur, yaitu * De"asa ,,' N & ml8kg!!8jam Anak-anak & N 1 ml8kg!!8jam !ayi 1 N ) ml8kg!!8jam 9rok (neonatus) 0ml8kg!!8jam B. Tera(i Cairan Intra.ena Infus cairan intra ena (intra enous fluids drip) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh ena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau ?at-?at makanan dari tubuh. +ecara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah* a) %erdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) b) -rauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) c) Fraktur (patah tulang), khususnya di pel is (panggul) dan femur (paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponendarah) d) Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi (karena Heat stroke, demam dan diare) e) +emua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah). Indikasi %emasangan Infus melalui 2alur %embuluh Darah Kena (%eripheral Kenous 7annulation)* a) %emberian cairan intra ena (intra enous fluids) b) %emberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas c) %emberian kantong darah dan produk darah d) %emberian obat yang terus-menerus (kontinyu) e) .paya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intra ena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)

,'

f) .paya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nya"a), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus. Kontraindikasi dan %eringatan pada %emasangan Infus 4elalui 2alur %embuluh Darah Kena* a) Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus b) Daerah lengan ba"ah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri- ena (A-K shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah) c) 9bat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh !eberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan infus* a) /ematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri ena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau OtusukanP berulang pada pembuluh darah b) Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus mele"ati pembuluh darah c) -romboflebitis atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh ena, terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar d) Cmboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah e) Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus f) $asa perih8sakit g) $eaksi alergi. C. %eni# Cairan In/u# 0. Cairan hi(!t!nik 7airan hipotonik osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion 3aJ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. 4aka cairan OditarikP dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel OmengalamiP dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, ,) ena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh ena di tungkai dan kaki).

menyebabkan kolaps kardio askular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. 7ontohnya adalah 3a7l 1'( dan Dekstrosa &,'(. $. Cairan I#!t!nik 7airan Isotonik osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. !ermanfaat pada pasien yang mengalami hipo olemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). 4emiliki risiko terjadinya o erload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. 7ontohnya adalah cairan $inger-#aktat ($#), dan normal saline8larutan garam fisiologis (3a7l 6,;(). 1. Cairan hi(ert!nik 7airan hipertonik osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga OmenarikP cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. 4ampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). %enggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. 4isalnya DeBtrose '(, 3a7l 1'( hipertonik, DeBtrose '(J$inger-#actate, DeBtrose '(J3a7l 6,;(, produk darah (darah), dan albumin. D. Pe"bagian Cairan 0. Kri#ta !id Kristaloid bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah olume cairan ( olume eBpanders) ke dalam pembuluh darah dalam "aktu yang singkat (relatif sebentar di intra askuler), dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. 4isalnya $inger#aktat dan 3a7l 6,;(.1,> 7airan ini mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (7C+ L 7CF). Keuntungan dari cairan ini antara lain harga murah, tersedia dengan mudah di setiap pusat kesehatan, tidak perlu dilakukan cross match, tidak menimbulkan alergi atau syok anafilaktik, penyimpanan sederhana dan dapat disimpan lama. 7airan kristaloid bila diberikan dalam jumlah cukup (0-1 kali cairan koloid) ternyata sama efektifnya seperti pemberian cairan koloid untuk mengatasi defisit /eugman et al (,;<&) mengemukakan bah"a "alaupun dalam jumlah sedikit larutan kristaloid akan masuk ruang interstitiel sehingga timbul edema perifer dan paru serta berakibat terganggunya oksigenasi jaringan dan edema jaringan luka, apabila seseorang mendapat infus , liter 3a7l 6,;(. %enelitian 4ills dkk (,;)<) di medan perang Kietnam ,< olume intra askuler. =aktu paruh cairan kristaloid di ruang intra askuler sekitar &6-06 menit.1

turut memperkuat penelitan yang dilakukan oleh /eugman, yaitu pemberian sejumlah cairan kristaloid dapat mengakibatkan timbulnya edema paru berat. +elain itu, pemberian cairan kristaloid berlebihan juga dapat menyebabkan edema otak dan meningkatnya tekanan intra kranial. Karena perbedaan sifat antara koloid dan kristaloid dimana kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang interstitiel dibandingkan dengan koloid maka kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi defisit cairan di ruang interstitiel. #arutan $inger #aktat merupakan cairan kristaloid yang paling banyak digunakan untuk resusitasi cairan "alau agak hipotonis dengan susunan yang hampir menyerupai cairan intra askuler. #aktat yang terkandung dalam cairan tersebut akan mengalami metabolisme di hati menjadi bikarbonat. 7airan kristaloid lainnya yang sering digunakan adalah 3a7l 6,;(, tetapi bila diberikan berlebih dapat mengakibatkan asidosis hiperkloremik ( delutional hyperchloremic acidosis) dan menurunnya kadar bikarbonat plasma akibat peningkatan klorida. -abel 1. Daftar 7airan Kristaloid #arutan D' 3ormal +aline D' Q 3+ D' R 3+ D' 3+ $ingers #aktat D' $# -onisitas 3aJ 7l(mCE8#) ,'1 0>,' << ,'1 ,6; ,6; KJ (mCE8#) 1 1 7a&J (mCE8#) 0 0 5lukosa (mCE8#) '6 '6 '6 '6 '6 #aktat (mCE8#) &> &> (mosml8#) (mCE8#) /ipotonis (&'0) Isotonis ,'1 (06>) Isotonis 0>,' (006) /ipertonis << (16<) /ipertonis ,'1 ('),) Isotonis ,06 (&<0) /ipertonis ,06 ('&')

$. K! !id Koloid ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada lama dalam pembuluh darah, maka sifatnya ,>

hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. 7ontohnya adalah albumin dan steroid. Disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut Oplasma substituteP atau Oplasma eBpanderP. Di dalam cairan koloid terdapat ?at8bahan yang mempunyai berat molekul tinggi dengan akti itas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama ("aktu paruh 0-) jam) dalam ruang intra askuler. 9leh karena itu koloid sering digunakan untuk resusitasi cairan secara cepat terutama pada syok hipo olemik8hermorhagik atau pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein yang banyak (misal luka bakar). -abel '. Daftar 7airan Koloid 2enis Koloid %lasma protein DeBtran %roduksi /uman plasma -ipe !4 =aktu paruh 1-' hari Indikasi a. %engganti olume b./iponatremia c. /emodilusi a. /emodilusi b. 5angguan mikrosirkulasi (stroke) +ubstitusi olume rata-rata +erum consered '6.666 human albumin

#euconostoc D )68<6 mesenteroid ! ',&

)6.666 N ) jam <6.666 0'.666 &-0 jam

5elatin

/idrolisis - 4odifien dari kolagen gelatin binatang - .rea linked - 9Bylopigelatin hydroBy ethyl +tarch /idrolisis /ydroBy ethyl asam dan ethylen oByde treatment dari kedelai dan jagung %oly inyl +intetik - +ubtosan pyrrolidone polimer - %eriston inyl pyrrolidone

1'6.666

) jam

,. +ubstitusi olume &. /emodilusi

'6.666 &'.666

+ubstitusi olume

Kerugian dari plasma eBpander yaitu mahal dan dapat menimbulkan reaksi anafilaktik ("alau jarang) dan dapat menyebabkan gangguan pada Ocross matchP. !erdasarkan pembuatannya, terdapat & jenis larutan koloid* 1. K! !id a a"i ,;

Koloid alami yaitu fraksi protein plasma '( dan albumin manusia ( ' dan &,'(). Dibuat dengan cara memanaskan plasma atau plasenta )6S7 selama ,6 jam untuk membunuh irus hepatitis dan irus lainnya. Fraksi protein plasma selain mengandung albumin (>0() juga mengandung alfa globulin dan beta globulin. Prekallikrein activators (Hagemans factor fragments) seringkali terdapat dalam fraksi protein plasma dibandingkan dalam albumin. 9leh sebab itu pemberian infuse dengan fraksi protein plasma seringkali menimbulkan hipotensi dan kolaps kardio askuler. &. K! !id #inte#i# DeBtran DeBtran 16 ($heomacrodeB) dengan berat molekul 16.666 dan DeBtran <6 (4acrodeB) dengan berat molekul )6.666-<6.666 diproduksi oleh bakteri Leuconostoc mesenteroides yang tumbuh dalam media sukrosa. =alaupun DeBtran <6 merupakan volume expander yang lebih baik dibandingkan dengan DeBtran 16, tetapi DeBtran 16 mampu memperbaiki aliran darah le"at sirkulasi mikro karena dapat menurunkan kekentalan ( iskositas) darah. +elain itu DeBtran mempunyai efek anti trombotik yang dapat mengurangi platelet adhesiveness, menekan akti itas faktor KIII, meningkatkan fibrinolisis dan melancarkan aliran darah. %emberian DeBtran melebihi &6 ml8kg!!8hari dapat mengganggu cross match, "aktu perdarahan memanjang (DeBtran 16) dan gagal ginjal. DeBtran dapat menimbulkan reaksi anafilaktik yang dapat dicegah yaitu dengan memberikan DeBtran , (%romit) terlebih dahulu. /ydroBylethyl +tarch (/eta starch) -ersedia dalam larutan )( dengan berat molekul ,6.666 N ,.666.666, rata-rata <,.666, osmolaritas 0,6 m9sm8# dan tekanan onkotik 06 06 mm/g. %emberian '66 ml larutan ini pada orang normal akan dikeluarkan 1)( le"at urin dalam "aktu & hari dan sisanya )1( dalam "aktu > hari. #arutan koloid ini juga dapat menimbulkan reaksi anafilaktik dan dapat meningkatkan kadar serum amilase ("alau jarang). Low molecullar weight /ydroBylethyl starch (%enta-+tarch) mirip /eta starch, mampu mengembangkan olume plasma hingga ,,' kali olume yang diberikan dan berlangsung selama ,& jam. Karena potensinya sebagai plasma resusitasi cairan pada penderita ga"at. 5elatin #arutan koloid 0,'-1( dalam balanced electrolyte dengan berat molekul rata-rata 0'.666 dibuat dari hidrolisa kolagen binatang. Ada 0 macam gelatin, yaitu* modified fluid &6 olume eBpander yang besar dengan toksisitas yang rendah dan tidak mengganggu koagulasi maka %enta starch dipilih sebagai koloid untuk

gelatin (%lasmion dan /emacell), urea linked gelatin, oBypoly gelatin.4erupakan plasma expanders dan banyak digunakan pada penderita ga"at. =alaupun dapat menimbulkan reaksi anafilaktik (jarang) terutama dari golongan urea linked gelatin. +I. Tata ak#ana Tera(i Cairan Pada Kega2at Daruratan Anak.

-ujuan utama penatalaksanaan cairan pada kega"at daruratan adalah mengembalikan olume sirkulasi efektif yang adekuat dengan segera. Kolume yang diperlukan ber ariasi tergantung keadaan klinis dan perlu e aluasi berulang. Adapun langkahlangkah prinsipnya adalah sebagai berikut* 4emperkirakan kehilangan cairan* melalui pengukuran berat badan, anamnesis, pemeriksaan fisis, dan laboratorium. %emberian cairan intra ena* meliputi penentuan cairan apa yang digunakan, berapa banyak, bagaimana kecepatannya, bagaimana selanjutnya setelah olume sirkulasi efektif tercapai, dan bagaimana osmolalitasnya. 4elakukan koreksi cepat yang aman sesuai dengan fisiologi terhadap gangguan keseimbangan elektrolit yang mengancam ji"a dan dilanjutkan dengan koreksi lambat. 7atatan khusus* ,. !ayi dan anak kecil membutuhkan cairan lebih banyak dibandingkan dengan anak yang besar karena perubahan dan pertukaran cairan lebih cepat dibanding anak yang lebih besar. &. 0. Kehilangan cairan normal pada bayi dan anak kecil lebih banyak. !ayi kecil mempunyai fungsi ginjal yang belum sempurna sehingga proses sekresi dan reabsorbsi belum sempurna.

Aplikasi tatalaksana terapi cairan pada kega"at daruratan anak yang sering terjadi adalah pada kasus Dehidrasi dan +yok. A. Dehidra#i. Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum dari natrium menjadi isonatremik (,0;-,'6 mCE8#), hiponatremik (T,0; mCE8#) atau hipernatremik

&,

(M,'6 mCE8#). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling sering terjadi (>6(), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar '-,6( dari kasus.

5ambar 0. /iperhidrasi dan $ehidrasi Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama dengan konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnya relatif sama dalam kompartemen intra askular maupun kompartemen ekstra askular. Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis). +ecara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intra askular berpindah ke kompartemen ekstra askular, sehingga menyebabkan penurunan olume intra ascular. Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairanhipotonis). +ecara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstra askular berpindah ke kompartemen intra askular, sehingga meminimalkan penurunan olume intra askular. 0. Perkiraan kehi angan cairan 3#tatu# dehidra#i4 Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan natrium. !ergantung pada komposisi cairan yang hilang secara akut, bila natrium yang hilang bersama air konsentrasinya lebih tinggi dari kadar natrium cairan ekstraseluler maka akan terjadi dehidrasi hipoosmotik. !ila kurang lebih sama akan terjadi dehidrasi isoosmotik, dan bila lebih rendah akan terjadi dehidrasi hiperosmotik akibat tingginya kadar natrium dalam cairan ekstraseluler. 5ejala klinis &&

dehidrasi dipengaruhi oleh berat ringannya kehilangan cairan (-abel &) dan kadar natrium cairan ekstraseluler. -anda yang dapat dijumpai antara lain, berat badan turun, turgor kulit menurun, ubun - ubun cekung, mata cekung, mukosa kering, nadi cepat dan tekanan darah turun, serta jumlah urin sedikit dan pekat. #aboratorium menunjukan kenaikan hematokrit dan kenaikan berat jenis urin. -abel ).

#angkah - langkah dalam memperkirakan kehilangan cairan* ,. !erat badan %erubahan berat badan yang cepat menggambarkan perubahan cairan tubuh total. !erat badan diperlukan untuk menentukan banyaknya cairan pengganti yang dibutuhkan. &. Anamnesis o Kehilangan cairan* 4untah, diare, perdarahan, luka bakar, drainase bedah (seberapa banyak dan8atau seberapa sering). o 4asukan cairan* 2enis cairan, berapa banyak, dan bagaimana keberhasilannya. o %roduksi urin. 0. %emeriksaan fisik +tatus mental, nadi, frekuensi nadi, tekanan darah, membran mukosa, turgor kulit, "arna kulit, perabaan perifer, dan capillary refill time. -abel <. -anda-tanda klinis dehidrasi

&0

1. #aboratorium Kimia serum, hematokrit, urin lengkap. $. Pe"berian cairan intra.ena 0. Cairan *ang digunakan. .ntuk memperbaikai olume sirkulasi efektif, apapun jenis dehidrasinya (isoosmotik, hipoosmotik, maupun hiperosmotik) cairan a"al yang seharusnya diberikan adalah cairan isotonis. Dalam hal ini yang biasa digunakan adalah !ingers Lactat, !ingers "setat, dan 3a7l 6,;(. 3ilai #trong $on %ifference (+ID) dari 3a7l 6,;( adalah 6 (nol), sehingga pasca resusitasi dapat terjadi asidosis metabolik hiperkloremik. !ila karena perdarahan maka pilihan volume expander terbaik adalah darah. %ada beberapa keadaan khusus perlu dipertimbangkan penggunaan koloid. +trategi untuk rehidrasi (menurut 5uillot) adalah dengan memperhitungkan defisit cairan, cairan rumatan yang diperlukan dan kehilangan cairan yang sedang berlangsung disesuaikan. 7ara rehidrasi *

&1

,. 3ilai status rehidrasi (sesuai dengan tabel >), banyak cairan yang diberikan (D) L derajat dehidrasi (() B !! B ,666 cc -abel >. Derajat dehidrasi

&. /itung cairan rumatan (4) yang diperlukan (untuk anak-anak) dengan rumus hollidaysegar (tabel '), (untuk de"asa 16 cc8kg!!8&1 jam) -abel ;. $umatan cairan menurut rumus /oliday-@egar

0. %emberian cairan * ) jam I L R D J Q 4 atau > jam I L R D J R 4 (menurut 5uillot) ,> jam II L R D J U 4 atau ,) jam II L R D J R 4 (menurut 5uillot) .ntuk memperbaiki olume sirkulasi efektif perhitungan pemberian cairan yang juga sering dipakai pada anak ialah diberikan ,6&6 ml8kg !! dalam ,6 - 06 menit. Kemudian die aluasi perbaikan klinis meliputi status mental, tanda ital, dan produksi urin. !ila masih diperlukan bisa diulang. !ila belum membaik setelah diberikan )6 ml8kg!!, pertimbangkan pemasangan central venous pressure (7K%) untuk menentukan olume intra askuler yang lebih tepat.

&'

$. Tata ak#ana #e anjutn*a #ete ah .! u"e #irku a#i e/ekti/ terca(ai. !ila belum memungkinkan peroral, total kebutuhan diberikan intra ena dengan mempertimbangkan* o +isa defisit (air maupun elektrolit)* V Kolume* bandingkan berat badannya dengan berat badan sebelum sakit, perhitungkan jumlah cairan selama resusitasi. V 3atrium* bila hiponatremi, perhitungkan defisit natriumnya. V Air* bila hipernatremi, perhitungkan defisit airnya. o Kehilangan cairan yang masih berlangsung* Kolume dan komposisi elektrolitnya. o Kebutuhan rumatan* Air dan elektrolit (pertimbangkan kondisi yang meningkatkan8mengurangi kebutuhannya). 2umlahkan semua kebutuhan air dan elektrolit dari sisa defisit, kehilangan cairan yang masih berlangsung (ongoing losses), dan kebutuhan rumatan. Kemudian tentukan jenis cairannya berdasarkan jumlah total air dan elektrolit yang diperlukan dan juga kalori untuk diberikan dalam &1 jam. %ertimbangkan juga kondisi klinis penderita seperti adanya kelainan jantung dan kelainan ginjal. 3ilai defisit dapat dihitung berdasar*

.ntuk mempermudah perencanaan dapat dibuat format baku untuk tata laksana kebutuhan cairan seperti -abel ,6 di ba"ah ini.

&)

Koreksi kehilangan cairan sebelumnya dan penggantian kehilangan cairan yang sedang berlangsung harus dilakukan dengan teliti. +eperti tata laksana di ruang intensif pada umumnya, penilaian harus dilakukan secara ketat dari "aktu ke "aktu dengan inter al yang pendek (&1 jam). %erkiraan jumlah cairan yang hilang sebelumnya amat tergantung dari ketajaman penilaian klinis dokter melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, dan analisis laboratorium. B. S*!k. +yok adalah sindrom klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dengan akibat ketidakcukupan pasokan oksigen dan substrat metabolik lain ke jaringan serta kegagalan pembuangan sisa metabolisme. !erdasarkan komponen sistem sirkulasi, terdapat 0 jenis syok yaitu syok hipo olemik, kardiogenik, dan distributif. Adapun prinsipprinsip penatalaksanaannya adalah sebagai berikut* 0. S*!k hi(!.! e"ik %emberian cairan kristaloid ,6 ml8kg!! secara bolus (secepatnya) dapat dilakukan sambil menilai respon tubuh. %ada syok hipo olemik, maka peningkatan olume intra askular akan meningkatkan isi sekuncup disertai penurunan frekuensi jantung. %ada kasus yang berat, pemberian cairan dapat diulangi ,6 ml8kg!! sambil menilai respon tubuh. %ada umumnya anak dengan syok hipo olemik mempunyai nilai 7K% kurang dari ' mm/g. %emberian cairan harus diteruskan hingga mencapai normo olemik. Kebutuhan cairan untuk mengisi ruang intra askular umumnya dapat dikurangi bila digunakan cairan koloid. $. S*!k kardi!genik 7urah jantung merupakan fungsi isi sekuncup dan frekuensi. !ayi mempunyai entrikel yang relatif noncompliant dengan kemampuan meningkatkan isi sekuncup amat terbatas. Karena itu curah jantung bayi amat bergantung pada frekuensi. +yok kardiogenik pada penyakit jantung ba"aan tidak dibahas di sini. Isi sekuncup dipengaruhi oleh preload, afterload& dan kontraktilitas miokardium. +esuai dengan hukum +tarling, peningkatan preload akan berkorelasi positif terhadap curah jantung hingga tercapai plateau. Karena itu, sekalipun pada gangguan fungsi jantung, mempertahankan preload yang optimal tetap harus dilakukan. %enurunan curah jantung pasca bolus cairan menunjukkan bah"a volume loading harus dihentikan. .paya menurunkan afterload terindikasi pada keadaan gagal jantung dengan peningkatan resistensi sistemik yang berlebihan. askular

&<

.ntuk tujuan ini dapat digunakan asodilator. Diuretik digunakan pada kasus dengan tanda kongestif paru maupun sistemik. .ntuk tujuan ini dapat digunakan diuretik loop, atau kombinasi dengan bumetanid, tia?id atau metola?on. !erbagai kondisi yang memperburuk fungsi kontraktilitas miokardium harus segera diatasi, seperti hipoksemia, hipoglikemia, dan asidosis. .ntuk memperbaiki fungsi kontraktilitas ini, selanjutnya dapat digunakan obat inotropik (seperti dopamin, dobutamin, adrenalin, amrinon, milrinon). .ntuk mencapai fungsi kardio askular yang optimal, dengan pengaturan preload, penggunaan obat inotropik dan asodilator (seperti sodium nitroprusid, nitrogliserin), dibutuhkan pemantauan tekanan darah, curah jantung, dan resistensi askular sistemik. 1. S*!k di#tributi/ dan #*!k #e(tic -ata laksana syok distributif adalah pengisian olume intra askular dan mengatasi penyebab primernya. +yok septik merupakan suatu keadaan khusus dengan patofisiologi yang kompleks. %ada syok septik, 'warm shock, suatu syok distributif, terjadi pada fase a"al. %enggunaan stimulator alfa (seperti noradrenalin) dilaporkan tidak banyak memperbaiki keadaan, bahkan menurunkan produksi urin dan mengakibatkan asidosis laktat. %ada fase lanjut, terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan resistensi askular sistemik akibat hipoksemia dan asidosis. Karena itu tata laksana syok septik lanjut, mengikuti kaidah syok kardiogenik. +ekalipun masih kontro ersi, steroid terkadang digunakan pada syok septik yang resisten terhadap katekolamin dengan risiko insufisiensi adrenal.

BAB III &>

KESIMPULAN +ebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, jadi kalau terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit maka tubuh akan mengalami gangguan secara fisiologis beberapa organ misalnya * ginjal, jantung dan lain-lain. 9leh sebab itu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh perlu dipertahankan agar tidak terjadi dehidrasi sehingga akan mengakibatkan komplikasi. Kasus dehidrasi akan lebih sering terjadi pada bayi karena kecepatan metabolismenya dan luas permukaan tubuhnya yang relatif besar sehingga perlu penanganan yang lebih intensif untuk pera"atan cairan dan elektrolitnya. -erapi cairan digunakan untuk mengganti kekurangan air dan elektrolit, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, mengatasi syok dan mengatasi kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang diberikan. %emberian nutrisi pariental merupakan pilihan yang mahal sehingga indikasinya harus tepat. Kalau sudah ditentukan indikasinya maka segera dimulai pemberiannya untuk mencegah memburuknya keadaan, sebab yang paling terkena pada keadaan kekurangan nutrisi dalah mukosa membran hepar, epitel tubulus ginjal, dan sistem saluran pencernaan, juga penyembuhan luka menjadi lama. %engaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan & parameter penting, yaitu* olume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. 5injal mengontrol olume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. 5injal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. 5injal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. +elain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan 79 & dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

DA)TA- PUSTAKA &;

,. 5uyton A7, /all 2C.!uku Ajar Fisiologi Kedokteran. Cdisi kesembilan. 2akarta* C57. ,;;<* 0<'-0;0 &. #atief A+, dkk. %etunjuk praktis anestesiologi* terapi cairan pada pembedahan. Cdisi Kedua. !agian anestesiologi dan terapi intensif, FK.I. &66& 0. +unatrio +. $esusitasi cairan. 2akarta* 4edia aesculapiusA &666*,-'>. 1. +ouid AK, +chneiderman /. %rinciples of pediatric fluid therapy. Diakses dari http*88""".ec.hscsyr.edu8peds8fluidWmanual, tanggal 61 Februari &6,&. '. Ambala anan 3. Fluid, electrolyte, and nutrition management of the ne"born. Diakses dari http*88""".emedicine.com8ped8topic&''1, tanggal 61 Februari &6,&. ). +te"art %A. /o" to understand acid base. Diakses dari http*88""".Eldanaesthesia.com, &; 2anuari &6,&. <. +ymons. 7linical fluid and electrolyte management. Diakses tanggal dari 61 """.seattlechildrens.org8healthWcareWprofessionals8pdf8clinicalWfluid.pdf, Februari &6,&.

06

Anda mungkin juga menyukai